Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Materi:
Beton
semen
bahan
tambah
pasir
bekisting
kerikil
Besi
tulangan
Semen, adalah suatu campuran yang terbuat dari pembakaran batu kapur dan lempung bersama-sama pada temperatur yang
sangat tinggi yang berkisar antara 1400oC sampai 1600oC.
Meskipun banyak semen yang dibuat untuk tujuan-tujuan tertentu, modul ini hanya akan mempelajari semen dengan jenis
semen portland dan sifat-sifat yang dimilikinya. Pembuatan semen portland diawali dengan penggalian batu kapur atau
CaCO3. Mesin pemecah akan memecahkan batu kapur hasil peledakan menjadi ukuran yang lebih kecil. Selanjutnya batu
kapur yang sudah diperkecil tadi dicampur dengan lempung (clay), pasir, dan bijih besi, digiling bersama-sama untuk
membentuk tepung yang homogen. Tetapi secara mikroskopis tepung ini terlihat heterogen
Klik disini untuk melihat diagram alir pembuatan semen
Bahan Campuran
Semen
Proses Hidrasi
Campuran tersebut dipanaskan pada suatu tempat bernama kiln yang merupakan silinder panjang yang berputar pada suatu
sudut kemiringan tertentu. Kiln tersebut mempunyai diameter sampai 6 meter dan panjang 180 meter. Bahan-bahan
campuran dimasukkan pada ujung atas silinder dan secara perlahan bergerak sepanjang kiln untuk suatu rotasi dan
kemiringan yang konstan. Pada akhir/ujung silinder disemprotkan bahan bakar minyak dan dibakar, hal ini untuk
menghasilkan panas yang cukup untuk membuat material-material tersebut bereaksi. Secara keseluruhan membutuhkan
waktu 2 jam bagi campuran untuk melewati silinder kiln, atau tergantung panjang dari silinder.
Klik disini untuk melihat skema dari rotary kiln
Ketika campuran tersebut bergerak menuruni silinder, progresnya adalah melalui empat tahap transformasi. Pertama-tama, air
bebas pada tepung akan menguap karena evaporasi. Selanjutnya terjadi dekomposisi dari air yang terikat dan karbon dioksida.
Proses ini dinamakan calcination. Tahap ketiga adalah pembentukan klinker atau proses clinkering. Pada tahap ini, kalsium
silikat terbentuk. Tahap terakhir adalah tahap yang melalui proses dingin.
Bentukan-bentukan bulat yang dihasilkan dari kiln disebut sebagai klinker. Klinker tersebut sesungguhnya merupakan
campuran dari empat bahan yang telah didiskusikan di atas. Klinker tersebut sudah dalam keadaan dingin, dan dicampur
dengan sejumlah kecil gypsum (yang akan mengatur pengerasan) untuk menghasilkan semen portland.
JENIS PENGUJIAN
Konsistensi Normal
Waktu Mengikat
Waktu Mengeras
Berat Jenis
Berat Volume
HASIL
28 %
105 menit
180 menit
3,15 ton/m3
1,25 ton/m3
Bagian II
sangat
pemilihan
Terdiri dari:
A.
B.
sungai
Agregat halus : pasir
tanah galian
Pasir alami
pemecahan batu
Alami: kerikil, kericak
Agregat kasar :
Buatan: batu pecah, split
AGREGAT HALUS
Agregat halus dapat berupa pasir alam,
atau pasir hasil pengolahan dari batuan.
Sesuai dengan SNI 03 2847 2002,
bahwa agregat halus merupakan
agregat yang mempunyai ukuran butir
maksimum sebesar 5,00 mm
AGREGAT KASAR
Agregat kasar dapat berupa kerikil, pecahan
kerikil, batu pecah, kerak tanur tiup atau
beton semen hidrolis yang dipecah. Sesuai
dengan SNI 03 2847 2002, bahwa
agregat kasar merupakan agregat yang
mempunyai ukuran butir antara 5,00 mm
sampai 40 mm.
