Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Daftar Isi
Is it Real ?
Checkmate
Run Together
Show Time
Agen Rahasia
Ujian (Liburan) Akhir
Sibuk Day
Full Materi
Lesson Free Day
Arsitek
Begadang Part 1
Begadang Part 2
Holiday is Coming
Putri Ayu
Aula Belajar
Surat Impian
Go Home
Is it Real ?
New York, Mei 2010, jam 19.00
Sudah cukup waktu yang telah ku
habiskan di kantor seharian ini. Badan
ini sudah terasa berat karena
pekerjaan yang mengikat. Walaupun,
begitu inilah impianku selama ini. Ku
telah mencapainya. Ku hanya mengira
inilah mimpi. Ku bisa membuat
gedung-gedung dengan megah dan
indah. Pemesanan yang melampaui
batas bahkan aku tolak karena tak
sanggup
mengerjakan
semua.
Kulangkahkan kaki keluar gedung dan
takkan kembali selama sebulan sesuai
pengajuan cuti yang diberikan. Ku
ingin kembali menghirup udara tropis
tuk sejenak dan melihat keadaan
Orang Tua yang sudah belasan tahun
tak jumpa karena kesibukan ini. Aku
hanya bisa mengirimkan hasil kerja
kerasku. Dengan disisipi surat.
3
Pemberhentianku
berada
pada
bangunan megah yang baru aku
tempati rasanya. Ini merupakan
bangunan yang baru diresmikan. Aku
sangat senang dengan
adanya
tempat yang bertuliskan Asian food.
Mulai dari masakan Jepang hingga
masakan tempat ku dilahirkan yaitu
Indonesian
food
lebih
tepatnya
masakan
padang.
Mebicarakan
masakan padang aku jadi teringat
sesuatu.
Memang sudah sangat lama lidahku
tidak
merasakan
bumbu-bumbu
racikan khas dari makanan ini. Asin
dan pedas. Walaupun aku keturunan
sunda dan lahir di tanah pasundan
lidahku terbiasa dengan masakan
Sumatra. Semoga tempat ini memiliki
rasa makanan yang sama seperti
masa kecilku.
Ku hentikan mobil di basement.
Basement ini terasa hangat. Memang
5
sengaja
pemilik
gedung
mengahangatkan area ini. Jika tidak,
semua mobil yang terparkir pastinya
tidak akan bisa melaju kembali karena
bensin yang membeku. Ku tekan
tombol pengunci pintu dan memasuki
ruangan. Penuh juga rupanya. Segera
duduk di kursi coklat mewah dan
memesan hidangan.
Music keroncongan akhirnya berhenti
setelah nasi rendang ditambah terong
balado memasuki lambung dan usus.
Aneh sekali. Rasanya tidak jauh
berbeda dengan makanan ku dulu.
Masih tersimpan dalam pikiranku rasa
khas yang dulu. Ini akan menjadi
tempat santapan menu harianku
sepertinya. Its delicious.
Segera aku beranjak karena waktu
menunjuk 21.00. Restaurant yang
buka 24 jam nonstop selalu penuh
setiap harinya. Terlihat orang Asia
yang banyak makan di sini terkadang
6
Checkmate
Setiap minggu malam selalu saja
diadakan pengajian. Lumayan jugalah
karena bisa mendapat makanan
gratis. Apalagi pengajian ini selalu
9
Run Together
Terasa berat, mataku rasanya. Sulit
untuk melihat, lebih jelasnya malas
untuk melihat. Tak ingin aku beranjak
dari
tikar
rotan
yang
menjadi
sandaranku. Tapi, jika tidak di
paksakan
sinar
mentari
segera
muncul.
15
Jarum
pendek
menunjuk
04.00.
Tercengang sejenak, lalu beranjak
raga dari tempatku. Melipat sarung
tanpa lipatan sempurna lalu pergi ke
pancuran walaupun suhu masih
menggetarkan tubuh
ini.
