Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
BAB II
DASAR TEORI
2.1
Pengertian Transformator
Contoh Transformator
Lambang Transformator
Sumber : http://ilmuelektronic.blogspot.com/2012/10/pengertiantransformator-dan-jenisnya.html
2.3 Prinsip Kerja Transformator
Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut.
Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolakbalik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan
medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat
oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder,
sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi.
Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).
Sumber : http://ilmuelektronic.blogspot.com/2012/10/pengertiantransformator-dan-jenisnya.html
Pada skema transformator di atas, ketika arus listrik dari sumber
tegangan yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah
(berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan berubah
arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder
akan berubah polaritasnya.
Sumber : http://ilmuelektronic.blogspot.com/2012/10/pengertiantransformator-dan-jenisnya.html
Hukum Faraday
Hukum Lenz
Dimana,
Vp = tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Pada transformator (trafo) besarnya tegangan
dikeluarkan oleh kumparan sekunder adalah:
1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).
2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).
3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,
yang
a. Step up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan
sekunder lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi
sebagai penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada
pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan
generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi
jarak jauh.
http://susahcarisepatu.blogspot.com/2012/05/berbagi-ilmu-plntransformator-2.html
b. Step down
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit
daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun
tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama
dalam adaptor AC-DC.
6
http://www.electricityforum.com/electrical-transformers/step-downtransformers.html
c. Auto transformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang
berlanjut secara listrik, dengan sadapan tengah. Dalam
transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan
sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan
dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan
sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan
transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah
ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada
jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat
memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan
sekunder. Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan
sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya
tidak lebih dari 1,5 kali).
http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Autotransformator.png
d. Transformator Center Tap (CT)
Terdapat 2 jenis transformator yang dapat digunakan untuk
menurunkan tegangan AC dan salah satunya adalah trafo CT. Yang
membedakan trafo CT ini dengan trafo biasa adalah adanya titik center tap
yang bersifat sebagai ground. Titik center tap adalah titik tengah lilitan
7
sekunder pada trafo CT yang dihubungkan keluar lilitan dan bersifat sebagai
sebagai ground. Jadi, semisal terdapat 10 lilitan kawat pada bagian
sekundernya maka diantara lilitan ke-5 dan ke-6 dihubungkan pada sebuah
kawat yang terhubung keluar lilitan. Aplikasi autotransformator adalah pada
speaker audio.
4.
5.
untuk memasok papan hubung bantu (Sub-switchboard) tegangan
rendah untuk kamar mesin dan ruang akomodasi
Aplikasi dalam kehidupan sehari hari
Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang
memerlukan perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik.
Contoh alat listrik yang memerlukan transformator adalah: TV, komputer,
mesin foto kopi, gardu listrik dan sebagainya.
BAB III
DATA PRAKTIKUM
3.1
N
o
Nama
Gambar
Fungsi
1 Trafo
Tempat dimana
terdapat sisi primer dan
sekunder
Gambar3.1
2 multitester
Mengukur tegangan
Gambar3.2
3
3 Tang meter
Mengukurarus
yang
melewatikabel
Gambar3.3
4 Regulator sumber
tegangan
Mengaturbesarnyategan
gansesuaidengankebutuh
an
Gambar3.4
10
Regulator
5
beban
Mengatur beban dan
berfungsi sebagai beban
Gambar3.5
6
6 Kabel
untuk menghubungkan
rangkaian (saklar wyedelta dan motor)
Gambar3.6
3.2
Langkah Percobaan
3.3
Gambar Rangkaian
Percobaan 1
Percobaan 2
Percobaan 3
12
3.4
V1
80
100
120
140
160
V2
23,2
28,5
34,3
40,5
46,2
I1
0,07
0,09
0,11
0,16
0,23
V2
46,5
40,4
34,4
28,4
23,2
I1
0,24
0,17
0,12
0,09
0,07
b. Tegangan turun
No.