JENIS PENGUJIAN
HALUS
KASAR
Kelembaban/Kd. Air
2,15 %
1,43 %
Air Resapan
1,96 %
1,24 %
Kadar Lumpur
3,20 %
Kuning Muda
0,72 %
-----
Berat Jenis
2,48 ton/m3
2,48 ton/m3
Berat Volume
Gradasi
1,54 ton/m3
Zone 2
1,42 on/m3
Zone 2
Keausan
-----
24,30 %
Kering oven
Kering udara
basah
JENIS-JENIS BATUAN
1. BATUAN ENDAPAN
2. BATUAN VULKANIK
3. BATUAN METAMORPHIK
BATUAN ENDAPAN
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Batu Pasir
Batu tulis
Konglomerat
Flint
Cherts
Batu Kapur
BATUAN VULKANIK
A. Batuan extrusif, terjadi karena tertuangnya
bahan-bahan itu pada permukaan bumi antara
lain akibat meletusnya gunung berapi.
Contoh : rhyolit
, andesit, basalt
.
B. Batuan intrusif, terjadi akibat pendinginan dan
pembekuan bahan didalam kerak bumi, susunan
batuan ini seluhnya berbentuk kristal Contoh :
granit, diorit
, gabro
.
BATUAN METAMORPHIK
a. Marmer
, guartsit, biasanya kuat serta padat
dan merupakan bahan agregat yang baik.
b. Schist
, biasanya lunak karena mengandung
lempung dan berbentuk pipih bila dipecah.
c. Gneiss
, biasanya awet dan kaku tetapi dapat
pula bersifat sama seperti schist.
d. Slate
, berlapis-lapis tipis dan tidak dapat
digunakan sebagai agregat
UKURAN
a. Ukuran bagian konstruksi tidak boleh kurang
dari 4 kali ukuran maksimum agregat
b. Lapisan penutup beton harus lebih tebal dari
ukuran maksimum agregat
c. Ukuran agregat kasar tidak boleh lebih besar
dari 1/5 jarak terkecil antara bidang-bidang
samping dari acuan
d. Tidak boleh lebih besar dari kali jarak bersih
minimum diantara batang-batang atau berkasberkas tulangan.
e. Tidak boleh lebih besar dari 1/3 kali tebal plat
a. Agregat bergradasi
baik
b. Agregat bergradasi
celah (gap graded)
c. Agregat bergradasi
seragam (uniform)
KEBERSIHAN AGREGAT
Agregat pada umumnya tidak bebas dari
bahan-bahan kotoran yang dapat :
a. Menyukarkan pembuatan serta
pengecoran beton
b. Menghasilkan beton yang tidak
awet atau memperlihatkan beton
yang permukaannya jelek
c. Mengurangi kekuatan tekan
KEKERASAN AGREGAT
Kekerasan agregat diperlukan oleh karena
pada waktu pembuatan beton bahan-bahan
ini harus mengalami gerakan-gerakan yang
keras dalam mixer, demikian juga harus
menerima gesekan pada saat pengecoran
dan pemadatan. Agregat harus dapat
menahan pengausan, pemecahan degradasi
(penurunan mutu) serta disintegrasi
(penguraian).
KEMULUSAN AGREGAT
Suatu jenis agregat dianggap mulus secara fisik, apabila
agregat itu tidak mengalami perubahan volume besar atau
tetap akibat pemanasan atau pendinginan atau
pembasahan dan pendinginan
Yang dapat dimasukkan kedalam kategori bahan yang
tidak mulus adalah
Batu tulis
Jenis batu pasir yang mudah terurai
Batuan yang mengandung lempung
Batuan yang mengandung mika dalam jumlah banyak
Perhitungan penggabungan
agregat kasar dan halus
Perhitungan Penggabungan
Agregat Kasar dan Agregat Halus
Tujuan: mendapatkan campuran agregat halus dan
kasar yang optimal, sehingga menghasilkan beton
Syaratnya:
yang
murah dan workable
Gradasi agregat
halus
Pasir
yang
tertingg
al pada
setiap
ayakan
ditimba
ng
beratny
a
Hasilnya
ditulis
pada
tabel
analisis
saringan
pasir, dan
tabel
dilengkap
i
Gradasi agregat
halus
Gradasi agregat
halus
kehalusan
atau kekasaran butir-butir agregat
