Você está na página 1de 6

I.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengujian daya tumbuh benih merupakan proses penting dalam program pengujian kualitas
benih.Daya tumbuh benih merupakan suatu kemampuan benih untuk tumbuh dalam keadaan normal
pada keadaan lingkungan yang sesuai.Persentase daya tumbuh benih merupakan jumlah benih yang
mampu berkecambah dari semua benih yang dikecambah.Benih yang berkualita tinggi memiliki daya
tumbuh yang baik.Setiap benih memiliki daya tumbuh yang berbeda.Hal tersebut disebabkan karena
adanya faktor luar dan dalam yang mempengaruhi kemampuan untuk tumbuh pada suatu benih.
Tujuan
Menguji daya tumbuh benih dan mengidentifikasi kecambah atau bibit normal atau abnormal.
II.TINJAUAN PUSTAKA
Proses perkecambahan benih merupakan kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi
dan biokimia. Dan yang menjadi faktor-faktornya ialah : tingkat kemasakan benih, ukuran benih,
dormansi, dan penghambat perkecambahan. Benih dapat berkecambah apabila dalam keadaan sehat
atau terbebas dari pathogen yang berupa bakteri, virus, kotoran, dan lain lain. Dengan kata lain benih
tersebut dalam kondisi optimum. Informasi tentang daya kecambah benih itu sendiri yang ditentukan
di laboratorium adalah kondisi yang optimum karena keadaan yang suboptimum dapat mengakibatkan
turunnya persentase perkecambahan serta lemahnya pertumbuhan selanjutnya. (Sutopo,1988 ).
Benih merupakan biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman. Pada budidaya tanaman
pangan utama yang merupakan tanaman serealia, benih sebagai penyambung kehidupan tanaman
sangatlah penting. Oleh karena itu mutu benih harus diketahui sebelum petani menanam, untuk
mencegah kegagalan petani (Bewley and Black, 1978).
Ciri utama benih ialah kalau benih itu dapat dibedakan dari biji karena mempunyai daya hidup
yang disebut viabilitas. Namun, semua insane benih, apapun fungsi yang disandangnya, senantiasa
mendambakan benih vigor, tidak sekedar benih yang hidup (viable). Sekadar benih yang mempunyai
potensi hidup normal pun tidak cukup. Mengenai benih yang hidup, kalau dibatasi secara negatif
menjadi gampang. Indikasi bahwa benih itu mati. Kalaupun benih itu menunjukkan gejala hidup saja,
misalnya yang ditunjukkan oleh tingkat pernapasannya, bahkan oleh sel-sel embrio yang tidak mati.
Benih dapat dikategorikan mempunyai daya hidup sekalipun benih itu tidak menunjukkan
pertumbuhan. Kalau benih itu menumbuhkan akar embrionalnya, benih itu hidup (Sjamsoeoed
Sadjad, 1999).
Mutu benih meliputi mutu fisik yang ditunjukkan dengan adanya benih murni(masih utuh atau
pecah hamper lebih dari 50%).Mutu genetic ditunjukkan dengan adanya campuran varietas lain atau
tidak.Mutu fisiologi ditunjukkan dengan nilai kadar air dan daya tumbuh(sesuai dengan standar benih
bermutu).Mutu patologi ditunjukkan dengan kesehatan benih(Nurussintani dkk.,2013).
Pengujian daya tumbuh benih merupakan proses yang penting.Hal tersebut dilakukan untuk
memberi jaminan kepada petani dan masyarakat untuk mendapatkan benih sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia(SNI).Selain itu,benih yang diuji bertujuan agar mendapatkan benih yang
berkualitas tinggi.Benih yang baik akan menguntungkan bagi petani(Lesilolo dkk.,2013).
Kecambah abnormal adalah kecambah yang tidak memperlihatkan potensi untuk berkembang
menjadi kecambah normal. Kecambah di bawah ini digolongkan ke dalam kecambah abnormal adalah
kecambah rusak (kecambah yang struktur pentingnya hilang atau rusak berat. Plumula atau radikula
patah atau tidak tumbuh). Kecambah cacat atau tidak seimbang adalah kecambah dengan pertumbuhan
lemah atau kecambah yang struktur pentingnya cacat atau tidak proporsional. Plumula atau radikula

