Você está na página 1de 6

ANALISA ZAT PEWARNA ALAMI DENGAN METODE KROMATOGRAFI KOLOM

A. ACARA
Analisa zat pewarna alami dalam tumbuh-tumbuhan dengan menggunakan
metode pemisahan kromatografi kolom.

B. PRINSIP

C. TUJUAN
Memisahkan zat pewarna alami dalam contoh dengan menggunakan metode
kromatografi kolom

D. DASAR TEORI
Kromatografi telah didefinisikan terutama sebagai suatu proses pemisahan yang
digunakan untuk pemisahan campuran yang pada hakekatnya molekuler. Kromatografi
tergantung pada pembagian ulang molekul-molekul campuran antara dua fase atau lebih.
tipe-tipe kromatografi mencakup kromatografi adsorpsi, kromatografi partisi cairan, dan
pertukaran ion.
Prinsip pemisahan kromatografi yaitu adanya distribusi komponen-komponen
dalam fasa diam dan fasa gerak berdasarkan perbedaan sifat fisik komponen yang akan
dipisahkan.
Untuk memisahkan suatu campuran, kolom seperti gambar l.a dapat
digunakan dan diisi dengan penyerap zat padat seperti alumina sebagai fasa
tetap dan dialiri dengan pelarut seperti benzena sebagai fasa gerak. berikut
merupakan gambar pemisahan dengan kromatografi kolom.

Gambar 1. pemisahan suatu campuran dengan menggunakan kolom kromatografi


E. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
• Mortar
• Batang pengaduk
• Corong gelas
• Corong pisah
• Gelas ukur
• Beaker glass
• Spatula
• Neraca analitik
• Pinset
1. Bahan
• n-Hexane
• CaCO 3
• Glass wool
• Kapas
• Kertas saring

A. PROSEDUR
1. Pembuatan sampel
a. mengekstrak daun atau wortel dengan menggunakan pelarut organic
(ethanol/kloroform).
b. menyaring hasil ekstraksi (filtrate) dengan kapas, kemudian filtrate diuapkan
hingga diperoleh larutan yang kental.
1. Penyiapan kolom dan pembuatan penyerap
a. memasukan kapas hingga sampai pada bagian bawah dari kolom dengan maksud
sebagai penahan penyerap.
b. melarutkan serbuk CaCO3 dengan pelarut tertentu (petroleum eter) sehingga
diperoleh bubur.
c. menuangkan bubur CaCO3 kedalam kolom setinggi 2/3 dari panjang kolom.
d. memasukan kertas saring berbentuk bulat kedalam kolom diatas permukaan
penyerap.
e. meneteskan larutan sampel kedalam kolom penyerap dengan menggunakan pipet,
berikut menuangkan fasa gerak (petroleum eter) jangan sampai diatas permukaan
penyerap kering.
f. menunggu beberapa saat sampai diperoleh pita-pita berwarna.
g. bila dikehendaki untuk memisahkan tiap-tiap pita komponen, pemberian fasa
gerak dapat dijalankan terus-menerus, dan tiap-tiap pita yang keluar ditampung
dalam tempat atau wadah yang berbeda.

A. DATA HASIL PENGAMATAN


Pita-pita warna yang dihasilkan adalah berwarna hijau (klorofil) dan kuning,
dengan hasil pemisahan berwarna hijau.

B. PEMBAHASAN
Sampel yang dipergunakan dalam teknik pemisahan dengan menggunakan
metode kromatografi kolom adalah daun belimbing. seperti pada teknik kromatografi
lainnya, sampel terlebih dahulu dihaluskan secara manual dengan menggunakan mortar,
kemudian ditambahkan dengan pelarut organic yaitu n-hexane, hasil ekstraksi ini
kemudian disaring dan filtratnya dipanaskan diatas penangas air dan dibiarkan sampai
mengental.
Kolom yang dipergunakan saat praktikum adalah corong pisah yang berbentuk
tabung (silinder), dalam mempersiapkan kolom hal pertama yang perlu dilakukan adalah
dengan memasang penahan pada kolom, dalam prosedur penahan yang dipergunakan
adalah kapas, akan tetapi saat praktikum penahan yang dipergunakan adalah glass wool,
hal ini dilakukan karena glass wool memiliki kemampuan menyaring dan menahan
penyerap lebih baik daripada kapas.
Proses memasukan glass wool kedalam corong pisah dilakukan dengan
menggunakan pinset, karena selain dapat menyebabkan gatal pada tangan, glass wool
juga berbahaya jika terhirup. Jumlah glass wool yang ditambahkan secukupnya dan glass
wool yang sudah masuk corong pisah tidak boleh dipadatkan.
Penyerap yang dapat dipergunakan dalam kromatografi kolom adalah
Alumina/magnesia, silica gel, karbon, magnesium silikat, magnesium kabonat, kalisum
karbonat, dan aluminium silikat. Saat praktikum penyerap yang dipergunakan adalah
kalsium karbonat (CaCO3).
CaCO3 ditimbang secukupnya dan dilarutkan dengan menggunakan pelarut
organic n-hexane sampai CaCO3 menjadi bubur, kemudian bubur penyerap dimasukan
kedalam corong pisah. Proses memasukan penyerap ini dilakukan dengan menggunakan
spatula, proses ini harus dilakukan dengan cepat karena pelarut yang dipergunakan adalah
n-hexane yang volatile maka bahan penyerap pun menjadi cepat mengering, dan jika
bahan penyerap mengering maka proses memasukannya menjadi lebih sulit.
Proses memasukan penyerap dalam corong dilakukan sebaik mungkin dan
homogen serta hindari terdapatnya gelembung udara, karena gelembung udara dapat
menyebabkan putusnya penyerap dalam kolom.
Setelah penyerap dimasukan kedalam kolom, tahap selanjutnya adalah
memasukan kertas saring diatas penyerap sesusai dengan bentuk dari kolom, pemberian
kertas saring ini bertujuan untuk mendapatkan permukaan yang rata, sehingga contoh
akan dengan mudah merata.
Contoh dimasukan kedalam kolom yang sudah dilapisi kertas saring dengan
menggunakan pipet tetes, penetesan contoh dilakukan secara perlahan dan dengan
gerakan memutar sehingga contoh dapat menyebar dengan baik.
Proses selanjutnya adalah memasukan pelarut, pelarut yang dipergunakan saat
praktikum kromatografi kolom adalah n-hexane. pemilihan pelarut tergantung dari sifat
kelarutannya, akan tetapi lebih baik untuk memilih suatu pelarut yang tidak tergantung
pada kekuatan elusi sehingga zat-zat elusi yang lebih kuat dapat dicoba. “kekuatan”
dari zat elusi adalah daya penyerapan pada penyerap dalam kolom.
Penambahan pelarut diatas contoh tersebut dilakukan sedikit demi sedikit, dan
ditambahkan kembali sedikit demi sedikit jika pelarut mulai berkurang. pelarut yang
ditambahkan akan turun perlahan kebagian penyerap dan membentuk pita-pita warna
sesuai dengan jenis zat warna yang terkandung dalam contoh, saat praktikum pita-pita
warna yang dihasilkan berwarna kuning dan hijau (klorofil).
Pelarut tersebut akan turun dan keluar dengan dengan membawa zat pewarna
yang terlarut tersebut, saat praktikum zat warna yang ditampung berwarna hijau. hal ini
dapat disebabkan karena zat warna yang terkandung dalam contoh lebih dominan oleh
warna hijau (klorofil), sehingga warna-warna lain seperti kuning yang timbul pada pita-
pita warna dalam penyerap tidak dapat teridentifikasi.

C. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum dan pengamatan, maka dapat diketahui bahwa pada
pemisahan dengan metode kroamtografi kolom, contoh daun belimbing menghasilkan
pita-pita warna kuning dan hijau (klorofil), akan tetapi zat pewarna yang ditampung
berwarna hijau hal ini dikarenakan warna hijau dalam contoh memilliki konsentrasi
yang lebih besar atau lebih dominan dari warna kuning sehingga warna kuning tidak
teridentifikasi.

D. DAFTAR PUSTAKA
• Bassett, J ; Denney, R.C ; Jeffery, G.H ; Mendham, J. Buku Ajar Vogel Kimia
Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
• Modul PJJ Kromatografi. 2008

Você também pode gostar