Makin besar modulus halus >>> makin besar
ukuran butir2nya
Umumnya agregat halus, angka modulus halus =
1,5 3,8
Agregat kasar, fm = 6 8
Fm, didapatkan dengan cara menjumlahkan
persen
kumulatif tertinggal dibagi dengan 100 (berat
pada pan
Gradasi agregat
halus
Selanjutnya untuk mendapatkan gradasi dari pasir yang
diuji, dengan cara:
Mem-plot angka-angka pada kolom % kumulatif
lolos dari tabel analsis saringan pasir pada grafikgrafik zona pasir yang ada (ada 4 zona pasir)
Dari hasil langkah di atas akan dapat diketahui zona
pasir yang diuji
Gradasi agregat
halus
Zona
Pasir
0.075
0.15
0.30
0.60
1.2
2.4
4.8
9.6
19
38
0.075
0.15
0.30
0.60
1.2
2.4
4.8
9.6
19
38
0.075
0.15
0.30
0.60
1.2
2.4
4.8
9.6
19
38
0.075
0.15
0.30
0.60
1.2
2.4
4.8
9.6
19
38
Gradasi agregat
kasar
Kerikil
yang
tertingg
al pada
setiap
ayakan
ditimba
ng
beratny
a
Hasilnya
ditulis
pada
tabel
analisis
saringan
kerikil,
dan tabel
dilengkap
i
% kumulatif
No
mm
gram
tinggal
lolos
76,2
100
3/2
38,1
100
3/4
19
2798
93,27
93,27
6,73
3/8
9,5
189
6,30
99,57
0,43
4,76
0,2
99,77
0,23
2,38
0,5
0,02
99,78
0,22
16
1,19
0,03
99,83
0,18
30
0,59
0,5
0,02
99,83
0,17
60
0,297
0,03
99,87
0,13
100
0,149
0,5
0,02
99,88
0,12
Pan
0,00
3,5
0,12
3000
100
791,783
Jumlah
Zona Kerikil
Cara
numeris
Analisis Gabungan
Pasir+Kerikil
Zona
Gabungan
Cara grafis
Tahapan untuk menggabungkan dua jenis agregat, misal
pasir & batu pecah adalah sbb:
1. Buat sebuah diagram 4 persegi pjg dengan skala2
persen pada ketiga sisinya
2. Prosentase yg lolos dari agregat halus digbrkan pd
sumbu sebelah kiri
3. Prosentase yg lolos dari agregat kasar digbrkan pd
sebelah kanan
4. Sebagai contoh, hasil analisis saringan agregat halus
dan kasar spt pada tabel K. Pd tabel tsb prosentase
agregat halus yg lewat saringan 1,5 (38 mm) adalah
100%, harga ini digambarkan pada sumbu kiri.
Prosentase agregat kasar yang lewat saringan 1,5 =
96%, harga ini digbrkan pada sumbu kanan, hubungkan
kedua titik dengan garis lurus yag diberi tanda 1,5.
Berdasarkan tabel K, batas gradasi ideal fraksi (0-1,5)
tabelagregat gabungan yg lewat saringan 1,5 adalah
untuk
98K 100, harga ini digbrkan pada garis miring lurus tadi
dengan garis tebal.
Tabel K
Campur
pembatasan
Ukuran
Saringan
Pasir
Kerikil
Gabungan
Kumulatif %
Kumulatif %
Kumulatif %
Tertahan
Lewat
Tertahan
Lewat
Tertahan
Lewat
98-100
1,5"(38)
100
96
98
68-80
3/4"(20)
100
49
51
29
71
47-57
3/8"(10)
100
81
19
49
51
35-45
No. 4
96
100
62
38
28-36
No. 8
15
85
100
66
34
18-27
No. 16
37
63
100
75
25
11-19
No. 30
62
38
100
85
15
2-8
No. 50
85
15
100
94
1-2
No. 100
98
100
99
Modulus halus
Grafik
3,01
7,34
5,61
Tabel
Tabel
Bagian III
Beton prategang
0,06
0,15
1,00
0,30
No
45,0 mg/l
1000 mg/l
Chlorida sebagai CL
37,5 mg/l
500 mg/l
1,45 mg/l
15000 mg/l
Bahan Tersuspensi
16,0 mg/l
2000 mg/l
pH
7,20
6,00-8,00
Bersih
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Bersih
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Pengamatan Visual
-Air
-Lumpur
-Minyak
-Benda terapung
Bagian IV
BAHAN TAMBAHAN (ADMIXTURE)
UNTUK CAMPURAN BETON
Definisi :
Additive: merupakan bahan tambahan yang
Workability
Bila tidak ada perubahan faktor air semen (a/s), water
reducing menambah workability beton. Untuk slump
awal 25-75 mm dapat ditambah dengan 50-60 mm.