1
2
3
4
5
V1
160
140
120
100
80
2. transformator berbeban
Rangkaian 1
a. Tegangan naik
V1
V2
100
130,5
100
130,5
100
130,6
100
130,9
100
130,7
b. Tegangan Turun
V1
100
100
100
100
100
V2
130,2
130,6
130,7
131,2
131,2
I1
0,24
0,28
0,3
0,35
0,38
I2
0,06
0,08
0,1
0,12
0,14
I1
0,29
0,29
0,26
0,24
0,2
I2
0,14
0,12
0,1
0,08
0,06
13
Rangkaian 2
a. Tegangan naik
No.
V1
V2
I1
I2
1
2
3
4
5
100
100
100
100
100
71.5
70.7
70.88
71.2
71.2
0.14
0.15
0.17
0.19
0.2
0.04
0.06
0.08
0.10
0.12
b. Tegangan Turun
No.
V1
V2
I1
I2
1
2
3
4
5
100
100
100
100
100
71.4
71.3
71.1
71.5
71.4
0.2
0.19
0.17
0.16
0.14
0.12
0.10
0.08
0.06
0.04
14
BAB IV
DATA PRAKTIKUM
IV.1 PERHITUNGAN
Berdasarkan data yang telah dicatat, dilakukan perhitungan dan
didapatkan hasil hasil seperti berikut :
1. Tranformator
1. Arus Sekunder (2 )
Rumus :
2 =
1 1
2
2. Rasio Transformasi ()
Rumus :
=
1
2
2
100%
1
6. Hambatan Primer (1 )
Rumus :
1 =
1
1
7. Hambatan Sekunder (2 )
Rumus :
2 =
2
2
8. Rugi Tembaga
Rumus :
= 12 1 + 22 2
15
9. Rugi Inti
Rumus :
= 1 12 1
Sehingga diperoleh data sebagai berikut untuk transformater satu fase
beban nol:
a. Tegangan Naik
No.
V1
V2
I1
I2
R2
R1
P1
(watt)
P2
(Watt)
(%)
Rugi
Tembaga
Rugi
Besi
1
2
3
4
5
80
100
120
140
160
23.2
28.5
34.3
40.5
46.2
0.07
0.09
0.11
0.16
0.23
0.24
0.32
0.38
0.55
0.80
3.448
3.509
3.499
3.457
3.463
1142.86
1111.11
1090.91
875.00
695.65
96.11
90.25
89.13
73.23
58.00
4.48
7.2
10.56
17.92
29.44
4.48
7.2
10.56
17.92
29.44
100
100
100
100
100
11.20
18.00
26.40
44.80
73.60
1.12
1.8
2.64
4.48
7.36
P1
(watt)
30.72
19.04
11.52
7.2
4.48
P2
(Watt)
30.72
19.04
11.52
7.2
4.48
(%)
100
100
100
100
100
Rugi
Tembaga
76.80
47.60
28.80
18.00
11.20
Rugi
Besi
7.68
4.76
2.88
1.8
1.12
Rugi
Tembaga
31.83
38.44
43.06
50.71
56.30
Rugi
Besi
4.8
5.6
6
7
7.6
b. Tegangan Turun
No.
V1
V2
I1
I2
R2
R1
1
2
3
4
5
160
140
120
100
80
46.5
40.4
34.4
28.4
23.2
0.24
0.17
0.12
0.09
0.07
0.83
0.59
0.42
0.32
0.24
3.441
3.465
3.488
3.521
3.448
666.67
823.53
1000.00
1111.11
1142.86
56.31
68.58
82.18
89.62
96.11
2. Ototranformator
Data transformater dengan beban pada rangkaian 1 sebagai berikut :
a. Tegangan naik
No.
V1
V2
I1
I2
R2
R1
1
2
3
4
5
100
100
100
100
100
130.5
130.5
130.6
130.9
130.7
0.24
0.28
0.3
0.35
0.38
0.06
0.08
0.10
0.12
0.14
0.766
0.766
0.766
0.764
0.765
416.67
357.14
333.33
285.71
263.16
2175.00
1631.25
1306.00
1090.83
933.57
P1
(watt)
19.2
22.4
24
28
30.4
P2
(Watt)
6.26
8.35
10.45
12.57
14.64
(%)
32.63
37.29
43.53
44.88
48.15
b. Tegangan turun
No.