Sudah
terpikir pastinya, air gunung yang
mengucur tak kalah lebih membuat
mulutku bergetar.
Ini pasti akan menjadi hari yang
menyulitkan bagiku. Tak heran, jarum
yang berputar terlalu cepat. Hingga di
sekolah nanti pasti guru berdakwah
dengan hebatnya. Biasanya pukul
03.00
mataku
sudah
melebar.
Mungkin, akibat keasyikan memindahmindahkan raja yang selalu saja mati
oleh teman kelasku Arman.
Segera
kain
putih
abu
yang
tergantung aku kenakan. Dengan
melihat
cermin
sejenak
dan
memasukan baju belakang yang
masih terkulai ke dalam celana. Tak
16
lupa
ku
tempelkan
topi
pada
rambutku
yang
tebal
hitam.
Kesialanku belum berujung, satusatunya kaos kaki putih menjadi abu
karena bercampur tinta oleh adik
kecilku. Tapi tak apalah, demi
mengejar cita, putus asatak ada
dalam kamusku. Dengan langkah kaki
seribu, ku tinggalkan ibu dan adik
perempuanku yang lucu yang masih
pulas bermimpi. Sedangkan bapakku
pergi merantau entah kemana. Sudah
tiga tahun aku menunggu kabarnya.
Lariku ini melebihi kuda yang berlari
ataupun citah. 300 meter ku berhenti
sejenak tuk memanggil si jago catur
itu. Bahkan ia pun terlambat bangun.
Dengan mata sayup, ia bergegas
berlari walaupun sempat salah arah.
Jarum menunjukan pukul 05.30.
Memang, desaku sangat terpencil.
Listrik
saja
saya
masih
harus
bermimpi. Kadang hidungku hitam
17
23
24
Show Time
Lonceng pun di pukul dengan keras
oleh kak Doni sang ketua organisasi
selama lima kali. Itu menunjukan agar
semua siswa berkumpul di Aula untuk
melihat pertunjukan ku ini. Untungnya
posisiku berada pada bagian terakhir
setelah Doni yang menjadi Juri
mengocok urutan para peserta yang
akan
tampil.
Semakin
kencang
jantung
memompa
darah
dibandingkan pagi hari. Semakin
pesimis saja otakku yang sudah tak
terkendalikan. Tuhan masih mengerti
telah memberikan urutan terakhir
padaku.
Karena
masih
bisa
menghapal dan berlatih sebelum
pertunjukan dimulai.
25
sekeliling
ruangan
yang
akan
memberikan hukuman jika siswa tidak
memperhatikan. dengan senyuman
lebar, kuberikan salam akhir dengan
hati yang lega. Yang penting, hari ini
sudah
kuberikan
seluruh
kemampuanku. Tak kupikirkan hasil
yang akan didapat nanti. Penonton
memberikan tepuk tangan walaupun
tak
sehebat
pemberian
kepada
peserta sebelumnya. Alhamdulillah.
Tak banyak masukan yang diberikan
juri. Sebagai pemula mungkin ini
cukup. Terasa ringan badan yang
kubawa ini. Beban yang menempel
semua
lepas.
Kesialan
tadi,
menurutku
telah
terbayar
oleh
keberuntungan kali ini. Allah memang
adil.
Kulanjutkan kaki melahkah menuju
belakang menara masjid tempatku
dan teman-teman berkumpul. Tempat
ini sangat nyaman sekali karena
28
Bukan
yang
pertama
baginya,
sehingga ia tahu dan mudah mencari
kesalahan orang lain. Sebagai teman
dekatnya, aku harus ekstra berhatihati dalam mematuhi peraturan.
Aku dan Baso pun mulai perlahan
masuk ke dalam kelas. Tak lama
kemudian, kami berdua ditarik oleh
siswa yang menggunakan tanda PM
dan
di
suruh
menghadap
ke
pengadilan besok. Astagfirullah. Kami
berdua lupa membuang sampah air
mineral yang disimpan di bawah
menara. Anggota PM pun melihatnya
dan menuliskan nama kami. Rupanya
Arman akan ada teman dalam
pengintaian besok.