d. Loss Slump
Tingkat kecepatan penurunan slump beton yang berisi
water reducing admixture umumnya sama atau lebih
besar dari beton biasa. Dimana bila digunakan water
reducing admixture (WRA) akan menambah
workability dan waktu pencampuran.
f.
Air Entrainment :
Dengan bahan dasar Lignosulphonate cenderung
meningkatkan jumlah kadar udara tapi tidak
melampaui 2%. Bahan dasar Salt
hydroxycarboxylic dan Polysacharides tidak
menambah kadar udara dan bahkan sering
mengurangi kadar udara.
Panas Hidrasi
Panas hidrasi tidak terpengaruh dengan adanya
penggunaan WRA.
Kekuatan Tekan
Setting Time
Retarder menghambat
setting time beton
SUPERPLASTICIZER
Superplasticizer merupakan bahan kimia, biasanya
long chain molecules, yang pada saat ditambahkan
pada beton normal mengurangi air yang diperlukan
untuk mencapai workablility yang ditentukan, atau
memberi perbedaan workability yang besar dibawah
workability yang ingin dicapai dengan menambahkan
admixture water reducing normal.
SUPERPLASTICIZER
PENGARUHNYA PADA
BETON
a.
Kekuatan Beton
Kuat tekan beton
bertambah dengan
menggunakan
superplasticizer untuk
mengurangi kadar air pada
saat pemeliharaan
workability
SUPERPLASTICIZER
PENGARUHNYA PADA BETON (lanjutan)
b. Setting Time
Superplasticizer dapat menimbulkan sedikit pengurangan
pada saat digunakan pada dosis tinggi
c. Workability
Dimana tidak ada perubahan pada rasio air semen,
superplasticizer dapat mencapai peningkatan workability
dominan. Khususnya pada slump 75 mm akan
meningkatkan kegagalan slump.
Beton dengan superplasticizer dengan workability tinggi
umumnya disebut sebagai beton flowable (flowing
concrete).
SUPERPLASTICIZER
PENGARUHNYA PADA BETON (lanjutan)
d.
e.
Kehilangan Slump
Tingkat kehilangan slump untuk beton dengan
superplasticizer sama dengan campuran beton biasa.
Dimana superplasticizer yang digunakan untuk mengurangi
air, tingkatan slump akan naik.
Kadar Udara
Sulphonate melamine formaldehyde superplasticizer
cenderung mengurangi kadar udara pada saat digunakan
untuk memproduksi flowing concrete
POZZOLAN
KELAS POZZOLAN
1). Kelas N : Pozzolan alam atau hasil pembakaran,
pozzolan alam yang dapat digolongkan
didalam jenis ini seperti tanah diatomic,
opaline cherts dan shales, tuff dan abu
vulkanik atau pumicite, dimana biasa
diproses melalui pembakaran maupun tidak.
2). Kelas C : Fly ash yang mengandung CaO diatas 10%
yang dihasilkan dari pembakaran lignite atau
subbitumen batu bara
3). Kelas F : Fly ash yang mengandung CaO
kurang dari 10% yang dihasilkan dari
pembakaran
antrhacite atau bitumen batu bara.
POZZOLAN
JENIS-JENIS POZZOLAN
A.
B.
Pozzolan Alam
Pozzolan alam adalah bahan alam yang merupakan
sedimentasi dari abu atau lava gunung berapi yang
mengandung silika aktif, yang bila dicampur dengan kapur
padam akan mengadakan proses sedimentasi.
Pozzolan Buatan
Pozzolan buatan sebenarnya banyak macamnya, baik
merupakan sisa pembakaran dari tungku, maupun hasil
pemanfaatan limbah yang diolah menjadi abu yang
mengandung silika reaktif dengan melalui proses
pembakaran, seperti abu terbang (fly ash), abu sekam (rice
husk ash), silika fume dan lain-lain.
