Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
idi
perpustakaan.uns.ac.id
TESIS
oleh :
ENDANG SRI HARDJANTI
A 120 80 9009
digilib.uns.ac.idii
perpustakaan.uns.ac.id
Oleh :
ENDANG SRI HARDJANTI
A 120 80 9009
Pembimbing I
Pembimbing II
NIP. 194604051976031001
NIP. 194805311976031001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan
Pascasarjana UNS
ii
iii
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Disusun Oleh :
ENDANG SRI HARDJANTI
A 120 80 9009
Nama
Tanda Tangan
Tanggal
Ketua
Prof.Dr. Sugiyanto
..............
...........
Sekretaris
..............
...........
Anggota Penguji 1. Prof. Dr. Satimin Hadiwidjaja, dr, PAK, MARS ................
................
Surakarta,
............
............
2011
Mengetahui,
Direktur PPs UNS
Prof.Dr. Sugiyanto
commit to user
NIP. 19491108 197609 1 001
iii
iv
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama
NIM
: A120809009
Surakarta,
2011
commit to user
iv
digilib.uns.ac.idv
perpustakaan.uns.ac.id
MOTTO
Tidak ada bencana yang lebih buruk yang diisi oleh manusia daripada perutnya
sendiri. Cukuplah seseorang itu mengkonsumsi beberapa kerat makanan yang dapat
menegakkan tulang punggungya. Kalau terpaksa, maka ia bisa mengisi sepertiga
perutnya dengan makanan, sepertiga lagi dengan minuman, dan sepertiga sisanya
untuk nafas. (Sabda Nabi Muhammad SAW)
commit to user
vi
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan tesis ini.
Disadari bahwa tesis ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari
beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1.
Prof. Dr.dr. Moch. Syamsulhadi, Sp.KJ (K) selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
3.
4.
Prof. Dr. Satimin Hadiwidjaja, dr, PAK, MARS dan Prof. Dr. Muchsin Douwes, dr,
AIFO
sebagai pembimbing tesis yang telah secara seksama dan dengan penuh
Bapak H. Siswo Utomo selaku ketua klub Jantung Sehat Manahan Surakarta.
6.
7.
Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, atas bantuan baik moril atau
materiil sehingga dapat terselesaikan penulisan tesis ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan yang diberikan
vi
vii
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sebab itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat
membangun sebagai bekal demi kesempurnaan tesis ini.
Surakarta,
Penulis
commit to user
vii
2011
viii
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................
ii
iii
HALAMAN PERNYATAAN.....................................................................................
iv
MOTTO .......................................................................................................................
vi
xi
xii
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................
viii
ix
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Prediabetes ........................................................................................
11
12
12
14
16
18
21
22
24
a. Olahraga ......................................................................................
25
b. Jantung ........................................................................................
25
27
d. Kesimpulan .................................................................................
30
31
44
48
a. Laki-laki ......................................................................................
48
b. Perempuan ...................................................................................
48
49
commit to user
ix
digilib.uns.ac.idx
perpustakaan.uns.ac.id
50
53
D. Hipotesis .................................................................................................
54
55
55
57
58
59
60
61
62
66
67
73
78
B. Implikasi ..................................................................................................
79
C. Saran ........................................................................................................
80
82
commit to user
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..........................................................................................
85
xi
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Rancangan Penelitian Faktorial 2 X 2 ..........................................................
56
62
63
66
66
68
69
70
71
72
commit to user
xi
xii
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Grafik Rata-Rata Kadar Gula Darah Peserta Senam
Jantung Sehat.............................................................................................
64
65
commit to user
xii
xiii
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Program Latihan Interval Anaerob dan Interval Aerob .........................
85
Lampiran 2. Data Eksperimen Pre dan Post Test Latihan Interval Anaerob dan Interval
Aerob ......................................................................................................
89
Lampiran 3. Uji Normalitas Data Latihan Interval Anaerob dan Interval Aerob .......
90
Lampiran 4. Uji Homogenitas Data Latihan Interval Anaerob dan Interval Aerob ....
92
Lampiran 5. Uji Anova Latihan Interval Anaerob dan Interval Aerob .......................
93
Lampiran 6. Uji Newman Keuls Latihan Interval Anaerob dan Interval Aerob .........
94
97
commit to user
xiii
xiv
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ABSTRAK
Endang Sri Hardjanti. A 120809009. Perbedaan Pengaruh Latihan Interval dan Jenis
Kelamin Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Prediabetes. Tesis. Surakarta
Program pascaSarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Maret 2011.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) Perbedaan pengaruh metode latihan interval
Aerob dan interval anaerob terhadap penurunan kadar gula darah prediabetes. (2)
Perbedaan hasil penurunan kadar gula darah antara laki-laki dan perempuan prediabetes.
(3) Pengaruh interaksi antara metode latihan interval aerob dengan interval anareob, antara
laki-laki dan perempuan terhadap penurunan kadar gula darah prediabetes.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium pre and post test design.
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta senam jantung sehat Manahan Surakarta yang
berjumlah 60 orang, 30 orang laki-laki dan 30 orang perempuan yang berumur 40 60
tahun. Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini dilakukan dengan purposive
random sampling. Dilakukan pemeriksaan gula darah puasa dengan alat Easy Touch Cgu
Model ET :301 LE.0197. Dari 60 orang populasi diambil sampel 24 orang, 12 orang lakilaki dan 12 orang perempuan yang mempunyai kadar gula darah puasa 100 125 atau
kadar gula darah sewaktu 140 144 mg/dl. Program latihan selama 6 minggu dengan 3
kali dalam satu minggu, 6 laki-laki dan 6 perempuan dengan latihan interval anaerob.
Enam laki-laki dan 6 perempuan dengan latihan interval aerob. Semua sampel diperiksa
kadar gula darahnya sebelum dan sesudah program latihan. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis varians dua jalur dengan desain faktorial 2 x 2 dilanjutkan
dengan Newman Keuls.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut (1) Ada perbedaan
pengaruh antara latihan interval aerob dan interval anaerob, dari hasil analisis data
menunjukkan Fo = 13,11 > Ft = 4,35. (2) Ada perbedaan hasil penurunan kadar gula darah
antara laki-laki dan perempuan. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 7,48 > Ft =
4,35. (3) Ada pengaruh interaksi antara metode latihan aerob maupun anaerob dengan jenis
kelamin laki-laki dan perempuan. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 7,01 > Ft =
4,35. Simpulan dari penelitian adalah, latihan interval anaerob maupun interval aerob
dapat menurunkan kadar gula darah prediabetes. Latihan interval anaerob lebih tinggi
menurunkan kadar gula darah, dan pada perempuan penurunan kadar gula darahnya lebih
tinggi dibanding laki-laki.
Kata Kunci : latihan interval aerob dan interval anaerob, kadar gula darah prediabetes
commit to user
xiv
xv
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ABSTRACT
Endang Sri Hardjanti. A 120 809 009. Differences Effect of Interval Training and Sex
on Blood Sugar Levels of Patients pre-diabetic. Thesis. Postgraduate Program.
Sebelas Maret University. Surakarta. March 2011.
The purpose of this study is to determine (1) differences influence Aerobic interval training
method and anaerobic intervals to decrease blood sugar levels pre-diabetic. (2) Differences
in the results of decreased blood sugar levels between men and women pre-diabetic. (3)
Effect of interaction between aerobic interval training method anaerobic intervals, with
both men and women to decrease blood sugar levels pre-diabetic.
This research uses laboratory experimental method pre and post test design. The
population in this study was heart-healthy exercise participants Manahan Surakarta. They
were 60 people, 30 men and 30 women aged 40-60 years. Sampling technique in this study
conducted with purposive random sampling. Fasting blood sugar examination by means of
the Easy Touch ET Cgu Model: 301 LE.0197. Of the 60 people sampled population 24
people, 12 men and 12 women who had fasting blood glucose 100-125 or blood sugar
levels as 140-144 mg / dl. Exercise program for 6 weeks to 3 times a week, 6 men and 6
women with anaerobic interval training, 6 men and 6 women with aerobic interval training.
All the samples examined blood sugar levels before and after the exercise program. The
data analysis technique used was analysis of variance two-lane with 2 x 2 factorial design
followed by Newman Keuls.
Based on research results obtained conclusions are as follows (1) There is a difference
between the effect of aerobic interval training and anaerobic interval, from analysis of data
showed F0 = 13.11 > Ft = 4.35. (2) There is a difference in the results of decreased blood
sugar levels between men and women. From the analysis of data showed F0 = 7.48 > =
4.35 Ft. (3) There is the influence of the interaction between aerobic and anaerobic training
methods with male and female. From the analysis of data showed Fo = 7.01> = 4.35 Ft.
The conclusions of the study are, anaerobic interval training and aerobic interval can
decrease blood sugar levels pre-diabetic. Anaerobic interval training decrease blood sugar
levels higher than aerobic, and women decrease their blood sugar levels higher than men.
Keywords: aerobic interval training and anaerobic interval, blood sugar levels pre-diabetic
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Diabetes melitus adalah suatu sindrom yang ditandai hiperglikemi kronis
dengan gangguan metabolisme karbohidrat protein dan lemak yang disebabkan
oleh defisiensi absolut atau relatif dari sekresi insulin dan atau kerja insulin
(Kurniati 2004)
Dari berbagai penelitian di Indonesia didapatkan prevalensi diabetes
melitus sebesar 1,5% - 2,3% pada penduduk usia lebih dari 15 tahun, bahkan pada
penelitian epidemiologis di Manado didapatkan prevalensi diabetes melitus 6,1%.