30
Agen Rahasia
Ini adalah hari bersejarah bagiku,
karena
hari
ini
adalah
hari
pemanggilanku
ke
pengadilan.
Kebanyak adalah siswa kelas satu
yang menjadi korban, tapi lebih
tepatnya tersangka. Banyak yang
belum
mengetahui
seluk
beluk
sekolah ini termasuk saya. Mengenai
peraturan,
murid
kelas
satu
kebanyakan lupa akan sanksi yang
diberikan.
Saya
beserta
Baso
langsung
menghadap ketua di pengadilan. Billo,
itulah namanya Ia sangat di segani
oleh para murid sekolah ini. Dengan
kumis
yang
agak
tebal
dan
tatapannya yang tajam sulit sekali
untuk menatapnya dengan waktu
yang lama.
31
33
dengan
datar.
tanpa
toleransi,
katanya
35
38
43
dimengerti.
Syukurlah
tinggal
menunggu hasil yang di dapat.
Terpampang
pada
papan
pengumuman nilai yang didapat
setelah kesibukkan menerjang semua
murid. Ternyata lumayan memuaskan.
Dengan aturan yang yang ketat dan
sulitnya hidup di sekolah ini tapi inilah
hasilnya.
Semua
murid
dapat
tersenyum lepas entah karena nilai
yang didapat ataukah karena libur
sekolah yang didapat selama dua
minggu.
Bagi kelas satu libur ini digunakan
untuk mempersiapkan diri untuk
berpisah
dengan
keluarga
dan
menetap tinggal di asrama-asrama
yang telah disediakan sekolah. Tapi
semua murid pasti memanfaatkan
momen terbaik ini, dan tidak akan
menyianyiakan waktu. Kebanyakan
murid pulang kampung bertemu
dengan keluarganya. Ada pula yang
47
49
Sibuk Day
Hidup di asrama mungkin berbeda
sekali dengan di rumah. Di sini hidup
harus selalu ingat dengan peraturan.
Jika tidak, anggota PM selalu ada
mengintai disekitar tanpa diketahui.
Bisa-bisa Billo memanggil kembali ke
pengadilan dan mendapat dua KTP
yang berisi kesalahan orang lain.
Hari ini merupakan penempatan
asrama bagi siswa kelas satu yang
naik kelas. Siswa bebas memilih
asrama dan bebas memilih teman
untuk tinggal di dalamnya. Terpikir
langsung
teman-teman
lamaku.
Apalagi Arman, aku dapat berlatih
catur langsung dengannya. Ku pilih
temmpat asrama yang menurutku
strategis. Wilayah asrama kelas dua
dan kelas tiga dipisahkan.
Bergorombol bersama teman, yaitu
Haris, Baso, Arman, Rio, dan satu lagi
50
52
Beberapa
tangan
teracung
dan
bertanya kenapa tidak diberikan
dalam bentuk tertulis.
Teman dengarkan baik-baik. Kita
tidak mau membuat peraturan tertulis
banyak-banyak,
lalu
kemudian
dilupakan dan tidak diterapkan.
Peraturan ini maksudnya supaya apa
yang
disebutkan,
dilakasanakan
bersama.
Memang
tidak
ada
pengulangan karena harapan semua
orang mencatat dalam hati masingmasing dan siap melaksanakanya.
Mulai besok, silakan membeli kasur
lipat kecil dan lemari kecil untuk
menyimpan barang kalian. Kasur lipat
harus ditumpuk menjadi satu disudut
kamar setiap bangun pagi, dan baru
boleh diambil ketika jam tidur datang.
Bagian tengah kamar harus tetap
kosong untuk kita gunakan tempat
shalat jamaah setiap kamar, tambah
kak Doni.