POZZOLAN
SIFAT-SIFAT SEMEN YANG MENGGUNAKAN
POZZOLAN
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Bila dalam perencanaan struktur beton bertulang dipakai fy > 400 MPa
maka fy harus diambil sama dengan nilai tegangan pada regangan 0,35
%.
Kekuatan batas
fu (psi)
40.000
60.000
70.000
90.000
40.000
60.000
70.000
90.000
60.000
80.000
75.000
70.000
85.000
80.000
70.000
65.000, 56.000
80.000
75.000, 70.000
Metric (Mpa)
40 / 40.000
60 / 60.000
75 / 75.000
300 / 300
420 / 420
520 / 520
50 / 50.000
60 / 60.000
350 / 350
420 / 420
40 / 40.000
60 / 60.000
300 / 300
420 / 420
A 206 / A 706 M
60 / 60.000
520 / 520
Bagian V
EVALUASI DAN PENERIMAAN
BETON
APLIKASI DARI
SNI 03 2847 - 2002
TUJUAN
MAHASISWA MAMPU ;
1. MENETAPKAN JUMLAH BENDA UJI SILINDER
BETON DAN MELAKUKAN PENGAMBILAN
CONTOH BETON SEGAR.
2. PEMBUATAN BENDA UJI SILINDER BETON DAN
PERAWATANNYA DI LABORATORIUM DAN DI
LAPANGAN.
3. MENGAMBIL TINDAKAN BILA fc TIDAK TERCAPAI.
4. EVALUASI KEKUATAN PADA STRUKTUR BETON
BERTULANG YANG TELAH ADA.
FREKUENSI PENGUJIAN
1. JUMLAH BENDA UJI.
MINIMUM SEBUAH (1 PASANG) UNTUK;
120 m3 BETON ATAU SEHARI PEKERJAAN.
500 m2 LUAS PELAT ATAU DINDING
2. UNTUK VOLUME PEKERJAAN SEDANG ( 600 m3
ATAU 2500 m2 LUAS).
AMBIL DARI 5 ADUKAN SECARA ACAK.
3. UNTUK VOLUME PEKERJAAN KECIL (< 40 m3).
TIDAK PERLU BENDA UJI, ADA BUKTI DAN
DISETUJUI PENGAWAS.
4.
Kuat Tekan
(MPa) (28
Hari)
fci
fc-3,5
= 24 MPa
fcr,3
fc
= 27,5 MPa
(fci
fcr)2
(MPa)
(MPa)
(MPa)
No
Tanggal
Sil I
Sil II
5 Maret 06
32.0
32.9
32.45
Ok
0.7225
6 Maret 06
33.9
35.2
34.55
Ok
1.5625
10 Maret 06
32.5
32.8
32.15
Ok
33.05
Ok
1.3225
12 Maret 06
33.1
34.5
33.80
Ok
33.50
Ok
0.2500
13 Maret 06
34.5
33.8
34.15
Ok
33.37
Ok
0.2250
17 Maret 06
30.2
31.5
30.85
Ok
32.93
Ok
6.0025
19 Maret 06
31.9
33.2
32.55
Ok
32.52
Ok
0.5625
21 Maret 06
33.1
32.2
32.65
Ok 32.02 Ok
0.4225
25 Maret 06
34.6
34.1
34.35
Ok 33.27 Ok
1.1025
10
28 Maret 06
32.7
33.8
33.25
Ok 33.42 Ok
0.0025
11
30 Maret 06
29.7
28.3
29.00
Ok 32.20 Ok
18.4900
12
2 Maret 06
29.7
25.0
27.25
Ok 29.83 Ok
36.6025
13
5 Maret 06
32.7
33.7
33.20
Ok 29.82 Ok
0.0100
14
8 Maret 06
33.6
34.8
34.20
Ok 31.55 Ok
0.8100
15
9 Maret 06
31.7
32.2
31.95
Ok 33.12 Ok
1.8225
16
15 maret 06
30.5
32.3
31.40
Ok 32.52 Ok
3.6100
17
16 Maret 06
34.3
35.0
34.65
Ok 33.67 Ok
1.8225
18
19 Maret 06
33.8
35.0
33.65
Ok 33.23 Ok
0.1225
19
20 Maret 06
39.2
38.4
38.80
Ok 35.70 Ok
30.2500
20
22 Maret 06
36.6
33.6
35.10
Ok 35.85 Ok
3.2400
21
24 Maret 06
35.0
34.3
34.65
Ok 36.18 Ok
1.8225
22
28 Maret 06
32.0
30.6
31.30
Ok 33.68 Ok
4.0000
23
1 Mei 06
35.1
35.0
35.05
Ok 33.67 Ok
3.0625
24
3 Mei 06
19.3600
25
7 Mei 06
11.9025
26
10 Mei 06
0.4225
27
11 mei 06
0.9025
28
15 Mei 06
0.6400
29
16 Mei 06
0.3600
30
18 Mei 06
12.2500
Jumlah
998.90
164.1750
998.90
f ' cr
33.30 MPa
30
Standard deviasi,
164.1750
s
2.379 MPa
30 1
CARA PERBAIKAN/MENINGKATKAN
MUTU BETON
CONTOH 2:
UNTUK fc = 40 MPa
Jawab
Analisanya adalah sebagai berikut:
b. PROSEDUR ANALITIS.