Penelitian yang dilakukan di Jakarta juga menunjukan adanya kenaikan orevalensi
(Ardyanto 2002)
Penderita diabetes bisa mengalami berbagai komplikasi jangka panjang
jika diabetesnya tidak dikelola dengan baik. Komplikasi yang lebih sering terjadi
dan mematikan adalah serangan jantung dan stroke. Selain itu komplikasi lain
yang mungkin terjadi adalah kerusakan pada pembuluh darah di retina mata
(retinopati diabetikum) yang bisa menyebabkan gangguan penglihatan, kelainan
pada fungsi ginjal yang bisa menyebabkan gagal ginjal sehingga penderita harus
menjalani cuci darah (hemodialisa) dan kerusakan pada saraf yang menyebabkan
kulit lebih sering mengalami cedera. Selain itu luka/infeksi pada penderita
diabetes biasanya berjalan lambat penyembuhannya karena kadar gula yang tinggi
dalam darah menyebabkan bakteri dapat tumbuh dengan subur, akibatnya pada
beberapa kasus terkadang amputasi mejadi salah satu pilihan untuk menghentikan
penyebaran infeksi.
commit to user
2
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berolahraga
dengan
gembira
dan
untuk
meningkatkan
dan
commit to user
4
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
5
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Identifikasi Masalah
Bedasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar gula darah
2. Metode latihan
-
Interval aerob
Interval anaerob
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas maka masalah
dalam penelitian ini terbatas pada :
1. Metode latihan yang tepat untuk menurunkan kadar gula darah
2. Jenis kelamin pria dan wanita dapat mempengaruhi penurunan kadar gula
darah
3. Perbedaan pengaruh metode latihan interval aerob dan interval anaerob
dan jenis kelamin pria dan wanita terhadap penurunan kadar gula darah.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah yang telah diuraikan, maka dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut :
commit to user
6
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara metode latihan interval
aerob dan interval anaerob terhadap penurunan kadar gula darah
prediabetes
2. Untuk mengetahui perbedaan hasil penurunan kadar gula darah antara lakilaki dan wanita prediabets
3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara metode latihan interval
aerobic dengan interval anaerobic dengan laki-laki dan wanita terhadap
penurunan kadar gula darah prediabets
commit to user
7
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.
1. Teoritis : memperkaya ilmu pengetahuan dan metode latihan yang tepat
untuk penderita prediabets dalam menurunkan kadar gula darah
2. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan para dokter dalam memberi
saran pada penderita prediabets
3. Bagi peneliti secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan
pembanding apabila para peneliti akan melakukan penelitian tentang
metode latihan olahraga bagi penderita diabets
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Diabetes Melitus
Diabetes Mellitus (DM) atau dikenal sebagai penyakit kencing manis atau
penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan
peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem
metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi
hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.
Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang
bertanggung jawab untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin
dibutuhkan untuk merubah (memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi
energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan
kadar gula dalam darah.
commit to user
9
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
10
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mellitus (IDDM). Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada
pulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita,
anak-anak dan remaja.
Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan
pemberian
therapi
insulin
yang
dilakukan
secara
terus
menerus
10
11
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
11
12
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
penurunan
kadar
gula
darah
prediabetes, Pola makan yang sehat seperti rendah lemak, rendah karbohidrat dan
cukup serat, pola hidup yang sehat meningkatkan aktifitas fisik dan olahraga,
menurunkan berat badan
3. Metabolisme Energi tubuh dan Olahraga
Di dalam berbagai jenis olahraga baik olahraga dengan gerakan-gerakan
yang bersifat konstan seperti jogging, marathon dan bersepeda atau juga pada
olahraga yang melibatkan gerakan-gerakan yang explosif seperti menendang bola
atau gerakan smash dalam olahraga tenis atau bulutangkis, jaringan otot hanya
akan memperoleh e n e r g i d a r i pemecahan molekul a d e n o s i n e triphospate
atau yang biasa disingkat sebagai ATP. Melalui simpanan energi yang terdapat di
dalam tubuh yaitu simpanan phosphocreatine (PCr), karbohidrat, lemak dan
protein, molekul ATP ini akan dihasilkan melalui metabolisme energi yang akan
melibatkan beberapa reaksi kimia yang kompleks. Pengunaan simpanan-simpanan
energi tersebut beserta jalur metabolisme energi yang akan digunakan untuk
menghasilkan molekul ATP ini juga akan bergantung terhadap jenis aktivitas serta
intensitas yang dilakukan saat berolahraga.
a. Aktivitas Aerobik dan Anaerobik Dalam Olahraga
Secara umum aktivitas yang terdapat dalam kegiatan olahraga akan terdiri
dari kombinasi 2 jenis aktivitas yaitu aktivitas yang bersifat aerobik dan dan
aktivitas yang bersifat anaerobik. Kegiatan/jenis olahraga yang bersifat ketahanan
seperti jogging, marathon, triathlon dan juga bersepeda jarak jauh merupakan
jenis olahraga dengan komponen aktivitas aerobik yang dominan sedangkan
kegiatan olahraga yang membutuhkan tenaga besar dalam waktu singkat seperti
commit to user
12
13
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
angkat berat, push-up, sprint atau juga loncat jauh merupakan jenis olahraga
dengan komponen komponen aktivitas anaerobik yang dominan .
Namun dalam beragamnya berbagai cabang olahraga akan terdapat jenis
olahraga atau juga aktivitas latihan dengan satu komponen aktivitas yang lebih
dominan atau juga akan terdapat cabang olahraga yang mengunakan kombinasi
antara aktivitas yang bersifat aerobik & anaerobik.
Aktivitas aerobik merupakan aktivitas yang bergantung terhadap
ketersediaan oksigen untuk membantu proses pembakaran sumber energi sehingga
juga akan bergantung terhadap kerja optimal dari organ-organ tubuh seperti
jantung, paru-paru dan juga pembuluh darah untuk dapat mengangkut oksigen
agar proses pembakaran sumber energi dapat berjalan dengan sempurna. Aktivitas
ini biasanya merupakan aktivitas olahraga dengan intensitas rendah-sedang yang
dapat dilakukan secara kontinu dalam waktu yang cukup lama sepeti jalan kaki,
bersepeda atau juga jogging.
Aktivitas anaerobik merupakan aktivitas dengan intensitas tinggi yang
membutuhkan energi secara cepat dalam waktu yang singkat namun tidak dapat
dilakukan secara kontinu untuk durasi waktu yang lama. Aktivitas ini biasanya
juga akan membutuhkan interval istirahat agar ATP dapat diregenerasi sehingga
kegiatannya dapat dilanjutkan kembali. Contoh dari kegiatan/jenis olahraga yang
memiliki aktivitas anaerobik dominan adalah lari cepat (sprint), push-up, body
building, gimnastik atau juga loncat jauh. Dalam beberapa jenis olahraga beregu
atau juga individual akan terdapat pula gerakan-gerakan/aktivitas sepeti meloncat,
mengoper, melempar, menendang bola, memukul bola atau juga mengejar bola
dengan cepat yang bersifat anaerobik. Oleh sebab itu maka beberapa cabang
commit to user
13
14
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
olahraga seperti sepakbola, bola basket atau juga tenis lapangan disebutkan
merupakan kegiatan olahraga dengan kombinasi antara aktivitas aerobik dan
anaerobik.
b. Metabolisme Energi Saat Berolahraga
Inti dari semua proses metabolisme energi di dalam tubuh adalah untuk
menresintesis molekul ATPdimana prosesnya akan dapat berjalan secara aerobik
maupun anearobik. Proses hidrolisis ATP yang akan menghasilkan energi ini
dapat dituliskan melalui persamaan reaksi kimia sederhana sebagai berikut:
Di dalam jaringan otot, hidrolisis 1 mol ATP akan menghasilkan energi sebesar 31
kJ (7.3 kkal) sertaakan menghasilkan produk lain berupa ADP (adenosine
diphospate) dan Pi (inorganik fosfat). Pada saatberolahraga, terdapat 3 jalur
metabolisme energi yang dapat digunakan oleh tubuh untuk menghasilkan ATP
yaitu hidrolisis phosphocreatine (PCr), glikolisis anaerobik glukosa serta
pembakaran simpanan karbohidrat, lemak dan juga protein.
Pada kegiatan olahraga dengan aktivitas aerobik yang dominan,
metabolisme energi akan berjalan melalui pembakaran simpanan karbohdrat,
lemak dan sebagian kecil (5%) dari pemecahan simpanan protein yang terdapat
di dalam tubuh untuk menghasilkan ATP (adenosine triphospate). Proses
metabolisme ketiga sumber energi ini akan berjalan dengan kehadiran oksigen (O
) yang 2 diperoleh melalui proses pernafasan. Sedangkan pada aktivitas yang
bersifat anaerobik, energi yang akan digunakan oleh tubuh untuk melakukan
commit to user
14
15
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
aktivitas yang membutuhkan energi secara cepat ini akan diperoleh melalui
hidrolisis phosphocreatine (PCr) serta melalui glikolisis glukosa secara anaerobik.
Proses metabolisme energi secara anaerobik ini dapat berjalan tanpa kehadiran
oksigen (O2 ).
Proses metabolisme energi secara anaerobik dapat menghasilkan ATP
dengan laju yang lebih cepat jika dibandingkan dengan metabolisme energi secara
aerobik. Sehingga untuk gerakan-gerakan dalam olahraga yang membutuhkan
tenaga yang besar dalam waktu yang singkat, proses metabolisme energi secara
anaerobik dapat menyediakan ATP dengan cepat namun hanya untuk waktu yang
terbatas yaitu hanya
secara cepat, namun metabolisme energi secara anaerobik ini hanya menghasilkan
molekul ATP yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan metabolisme energi
secara aerobik (2 ATP vs 36 ATP per 1 molekul glukosa).
Proses metabolisme energi secara aerobik juga dikatakan merupakan
proses yang bersih karena selain akan menghasilkan energi, proses tersebut hanya
akan menghasilkan produk samping berupa karbondioksida (CO ) dan air (H O).
Hal ini berbeda dengan proses metabolisme secara anaerobik yang juga akan
menghasilkan produk samping berupa asam laktat yang apabila terakumulasi
dapat menghambat kontraksi otot dan menyebabkan rasa nyeri pada otot. Hal
inilah yang menyebabkan mengapa gerakangerakan bertenaga saat berolahraga
tidak dapat dilakukan secara kontinu dalam waktu yang panjang dan harus
diselingi dengan interval istirahat.
commit to user
15
16
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
16
17
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
akan banyak terkandung di dalam bahan makanan protein hewani seperti daging
dan ikan.
Data dari hasil-hasil penelitian dalam bidang olahraga yang telah
dilakukan menunjukan bahwa konsumsi creatine sebanyak 5-20 g per harinya
secara rutin selama 20 hari sebelum musim kompetisi
17
18
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
18
19
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(nasi, kentang, roti, singkong dsb) ataupun juga karbohidrat sederhana (glukosa,
sukrosa, fruktosa) akan terkonversi menjadi glukosa di dalam tubuh. Glukosa
yang terbentuk ini kemudian dapat tersimpan sebagai cadangan energi sebagai
glikogen di dalam hati dan otot serta dapat tersimpan di dalam aliran darah
sebagai glukosa darah atau dapat juga dibawa ke dalam sel-sel tubuh yang
membutuhkan.
Di dalam sel tubuh, sebagai tahapan awal dari metabolisme energi secara
aerobik, glukosa yang berasal dari glukosa darah ataupun dari glikogen otot akan
mengalami proses glikolisis yang dapat menghasilkan molekul ATP serta
menghasilkan asam piruvat. Di dalam proses ini, sebanyak 2 buah molekul ATP
dapat dihasilkan apabila sumber glukosa berasal dari glukosa darah dan sebanyak
3 buah molekul ATP dapat dihasilkan apabila glukosa berasal dari glikogen otot.
Setelah melalui proses glikolisis, asam piruvat yang di hasilkan ini
kemudian akan diubah menjadi Asetil-KoA di dalam mitokondsia. Proses
perubahan dari asam piruvat menjadi Asetil-KoA ini akan berjalan dengan
ketersediaan oksigen serta akan menghasilkan produk samping berupa NADH
yang juga dapat menghasilkan 2-3 molekul ATP. Untuk memenuhi kebutuhan
energi bagi sel-sel tubuh, Asetil-KoA hasil konversi asam piruvat ini kemudian
akan masuk ke dalam siklus asam-sitrat untuk kemudian diubah menjadi karbon
dioksida (CO ), ATP, NADH dan FADH melalui tahapan reaksi yang kompleks.
Reaksi-reaksi yang terjadi dalam proses yang telah disebutkan dapat dituliskan
melalui persamaan reaksi sederhana sebagai berikut:
commit to user
19
20
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Setelah melewati berbagai tahapan proses reaksi di dalam siklus asam sitrat,
metabolisme energi dari glukosa kemudian akan dilanjutkan kembali melalui
suatu proses reaksi yang disebut sebagai proses fosforlasi oksidatif. Dalam proses
ini, molekul NADH dan juga FADH yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat
akan diubah menjadi molekul ATP dan H O. Dari 1 molekul NADH akan dapat
dihasilkan 3 buah molekul ATP dari 1 buah molekul FADH akan dapat
menghasilkan 2 molekul ATP. Proses metabolisme energi secara aerobik melalui
pembakaran glukosa/glikogen secara total akan menghasilkan 38 buah molukul
ATP dan juga akan menghasilkan produk samping berupa karbon dioksida (CO )
serta air (H O). Persamaan reaksi sederhana untuk mengambarkan proses tersebut
dapat dituliskan sebagai berikut :
Pembakaran Lemak
Langkah awal dari metabolisme energi lemak adalah melalui proses
pemecahan simpanan lemak yang terdapat di dalam tubuh yaitu trigeliserida.
Trigeliserida di dalam tubuh ini akan tersimpan di dalam jaringan adipose
(adipose tissue) serta di dalam sel-sel otot (intramuscular triglycerides). Melalui
proses yang dinamakan lipolisis, trigeliserida yang tersimpan ini akan dikonversi
commit to user
20
21
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menjadi asam lemak (fatty acid) dan gliserol. Pada proses ini, untuk setiap 1
molekul trigeliserida akan terbentuk 3 molekul asam lemak dan 1molekul gliserol.
Kedua molekul yang dihasilkan melalu proses ini kemudian akan
mengalami jalur metabolisme yang berbeda di dalam tubuh. Gliserol yang
terbentuk akan masuk ke dalam siklus metabolisme untuk diubah menjadi glukosa
atau juga asam piruvat. Sedangkan asam lemak yang terbentuk akan dipecah
menjadi unitunit kecil melalui proses yang dinamakan -oksidasi untuk kemudian
menghasilkan energi (ATP) di dalam mitokondria sel Proses -oksidasi berjalan
dengan kehadiran oksigen serta membutuhkan adanya karbohidrat untuk
menyempurnakan pembakaran asam lemak. Pada proses ini, asam lemak yang
pada umumnya berbentuk rantai panjang yang terdiri dari 16 atom karbon akan
dipecah menjadi unit-unit kecil yang terbentuk dari 2 atom karbon. Tiap unit 2
atom karbon yang terbentuk ini kemudian dapat mengikat kepada 1 molekul KoA
untuk membentuk asetil KoA. Molekul asetil-KoA yang terbentuk ini kemudian
akan masuk ke dalam siklus asam sitrat dan diproses untuk menghasilkan energi
seperti halnya dengan molekul asetil-KoA yang dihasil melalui proses
metabolisme energi dari glukosa/glikogen.
21
22
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tinggi yang membutuhkan power secara cepat seperti saat berlari untuk mengejar
bola atau saat memukul bola dengan keras, metabolisme energi tubuh akan
berjalan secara anaerobik melalui sumber energi yang diperoleh dari simpanan
ATP, simpanan phosphocreatine (PCr) dan simpanan karbohidrat .Sedangkan saat
melakukan aktivitas dengan intensitas rendah seperti saat berlari secara perlahan,
metabolisme energi tubuh akan berjalan secara aerobik dengan sumber energi
diperoleh dari simpanan karbohidrat (glikogen otot & glukosa darah), lemak dan
juga protein. Pada olahraga beregu yang umumnya merupakan kombinasi antara
endurance serta speed & power, diantara semua bentuk simpanan energi yang
akan digunakan dalam proses metabolisme energi baik secara aerobik maupun
anaerobik, 2 simpanan energi yaitu simpanan karbohidrat (glikogen otot &
glukosa darah) dan simpanan lemak akan memberikan kontribusi yang lebih besar
untuk menyediakan energi bagi tubuh. Diantara simpanan lemak & karbohidrat,
simpanan karbohidrat akan memberikan kontribusi yang lebih besar di
bandingkan dengan simpanan lemak untuk menghasilkan energi dalam olahraga
beregu. Dan oleh karena simpanan karbohidrat berada dalam jumlah yang terbatas
dibandingkan dengan simpanan lemak maka berkurangnya simpanan karbohidrat
merupakan pembatas bagi kemampuan tubuh untuk mempertahankan performa
pada olahraga ini.
f. Ringkasan Singkat Metabolisme Energi & Simpanan Energi Tubuh
Secara ringkas, sistem metabolisme energi untuk menghasilkan ATP dapat
berjalan secara aerobi (dengan oksigen) dan secara anaerobik (tanpa oksigen).
Kedua proses ini dapat berjalan secara simultan di dalam tubuh saat berolahraga.
Pada aktivitas-aktivitas olahraga yang membutuhkan energi besar dalam waktu
commit to user
22
23
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang cepat atau pada olahraga dengan intenistas tinggi. Metabolisme energi akan
berjalan secara anaerobik melalui hidrolisis phosphocreatine (PCr) serta melalui
proses glikolisis glukosa/glikogen otot. Sedangkan pada cabang-cabang olahraga
dengan intensitas rendah-sedang yang memilki komponen aerobik tinggi seperti
jogging, maraton, triathlon atau juga bersepeda jarak jauh, metabolisme energi
tubuh akan berjalan secara aerobik dengan kehadiran oksigen melalui pembakaran
simpanan karbohidrat, lemak dan protein.
Pada olahraga beregu yang merupakan kombinasi antara aktivitas
intensitas tinggi dan aktivitas intensitas rendah, metabolisme energi juga akan
berjalan secara aerobik dan anaerobik dan juga mengunakan sumber-sumber
energi yang sama yaitu phospocreatine (PCr), karbohidrat, lemak dan juga protein.
Diantara semua bentuk simpanan energi yang terdapat di dalam tubuh, simpanan
karbohidrat dan lemak merupakan sumber nutrisi utama yang akan digunakan
untuk menyediakan energi bagi kontraksi otot. Keduanya akan menjadi sumber
energi utama bagi tubuh saat berolahraga yang persentase kontribusinya terhadap
produksi energi akan ditentukan oleh intensitas olahraga serta lamanya waktu
berolahraga. Bentuk simpanan energi di dalam tubuh yang merupakan penentu
performa pada saat berolahraga yaitu simpanan karbohidrat dapat diproses melalui
2 jalur metabolisme baik yaitu melalui pembakaran glukosa/glikogen (secara
aerobik) maupun melalui glikolisis glukosa/glikogen (secara anaerobik) untuk
menghasilkan ATP. Sedangkan simpanan lemak yang terdapat di dalam tubuh
hanya dapat diproses secara aerobik untuk menghasilkan ATP, dimana proses ini
juga akan membutuhkan ketersediaan karbohidrat agar proses pembakarannya
menjadi sempurna (Muh Syahrul, 2009)
commit to user
23
24
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mencegah
obesitas, diabetes
mellitus,
24
25
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
25
26
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jantung berukuran lebih kurang sebesar kepalan tangan dan beratnya kira-kira
250-300 gram. Jantung terdiri dari 4 ruang yaitu serambi kiri (atrium sinistra),
serambi kanan (atrium dekstra), bilik kiri (ventrikel sinistra), bilik kanan
(ventrikel dekstra). Pada jantung terdapat katup yang berfungsi mencegah darah
kembali saat terjadi kontraksi yaitu:
1. Valvula trikuspidalis: mencegah darah yang berada pada ventrikel dekstra
kembali ke atrium dekstra
2. Valvula bikuspidalis: mencegah darah yang berada pada ventrikel sinistra
kembali ke atrium sinistra pada saat terjadi kontraksi .
3. Valvula semilunaris arteri pulmonalis. Terletak antara venrtikel dekstra dengan
arteri pulmonalis.
4. Valvula semilunaris aorta. Terletak antara ventrikel sinistra dengan aorta.
Jantung sama dengan sel jaringan organ lainnya, sel jantung juga
memerlukan energi untuk menjalankan fungsinya. Arteri coronaria adalah
pembulu darah yang menyuplai darah kejantung, untuk memenuhi kebutuhan
jantung.
Mekanisme Jantung
Jantung adalah motor dari system peredaran darah, Jantung berfungsi
mengedarkan darah ke seluruh tubuh, membawa oksigen dan zat gizi ke semua
jaringan tubuh dan mengangkut semua zat buangan untuk dikeluarkan dari tubuh.
Jantung merupakan organ berongga dan berotot yang memompa semua darah;
sekitar 4-5 liter; ke seluruh tubuh sekitar satu putaran per menit. Darah mengalir
melalui jaringan pembuluh yang mencapai semua bagian tubuh. Arteri membawa
darah dari jantung ke pembuluh-pembuluh yang lebih kecil, lalu ke kapilercommit to user
26
27
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kapiler, dan kemudian berbalik memasuki jaringan vena, yang membawa darah
kembali ke jantung.
Jantung adalah organ yang paling vital .Tanpa henti memompa oksigen
dan nutrisi melalui darah ke seluruh tubuh. Jantung kita berdetak 100 ribu kali per
hari atau memompa sekitar 2000 galon per hari.Ketika berdetak, jantung
memompa darah melaui pembuluh-pembuluh darah ke seluruh tubuh. Pembuluhpembuluh ini sangat elastis dan bisa membawa darah ke setiap ujung organ tubuh
kita.
Dalam kerjanya jantung mempunyai 3 periode:
1. Periode konstriksi (systole)
Suatu keadaan dimana jantung bagian ventrikel dalam keadaan menguncup.
2. Periode dilatasi (diastole)
Suatu keadaan dimana jantung mengembang.
3. Periode istirahat
Yaitu waktu diantara systole dan diastole dimana jantung berhenti kira-kira detik.
Pada keadaan istirahat jantung akan menguncup sebanyak 70-80 kali/menit. Pada
tiap kontraksi jantung akan memompakan darah 60-70 cc
Keadaan ini berbeda dengan jantung orang yang terlatih 200 cc ini dipengaruhi
oleh kekuatan kontraksi otot jantung terutama ventrikel.
c. Latihan Fisik Dalam Olahraga
Latihan fisik dapat memberikan perubahan pada semua fungsi system
tubuh. Perubahan yang terjadi pada saat latihan berlangsung disebut respon.
Sedangkan perubahan yang terjadi akibat latihan yang terus-menerus dan
terprogram sesuai dengan prinsip-prinsip latihan disebut adaptasi. Kencangnya
commit to user
27
28
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
detak jantung saat berolahraga merupakan respon dari jantung, namun setelah
lama berlatih maka perlaan-lahan detak jantung menjadi stabil karena kekuatan
otot jantung bertambah untuk memompakan daarah ini merupakan adaptasi
jantung terhadap latihan fisik yang dijalani. Semakin berat aktifitas fisik yang
dilakukan saat berolahraga maka semakin besar kebutuhan oksigen didalam
tubuh, untuk mengimbangi hal tersebut jantung dan system peredaran darah harus
bekerja lebih. untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrien yang semakin
meningkat di jaringan, dengan sisa hasil metabolitan yang banyak seperti asam
laktat dan benda-benda keton yang mesti dikeluarkan dari dalam tubuh., dimulai
dengan perubahan fisiologis dan dalam waktu yang relative lama akan terjadi
perubahan morfologis yang lebih konsisten.
Dengan seringnya jantung diberi beban latihan yang terus-menerus dan
berkesinambungan secara otomatis otot jantung beradaptasi sehingga kekuatan
jantung dalam memompakan darah menjadi lebih meningkat dibanding sebelum
latihan, karena kinerja jantung menjadi lebih baik maka suplai oksigen bagi
organel-organel lainnya tercukupi dengan sendirinya organel-organel tersebut
dapat bekerja sesuai fungsinya menjadi lebih baik.
Beberapa manfaat olahraga terhadap kinerja jantung :
1. Memperlancar pemasokan darah ke seluruh tubuh
Keadaan jantung pada orang yang berolahraga (terlatih) jauh berbeda dengan
orang yang tidak berolahraga. Jantung orang yang tidak berolahraga (tidak
terlatih) biasanya dalam satu kali denyutan volume darah yang dapat dipompakan
70 cc sedangkan bagi yang terlatih dapat mencapai 200 cc, ini dipengaruhi oleh
kekuaatan kontraksi otot jantung terutama ventrikel. Dengan demikian pasokan
commit to user
28
29
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
darah keseluruh tubuh menjadi lancar, Karena meningkatnya volume darah yang
dapat dipompakan dalam satu kali denyutan (strocke volume)
3. Meredam Hipertensi
Tinggi-rendahnya tekanan darah ditentukan oleh tekanan darah sistolik (tekanan
darah paling tinggi ketika jantung berkerut memompa darah ke dalam arteri) dan
tekanan darah diastolik (tekanan darah ketika jantung istirahat sekejap di antara
dua denyutan). Keduanya diukur bersama dan hasilnya dituliskan dengan pola
angka tekanan darah sistolik/diastolik. Contohnya, 120/80 mmHg. Denyut jantung
sendiri berlangsung antara 60 - 80 denyut per menit.
Dikatakan normal bila tekanan darah sistolik kurang dari 130 mmHg dan yang
diastolik kurang dari 85 mmHg. Normal tinggi jika tekanan darah darah
sistoliknya 130 - 139 mmHg dan diastoliknya 85 - 89 mmHg. Apabila tekanan
darah sistoliknya 140 mmHg atau lebih dan diastoliknya 90 mmHg atau lebih,
maka termasuk tinggi. Tekanan darah tinggi (hipertensi) termasuk penyakit yang
commit to user
29
30
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ditakuti. Penyakit ini disebut silent killer karena sering tidak memberikan gejala
apa-apa.
Saat berolahraga jalan cepat, bersepeda, joging, berenang, atau mengikuti aktivitas
erobik lainnya, tekanan darah akan naik cukup banyak. Misalnya selama
melakukan latihan-latihan fisik yang keras, tekanan darah sistolik dapat naik
menjadi 150 - 200 mmHg dari tekanan sistolik ketika istirahat sebesar 110 - 120
mmHg. Sebaliknya, segera setelah latihan selesai, tekanan darah akan turun
sampai di bawah normal dan berlangsung selama 30 - 120 menit. Penurunan ini
terjadi karena pembuluh darah mengalami pelebaran dan relaksasi. Pada penderita
hipertensi, penurunan itu akan nyata sekali. Kalau dilakukan berulang-ulang, lama
kelamaan penurunan tekanan darah tadi berlangsung lebih lama. Itulah sebabnya
latihan olahraga secara teratur akan dapat menurunkan tekanan darah.
d. Kesimpulan
Dengan seringnya jantung diberi beban latihan yang terus-menerus dan
berkesinambungan secara otomatis otot jantung beradaptasi sehingga kekuatan
jantung dalam memompakan darah menjadi lebih meningkat dibanding sebelum
latihan, karena kinerja jantung menjadi lebih baik maka suplai oksigen bagi
organel-organel lainnya tercukupi dengan sendirinya organel-organel tersebut
dapat bekerja sesuai fungsinya menjadi lebih baik.
Olahraga sangat bermanfaat bagi tubuh. Diantara banyak manfaat olahraga, salah
satunya adalah bahwa olahraga dapat meningkatkan kerja jantung dan pembuluh
darah. Respon fisiologis terhadap olahraga adalah meningkatnya curah jantung
yang akan disertai meningkatnya distribusi oksigen ke bagian tubuh yang
membutuhkan. (Bafirman, 2007)
commit to user
30
31
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Olahraga dan DM
Olahraga telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perawatan
diabetes. Banyak sekali manfaat yang diperoleh dari olah raga untuk penderita.
Salah satunya, olahraga terbukti bisa menurunkan kadar gula darah penderita
diabetes. Pengaruh olahraga pada kontrol gula darah telah dibuktikan pada
beberapa studi. Menurut studi-studi tersebut, olahraga meningkatkan sensitifitas
insulin sehingga ambilan glukosa darah meningkat dan otomatis kadar gula darah
berkurang.
Olahraga yang bisa dilakukan ada beberapa macam. Olahraga ringan yaitu
berjalan kaki selama 30 menit, olahraga sedang adalah jalan cepat selama 20
menit, dan olahraga berat adalah jogging. Tentu saja tidak semua olahraga ini
boleh dilakukan oleh setiap penderita karena stadium penyakit mereka belum
tentu sama. Dengan intensitas latihan 3-4 kali seminggu, terbukti HbA1c, yaitu
penanda diabetes kalau kadarnya lebih dari 7 %, dapat turun sampai 20 %.
Penurunan terbaik dihasilkan pada kelompok penderita diabetes ringan dan
kelompok resisten insulin, yaitu penderita yang insulin dalam tubuhnya telah
resisten terhadap glukosa, yang telah mengubah gaya hidupnya menjadi gaya
hidup sehat. Gaya hidup sehat yang dimaksud di sini yaitu pengaturan pola makan
yang sesuai kesehatan.
Penderita diabetes yang tidak diterapi dengan baik dapat terkena penyakit
jantung koroner (PJK). Tapi dengan olahraga secara teratur, faktor resiko PJK
yaitu
hiperinsulinemia,
hipertensi,
kelainan
metabolisme
seperti
hipertrigliseridemia, HDL rendah, LDL dan FFA tinggi dapat diatasi. Dengan
demikian, potensi terjadinya PJK ini dapat dikurangi.
commit to user
31
32
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
32
33
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
33
34
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
membutuhkan gula dan oksigen untuk dibakar menjadi tenaga dibandingkan saat
beristirahat. Olahraga juga membantu kerja dari insulin karena gula dalam darah
dialirkan ke dalam sel otot untuk dirubah menjadi energi sehingga otomatis kadar
gula didalam darah akan menurun sehinga akan meringankan kerja dari insulin.
Berikut adalah beberapa manfaat lain dari olahraga secara rutin terhadap
penderita diabetes :
commit to user
34
35
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
35
36
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
36
37
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
depannya. Salah satu contoh orang yang beresiko tinggi ini adalah orang yang
punya turunan penderita diabetes.
Memang tak bisa dipungkiri bahwa olahraga pada penderita diabetes dapat
pula berdampak buruk. Olahraga ternyata dapat pula menyebabkan penyakitpenyakit yang justru ingin dihindari tadi. Akan tetapi itu hanya terjadi kalau dalam
melakukan aktifitas olahraga keadaan fisik tubuh tidak diperhatikan . Karena
itulah, diperlukan evaluasi awal sebelum berolahraga.
Evaluasi awal sebelum olahraga sangat penting. Tujuannya adalah
menemukan berbagai komplikasi yang ada yang dapat menjadi pemicu timbulnya
cedera atau dampak buruk waktu berolahraga. Selain itu, evaluasi juga diperlukan
untuk mengetahui ragam dan dosis olahraga serta perlu tidaknya pengawasan saat
melakukan olahraga pada individu tertentu.
Untuk penderita yang telah diketahui menderita penyakit jantung koroner,
hendaknya olahraga dilakukan di bawah bimbingan seorang supervisor yang akan
menilai dampak yang mungkin timbul seperti kelainan irama jantung atau
kelainan lain yang mungkin terjadi akibat iskemia atau kekurangan oksigen pada
saat berolahraga.
Bagi penderita yang telah diketahui menderita kelainan mata (retinopati),
dianjurkan untuk menghindari olahraga berat yang bersifat anaerobik atau
membutuhkan banyak oksigen seperti joging. Hal ini disebabkan karena olahraga
ini dapat menimbulkan perdarahan retina (vitrous bleeding), atau timbulnya
robekan retina (traction retina detachment).
Untuk diabetes yang disertai kelainan ginjal (nefropati) , tidak diketahui
apakah juga memerlukan pembatasan olahraga seperti pada PJK dan retinopati.
commit to user
37
38
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tapi secara umum, agaknya diterima pendapat (walau alasan kurang jelas)
sebaiknya tidak melakukan olahraga yang berat kalau sudah disertai komplikasi
nefropati.
Bagi diabetes melitus yang disertai kehilangan rasa pada kaki (neuropati
perifer) dianjurkan untuk menghindari olahraga yang bersifat weight bearing
exercise atau olahraga yang mengandalkan kaki, seperti olahraga di atas treadmill
atau alat jalan listrik, jalan kaki dalam waktu yang lama, jogging dan naik tangga.
Olahraga yang dianjurkan antara lain renang, bersepeda, dan dayung.
Untuk mendapatkan keamanan dan kenyamanan berolahraga, maka setelah
malakukan evaluasi terhadap komplikasi-komplikasi yang mungkin timbul tadi,
juga perlu dilakukan persiapan yang teliti. Setiap aktivitas olahraga harus selalu
diawali pemanasan (warming up), dan diakhiri dengan pendinginan (cooling
down), masing-masing dengan waktu 5-10 menit.
Pemanasan dapat dilakukan dengan low grade intensity aerobic exercise
misalnya jalan kaki atau bersepeda, dan selanjutnya diikuti dengan stretching otototot yang nantinya aktif dilatih selama 5-10 menit. Pendinginan dimaksudkan
untuk mengembalikan denyut jantung ke keadaan sebelum olahraga dilakukan.
Persiapan untuk mencegah timbulnya lecet kaki waktu berolahraga juga
sangat penting. Ini terutama untuk mencegah timbulnya komplikasi kaki diabetik,
yaitu kaki yang membusuk karena infeksi yang tidak dapat diobati. Untuk hal ini
perlu diperhatikan pemilihan sepatu olahraga, penggunaan kaos kaki khusus,
pemakaian jeli silika atau kaos kaki poliester untuk perlindungan kaki.
Selain itu juga dianjurkan mengkonsumsi cairan secukupnya sebelum dan
selama latihan untuk mengganti cairan yang hilang. Terakhir, kalau selama
commit to user
38
39
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
39
40
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
40
41
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berolahraga kemudian setelah beberapa menit kadar tersebut bisa turun sangat
drastis.
Cannon juga menambahkan, pasien diabetes seringkali mati rasa di bagian
kaki sehingga olahraga dapat meningkatkan risiko timbulnya luka atau kehilangan
keseimbangan saat berjalan. Diabetes tidak menyisakan ruang untuk kesalahan.
Semua harus tepat untuk menjaga kondisi tubuh yang seimbang, tegasnya. Untuk
itu, diperlukan terapis yang dapat membantu pasien diabetes berolahraga dengan
aman.
(http://kampungherbal.com/pengobatan-alternatif-diabetes-dengan-olah/)
41
42
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
beberapa kasus terkadang amputasi mejadi salah satu pilihan untuk menghentikan
penyebaran infeksi.
Olahraga secara teratur sangat penting bagi penderita diabetes karena
dapat mengontrol kadar gula darah serta menurunkan berat badan dan tekanan
darah. Penderita diabetes yang berolahraga secara rutin juga lebih jarang untuk
mengalami serangan jantung ataupun stroke dibandingkan yang kurang
berolahraga.
Penyebab kenapa olahraga dapat membantu mengontrol kadar gula darah
adalah karena pada saat olahraga, sel-sel di otot bekerja lebih keras sehingga lebih
membutuhkan gula dan oksigen untuk dibakar menjadi tenaga dibandingkan saat
beristirahat. Olahraga juga membantu kerja dari insulin karena gula dalam darah
dialirkan ke dalam sel otot untuk dirubah menjadi energi sehingga otomatis kadar
gula didalam darah akan menurun sehinga akan meringankan kerja dari insulin.
beberapa manfaat lain dari olahraga secara rutin terhadap penderita
diabetes adalah mengontrol gula darah, terutama pada diabetes tipe 2, sedangkan
bagi diabetes tipe 1 masih merupakan problematik. menghambat dan memperbaiki
faktor resiko penyakit kardiovaskular yang banyak terjadi pada penderita diabetes,
seperti Penyakit Jantung Koroner (PJK), stroke dan penyakit pembuluh darah
perifer, Membantu program penurunan berat badan pada penderita diabetes yang
juga mengalami obesitas, terlebih lagi apabila dilakukan bersama dengan
pengaturan pola makan. memberikan keuntungan psikologis, olah raga yang
teratur dapat memperbaiki tingkat kesegaran jasmani karena memperbaiki sistem
kardiovaskular, respirasi, pengontrolan gula darah sehingga penderita merasa fit,
mengurangi rasa cemas terhadap penyakitnya, timbul rasa senang dan lebih
commit to user
42
43
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
43
44
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. Latihan Interval
Latihan interval atau Interval Training adalah sistem pelatihan interval
mencakup selang-seling periode kerja dan istirahat. Keunggulan sistem pelatihan
ini adalah lebih banyak atlet mengalami pelatihan interval tanpa mengalami
keletihan yang berlebihan. Pelatihan interval merupakan medium utama untuk
mewujudkan efek-efek pelatihan yang spesifik. Pelatihan interval tidak hanya
memungkinkan atlet bekerja pada volume yang lebih besar dari suatu intensitas
tertentu tetapi juga memungkinkan atlet berlatih lebih keras dari pada yang
dilakukan dalam latihan yang berkesinambungan. Variabel yang dapat
dimanipulasi dalam latihan interval adalah diseputar periode-periode kerja
maupun pemulihan yaitu :
a. Durasi kerja
b. Intensitas kerja
c. Durasi periode pulihan
commit to user
44
45
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
45
dengan
46
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1:1
1:2
1:3
46
47
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
47
48
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7. Jenis Kelamin
a. Laki-laki
Pada laki-laki testis memproduksi hormon steroid kelamin endogen
androgen. Fungsi androgen tergantung dari periode kehidupan laki-laki pada masa
embrional (12 18 tahun) fungsinya adalah fenotipe laki-laki, pada masa
neonatus (2 bulan) mempengaruhi tingkah laku / behaviour dan fungsi sexual lakilaki. Pada pubertas fungsinya ialah mengubah anak laki-laki menjadi dewasa baik
dalam pertumbuhan dan perkembangan tulang rangka dan otot maupun karakter
sex nya bersamaan dengan itu fungsi anabolik androgen merangsang pertumbuhan
badan sehingga pada anak laki-laki dalam masa pubertas terlihat menambah tinggi
badan perkembangan otot rangka dan tulang diserta pertambahan berat badan
yang pesat, kulit bertambah tebal disertai proloferasi glandula sebacea, pada
individu tertentu hal ini menimbulkan akumulasi lemak subkutan berkurang,
androgen memberikan efek anabolik protein androgen menyebabkan peningkatan
protein pada bagian tubuh misalnya otot, kulit, tulang. Androgen menyebabkan
imbangan nitrogen positif retensi natrium, kalium, dan penambahan berat badan.
(Purwantyastuti, 2007).
Aktifitas fisik pada laki-laki relatif lebih tinggi dibanding dengan perempuan.
Semetara aktivitas fisik bisa menyebabkan stres fisik yang berakibat akan
memacu hipotalamus untuk mengeluarkan corticotropin releasing hormon (CRH).
Peningkatan CRH akan memacu hipofisis aterior untuk mengeluarkan hormon
perangsang cortex adrenal yaitu adreno corticotropic hormon (ACTH). ACTH
akan memacu cortex adrenal untuk mengeluarkan cortisol atau glokokortikuid
(Sherwood, 2001).
Glukokortikoid menyebabkan glokuneogenesis diperifir dan di hepar sehingga
commit to user
dapat meningkatkan kadar gula darah. (Suhadi Suherman, 2007).
48
49
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Aktifitas fisik yang berlebihan akan mengaktifasi saraf adrenergik dan dapat
menekan sekresi insulin melalui perangsangan reseptor a2 adrenergik pada sel-sel
langerhan b pankreas sehingga dapat menyembabkan kenaikan kadar gula darah.
(Suhardi Suherman, 2007).
b. Perempuan
Pada perempuan ovarium memproduksi hormon steroid endogen estrogen
dan progesteron, kedua hormon dan derivat sintetiknya mempunya peranan
penting pada perempuan antara lain
49
50
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
50
51
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diabetes melitus antara lain umur dengan nilai OR = 1.469 (0.541-3.989), jenis
kelamin dengan nilai OR = 1.253 (0.585-2.684), pendapatan dengan nilai OR =
1.167 (0.392-3.476), Olahraga dengan nilai OR = 1.446 (0.680-3.078), dan
penyuluhan kesehatan dengan nilai OR = 1.340 (0.632-2.838). Berdasarkan hasil
penelitian disimpulkan bahwa ada faktor yang berhubungan dengan terjadinya
komplikasi kronis diabetes melitus dan disarankan untuk mencegah terjadinya
komplikasi dengan diet dan patuh untuk berobat kepelayanan kesehatan.
Penelitian lain dengan judul Motivasi Penderita Diabetes Mellitus Tipe Ii
Dalammengikuti Kegiatan Olahraga Pada Anggota Persatuan Diabetes Indonesia
(Persadia) Cabang Pekalongan oleh Yulia Fitrianti menunjukkan bahwa rata-rata
tingkat motivasi instrinsik dalam mendorong penderita Diabetes Mellitus Tipe II
dalam mengikuti kegiatan olahraga mencapai 74,00% yang termasuk dalam
kategori tinggi. Adapun beberapa alasan penderita Diabetes Mellitus Tipe II
dalam mengikuti kgiatan olahraga ditinjau dari motivasi intrinsik tersebut antara
lain untuk : 1) menurunkan kadar glukosa dalam darah, 2) menurunkan berat
badan, 3) menjaga tubuh bugar, 4) menjaga kondisi tubuh agar normal, 5)
mencapai kondisi fisik yang lebih baik, 6) menstabilkan berat badan, 7)
menyalurkan kesenangan, 8) menghilangkan kejenuhan, 9) karena menyukai
olahraga tersebut, 10) karena hobi olahraga, 11) untuk memenuhi kebutuhan, 12)
karena kurangnya melakukan aktivitas fisik, 13) berolahraga hanya sejak terkena
Diabetes Mellitus, 14) agar terlihat menonjol dalam kelompok, 15) untuk
mendalami olahraga yang dilakukan, 16) hanya bertujuan untuk sembuh, 17)
untuk mendapatkan perhatian, karena merasa mampu melakukan olahraga yang
disukai, 18) untuk mendapatkan perhatian. Rata-rata tingkat motivasi ekstrinsik
commit to user
51
52
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
52
53
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Kerangka Berpikir
1. Latihan Interval
Latihan interval merupakan medium utama untuk menunjukan efek-efek
pelatihan yang spesifik sehingga diharapkan pelatihan ini akan memberikan
pengaruh terhadap kadar gula darah.
intensitas sedang,
proses metabolisme
commit to user
53
54
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.
2.
Ada perbedaan hasil penurunan kadar gula darah antar laki-laki dan
perempuan
3.
commit to user
54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di tempat senam jantung sehat Manahan Solo
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 6 minggu dengan 3 kali latihan dalam satu
minggu. Latihan dilakukan pada pagi hari pukul 05.00-05.30 (aktifitas
olahraga bagi penderita diabetesin).
3. Intensitas latihan
Latihan dilaksanakan sesuai dengan denyut nadi sasaran, yaitu 60-70%
dari denyut nadi maksimal (220 umur), Latihan dilakukan selama 30 menit.
I. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
Penelitian menggunakan metode eksperimental laboratorium pre and post tes
design.
b.
Desain Penelitian
55
56
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan penelitian ini desain eksperimennya dengan dua faktor yang masingmasing terdiri dari dua taraf. Penelitain ini didesain eksperimental dengan dua
factor yang masing-masing terdiri dari dua taraf. Data dalam penelitain ini
dianalisis dengan design faktorial 2 X 2. Ini berdasarkan variabel yang ada
yaitu :
1. Variable independent, yaitu latihan interval aerobic dan latihan
interval anaerobic dan jenis kelamin laki-laki dan perempuan
prediabetik
2. Variable dependent, yaitu kadar gula darah penderita prediabetik
INTERVAL (A)
LAKI-LAKI (b1)
PEREMPUAN (b2)
ANAEROB (a1)
a1, b1
a1, b2
AEROB (a2)
a2, b1
a2, b2
Keterangan :
a1b1 : Kelompok laki-laki dengan latihan interval anaerob
a1b2 : Kelompok perempuan dengan latihan interval anaerob
a2b1 : Kelompok laki-laki dengan latihan interval aerob
a2b2 : Kelompok perempuan dengan latihan interval aerob
Dalam Desain yang telah dirancang terdapat 4 sel, setiap sel ditetapkan
untuk diisi sampel sebanyak 6 orang, sehingga total keseluruhan sampel yang
dipergunakan sebanyak 24 orang.
commit to user
57
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
J. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan 2 variabel bebas manipulatif dan satu
variabel bebas atributif dan satu variabel terikat yang dijelaskan sebagai berikut.
1. Variabel bebas (independent) manipulatif terdiri dari
a. Metode latihan
1. Latihan interval aerob
2. Latihan interval anaerob
b. Frekuensi latihan
1. Latihan 3 kali seminggu
2. Latihan 5 kali seminggu
2.
commit to user
58
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Perempuan
3.
K. Definisi Operasional
Definisi operasional variable dari masing-masing variable perlu dijelaskan
agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda.
1. Latihan interval adalah serangkain acara latihan fisik yang diulang-ulang
diselingi oleh periode pemulihan
a. Latihan interval aerob
Terdiri dari interval kerja : Latihan fisik dengan intensitas sedang
dan periode pemulihan pemulihan yang merupakan kegiatan yang
terletak di antara interval kerja dan merupakan latihan fisik dengan
intensitas rendah.
b. Latihan interval anaerob
Terdiri dari interval kerja yang merupakan latihan fisik dengan
intensitas tinggi dan periode pemulihan yang merupakan kegiatan
yang terletak di antara interval kerja adalah latihan fisik dengan
intensitas rendah
Periode pemulihan biasanya dinyatakan dalam hubungan dengan
ratio
kerja : pemulihan.
Interval anaerob :
Interval aerob
59
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Sampel Penelitian,
Penentuan sampel menggunakan purposive random sampling. Dilakukan
pemeriksaan gula darah sewaktu/puasa dengan alat EASY TOUCH CGU
MODEL ET : 301 CE 0197. Dari 60 populasi diambil sampel 24 orang,
12 laki-laki dan 12 perempuan yang mempunyai kadar gula darah 120125 Mg / dl atau kadar gula darah sewaktu 140-199 mg/dl.
commit to user
60
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
30 Laki-laki
30
Perempuan
12 laki-laki
6 interval
aerobic
( 3x)
12 Perempuan
6 Interval
anaerobic
( 3x)
6 interval
aerobic
(3x)
6 Interval
anarobic
(3 x)
c. Pemeriksaan kadar gula darah dengan alat Easy Touch Cgu Model
ET :301 LE.0197.
commit to user
61
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Tujuan penelitian dapat dicapai melalui pengambilan data terhadap sample yang
telah ditentukan. Data yang dikumpulkan terdiri dari data tes awal secara
keseluruhan, kemudian dikelompokkan menjadi empat sesuai rancangan factorial
2 X 2. Rangkuman hasil analisis data secara keseluruhan disajikan dalam bentuk
tabel.
A. Deskripsi Data
Deskripsi analisis data hasil pengujian gula darah terkait dengan metode
pelatihan aerob dan anaerob pada peserta senam jantung sehat di Manahan
Surakarta berdasarkan jenis kelamin, dibandingkan dalam bentuk tabel sebagai
berikut :
Tabel 2. Data Hasil Pengujian Gula Darah Menurut Metode Latihan dan Jenis kelamin
Metode Latihan
Jenis Kelamin
Laki-laki (B1)
Anaerob (A1)
Perempuan
(B2)
Laki-laki (B1)
Aerob (A2)
Perempuan
(B2)
Peserta
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
commit to
6
62
Tes Awal
100
148
117
126
137
138
107
115
105
117
157
128
118
158
126
115
113
118
159
120
163
130
user115
179
Tes Akhir
Selisih
93
145
96
89
128
130
101
86
86
111
133
93
101
140
118
105
110
116
125
101
161
129
105
125
7
3
21
37
16
10
6
29
19
6
24
35
23
30
11
17
3
2
34
19
2
1
10
54
63
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan hasil pengujian kadar gula darah bagi peserta senam jantung sehat di
Manahan Surakarta, statistik deskriptif dapat ditampilkan pada table berikut :
Tabel 3. Statistik Deskriptif Hasil Pengujian Kadar Gula Darah
Metode Latihan
Jenis
Statistik
Tes Awal
Tes Akhir
Selisih
Jumlah
763
681
91
Mean
127,17
113,5
15,17
SD
18,24
23,67
12,73
729
610
119
Mean
121,5
101,67
19,83
SD
19,22
18,08
11,96
748
690
86
Mean
124,67
115
14,33
SD
16,92
13,83
11,13
866
746
120
Mean
144,33
124,33
20
SD
26,17
21,38
20,68
Kelamin
Laki-laki
(B1)
Anaerob (A1)
Jumlah
Perempuan
(B2)
Jumlah
Laki-laki
(B1)
Aerob (A2)
Jumlah
Perempuan
(B2)
64
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Dari sisi jenis kelamin, rata-rata penurunan gula darah bagi peserta senam
jantung sehat perempuan adalah sebesar 19,915, sedangkan bagi peserta lakilaki rata-rata penurunan kadar gula darah adalah sebesar 17.75. Jika
dibandingkan penurunan kadar gula darah antara laki-laki dan perempuand,
maka perempuan lebih besar penurunannya sebesar 2,165 (19,915 17,75).
3. Untuk mengetahui gambaran menyeluruh nilai rata-rata kadar gula darah
berdasarkan metode latihan dan jenis kelamin ditampilkan pada grafik berikut
:
Grafik Rata-Rata Kadar Gula Darah
134,50
140,00
124,33
120,00
119,67
107,58
125,92
114,25
132,92
113,00
100,00
80,00
Tes Awal
60,00
Tes Akhir
Selisih
40,00
17,50
20,00
0,00
A1
17,17
14,75
A2
B1
19,92
B2
Gambar 1. Grafik Rata-Rata Kadar Gula Darah Peserta Senam Jantung Sehat
Keterangan :
A1
A2
B1
B2
commit to user
65
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
19,83
20
18
16
14
12
15,17
14,33
10
8
6
4
2
0
A1B1
A1B2
A2B1
A2B2
Gambar 2. Grafik Rata-Rata Penurunan Kadar Gula Darah Peserta Senam Jantung
Sehat
Keterangan :
A1B1
A1B2
A2B1
A2B2
commit to user
66
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Prob
Lo
Lt
Kesimpulan
A1B1
0,05
0,29
0,319
Distribusi Normal
A1B2
0,05
0,21
0,319
Distribusi Normal
A2B1
0,05
0,27
0,319
Distribusi Normal
A2B2
0,05
0,29
0,319
Distribusi Normal
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa Lo < Lt, hal ini
menunjukkan bahwa sampel yang terambil berasal dari populasi yang berditribusi
normal. Dengan demikian, persyaratan normalitas data telah terpenuhi. Rincian
dan prosedur uji normalitas dapat dilihat pada lampiran.
2. Uji Homogenitas
Dengan data yang sama, setelah dianalisis menggunakan uji bartlet,
maka diperoleh hasil pengujian homogenitas seperti table berikut :
Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet.
Kelompok
Ni
S2
X2 hit
X2 hit
Kesimpulan
67
1,14
3,10
Homogen
commit to user
67
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui X2 hit < X2 hit, hal ini
menunjukkan bahwa sample penelitian bersifat homogen. Degan demikian
persyaratan homogenitas juga terpenuhi. Rincian prosedur analisis uji
homogenitas varians dapat diperiksa pada lampiran.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis berdasarkan pada hasil analisis data dan interpretasi
analisis varians. Uji rentang newman keuls ditempuh sebagai langkah uji rerata
setelah Anava. Bila Anava menghasilkan kesimpulan tentang perbedaan pengaruh
kelompok yang dibandingkan, maka uji rentang newman keuls dimaksudkan
untuk mengetahui pengaruh kelompok mana yang lebih baik.
Pada penelitian ini, akan diuji tiga hipotesis yaitu :
H01 :
H02 :
H03 :
Interaksi antara metode dan jenis kelamin tidak menimbulkan efek yang
signifikan terhadap penurunan kadar gula darah.
commit to user
68
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keragaman
df
SS
MS
F hitung
Metode
0,67
0,67
13,11308
Jenis kelamin
160,17
160,17
7,479181
kelamin
1,50
1,50
7,004436
Error
20
4283
214,15
Total
23
4445
tabel
Keputusan
Pengaruh signifikan
4, 35
Pengaruh signifikan
69
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
metode latihan terbaik untuk menurunkan kadar gula darah, maka dilakukan
pengujian rentang Newman-Keuls, dan diperoleh hasil sebagai berikut :
Anaerob (A1)
Aerob A2)
LSR
Rata-Rata
17,50
17,17
0,33
0,03
commit to user
70
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Perempuan
LSR
kelamin
Laki-laki (B1)
(B2)
Rata-Rata
14,75
19,92
5,17
0,03
71
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berarti hipotesis nol (H0) ditolak. Hasil ini menunjukkan, interaksi antara metode
latihan anaerob dan aerob terhadap jenis kelamin laki-laki dan perempuan
menghasilkan perbedaan yang signifikan terhadap penurunan kadar gula darah
peserta senam jantung sehat.
Interaksi yang terjadi dalam kelompok penelitian ini adalah latihan
anaerob dengan peserta laki-laki (A1B1), latihan anaerob peserta perempuan
(A1B2), latihan aerob peserta laki-laki (A2B1) dan latihan aerob peserta
perempuand (A2B2). Berdasarkan hasil Anava, keempat kelompok ini
menghasilkan efek yang berbeda (signifikan) terhadap penurunan kadar gula
darah. Untuk mengetahui kelompok interaksi yang terbaik, dilakukan uji rentang
Newman Keuls berikut ini :
A1B2
A2B1
A2B2
Rata-rata
15,17
A1B1
15,17
A1B2
20
A2B1
14,33
A2B2
19,83
20
14,33
19,83
4,83
0,83
4,67
5,67
0,17
5,50
commit to user
72
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Perbandingan rentang antar kelompok dengan nilai LSR tabel adalah sebagai
berikut :
Tabel 10. Perbandingan rentang dengan LSR
Perbandingan Kelompok
Keputusan
Signifikan
Signifikan
0.167 >0.0216
Signifikan
5.5 >0.0290
Signifikan
Signifikan
Signifikan
commit to user
73
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
metode interval anaerob adalah sebesar 17,5. Bagi peserta senam dengam metode
interval aerob baik laki-laki maupun perempuan mengalami penurunan sebesar
17,1. Hal ini bisa disebabkan karena program latihan dalam penelitian ini
dilaksanakan dalam suasana yang gembira dan bersama-sama dalam 1 klub
jantung sehat, sehingga mengurangi stres, stress dapat memicu peningkatan kadar
gula darah (Persadia, 2008).
Stres juga akan memicu hipotalamus untuk mengeluarkan corticotrophin
realeasing factor (CRH), peningkatan CRH memicu hipofisis anterior
mengeluarkan hormone perangsang kortek adrenal yaitu adeno corticotropic
hormone (ACTH). ACTH akan memacu kortek adrenal untuk mengeluarkan
kortisol atau glukokortikoid (Sherwood, 2001). Hormon kortikostreroid akan
menyebabkan glukoneogenesis dijaringan perifer dan di hepar, sehingga dapat
meningkatkan kadar glukosa darah (Suharti. K. Suherman Purwantiastuti Askobat,
2007).
Stres secara umum akan mengaktifasi syaraf adrenergik yang melalui
perangsangan reseptor alfa 2 adrenergik pada sel-sel langerhans, yang akibatnya
akan menekan sekresi insulin (Suharti. K. Suherman, 2007).
Latihan interval aerob maupun interval anaerob dapat menurunkan kadar
gula darah antara lain karena peningkatan sensitivitas insulin pada latihan interval
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
74
digilib.uns.ac.id
anaerob (Amrizal Muktar, 2007). Pada latihan interval anaerob penurunan kadar
gula darah disebabkan selain peningkatan sensitivitas insulin juga disebabkan
adanya peningkatan aktivitas enzim glikolisis sehingga terjadi peningkatan
pemecahan glikogen otot yang akan diimbangi dengan pemasukan glukosa plasma
ke dalam sel yang berakibat menurunnya kadar glukosa plasma (Tuo Mileh,
2001), sehingga dapat disimpulkan bahwa penurunan kadar gula darah pada
peserta latihan interval aerob dan interval anaerob disini bisa disebabkan oleh
karena:
b. Stres yang berkurang
c. Peningkatan sensitivitas insulin
d. Pemecahan glikogen otot yang diimbangi pemasukan glukosa
plasma kedalam sel
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F hitung
(F0) sebesar 13,11 lebih besar daripada F tabel (Ft) yaitu 4,35. pada taraf
signifikansi 5% (F0>Ft) hal ini berarti hipotesis 0 (H0) ditolak. Hasil ini
menunjukan metode latihan interval anaerob dan latihan interval aerob
menghasilkan perbedaan yang signifikan terhadap penurunan kadar gula darah
peserta senam jantung sehat Manahan Surakarta. Berdasarkan hasil pengujian
Newman Keuls, diperoleh hasil bahwa selisih rentan antara metode interval
anaerob dan interval aerob yaitu sebesar 0,33., hal ini lebih besar dibandingkan
nilai Least Significant Range (LSR) yang sebesar 0,03, hasil ini menunjukan
bahwa selisih rentan tersebut dinyatakan signifikan dan memang benar-benar
menghasilkan efek yang berbeda antara metode interval anaerob dan interval
aerob, metode anaerob lebih baik (lebih tinggi dalam menurunkan kadar gula
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
75
digilib.uns.ac.id
dalam darah peserta senam jantung sehat Manahan surakarta), hal ini bisa terjadi
bisa karena pada latihan interval anaerob selain ada peningkatan sensitivitas
insulin, juga ada pemecahan glikogen otot sehingga pengurasan glikogen otot
diimbangi pemasukan glukosa plasma ke dalam sel, yang berakibat menurunnya
kadar glukosa plasma (Tuo Mileh, 2001)
Berdasarkan hasil analisis varian (Anava), perbedaan jenis kelamin, yaitu
laki-laki dan perempuan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
penurunan kadar gula dalam darah peserta senam jantung sehat. Berdasarkan
perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh nilai F hitung (F0) sebesar 7,48 lebih
besar daripada F tabel (Ft) yaitu 4,35 pada taraf signifikansi 5% (F0>Ft) hal ini
berarti hipotesis 0 (H0) ditolak. Hasil ini menunjukan perbedaan jenis kelamin
yaitu laki-laki dan perempuan menghasilkan perbedaan yang signifikan terhadap
penurunan kadar gula darah peserta senam jantung sehat.
Berdasarkan hasil pengujian Newman Keuls, diperoleh hasil bahwa selisih
rentang antara laki-laki dan perempuan yaitu sebesar 5,17. Hal ini lebih besar
dibandingkan nilai Least Significance Range (LSR) yang sebesar 0,03. Hasil ini
menunjukan bahwa selisih rentang tersebut dinyatakan signifikan dan memang
benar-benar menghasilkan efek yang berbeda antara peserta laki-laki dan
perempuan peserta senam jantung sehat perempuan lebih baik penurunan kadar
gula dalam darahnya. Hal tersebut bisa karena:
c. Peserta senam perempuan lebih rajin dan lebih disiplin.
d. Peserta senam laki-laki lebih banyak aktivitas fisik dalam kesehariannya.
e. Tidak ada lagi pengaruh hormon wanita mengingat usia responden perempuan
sudah memasuki klimakterium dan menopouse.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
76
digilib.uns.ac.id
77
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang cukup baik, hal ini bisa disebabkan program latihan olahraga disini cukup
baik dan efektif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasannya yang telah diungkapkan,
maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
5. Ada perbedaan pengaruh antara latihan interval aerob dan interval anaerob
terhadap penurunan kadar gula darah prediabetes yang mana pada interval
anaerob penurunan kadar gula darahnya lebih tinggi dibanding dengan
latihan interval aerob.
6. Ada perbedaan hasil penurunan kadar gula darah antara laki-laki dan
perempuan yang mana pada wanita penurunannya lebih tinggi daripada
laki-laki.
7. Ada pengearuh interaksi antara metode latihan dengan jenis kelamin
terhadap penurunan kadar gula darah prediabetes.
a. Metode interval anaerob wanita mengalami penurunan terbesar.
b. Metode interval aerob wanita mengalami penurunan terbesar kedua.
c. Metode interval anaerob laki-laki mengalami penurunan kadar gula
darah ketiga.
d. Metode interval aerob laki-laki mengalami penurunan kadar gula darah
yang paling rendah
commit to user
78
79
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. IMPLIKASI
Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide
yang lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang di timbulkan. Atas dasar
kesimpulan yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya.
Penurunan kadar gula darah dalam olahraga ternyata sangat dipengaruhi
oleh jenis olahraga, kedisiplinan dan kerajinan dari penderita. Motivasi untuk
terus melakukan olahraga yang teratur dan terprogram harus selalu ditumbuhkan.
Penderita harus selalu diberi pengertian mengenai penyakit diabetes melitus, yang
mana penyakit ini tidak bisa sembuh, selain dengan transplantasi pankreas, tapi
bisa terkontrol antara lain dengan olahraga yang teratur dan benar. Olahraga yang
teratur dan benar dapat dapat pula mengurangi dosis obat yang biasa dipakai oleh
penderita diabetes melitus. Penderita diabetes melitus yang tidak terkontrol bisa
menyebabkan berbagai komplikasi sampai dengan kematian. Pada latihan
olahraga interval anaerob yaitu olahraga selang-seling antara latihan dengan
intensitas tinggi dan periode pemulihan dengan intensitas sedang ternyata
memiliki pengaruh yang lebih baik dalam menurunkan kadar gula darah
prediabetes. Penderita yang relatif masih muda dan masih kuat dianjurkan untuk
melakukan olahraga dengan intensitas tinggi dan periode pemulihan dengan
intensitas sedang. Penderita prediabetes yang sudah memasuki masa-masa
klimakterium dan menopause, sistem hormonal tidak mempengaruhi kadar gula
darah sehingga pada peserta laki-laki dan wanita tidak ada perbedaan dalam
penurunan kadar gula darah pada olahraga. Pada penderita laki-laki motivasi
olahraga harus lebih ditingkatkan untuk memberikan hasil yang lebih baik.
commit to user
80
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan dan implikasinya maka kepada
para dokter dan petugas medis lainya dan juga pada pengelola klub-klub olahraga
kesehatan memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Melakukan olahraga secara teratur dan disiplin, baik secara aerob maupun
anaerob serta dilakukan terus menerus. Mengikuti konsep CRIPE
(continuous rhytmical interval progressve and endurance training), agar
kadar gula darah dapat terkontrol dan akan mencegah terjadinya
komplikasi yang mungkin terjadi.
2. Pada pasien-pasien yang masih muda dan relatif muda, dianjurkan
melakukan olahraga interval anaerob yaitu olahraga selang-seling antara
latihan dengan intensitas tinggi dan periode pemulihan yaitu latihan fisik
dengan intensitas sedang, karena hal ini akan memberikan hasil yang lebih
baik.
3. Pada pasien perempuan dan laki-laki dianjurkan untuk mengikuti klubklub olahraga supaya dapat melakukan olahraga sambil menghindari stres,
karena stres akan mengaktifasi hormon-hormon yang dapat meningkatkan
kadar gula darah.
4. Pada pasien laki-laki prediabetes dianjurkan untuk tidak terlalu banyak
melakukan aktifitas fisik yang berlebihan mengingat aktifitas fisik dapat
meningkatkan aktifitas saraf adrenergic, sementara stimulasi reseptor
alpha 2 adrenergic pada sel-sel langerhans akan menghambat sekresi
insulin yang akan berakibat kenaikan kadar gula darah.
commit to user
81
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user