53
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Kamus Inggris-Indonesia
Al-Quran
English lesson
English Grammar
Nahwu Shahaf
Buku pelajaran lain
Perlengkapan lain :
1) Lemari kecil dengan kunci
2) Kasur lipat
3) Kalam kaligrafi
Untuk perlengkapan pakaian semua
sudah disiapkan. Kelas satu kemarin
kami
sudah
membeli
semua
perlengkapan pakaian.
Kak,di mana saya bisa membeli
semua barang-barang ini ? tanyaku
pada kak Doni.
Semua tersedia lengkap di toko
koperasi di sebelah ruang pengadilan.
Kalau saya jadi kamu, saya akan
berangkat
sekarang,
karena
antriannya panjang, jawab kak Doni.
56
59
Full Materi
Pelajaran wajib yang selalu ada setiap
hari, enam kali seminggu adalah
bahasa Arab. Pelajaran ini bagai obat
ajaib yang bila kami telan setiap hari
selama satu tahun. Khasiatnya lidah
kami fasih berbicara Arab. Bahasa
Arab
diajarkan
dengan
cara
sederhana, menggunakan metode
dengar, ikuti, teriakan dan ulangi lagi.
Tidak ada terjemahan Indonesia sama
sekali. Belakangan aku tahu bahwa
pengulangan dan teriakan tadi adalah
metode ampuh untuk memasukan
bahasa baru ke dalam sel otak dan
membangun refleks bahasa yang
bertahan lama. Inilah sistem yang
membuat sekolah islam ini terkenal
60
dengan
kemampuan
berbicara aktif.
muridnya
62
64
semua
pelajaran,
kecuali
mata
pelajaran reading. Dia mati kutu dan
harus
sesak
napas
sampai
bermandikan
keringat
untuk
mengulang ejaan dengan benar.
Tersingkap sudah cacat utama Baso
yaitu Bahasa Inggris. Dia membaca
Inggris seperti membaca Al-Quran,
lengkap dengan tajwid, dengung dan
qalqalah. Mungkin ini berawal dari
betapa cintanya dia dengan AlQuran.
Sadar dengan kelemahan masingmasing, aku dan Baso membuat
keadaan untuk melakukan simbiosis
mutualisme.
Dia
memastikan
hapalanku benar, sementara aku
memastikan bahwa Inggrisnya bebas
dari tajwid. Setiap malam Senin dan
malam Kamis kasur lipat kami saling
berdekatan. Tak lain timbale balik
dilakukan.
68
70
Cepat,
antrian
menumpuk !
sudah
mulai
katanya
Berbeda
dengan
pikiranku
sebelumnya. Ia
hanya
memberi
kuahnya. Memang nasibku tidak baik
hari ini. Melihat aku tidak bisa
menikmati menu istimewa ini, kawankawanku yang baik hati menyumbang
serpihan-serpihan rendang mereka.
Yang lebih spesial dari hari jumat
selain menu istimewa tadi adalah
boleh meminta izin keluar dari
72
74
paling
untuk
pede maju
memulai
Dalam hati
alasanku.
aku
menghapal
ulang
Arsitek
Teringat
ketika
Ibu
menyuruh
membuat kandang ayam belakang
rumah. Dengan senang hati aku
membuatnya. Selain mencorat coret
kertas
dengan
kaligrafi,
hobiku
mendesain sebuah bangunan. Apapun
itu.
Segera aku rangkai bentuk bangunan
pada buku gambar untuk melukisakan
bentuk
kandang
yang
telah
terpikirkan
dalam
kepalaku.
Menurutku berbeda itu unik. Saya
menyukai perbedaan. Makanya aku
pun
membuat
kandang
dengan
bentuk berbeda.
Terinspirasi oleh bangunan-bangunan
Sumatera yang beratap menjulang ke
83
tenang.
Semua
siswa
sibuk
mempersiapkan
kelebihan
yang
dimiliki untuk peristiwa besar besok.
Karena di setiap bidang terdapat
hadiah yang sangat menggiurkan.
