Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh:
Arno Johan
4101413162
Pendidikan Matematika
Rombel 1
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
yang juga diambil dari bahasa Yunani philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini
merupakan kata majemuk, dan berasal dari kata-kata philia = persahabatan, cinta, sedangkan
sophia = kebijaksanaan. Sehingga arti harafiahnya adalah seorang pencinta kebijaksanaan.
Sehingga filsafat dapat diartikan sebagai studi tentang seluruh fenomena kehidupan, dan
pemikiran manusia secara kritis, dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak
didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen, dan percobaan-percobaan, tetapi
dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan
argumentasi, dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Untuk studi falsafi, mutlak
diperlukan logika berpikir, dan logika bahasa. Logika merupakan sebuah ilmu yang samasama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filsafat menjadi sebuah ilmu
yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi,
keraguan, rasa penasaran, dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju
sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain
dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.
Filsafat matematika adalah adalah cabang dari filsafat yang mengkaji anggapan-anggapan
filsafat, dasar-dasar, dan dampak-dampak matematika. Tujuan dari filsafat matematika adalah
untuk memberikan rekaman sifat dan metodologi matematika dan untuk memahami
kedudukan matematika di dalam kehidupan manusia. Filsafat dan Matematika sudah tidak
diragukan lagi bahwa sejak dulu sampai sekarang kedua bidang pengetahuan ini sangat erat
hubungannya. Para ahli banyak berbeda pendapat tentang pemikiran filsafat dan matematika.
Pemikiran tentang matematika diwarnai dengan perdebatan sengit antara ahli matematika
yang satu dengan ahli matematika lainnya. Karena adanya perdebatan ini seoalah-olah para
ahli terkotak-kotak menurut kelompoknya masing-masing berdasarkan sudut pandang
pandang dan ide yang dikeluarkannya. Sumardyono (2004) menjelaskan bahwa secara umum
terdapat tiga aliran besar yang mempengaruhi perkembangan matematika, termasuk
perkembangan pendidikan matematika, yaitu aliran logikalisme atau logisisme, aliran
formalisme, aliran platonisme, aliran intuitonisme.
Aliran intuisionisme (berasal dari bahasa Latin: intuitio yang berarti pemandangan)
adalah suatu aliran filsafat yang menganggap adanya satu kemampuan tingkat tinggi yang
dimiliki manusia, yaitu intuisi. Intuisi adalah daya atau kemampuan mengetahui atau
memahami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari; bisikan hati; gerak hati. Berbicara
mengenai aliran intuisi tidak terlepas dari bagaimana teori itu muncul. Berawal dari abad ke19 dimana aliran rasionalisme yang hanya mengedepankan pada kekuatan akal manusia
berupa penjelasan-penjelasan yang bersifat diskriptif disempurnakan oleh France Bacom
dengan metode induksinya atau dikenal juga dengan metode eksperimen, mampu
menghantarkan manusia menuju ke suatu peradaban dunia modern yang maju dengan pesat
ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti yang kita nikmati sekarang
ini. Meskipun demikian, efek yang luar biasa dari penemuan Bacom tersebut menemui jalan
buntu (deadlock) manakala dihadapkan dengan perkara yang berhubungan dengan nilai-nilai,
kematian,
kenyataan
yang
paradoks,
Tuhan
serta
kenyataan
yang
tidak
bisa
dieksperimentasikan. Inilah beberapa pokok bahasan utama dalam pengenalan aliran intuisi,
disamping objek dan pengembangan teori tentang sumber pengetahuan dan kebenaran yang
akan dijelaskan berikutnya. Dalam filsafat alira intuisionisme tergolong sebagai filsof yang
merevisi landasan matematika terhadap pandangan-pandangan yang lain seperti platonisme,
logisme, formalisme.
yang
telah
dilakukan
sebelumnya.
Dengan
melakukan
studi
BAB II
PEMBAHASAN
apa yang diberikan oleh indera hanyalah apa yang menampak belaka, sebagai lawan dari apa
yang diberikan oleh intuisi, yaitu kenyataan. Dengan menyadari keterbatasan indera dan akal,
Bergson menganggap adanya kemampuan tingkat tinggi dalam diri manusia, yaitu intuisi.