tumbuh tidak semestinya yaitu plumula tumbuh membengkok atau tumbuh kebawah, sedangkan
radikula tumbuh sebaliknya. Kecambah lambat adalah kecambah yang pada akhir pengujian belum
mencapai ukuran normal. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan kecambah benih normal kecambah
pada benih abnormal ukurannya lebih kecil (Rejesus, 2008).
Kualitas benih yang baik memiliki daya tumbuh dan indeks vigor yang tinggi.Indeks vigor
merupakan keserampakan benih dalam berkecambah.Indeks vigor yang tinggi dapat diperoleh dengan
cara menjaga kondisi lingkungan saat penyimpanan.Perkecambahan dan pertumbuhan embrio
merupakan proses penting pada tanaman untuk pertanian dan ekosistem alami(Morla et al.,2011).

III.METODOLOGI
Praktikum Dasar-Dasar Teknologi Benih Pengujian Daya Tumbuh Benih dilaksanakan pada hari
Rabu,2 April 2014 pukul 13.30 WIB di Laboratorium Teknologi Benih dan di dekat luar rumah
kaca,Fakultas Pertanian,Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.Peralatan yang digunakan,yaitu pinset ,
petridish ,bak perkecambahan plastik,kertas filter,grand counter,scalpel magnifier,gelas
beker,germinator ,refrigerator dan alat tulis. Bahan yang digunakan, yaitu benih padi, kedelai, jagung,
kapas,larutan 1 % 2,3,5 triphenyl tetrazolium chloride,akuades,pasir,dan kertas filter.
Pada metode top paper,sampel benih diambil 50 benih sebanyak 4 ulangan.Petridish diberi alas
kertas filter lalu diberi kapas lalu.Setelah itu,alas pada petridish disiram dengan air sampai
basah.Masing-masing ulangan dimasukkan pada alas pada petridish dan ditata secara rapi.Setiap hari
selama 7 hari benih diamati dan dihitung kecambahnya.Bibit yang tumbuh dikelompokkan ke dalam
bibit normal,abnormal,benih keras,benih mati.Bibit normal ditandai dengan keluarnya akar sepanjang
1 cm.Daya tumbuh bibit dihitung berdasarkan bibit normal.Metode top paper juga dilakukan pada
benih kedelai.Pada metode between paper,benih padi diambil 100 benih sebanyak 4 ulangan.Kertas
sebanyak 2 lembar dibasahi dengan air.Setelah itu, benih ditata secara berselang seling dibagi menjadi
4 baris masing-masing baris berisi 25 benih.Peletakan tidak boleh melebihi setengah kertas.Setelah
itu,kertas digulung dan dimasukkan pada germinator untuk disimpan selama seminggu.Setelah
seminggu,benih diamati dan diidentifikasi berdasarkan bibit normal,abnormal,keras,dan dorman.Daya
tumbuh benih dihitung berdasarkan bibit normal.Pada metode yang sama,kedelai juga dikecambahkan
hanya saja satu baris diisi masing-masing 10 benih dan kertas hanya 4/5 bagian.Pada metode
pasir,benih padi dan kedelai masing-masing 100 dan dibuat ulangan hingga 4 kali.Bak perkecambahan
plastik diisi pasir.Benih ditata lalu ditutupi pasir 1-2 cm lalu disiram.Benih dikecambahkan 7 hari dan
disiram air secukupnya. Pada metode tetrazolium test,larutan 1 % 2,3,5 triphenyl tetrazolium
chloride disiapkan.Benih kedelai diperam di kertas basah,benih jagung direndam pada aquades yang
disimpan pada germinator 20 C selama 18 jam.Setelah itu,benih kedelai dikupas,benih jagung
dibelah longitudinal jangan sampai putus.Benih direndam pada larutan tetrazolium,jagung selama 2
jam,kedelai selama 6 jam.Benih dipisahkan antara benih hidup dan mati.Jaringan sehat berwarna
merah,jaringan rusak berwarna merah tua,dan jaringan yang mati tidak berubah warna.Keempat
metode tersebut,histogram tentang benih yang berkecambah atau tidak,dihitung dan dibuat
histogram.Daya tumbuh juga dihitung.Pengamatan pada tiap metode,daya tumbuh dibandingkan
menjadi satu pada tiap tanaman kedelai atau padi.Diagram lingkaran dibuat untuk menguji daya
tumbuh.Pada hasil dari metode tetrazolium,histogram daya tumbuh dibuat untuk tiap tanaman padi
dan kedelai

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN


Benih yang dipanen sebelum mencapai tingkat kemasakan fisiologis tidak mempunyai viabilitas
tinggi. Pada beberapa jenis tanaman, benih yang demikian tidak akan dapat berkecambah. Hal ini
diduga benih belum memiliki cadangan makanan yang cukup dan pembentukan embrio belum
sempurna. Pada tingkat kemasakan yang bagaimanakah sebaiknya panen dilakukan agar diperoleh
benih yang memiliki viabilitas maksimum, daya kecambah maksimum serta menghasilkan tanaman
dewasa yang sehat, kuat, dan berproduksi tinggi. Hal ini perlu dilakukan penelitian, khususnya untuk
benih-benih serealia, seperti padi, jagung, gandum, maupun sorgum
Karbohidrat, protein, lemak, dan mineral ada dalam jaringan penyimpanan benih. Bahan-bahan
tersebut diperlukan sebagai bahan baku dan energi bagi embrio saat perkecambahan. Berdasarkan
hasil penelitian, ukuran benih mempunyai korelasi yang positip terhadap kandungan protein pada
benih sorgum. Makin besar/berat ukuran benih maka kandungan protein juga makin meningkat.
Dinyatakan juga bahwa berat benih berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi,
karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada pada saat permulaan dan berat tanaman pada
saat dipanen. 3.Dormansi
Benih dorman adalah benih yang sebenarnya hidup tetapi tidak mau berkecambah meskipun
diletakkan pada lingkungan yang memenuhi syarat untuk berkecambah. Penyebab dormansi antara
lain adalah: impermeabilitas kulit biji terhadap air atau gas-gas (sangat umum pada famili
leguminosae), embrio rudimenter, halangan perkembangan embrio oleh sebab-sebab mekanis, dan
adanya bahan-bahan penghambat perkecambahan. Benih dorman dapat dirangsang untuk
berkecambah dengan perlakuan seperti: pemberian suhu rendah pada keadaan lembab (stratifikasi),
goncangan (impaction), atau direndam dalam larutan asam sulfat.
Oksigen
Proses respirasi akan berlangsung selama benih masih hidup. Pada saat perkecambahan berlangsung,
proses respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan
karbon dioksida , air dan energi. Proses perkecambahan dapat terhambat bila penggunaan oksigen
terbatas. Namum demikian beberapa jenis tanaman seperti padi (Oryza sativa L.) mempunyai
kemampuan berkecambah pada keadaan kurang oksigen.
Cahaya
Kebutuhan benih terhadap cahaya untuk berkecambah berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman.
Benih yang dikecambahkan pada keadaan kurang cahaya atau gelap dapat menghasilkan kecambah
yang mengalami etiolasi, yaitu terjadinya pemanjangan yang tidak normal pada hipokotil atau epikotil,
kecambah pucat dan lemah.

Pada
gaya
berkecambah
padi,metode top paper memiliki gaya
berkecambah tertinggi karena pada
metode tersebut asupan air terjaga
sehingga proses perkecambahan
mudah untuk terjadi.Pada metode
between paper memiliki GB paling
rendah karena kondisi di sekitar

benih terlalu rapat,asupan sinar cahaya juga tidak ada sehingga proses perkecambahan sangat
lambat.Pada metode dalam pasir memiliki GB yang sedang karena cahaya cukup tetapi air mudah
hilang.

Pada metode,between paper


memiliki GB kedelai paling tinggi
disebabkan karena faktor dalam
benih seperti ukuran benih yang
besar atau kulit biji yang tipis
sehingga proses perkecambahan
mudah
terjadi.Pada
metode
pasir,benih kedelai GBnya paling
kecil disebabkan ukuran benih yang kecil di mana benih tersebut bahan yang akan diproses untuk
menjadi kecambah sedikit atau air yang mudah hilang dapat menyebabkan proses perkecambahan
lambat.Selain itu,hal tersebut disebabkan ada benih yang dorman.Pada metode top paper,Gaya
kecambahnya sedang disebabkan karena kondisi air yang selalu terjaga atau benih ada yang masih
dorman sehingga benih yang berkecambah dan tumbuh tidak banyak.

Pada benih padi,benih dikatakan


layak jika mempunyai viabilitas
sekitar
90
%.Berdasarkan
percobaan,benih padi yang tumbuh
normal hanya 57% sehingga benih
bisa dikatakan tidak layak untuk
dijadikan benih.Daya tumbuh yang
hanya 57% tersebut dapat disebabkan
ukuran benih tidak seragam,dormansi yang berbeda,dan factor lingkungan seperti suhu dan air
memiliki pengaruh cukup besar.Pada metode between paper,benih hanya disiram sedikit air sehingga
untuk tumbuh berkecambah sangat sulit karena keberadaan air yang sedikit.

Pada benih kedelai hanya


menghasilkan daya tumbuh sebesar
45%.Hal tersebut menyebabkan
benih tidak layak untuk dipakai
karena ukuran standar untuk kacangkacangan sebesar kurang lebih
80%.Benih banyak yang mati karena
keadaan lingkungan seperti terlalu
lembab.Selain itu,kurangnya air juga dapat menyebabkan lingkungan mengalami salinitas yang
menyebabkan air pada benih keluar.Pertumbuhan abnormal dapat disebabkan karena pada metode
between paper ruang untuk melakukan perkecambahan dan pertumbuhan sempit sehingga membuat
bibit sulit untuk berkembang.

Pada benih kedelai,benih tidak


layak untuk dipakai karena masih
kurang dari 80%.Ukuran viabilitas
sangat dipengaruhi oleh besarnya
kupasan pada kulit benih sehingga
larutan yang masuk ke dalam benih
berbeda-beda
sehingga
masingmasing benih memiliki kemampuan
berbeda dalam menyerap larutan.Selain itu,kerasnya kulit benih juga mempengaruhi meresapnya
larutan tetrazolium tersebut.

Berdasarkan pada metode di


atas,benih jagung belum bisa
dikatakan layak sebagai benih karena
masih kurang dari 90%.Hal tersebut
disebabkan perbedaan pemotongan
dan kekerasan kulit benih pada
jagung.Semakin keras benih semakin
kecil viabilitasnya.
Metode pasir memiliki kelebihan cahaya dan suhu yang cukup untuk pertumbuhan
benih,murah,mudah dilakukan.Kekurangannya adalah air cepat hilang karena pori pasir yang
besar.Metode top paper memiliki kelebihan ketersediaan air yang cukup.kekurangan metode ini adalah
jika kertas filter atau kapas tidak steril mudah tumbuh jamur sehingga harus rutin dalam
membersihkannnya.Metode between paper memiliki kelebihan tidak menyiram tanaman setiap
hari.Kekurangan metode ini adalah jika ada bibit yang tumbuh,kertas dapat berlubang.Metode
tetrazolium memiliki kelebihan tidak membutuhkan waktu lama.Kekurangan metode ini adalah bahan
yang mahal.

V.KESIMPULAN
1.Benih kedelai,padi,dan jagung tidak layak dijadikan benih tanam karena daya tumbuh yang rendah
berdasarkan pengujian metode pengujian daya tumbuh.
2.Benih padi 57%normal,13 % abnormal.
3.Benih Kedelai 45% normal dan 29 % abnormal
VI.DAFTAR PUSTAKA
Bewley, J. D., and M. Black. 1978. Physiology and Biochemistry of Seeds. SpringerNew York.

Verlag,

Lesilolo,M.K.,J.Riry,dan E.A.Matatula.2013.Pengujian viabilitas dan vigor benih beberapa jenis


tanaman di Pasaran Kota Ambon.Agrologia 2: 1-9.

Morla,S.,C.S.V.Ramachandra Rao,R.Chakrapani.2011.Factors affecting seed germination and


seedling growth of tomato plants cultured in vitro conditions.Journal of Chemical,Biological and
Physical Sciences 1: 328-334.
Nurussintani,W.,Damanhuri,dan Sri Lestari P.2013.Perlakuan pematahan dormansi terhadap daya
tumbuh benih 3 varietas kacang tanah(Arachis hypogaea).Jurnal Produksi Tanaman 1: 86-93.
Rejesus, B.M. 2008. Stored Product Pest Problems and Research Needs in the Philippines.
Proceeding of Biotrop Symposium on Pest of Stored Product, Bogor.
Sadjad, Sjamsoeoed. 1999. Parameter Pengujian Vigor Benih. Grasindo. Jakarta.
Sutopo, Lita. 1988. Teknologi Benih. CV Rajawali. Jakarta.

Você também pode gostar