c. PROSEDUR PEMBEBANAN.
PROSEDUR PEMBEBANAN
a. UMUR MINIMAL STRUKTUR 56 HARI, KECUALI ADA
PERSETUJUAN DARI SEMUA PIHAK.
b. TOTAL BEBAN 0,85 (1,4 D + 1,7 L).
YANG DIAPLIKASIKAN DALAM 4 TAHAP.
c. PENGAMATAN DILAKUKAN PADA SETIAP TAHAPAN
PEMBEBANAN (Q0, Q1, Q2, Q3 DAN Q4), DI TEMPAT
RESPON MAKSIMUM PEMBACAAN SEPERTI;
LENDUTAN, ROTASI, REGANGAN, SLIP, LEBAR
RETAK DILAKUKAN DALAM MAKSIMAL 1 JAM.
SYARAT PENERIMAAN
a.
b.
LENDUTAN MAKSIMUM
LENDUTAN PERMANEN
max
lt
20000h
r max
max
ATAU
, BILA
r max
f max
c.
d.
Bagian VI
Test Non-Destruktif
HASIL PENGAMAT
DENGAN CRACK
DETECTOR
TERIMAKASIH
HAMMER TEST
BS4408 pt. 4 atau ASTM C805-89
Kelebihan :
murah
pengukuran bisa dilakukan dengan cepat
praktis (mudah digunakan)
Kekurangan :
hasil pengujian dipengaruhi oleh kerataan/kehalusan
permukaan, kelembaban beton, sifat-sifat dan jenis agregat
kasar, derajat karbonisasi, ukuran dan umur beton. Oleh
karena itu perlu diingat bahwa beton yang akan diuji haruslah
dari jenis dan dengan kondisi yang sama
harus dikalibrasi dengan hasil tes tekan silinder beton
tingkat keandalannya rendah
hanya memberikan informasi mengenai karakteristik beton
pada permukaan
Kode Benda
Uji
Tegangan
kg/cm2
Test Hammer
Rebound
terkoreksi
CDII - 03 - 1
537.99
53.2
CDII - 05 - 1
479.85
51.5
CDII - 06 - 1
518.55
54.0
CDII - 08 - 2
416.45
49.6
CDII - 09 - 2
346.40
47.2
CDII - 13 - 3
460.37
49.9
ELEMEN
STRUKTUR
KODE
21
Pelat Lantai
1A
Lantai 2
90
22
Pelat Lantai
1B
Lantai 2
90
23
Pelat Lantai
2A
Lantai 2
90
24
Pelat Lantai
2B
Lantai 2
90
25
Pelat Lantai
3A
Lantai 2
90
26
Pelat Lantai
3B
Lantai 2
90
27
Pelat Lantai
4A
Lantai 2
90
28
Pelat Lantai
4B
Lantai 2
90
29
Pelat Lantai
5A
Lantai 2
90
NO
LOKASI
SUDUT
(%)
RATA - 2
TERKOREKSI
TEGANGAN
HANCUR
SILINDER
2
( kg/cm )
41.1
41.9
257.61
44.3
45.2
276.36
46.5
47.4
289.26
43.1
44.0
269.33
50.7
51.7
313.87
49.9
50.9
309.18
51.3
52.3
317.39
44.6
45.5
278.12
39.0
39.8
245.30
REBOUND
1
42
38
47
40
40
42
42
41
40
39
47
50
44
44
42
38
48
46
40
44
44
46
47
46
46
44
48
48
50
46
42
44
40
42
40
46
47
42
42
46
48
46
46
51
50
52
54
52
54
54
49
50
52
50
50
48
48
52
50
50
52
48
51
50
54
50
52
54
50
52
42
40
54
44
44
42
42
46
44
48
36
38
42
42
36
42
40
38
36
40
40
38
44
41
38
45
44
43
40
41
48
46
46
48
44
48
50
42
42
40
KET.
back
PENEMPATAN
TRANSDUCER
a) Direct
(c) Indirect
PRINSIP KERJA
Alat ini memanfaatkan prinsip perambatan gelombang pada media padat.
Ada tiga jenis gelombang yang timbul pada saat suatu massa padat diberikan suatu
impulse (getaran), yaitu:
1. gelombang permukaan,
2. gelombang transversal
3. gelombang longitudinal
Dari ketiga gelombang tersebut, gelombang longitudinal merupakan gelombang yang
mempunyai kecepatan tertinggi dan yang memberikan banyak informasi mengenai
sifat-sifat fisik bahan padat yang dilaluinya.
KEGUNAAN
MENGHITUNG MODULUS ELASTISITAS
BAHAN
MEMBERIKAN INFORMASI KARAKTERISTIK
BAHAN
MENGUKUR KEDALAMAN RETAK
MENGUKUR KETEBALAN PELAPUKAN
BETON
MENGHITUNG MODULUS
ELASTISITAS BAHAN
Dari teori fisika diketahui bahwa :
KEd
dimana : V
K
Age 8 months
Age 28 days
Age 7 days
Age 3 days
x
T3
x
T2
x
R1
T1
x
R2
R3
Retak ( Rt )
a) Plan
T3
T2
T1
R1
L2
L1
R3
R2
L2
L1
L3
L3
b) Potongan
Cd
back
PRINSIP KERJA
Alat Potensial setengah sel terdiri atas elektroda logam yang terendam dalam
larutan elektrolit yang terbuat dari larutan garam dari elektroda logam tersebut
(misalnya, elektroda tembaga didalam larutan tembaga sulfat atau elektroda
perak di dalam larutan perak klorida).
Ujung setengah sel tersebut dibuat berpori sehingga menyebabkan terjadinya
kontak antara elektrolit dan permukaan beton
berfungsi sebagai acuan untuk pengukuran potensial
korosi pada tulangan didalam beton. Setengah sel
yang lainnya ada pada tulangan jika set-up/rangkaian
pengujiannya dilakukan seperti pada Gambar.
Pada rangkaian tersebut, hubungan internal tercipta
melalui larutan elektrolit pada alat setengah sel dan
melalui kadar air dalam beton. Sedangkan hubungan
eksternal terbentuk melalui alat volt-meter yang
mampu mengukur potensial yang terjadi.
600
500
400
300
200
100
0
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
Pengujian membutuhkan hubungan elektris antara alat Half cell dengan tulangan
terbuka. Dengan demikian, seringkali diperlukan pengupasan selimut beton
sampai tulangan didapatkan.
Pengujian tidak bisa dilakukan pada tulangan yang dilapisi epoxy atau coating
Tidak ada standar untuk menginterpretasikan hasil pengujian
Pengujian tidak bisa dilakukan untuk kedalaman selimut beton lebih dari 100 mm
Permukaan beton harus rata, bersih dari debu, retak dan tidak tertutup lapisan
kedap air
Interpretasi hasil pengujian harus dilakukan oleh tenaga ahli.
CONTOH:
900
back
pH
500
Potensial E. (mV CSE)
Lantai 3
Lantai 1
100
Lantai 2
Passivation
-300
-700
-1100
-1500
Corrosion
Immunity
10
12
14
PENGUKURAN TE
SELIMUT BETO
BACK
BRE Digest 405, Carbonation of Concrete and its Effects on Durability, May 1995
SESUDAH
SEBELU
BACK