Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Agraria 11
palm desert in
Kalimantan
Colonialism
Distribution of mining
concessions
Control of land by
investment
No.
The effectiveness
Total area
(million ha)
1.
95.45
2.
6.47
Minerals contract
7.67
24.77
5.2
27.72
3.4
National Plantation *
3.3
Private Plantation*
1.08
Sources
Total
175.06
192,26
Growth
(millions of
hectare)
(thousands of ton)
1996
11,6
1,1
51.101
2,7
1997
11,1
-3,7
49.377
-3,4
1998
11,7
5,3
51.490
4,3
1999
12
50.866
-1,2
2000
11,6
-3
51.899
2001
11,5
-0,9
50.461
-2,8
2002
11,5
0,2
51.490
2003
11,5
-0,3
52.137
1,3
2004
11,9
3,8
54.089
3,7
2005
11,8
-0,9
54.056
-0,1
Production
Growth
1.009,732,00
2000
1.389.769,59
2001
1.684.280,49
2002
1.897.799,96
2003
2.045.853,49
2004
2.273.141,50
2005
2.784.960,40
2006
2.967.303,10
2007
3.540.950,10
2008
4.426.385,00
Solution
Pelaksanaan Landreform di
Indonesia :
Masa Feodalisme:
1.
2.
3.
Masa Kemerdekaan
1.
2.
3.
4.
LANDASAN HUKUM
PELAKSANAAN LANDREFORM DI
INDONESIA
Landasan Ideal : Pancasila
Landasan Konstitusional : Pasal 33 ayat 3 UUD 1945
TAP MPR No. IX/MPR/2001
Landasan Operasional :
- Pasal 7, 10, dan 53 UUPA;
- UU No. 56/Prp/1960 tentang Penetapan Luas Tanah
Pertanian;
- UU No. 2/1960 jo Inpres No. 13/1980 tentang Perjanjian Bagi
Hasil;
- PP No. 224/1961 jo PP No. 41/1964 tentang Pelaksanaan
Pembagian Tanah dan Pembayaran Ganti Rugi;
- PP No. 4/1977 tentang Pemilikan Secara Absentee oleh Para
Pensiunan Pegawai Negeri;
- UU No. 1/1958 jo PP No. 18/1958 tentang Penghapusan
Tanah Partikelir dan Eigendom;
- Peraturan Kepala BPN No. 3/1991 tentang Pengaturan
Penguasaan Tanah Obyek Landreform secara Swadaya, dan
lain-lain.
PROGRAM-PROGRAM
LANDREFORM
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Program I :
Larangan menguasai tanah pertanian
melebihi batas
Pasal 7 UUPA :
Untuk tidak merugikan kepentingan
umum, maka pemilikan dan penguasaan
atas tanah yang melampaui batas tidak
diperkenankan. Pasal ini dimaksudkan
untuk mencegah bertumpuknya tanah di
tangan golongan orang tertentu saja.
Oleh karena itu setiap orang atau
keluarga hanya diperbolehkan menguasai
tanah pertanian, baik miliknya sendiri,
kepunyaan orang lain ataupun miliknya
sendiri bersama kepunyaan orang lain,
yang jumlahnya tidak melebihi batas
maksimum,
sebagaimana
ditetapkan
Luas
maksimum
yang
ditetapkan
tersebut harus memperhatikan keadaan
daerah tingkat II masing-masing dan
faktor-faktor sebagai berkut :
1. Tersedianya tanah-tanah yang masih
dapat dibagi.
2. Kepadatan penduduk.
3. Jenis-jenis
kesuburan
tanahnya
(diadakan
perbedaan antara sawah
dan tanah kering diperhatikan apakah
ada perairan yang teratur atau tidak).
4. Besarnya usaha tani yang sebaikbaiknya
menurut kemampuan satu
keluarga dengan mengerjakan beberapa
buruh tani.
Pengecualian
Penetapan maksimum tidak berlaku terhadap
tanah pertanian yang dikuasai :
a. Dengan Hak Guna Usaha;
b. Dengan hak-hak lainnya yang bersifat
sementara dan terbatas yang didapat dari
pemerintah (Hak Pakai atas tanah negara);
c.
Tanah Bengkok/Jabatan;
d. Oleh badan-badan hukum.
Program II :
Larangan pemilikan tanah secara
absentee/guntai
Setiap
pemilik
tanah
dilarang
memiliki tanah pertanian yang
berada
pada
kecamatan
yang
berbeda dengan kecamatan dimana
si pemilik bertempat tinggal
Subyek :
a. Berdasarkan pasal 3 ayat (4) PP 224/1961, yaitu
bagi :
- mereka yang menjalankan tugas negara
(pegawai negeri, pejabatpejabat militer serta
yang dipersamakan dengan mereka);
- mereka yang menunaikan kewajiban agama;
- mereka yang mempunyai alasan khusus lainnya
yang dapat diterima.
Program III:
Redistribusi tanah-tanah yang selebihnya
dari batas maksimum, tanah absentee,
tanah bekas swapraja, tanah-tanah negara
lainnya.
Pengaturan
a. PP No. 224/1961;
b. PP No. 41/1964.
Program IV :
Pengaturan soal pengembalian dan
penebusan
tanah pertanian yang digadaikan
Program V :
Pengaturan kembali tentang
perjanjian bagi hasil.
Dasar Hukum : UU No. 2 Tahun 1960
Syarat penggarapan :
a. Petani;
b. Luas tanah yang digarap tidak akan
lebih dari 3 Ha.
c. Tanah garapan, bisa berupa :
- kepunyaan penggarap sendiri;
- diperoleh penggarap secara menyewa,
atau;
- melalui perjanjian bagi hasil; atau
dengan cara lain.
Bentuk perjanjian :
a. Perjanjian dibuat tertulis;
b. Dihadapan Kepala Desa;
c. Disaksikan oleh 2 orang;
d. Memerlukan pengesahan Camat;
e. Jangka waktu :
- untuk sawah adalah 3 tahun;
- untuk tanah kering adalah 5 tahun;
jangka waktu dapat diperpanjang
tidak lebih dari 1 tahun
Program VI:
Penetapan batas minimum pemilikan tanah
pertanian serta larangan melakukan perbuatanperbuatan yang mengakibatkan pemecahan
pemilikan tanah pertanian menjadi bagian-bagian
yang terlampau kecil.