Intuisi disebut juga sebagai ilham atau inspirasi. Meskipun pengetahuan intuisi hadir
begitu saja secara tiba-tiba, namun ia juga tidak terjadi kepada semua orang melainkan hanya
jika seseorang itu sudah berfikir keras mengenai suatu masalah. Ketika seseorang sudah
memaksimalkan daya fikirnya dan mengalami tekanan, lalu dia mengistirahatkan pikirannya
dengan tidur atau bersantai, maka saat itulah intuisi berkemungkinan akan muncul. Intuisi
merupakan pengetahuan yang bergerak antara rasional dan literal. Sehingga untuk
memahaminya, tidak cukup hanya menggunakan kategori akal. Tetapi harus memiliki
keyakinan bahwa semua keyakinan dimuka bumi tidak terlepas dari sunatullah. Proses
berlangsungnya sunatullah itu melewati beberapa tahapan yang sudah pasti terjadi sebelum
sampai pada kejadianya itu sendiri. Direntang waktu inilah lahir kekuatan alam bawah sadar
manusia yang disebut intuisi. Cara untuk memberdayakan daya intuisi agar berfanfaat dalam
kehidupan adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Hati
dapat
memahami
pengalaman-pengalaman
khusus,
misalnya
pengalaman
eksistensial, yaitu pengalaman hidup manusia yang dirasakan langsung, bukan yang telah
ditafsir oleh akal. Akal tidak dapat mengetahui rasa cinta, tetapi hatilah yang merasakannya.
Keutamaan hati sebagai sumber pengetahuan yang paling banyak dipercayai dibanding
sumber lain. Pengetahuan ini disebut intuisionisme. Sebagian besar ahli filsafat muslim
mempercayai kelebihan hati dibandingkan dengan akal.
Intuisionisme dikembangkan di Barat oleh Henri Bergson. Dalam tradisi filsafat barat,
pertentangan keras terjadi antara aliran empirisme dan rasionalisme. Pada awal abad ke-20,
empirisme masih menguasai pemikiran positivisme dalam kalangan ilmuan barat. Dalam
filsafat pemikiran Islam, juga terjadi pertentangan kuat antara aliran rasionalisme dan
intuisionisme. Pada umumnya penilaian positif dari para ahli filsafat muslim terhadap intuisi
bahwa mereka memberikan status yang kuat pada wahyu sebagai sumber pengetahuan yang
lebih sahih daripada Rasionalisme.
Aliran intuisionisme dipelopori oleh Luitzen Egbertus Jan Brouwer (18811966) yang
berkebangsaan Belanda. Aliran ini sejalan dengan filsafat umum yang dicetuskan oleh
Immanuel Kant (1724-1804). Intusionis mengklaim bahwa matematika berasal dan
berkembang di dalam pikiran manusia. Ketepatan dalil-dalil matematika tidak terletak pada
simbol-simbol di atas kertas, tetapi terletak dalam akal pikiran manusia. Hukum-hukum
matematika tidak ditemukan melalui pengamatan terhadap alam, tetapi mereka ditemukan
dalam pikiran manusia. Keberatan terhadap aliran ini adalah bahwa pandangan kaum
intusionis tidak memberikan gambaran yang jelas bagaimana matematika sebagai
pengetahuan intuitif bekerja dalam pikiran. Konsep-konsep mental seperti cinta dan benci
berbeda-beda antara manusia yang satu dengan yang lain.
Intuisionisme seperti L.E.J. Brouwer (1882-1966), berpendapat bahwa matematika suatu
kreasi akal budi manusia. Bilangan, seperti cerita bohong adalah hanya entitas mental, tidak
akan ada apabila tidak ada akal budi manusia memikirkannya. Selanjutnya intuisionis
menyatakan bahwa obyek segala sesuatu termasuk matematika, keberadaannya hanya
terdapat pada pikiran kita, sedangkan secara eksternal dianggap tidak ada. Kebenaran
pernyataan p tidak diperoleh melalui kaitan dengan obyek realitas, oleh karena itu
intusionisme tidak menerima kebenaran logika bahwa yang benar itu p atau bukan p (Anglin,
1994).
Intuisionisme mengaku memberikan suatu dasar untuk kebenaran matematika menurut
versinya, dengan menurunkannya (secara mental) dari aksima-aksioma intuitif tertentu,
penggunaan intuitif merupakan metode yang aman dalam pembuktian. Pandangan ini
berdasarkan pengetahuan yang eksklusifpada keyakinan yang subyektif. Tetapi kebenaran
absolut (yang diakui diberikan intusionisme) tidak dapat didasarkan pada padangan yang
subyektif semata (Ernest, 1991).
