Você está na página 1de 35

SIFILIS

Tarida Putri Rahmadani


1310211192

DEFINISI
Sifilis adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh Treponema pallidum
dengan sifat, yaitu: kronis, dapat
menyerupai macam-macam penyakit, ada
masa laten dan dapat rekuren
Penularan melalui :
Ibu ke janin (sifilis congenital)
Hubungan seksual
Luka
Transfusi darah
Jarum suntik.

EPIDEMIOLOGI
Insidens di seluruh dunia 0,04-0,52%
Terendah di Cina, tertinggi di Amerika

Selatan
Indonesia terbanyak stadium laten, S I, S
II

ETIOLOGI
Sifilis adalah penyakit infeksi yang

disebabkan oleh Treponema pallidum,


merupakan penyakit kronis dan bersifat
sistemik.

ETIOLOGI
Treponema pallidum, yang

termasuk ordo Spirochaetales,


familia Spirochaetaceae, dan
genus Treponema.
Bentuknya sebagai spiral teratur,
Panjangnya antara 6-15 um, lebar
0,15 um,
Terdiri atas delapan sampai dua
puluh empat lekukan.
Gerakannya berupa rotasi
sepanjang aksis dan maju seperti
gerakan pembuka botol.
Membiak secara pembelahan
melintang.

Lanjut
Dini
(setelah
Menular
tak
menular
2thn)
(dlm
thn)
(setelah
thn sejak
1 infeksi)
thn sejak infeksi)
Dini Lanjut
(sebelum
Stadium
St.
Laten
2
rekuren
Laten
lanjut1Dini

KLASIFIKASI
Bentuk lain sifilis kardiovaskular &

neurosifilis

Ada yg memasukannya ke S III atau S IV

PATOGENESIS
1.Tahap masuknya Treponema
T. pallidum (melalui mikrolesi kulit atau

selaput lendir) masuk kedalam tubuh .


multiplikasi timbul infiltrat (limfosit dan sel
plasma) papula.
Reaksi radang tidak hanya terbatas pada
tempat masuknya kuman tetapi juga di
daerah perivaskuler.
T. pallidum berada di antara endotel kapiler
dan sekitar jaringan perivaskular hipertofi
endotel obliterasi lumen kapiler
(endarteritis obliterans).

2.Stadium I (SI)
Kerusakan vaskuler aliran darah erosi atau

ulkus (afek primer S I)


T. pallidum aliran darah / limfe jaringan tubuh
(termasuk KGB regional) kompleks primer SI

3.Stadium II (SII)
Secara hematogen T. pallidum seluruh jaringan

tubuh. Reaksi jaringan terlihat 6-8 minggu setelah


kompleks primer (bermanifestasi sebagai SII)
dengan didahului gejala prodromal. Lesi perlahanlahan menghilang dalam waktu kurang lebih 9
bulan.

4. Stadium Laten
Adalah stadium tanpa tanda atau gejala
klinis, tetapi infeksi masih ada dan aktif
yang ditandai dengan S.T.S positif.
Kadang-kadang bila imunitas gagal
mengendalikan infeksi timbul lesi seperti
SI atau SII (stadium rekuren).
Stadium ini terjadi 2 tahun dan antibodi
tetap ada dalam serum penderita (S.T.S
positif).

5.Stadium gumma

Terjadi perubahan keseimbangan antara


treponema dan jaringan
Pada stadium ini treponema sukar
ditemukan tetapi reaksinya bersifat
destruktif
Lesi sembuh jaringan fibrotik dan dapat
berlangsung beberapa tahun
Treponema pallidum dapat mencapai sistem
kardiovaskuler dan saraf pusat
Hampir kasus dengan stadium laten dapat
hidup tanpa menimbulkan gejala klinis

GEJALA KLINIS
Sifilis Primer ( S I )

Manifestasi klinis /Afek primer berupa


Papula erosif ulkus durum, sifat
yang khas
Berbentuk bulat
Lonjong
Tepi

teratur tegas
Dinding tidak menggaung
Permukaan bersih
Dasar jaringan granulasi berwarna merah
daging

Perabaan
Tidak
Pada

ada indurasi

nyeri bila di tekan (indolen)

penularan lewat transfusi darah dan


sifilis kongental,afek primer tidak pernah
terjadi,ini disebut Syphyllis d'emblle.

Gejala Klinis
Sifilis Sekunder ( S

II )
Dapat disertai gejala

umum
berbagai ruam pada

kulit, selaput lendir, dan


organ tubuh
Lesi kulit biasanya
simetris, dapat berupa
makula, papul, folikulitis,
papulaskuomosa, dan
pustul. Jarang dijumpai
keluhan gatal

Gejala Klinis
Sifilis Laten
Sifilis laten merupakan stadium

sifilis tanpa gejala klinis, akan


tetapi pemeriksaan serologis
reaktif.

Gejala Klinis
Perbedaan Sifilis dini dan sifilis lanjut

SIFILIS DINI

SIFILIS LANJUT

Infeksius

Tidak Infeksius

Pemeriksaan Lap.
Gelap T.Pallidum ( + )

Tidak ditemukan

Infeksi ulang sering


terjadi
Tidak Destruktif

Infeksi ulang jarang


terjadi
Destruktif

Hasil tes serologi titer


tinggi

Titer tinggi pada guma


dan paresis

Gejala Klinis
Sifilis Tersier (S

III)
Kelainan yang

khas ialah guma,


yakni infiltrat
sirkumskrip,
kronis, biasanya
melunak, dan
destruktif.

Gejala Klinis
Sifilis Tersier
Mukosa
Tulang
Organ Dalam
Neurosifilis
Sifilis Meningovaskular
Sifilis Parenkim

Gejala Klinis
Sifilis Kongenital
Sifilis kongenital pada bayi terjadi, jika

ibunya terkena sifilis, masuk secara


hematogen ke janin melalui plasenta yang
sudah dapat terjadi pada saat masa
kehamilan 10 minggu.

Gejala Klinis
Sifilis Kongenital

Dini
Kelainan kulit yang

pertama kali terlihat


pada waktu lahir ialah
bula bergerombol,
simetris pada telapak
tangan dan kaki.

Gejala Klinis
Sifilis Kongenital Lanjut
Umumnya terjadi antara umur tujuh

sampai lima belas tahun. Guma dapat


menyerang kulit, tulang, selaput lendir,
dan organ dalam. Yang khas ialah guma
pada hidung dan mulut.

Gejala Klinis
Stigmata
Lesi sifilis kongenital dini dan lanjut dapat

sembuh serta meninggalkan parut dan


kelainan yang khas.

Gejala Klinis
Stigmata Lesi Dini
Saddle nose
insisor Hutchinson dan

gigi Mullberry
Ragades (jar.parut linear
putih di sudut mulut)
Atrofi dan kelainan
akibat peradangan

Gejala Klinis
Stigmata Lanjut

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan T.Pallidum
Caranya adalah dengan

mengambil serum dari lesi


kulit dan dilihat bentuk dan
pergerakannya dengan
mikroskop lapangan gelap.
Treponema tampak putih
pada latar belakang yang
gelap. Pergerakannya
memutar mutar terhadap
sumbunya, bergerak
perlahan lahan melintasi
lapangan pandangan.

Pemeriksaan Penunjang
Tes Serologik Sifilis

S I negatif (seronegatif) positif

(seropositif) dgn titer rendah positif


lemah
S II dini positif agak kuat S II lanjut
positif sangat kuat
S III positif lemah atau negatif
Berdasarkan antigen yang dipakai
Nontreponemal (tes reagin)
Treponemal

Pemeriksaan Penunjang
Tes Nontreponemal
Pada tes ini digunakan

antigen tidak spesifik


yaitu kardiolipin yang
dikombinasikan dengan
lesitin dan kolesterol
Contoh tes non
treponemal ;
Tes fiksasi Komplemen:

Wasserman, Kolmer
Tes Flokulasi : VDRL, Kahn,
RPR, ART, RST

Pemeriksaan Penunjang
Tes Treponemal
Tes ini bersifat spesifik karena antigennya ialah

treponema atau ekstraknya dan dapat di


golongkan menjadi empat kelompok :
Tes Imobilisasi
: TPI
Tes Fiksasi Komplemen

: RPCF
Tes Imunofluoresen
: FTA Abs,dengan dua
IgM,IgG, dan FTA Abs DS.
Tes Hemoglutinasi
: TPHA, 19S IgM SPHA, HATTS,
MHA TP.

Penatalaksanaan
1. Sifilis dini (sifilis stadium I-II dan sifilis

laten dini tidak lebih dari 2 tahun).

Penisilin G Benzatin 2,4 juta unit satu kali

suntikan intra muskuler (i.m),atau


Penisilin G Prokain dalam aqua 600.000U IM
selama 10 hari.
Pemberian 10hari pada sifilis primer seronegatif
sedangkan pada seropositif dan sifilis sekunder
diberikan selama 14 hari. Penderita Sifilis
sekunder sebaiknya diopname selama 1-2 hari
sebab kemungkinan terjadi reaksi JarishHerxheimer.

Reaksi Jarish-Herxheimer
Rx akibat pelepasan konstituen
treponema stlh pemberian obat
Bukan alergi penisilin
Muncul 4-6 jam stlh tx
Gej : demam tinggi, menggigil, artralgia,
sakit kepala
Tx sifilis tidak boleh dihentikan

Pengobatan Sifilis dini dan yang alergi

terhadap penisilin, dapat diberikan:


Tetrasiklin HCL,4x500 mg/hari selama 4
minggu
Eritromisin 4x500 mg oral selama 4 minggu
Doksisklin 100 mg 2 kali sehari selama 4
minggu

2. Pengobatan Sifilis lanjut


Penisilin G Benzatin 2,4 juta unit i.m./minggu,

selama 3 minggu berturut-turut,total 7,2 unit;


atau
Penisilin Gpcain 600.000 u.i.m. setiap hari
selama 14 hari; atau
Tetrasklin 100 mg /hari selama 4 minggu.
Doksisiklin100 mg 2 kali sehari selama 4
minggu.

Pengamatan lanjutan harus dilakukan

secara ketat dan tekun dengan


pemariksaan STS yang non pesifik (nontreponemal).tidak mudah untuk
menyatakan bahwa sifilis yang sedang
diberi pengobatan sembuh sempurna.
Peningkatan titer lebih dari 4 kali (2 kali
pengenceran)merupakan indikasi
pengobatan ulang.

Você também pode gostar