Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Analisis Meteogram
Berikut merupakan penjelasan tentang hasil running produk WRF berupa data
meteogram dari tanggal 23 25 Februari 2013. Namun yang ditampilkan dalam
penjelasan ini hanya tanggal 24 Februari 2013, dan untuk meteogram tanggal 23 dan 25
Februari 2013 sebagai lampiran.
Meteogram tanggal 24 Februari 2013 :
kecepatan angin, sehingga potensi kumpulan awan dan potensi hujan cukup tinggi.
Suhu :
Suhu di lapisan permukaan umumnya cenderung hangat (>25 oC) dan untuk suhu
profil vertikalnya hampir tidak ada perubahan selama seharian dan frezzing level
tetap pada lapisan 520 mb ( 4800 m dari surface), cukup rendah artinya terjadi
Secara umum dari jam 03.00 24.00 UTC pada lapisan 1000 800 mb RH berkisar
80-98 %, namun pada lapisan 800 500 mb RH cenderung menurun keatasnya
(mencapai 70 %). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada massa udara/awan yang
terbentuk dari lapisan 1000 800 yang diindikasikan adanya pembentukan awan
hujan yang tebal bahkan sampai ke lapisan 500 mb yang dapat menghasilkan
presipitasi.
2. Thickness pada lapisan 1000 500 mb
Thickness merupakan ukuran panas/dingin lapisan atmosfer.
Jika Thickness tebal diindikasikan lapisan atmosfernya semakin hangat maka akan
46-47
48-49
50-51
52-55
TS possible
tornadoes
> 55
tornadoes
Dari diagram didapat nilai total-totals dari jam 00.00 24.00 UTC nilai total-totals
umumnya berkisar antara 40 46 yaitu isolated untuk beberapa TS moderat.
5. MSLP (Mean Sea Level Pressure)
MSLP merupakan tekanan udara rata-rata di lautan.
Jika tekanan udaranya rendah maka diindikasikan adanya daerah Low yaitu ada udara
masuk (konvergen).
Dan sebaliknya, jika tekanan udaranya tinggi maka diindikasikan adanya daerah High
cenderung tetap.
Segitiga abu-abu untuk dew point : Nilai Dewp umumnya berkisar pada 22 25 oC
dan cenderung tetap.
Bulatan putih untuk RH : Nilai RH umumnya berkisar pada 85 - 90% dari jam 00.00
09.00 UTC. Namun dari jam 09.00 24.00 UTC menunjukkan adanya peningkatan
RH antara 90% 98%. Hal ini dapat dilihat juga dari jarak T dan Td. Jika jaraknya
menjauh artinya RH mulai menurun dan jika jaraknya makin dekat (jam 09.00
24.00 UTC) artinya ada peningkatan RH yang mengindikasikan udara mulai jenuh
dan dapat membentuk awan dan dapat juga dikatakan bahwa udara seharian
cenderung basah. RH yang lebih dari 80% berpotensi terjadi hujan lebat.
8. Total Rain :
Dari awan Convective dalam 1 hour precipitation (mm) balok total curah hujan yang
terjadi. Tiap balok 30 menit. Untuk mengetahui jumlah CH akumulasi semua jumlah CH
(mm) dari tiap-tiap balok hujan.
Dari diagram tersebut, dapat diketahui bahwa hujan yang terjadi
mulai tanggal 24
Februari 2014 pada koordinat -9.6S dan 119.8E (Stamet Waingapu) jam 07.00 UTC
24.00 UTC dengan intensitas hujan lebat yaitu >20 mm/jam.
Ketegori hujan per jam menurut BMKG :
a. < 10 mm
: hujan ringan
b. 10 20 mm
: hujan sedang
c. > 20 mm
: hujan lebat
Dari analisis meteogram tanggal 24 Februari 2013 secara keseluruhan di temukan suatu
kondisi bahwa curah hujan yang terjadi dari jam 08.00 24.00 UTC totalnya 75.6 mm
dan tidak sesuai dengan jumlah curah hujan yang tertakar di alat penakar hujan
observatorium stasiun yang besarnya 82.0 mm. Hal ini dikarenakan setiap model
mengacu kepada skala regional sehingga tidak terlalu akurat untuk suatu titik koordinat,
namun meteogram ini dipakai untuk pendekatan dan analisis penampang vertical
menggantikan ketidaktersediaan data Sounding di Waingapu.
Namun untuk analisa parameter lainnya secara keseluruhan dari meteogram ini dapat
disimpulkan bahwa keadaan cuaca saat itu yaitu dari jam 03.00 24.00 UTC
menunjukkan adanya hubungan yang sangat mendukung untuk terjadinya presipitasi di
titik koordinat stasiun tersebut.