V1
V2
I1
I2
R2
R1
1
2
3
4
5
100
100
100
100
100
130.2
130.6
130.7
131.2
131.2
0.29
0.29
0.26
0.24
0.2
0.14
0.12
0.10
0.08
0.06
0.768
0.766
0.765
0.762
0.762
344.83
344.83
384.62
416.67
500.00
930.00
1088.33
1307.00
1640.00
2186.67
16
P1
(watt)
23.2
23.2
20.8
19.2
16
P2
(Watt)
14.58
12.54
10.46
8.40
6.30
(%)
62.86
54.04
50.27
43.73
39.36
Rugi
Tembaga
47.23
44.67
39.07
34.50
27.87
Rugi
Besi
5.8
5.8
5.2
4.8
4
No.
V1
V2
I1
I2
R2
R1
P1
(watt)
P2
(Watt)
(%)
Rugi
Tembaga
Rugi
Besi
1
2
3
4
5
100
100
100
100
100
71.5
70.7
70.88
71.2
71.2
0.14
0.15
0.17
0.19
0.2
0.04
0.06
0.08
0.10
0.12
1.399
1.414
1.411
1.404
1.404
714.29
666.67
588.24
526.32
500.00
1787.50
1178.33
886.00
712.00
593.33
11.2
12
13.6
15.2
16
2.29
3.39
4.54
5.70
6.84
20.43
28.28
33.36
37.47
42.72
16.86
19.24
22.67
26.12
28.54
2.8
3
3.4
3.8
4
P1
(watt)
16
15.2
13.6
12.8
11.2
P2
(Watt)
6.85
5.70
4.55
3.43
2.28
(%)
42.84
37.53
33.46
26.81
20.40
Rugi
Tembaga
28.57
26.13
22.69
20.29
16.86
Rugi
Besi
4
3.8
3.4
3.2
2.8
b. Tegangan turun
No.
V1
V2
I1
I2
R2
R1
1
2
3
4
5
100
100
100
100
100
71.4
71.3
71.1
71.5
71.4
0.2
0.19
0.17
0.16
0.14
0.12
0.10
0.08
0.06
0.04
1.401
1.403
1.406
1.399
1.401
500.00
526.32
588.24
625.00
714.29
595.00
713.00
888.75
1191.67
1785.00
Grafik
o
Daya ( P )
IV.2
35
30
25
20
15
10
5
0
29,44
P1
17,92
4,48
1
P2
10,56
7,2
3
Percobaan ke -
30
Daya ( P )
25
20
19,04
P1
15
11,52
10
P2
7,2
4,48
0
1
Percobaan ke -
Nilai daya masuk dan daya keluar dari pembacaan grafik diatas
adalah sama. Hal ini sesuai dengan rumus Pin = Pout. Pada
praktikum beban nol tegangan turun juga menunjukkan trend line
turun.
o Perbandingan P1 dan P2 Rangkaian ke-Satu Beban Naik
Daya ( P )
40
10,45
8,35
30
6,26
19,2
20
22,4
30,4
28
24
P2
P1
10
0
1
Percobaan ke -
14,58
35
12,54
10,46
Daya ( P )
30
8,40
25
23,2
23,2
6,30
20,8
20
19,2
16
15
P2
P1
10
5
0
1
3
4
Percobaan ke -
Pada percobaan dengan beban turun ini, nilai dari P out tetap lebih
kecil dari P in karena transformator yang digunakan adalah step down
transformator. Trend line yang ditunjukkan menurun karena beban turun.
Perbandingan P1 dengan P2 Rangkaian ke-2 BebanNaik
25
20
15
3,39
12
2,29
11,2
10
6,84
5,70
4,54
13,6
16
15,2
P2
P1
0
1
Percobaan ke -
5,70
Daya ( P )
20
4,55
16
15
15,2
3,43
13,6
2,28
11,2
12,8
10
P2
P1
5
0
1
Percobaan ke -
Pembahasan
Transformator
bekerja
berdasarkan
prinsip
induksi
elektromagnetik.