Ada berbagai macam keberatan terhadap intusionisme, antara lain; (1) intusionisme tidak
dapat mempertanggung jawabkan bahwa obyek matematika bebas, jika tidak ada manusia
apakah 2 + 2 masih tetap 4; (2) matematisi intusionisme adalah manusi timpang yang buruk
dengan menolak hukum logika p atau bukan p dan mengingkari ketakhinggaan, bahwa
mereka hanya memiliki sedikit pecahan pada matematika masa kini. Intusionisme, menjawab
keberata tersebut seperti berikut; tidak ada dapat diperbuat untuk manusia untuk mencoba
membayangkansuatu dunia tanpa manusia; (2) Lebih baik memiliki sejumlah sejumlah kecil
matematika yang kokoh dan ajeg dari pada memiliki sejumlah besar matematika yang
kebanyakan omong kosong (Anglin, 1994).
Guna mengukuhkan teori spread dan teori titik-titik ini yang digunakan sebagai dasar
ini, termaktub dalam dua makalah yang diterbitkan pada tahun 1918/1919, Founding
Set Theory Independently of the Principle of the Excluded Middle.
2. Arend Heyting (1898-1980)
Murid Brouwer yang memiliki pengaruh besar pada perkembangan intuisionisme
filsafat matematika adalah Arend Heyting. Heyting membangun sebuah formalisasi
logika intuisionisme yang sangat tepat. Sistem ini dinamakan Predikat Kalkulus
Heyting. Heyting menegaskan bahwa dari asumsi metafisika yang pokok dalam
kebenaran realism-logika klasik, bahasa matematika klasik adalah pengertian faktorfaktor objektivitas syarat-syarat kebenaran yang terbaik. Semantic matematika klasik
menggambarkan suatu kondisi dalam pernyataan benar atau salah. Semantik seperti ini
tidak tepat untuk intuisinisme. Sebagai pengganti, bahasa intuisionisme seharusnya
dimengerti
dalam
faktor-faktor
syarat-syarat
penyelesaian.
Semantik
akan
pandangan yang diperoleh secara luas, yang kemudian disebut sebagai terminologi
logika. Dummet menegaskan bahwa arti suatu pernyataan tidak bisa memuat suatu
unsur yang tidak menunjukkan penggunaannya. Untuk membuatnya, harus berdasarkan
pemikiran individu yang memahami arti tersebut. Jika dua individu secara bersama
setuju dengan penggunaan pernyataan yang dibuat, maka mereka pun menyetujui
artinya. Alasannya bahwa arti pernyataan mengandung aturan instrumen komunikasi
antar individu. Jika seorang individu dihubungkan dengan simbol matematika atau
formula, dimana hubungan tersebut tidak berdasar pada penggunaan, kemudian dia
tidak dapat menyampaikan muatan tersebut dengan arti simbol atau formula tersebut,
maka penerima tidak akan bisa memahaminya.Acuan arti pernyataan matematika
secara umum, harus mengandung kapasitas untuk menggunakan pernyataan pada alur
yang benar. Pemahaman seharusnya dapat dikomunikasikan kepada penerima. Sebagai
contoh, seseorang mengerti ekspresi yang ada dalam bahasa jika dan hanya jika.
BAB III
PENUTUP
Intuisionisme adalah sistem etika yang tidak mengukur baik atau buruk suatu
perbuatan berdasarkan hasilnya tetapi berdasarkan niat dalam melaksanakan perbuatan
tersebut. Menurut John M. Echols (1997:329) intuisionisme berasal dari perkataan Inggris
yaitu intuition yang artinya gerak hati. Maksudnya adalah bahwa manusia memiliki gerak
hati atau disebut hati nurani. Gerak Hati dapat memahami pengalaman-pengalaman khusus,
misalnya pengalaman eksistensial, yaitu pengalaman hidup manusia yang dirasakan
langsung, bukan yang telah ditafsir oleh akal. Jantung dan otak kanan merupakan organ fiskal
yang menggerakan intuisi. Intuisi disebut juga sebagai ilham atau inspirasi. Aliran
intuisionisme dipelopori oleh Luitzen Egbertus Jan Brouwer (18811966) yang
berkebangsaan Belanda. Aliran ini sejalan dengan filsafat umum yang dicetuskan oleh
Immanuel Kant (1724-1804). Intusionis mengklaim bahwa matematika berasal dan
berkembang di dalam pikiran manusia.
Tokoh-tokoh aliran intuisionisme dan perkembangannya 1. Luitzen Egbertus Jan
Brouwer (1881-1966) Menurut Brouwer, dasar dari intuisionisme adalah pikiran 2. Arend
Heyting (1898-1980) Heyting menciptakan sebuah formula logik intuisionisme yang sangat
tepat. Sistem ini dinamakan Predikat Kalkulus Heyting 3. Sir Michael Anthony Eardly
Dummett (1925-sekarang) Filsafat Dummett lebih mementingkan pada logika intuisionistik
daripada matematika itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA