Kehidupan keagamaan di Indonesia dapat diketahui pada abad IV masehi dengan ditemukannya tujuh buah Yupa peninggalan kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Dalam kehidupan keagamaan didapatkan keterangan pada dua buah Yupa yang menyatakan bahwa maksud pendiriannya itu untuk memperingati yadnya yang dilaksanakan oleh raja Mulawarman. Setelah di Kutai agama Hindu ternyata berkembang di Jawa Barat pada abad V. Hal ini dibuktikan dari tujuh buah prasasti yaitu Ciaruteun, Kebon Kopi, Jambu, Pasiwari, Muara Cianten,Tugudan Prasasti Lebak. Prasasti tersebut memakai huruf Pallawa dan bahasa Sansekrta. Dari prasasti tersebut dapat dipastikan bahwa raja Purnawarman adalah raja Tarumanegara yang beragama Hindu. Perkembangan agama Hindu selanjutnya ternyata bergeser ke arah timur yaitu Jawa Tengah. Perkembangan agama Hindu di Jawa Tengah dapat dibuktikan dengan adanya prasasti Tukmas di lereng gunung. Merbabu. Kesaksian lain kehidupan agama Hindu di Jawa Tengah dapat diketahui dari prasasti Canggal yang dikeluarkan oleh raja Sanjaya tahun 654 Saka dengan candra sengkala Sruti indria rasa". Keseluruhan prasasti itu berbentuk syair yang terdiri 12 bait, diantaranya memuat pemujaan terhadap dewa Siwa, satu bait untuk dewa Wisnu dan satu bait lagi untuk dewa Brahma. Di jaman berikutnya agama Hindu berkembang di Jawa Timur, dibuktikan dengan ditemukan prasasti Dinoyo 682 Saka dengan memakai hurup Jawa Kuno yang bahasa Sansekrta. Isi prasasti tersebut menyatakan bahwa raja Simha dari kerajaan Kanyuruhan mengadakan upacara besar beserta para pendeta dan penduduk negeri. Bangunan suci peninggalan tertua kerajaan Hindu di Jawa Timur adalah candi Badut di Malang. Dengan berakhirnya kerajaan Kanyuruhan maka muncullah dinansti I sana Wamsa dengan raj any a Empu Sendok.
Perkembangan selanjutnya, agama Hindu hidup pada jaman Singosari
tahun 1042-1222 masehi. Ken Arok sebagai raja pertama digelari Bhatara Guru. Hal ini membuktikan Ken Arok adalah penganut Hindu yang setia. Peninggalan lain yang membuktikan pada jaman Singasari adalah berdinnva candi Kidal, candi Jago dan candi Singosari. Pada abad XIII berakhirlah masa Singosari sehingga muncul kerajaan Majapahit. Jaman Majapahit merupakan masa gemilang perkembangan agama Hindu. Bukti kemegahan agama Hindu jaman Majapahit adalah berdirinya candi Penataran di Blitar. Setelah Majapahit mulai suram, maka agama Hindu berkembang di Bali. Bersamaan masuknya agama Hindu di Bali pada abad VIII, ternyata agama Budha juga datang ke Bali. Menurut lontar-lontar yang ada di Bali, bahwa Empu Kuturan sebagai pembaharu agama Hindu di Bali. Beliau datang pada abad XI pada pemerintahan Udayana. Kehidupan keagamaan dengan berbagai sekta-sekta yang hidup pada jaman sebelumnya dan akhirnya dapat disatukan dengan melalui Sad Kahyangan. Kahyangan Jagad, Kahyangan Tiga. Konsepsi pemujaan Dewa Tri Muni dimasyarakatkan dengan melalui Desa Pakraman pada setiap Kahyangan Tiga. Sebagai penghormatan kepada Empu-Kuturan dibuatlah pelinggih Menjangan Salwang pada kebanyakan pura yang ada di Bali. Sedangkan tempat moksa beliau didirikan pura Silayukti. Setelah mundurnva masa kerajaan di Bali, kehidupan agama Hindu kurang mendapat perhatian. maka pembinaan agama Hindu diatur oleh desa adat dan Griya-griya (sulinggih) secara lokal. Oleh karena muncullah organisasai keagamaan seperti : Suita Gama Tirtha tahun 1921 di Singaraja. Sara Poestaka tahun 1923 di Ubud Gianyar. Surya Kama tahun 1925 di Singaraja. Perhimpunan Catur Wangsa Dirg/Gama Hindu Bah tahun 1926. di Klungkung. Paruman Para Pandita tahun 1949 di Singaraja.
Madjelis Hinduisme tahun 1950 di Klungkung.
Wiwadha Sastra Sabha tahun 1950 di Denpasar. Yayasan Dwi Jendra tahun 1959 di Denpasar. Dan lain-lain. Pada tanggal 23 Pebruari 1959 beberapa organisasi keagamaan mengadakan pentemuan membentuk Majelis Agama Hindu. Kemudian tanggal IT-23 Nopember 1961 umat Hindu berhasil menyelenggarakan Dharma
Asrama
Para
Sulinggih
di
Campuan
Ubud
Gianyar
dengan
menghasilkan Piagam Campuan Ubud yang merupakan titik awal sebagai
landasan pembinaan umat Hindu. Selanjutnya tanggal 7-10 Oktobrr 7-10) diadakan Mahasabha Hindu Bait dengan menetapkan majelis keagamaan bernama Parisada Hindu Bah sekarang menjadi Parisada Hindu Dharma Indonesia