Tegangan
masukan
bolak-balik
yang
membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang idealnya
semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik ini
menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi
sempurna, semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke
lilitan sekunder. Selain itu, trafo hanya bisa mengubah arus bolak
balik saja, dipengaruhi oleh cara kerja trafo dan jenisnya yang
berupa step up dan step down
Berdasarkan rangkaian dua dan tiga, semakin besar daya yang
diberikan maka daya yang dikeluarkan akan semakain besar
juga .
20
Rugi inti, Pc, terjadi pada inti trafo, yang terdiri dari dua
komponen, yaitu rugi histeris, Ph, dan rugi arus eddy, Pe. Rugi inti
telah juga dibahas sedikit dalam Bag. 4.1.2. Oleh karena itu, rugi
inti dapat dinyatakan oleh: Pc = Ph + Pe
1
2
2 2
) ( )
2
dan rugi arus eddy: = 2
atau = 2
adalah konstanta yang tergantung pada volume dan kualitas bahan
inti dan unit yang digunakan
Adalah konstanta yang harganya tergantung pada resistifitas dari
bahan inti, ketebalan dari laminasi dan unit yang digunakan.
Adalah kerapatan fluksi maksimum dari inti.
Adalah frekuensi dari fluksi bolak-balik
Merupakan suatu eksponen berubah dari 1.5 sampai 2.5 tergantung
pada sifar magnetuk dari bahan inti.
Berdasarkan persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa rugi
histerisis tergantung pada tegangan terminal dan frekuensi,
sedangkan rugi arus edi tergantung pada kuadrat tegangan, tetapi
tidak tergantung pada frekuensi.
Rugi Tembaga
Bila trafo dibebani, rugi tembaga 2 terjadi pada kedua tahanan
kumparan primer dan sekunder. Jika temperature operasi standard
dari mesin elektrik adalah 75, maka rugi tembaga harus dihitung
pada temperature 75. Sebagai tambahan dari rugi inti dan rugi
tembaga, masih ada dua macam rugi lagi yang terdapat di trafo,
yakni rugi stray (stray load losses) dan rugi dielektrik (dielectric
losses).
21
BAB V
KESIMPULAN
1.
2.
Transformator atau sering juga disebut trafo adalah komponen
elektronika pasif yang berfungsi untuk mengubah (menaikkan/menurunkan)
tegangangan listrik bolak-balik (AC) dengan prinsip kerja induksi
elektromagnetik.
3.
Transformator beban nol
Untuk transformator beban nol tegangan naik maupun tegangan
turun, variable kontrolnya adalah nilai tegangan yang masuk ke trafo (V1),
variable manipulasi adalah putaran regulator, dan untuk variable responnya
adalah nilai V2 dan I1. Dalam persamaan:
=
Perkalian antara tegangan primer dan arus primer akan sama dengan
tegangan sekunder dan arus sekunder. Jika tegangan primer diturunkan maka
nilai arus sekundernya akan lebih besar dari arus primer. Dan dari hasil
percobaan juga didapatkan data bahwa arus primer lebih kecil dari arus
sekunder.
transformator rangkaian 1
Pada Autotransformator rangkaian 1 untuk beban naik maupun beban
turun, variable control; tegangan masuk (V1) dan nilai arus beban (I2),
variable manipulasi putaran regulator, dan variable responnya adalah V2 dan
I1. Dalam percobaan ini arus I1 tidak akan muncul atau hanya akan bernilai
kecil jika tidak ada arus beban (I2). kabel dari regulator beban dihubungkan
dengan port 0 V pada kumparan primer dan port 32 V kumparan sekunder.
Sesuai dengan persamaan:
Pin = Pout
=
Perkalian antara tegangan primer dan arus primer akan sama dengan
tegangan sekunder dan arus sekunder. Nilai I1 pada rangkaian ini lebih besar
jika dibandingkan dengan percobaan transformator tanpa beban,
dikarenakan pada percobaan ini terdapat arus yang berfungsi sebagai beban
transformator rangkaian 2
Sama seperti rangkaian 1, pada rangkaian 2 variabel yang digunakan adalah
Pada Autotransformator rangkaian 1 untuk beban naik maupun beban turun,
variable control; tegangan masuk (V1) dan nilai arus beban (I2), variable
22
23