Teman-temanku berkumpul di bawah
menara. Mereka mengikuti lomba
sesuai dengan ektrakurikuler yang
mereka ikuti.
Malam ini kulatih setiap jemari agar
semakin
terbiasa.
Tak
lupa
kupanjatkan salat tahajud agar Allah
SWT mendengar apa yang menjadi
cita-citaku selama ini.
###
Hari yang ditunggu akhirnya datang
juga. Jantungku yang gugup berdetak
kencang. Walaupun peserta desain
bangunan memiliki peserta yang
sangat banyak, tapi aku yakin aku
bisa.
88
Begadang Part 1
Yang terpilih malam ini adalah kamar
lima belas! kata kak Doni. Dengan
senang
hati
kami
menyambut
pengumuman ini. Beberapa orang
bahkan bertepuk tangan girang.
Akhirnya, apa yang kami nantinantikan jadi kenyataan juga. Malam
ini untuk prtama kalinya kami
sekamar
mendapat
penugasan
menjadi pasukan ronda malam. Inilah
kesempatan yang dinantikan semua
murid baru dan juga yang lebih senior.
Kasur seger kami gelar dan lampu
kamar dimatikan. Sebagai petugas
malam,
kami
mendapatkan
90
91
94
100
berdiri, memperlihatkan
yang tinggi besar.
badannya
102
Begadang Part 2
Aku merasa grogi menghadapi ujian
ini. Beda sekali dengan semua ujian
yang pernah aku rasai sebelum ini.
Bebanku
terasa
berlipat
ganda,
karena terdiri dari ujian lisan dan
tulisan. Selain itu pelajaran lebih sulit
karena tidak dalam bahasa Indonesia.
Yang
membuatku
lemas
adalh
kelemahanku dalam bahasa Arab dan
hapalan. Aku bahkan tidak tahu
apakah kualitas bahasa Arab yang aku
miliki mencukupi untuk membuatku
naik kelas. Kalau belajar bersama, aku
selalu minder dengan kehebatan Baso
dan Haris. Terutama Baso, sangat
gampang semua materi ia pahami.
Hapalannya sudah jangan ditanya.
Sementara aku ? semua pelajaran
bagiku adalah kerja keras dan
perjuangan.
Yang
membuatku
103
106
kosong
dan
tidak
menemukan
jawaban. Lama aku berpikir sambil
mengusap-usap kening, dan tetap
tidak bisa menjawab. Akhirnya saya
menyerah.
Dengan jawaban itu berakhirlah ujian
lisan yang terasa sangat lama itu. Aku
tidak puas, tapi aku senang karena
telah melewati sebuah beban. Dengan
kepala sedikit lebih ringan aku keluar
dan siap dengan ujian lisan lainnya
besok.
Akhirnya setelah seminggu, ujian lisan
selesai juga. Selang beberapa hari,
datang ujian tulisan. Ujian hari
pertama lagi-lagi bacan bahasa arab.
Aku duduk terasing dari teman
sekelas karena selama ujian posisi
duduk diacak dengan kelas lain.
Dalam satu ruangan ini hanya ada aku
dan Baso dari satu kelas. Dan soal
pun dibagikan. Bentuknya berupa
kertas buram setengah halaman yang
111
112
Holiday
Coming
is
116
membaca
perasaan
Putri Ayu
Hari pertama masuk sekolah masih
menyisakan
hal-hal
yang
menyenangkan selama liburan. Cerita
kami tidak habis-habisnya tentang
apa yang telah dikerjakan dan akan
kami lakukan. Semua senang bertemu
teman lagi, tapi juga agak malas
harus kembali ke kelas lagi.
Selamat datang kawan-kawan, ayo
mana oleh-oleh kalian untukku yang
121
hebatnya!
kata
kami
###
Masih ingat tuan putri yang aku
ceritakan kemarin ? Yang anak Ustad
Dede? Tanya Baso pada sore hari.
Saat itu hampir semua anggota kamar
ada.
Kami
menganguk-ngangguk
sambil sibuk menutup lemari masingmasing, bersiap-siap ke masjid.
Aku kemarin melihat dia di depan
rumahnya, lanjut Baso bangga.
Kami meliriknya iri.
Kalau melihat sih biasa. Banyak yang
sudah pernah melihat, dari jauh. Tapi
yang tahu namanya baru aku, kata
Baso berbinar-binar.
Seketika itu juga terdengar bunyi
pintu-pintu lemari ditutup buru-buru.
Kami segera merubung di sekitarnya
dengan penasaran. Barulah setelah
kami janjikan berbagai giuranan
makanan serta trktiran, Baso akhirnya
124
126
Aula Belajar
Langit malam ini berisi bulan sabit
dan gugusan bintang berkelap-kelip.
Angin berhembus menyejukkan hati.
Aku
sangat
bersemangat
127
129
menghibur
sendiri dan
134
135
139
Surat Impian
Pengumuman kelulusan kita sudah
ada, bisa dilihat di aula, seru Arman
berteriak-teriak setelah subuh. Kami
tidak sabar untuk datang berbondongbondong ke aula. Walau sudah
bertawakal sepenuh hati, tetap saja
hatiku mendebu-debu ketika melihat
pengumuman yang ditempel di aula.
Mataku mengikuti jari yang mncoba
mencari-cari
namaku
di
papan
pengumuman dan itu dia. Namaku,
Muhammad Rizal dan di sebelahnya
tertulis kata LULUS. Alhamdulillah.
Seperti banyak teman lainnya, aku
segera sujud syukur di aula, berterima
140
142
menggunakan
bus
segala.
Menggunakan kaki saja cukup. Walau
waktu tempuh harus dua jam. Rio ke
Bandung, Junet ke jurusan Sumatera,
dan Baso ke Jurusan Surabaya. Kami
sekali
lagi
bersalaman
dan
berangkulan dan berjanji akan saling
berkirim surat. Entah kapan aku akan
melihat kawan-kawan terbaikku ini.
Pikiranku
tidak
menentu.
Sedih
berpisah dengan kawan, guru dan
sekolahku. Tapi aku senang sudah bisa
menjadi alumni sekolah ini.
Hari ini tidak ada lagi penyesalan
yang tersisa di benakku. Tiga tahun
terakhir adalah pengalaman terindah
yang bisa didapat seorang anak
kampong sepertiku. Saatnya aku
melangkah maju, tuntunya menuju
ITB masa depanku.
147
Go Home
Indonesia, June 2010
Ku injak kembali di tanah air. Jauh
berbeda bila dibandingkan dengan
masa lampau. Udara sudah tak
sesegar dulu. Dan transportasi dapat
ditemukan dengan mudah. Bahkan
penuh
sesak.
Tapi
bangunanbangunan mulai saling menjulang ke
atas
saling
memperlihatkan
kegagahan dan kemegahannya.
Serasa ingin segera aku bertemu
Ibuku
yang
semakin
kental
bayangannya dalam pikiranku. Ku
148
pesan
taksi
dekat
bandara.
Memberikan tempat tujuan pada
supir.
Melewati persawahan yang sepertinya
tidak berubah. Hanya jalur yang
sudah layak dilewati kendaraan.
Terlihat pula tiang-tiang listrik yang
berjajar yang menandakan desaku
sekarang telah teraliri listrik.
Behenti pada rumah bernomor 01 ku
buka pintu taksi dan membayarnya
sesuai argo yang tertera. Masuk pada
rumah yang memang biasa tak
dikunci.
Ibu pasti pergi ke sawah, kataku.
Segera ku menyusuri tanah sawah
yang dibuat sebagai sengkedan.
Terlihat dari jarak jauh sosok orang
yang tak akan pernah aku lupakan.
Kecil, tinggi, putih, dan selalu
memakai topi caping bila pergi ke
149
151