Você está na página 1de 19

RESIKO NILAI TUKAR

Seiring dengan sifat bisnis menjadi internasional, beberapa perusahaan terekspos terhadap
risiko kurs tukar yang berubah.
Perusahaan yang melakukan transaksi internasional akan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi
kurs valuta asing. Fluktuasi nilai tukar yang dihadapi perusahaan multinasional yang terus
menerus dari waktu ke waktu akan menimbulkan resiko bagi pihak-pihak yang melakukan
transaksi dengan menggunakan mata uang asing.
Mengapa exchange rate berfluktuasi? Exchange rate berfluktuasi karena ekspektasi orang
terhadap exchange rate dalam suatu waktu tertentu itu bermacam-macam, ada yang
memprediksi akan menguat, melemah, ataupun tetap, sehingga akan berpengaruh kepada
nilai tukar secara langsung, karena sesuai dengan hokum ekonomi, bahwa semakin banyak
permintaan maka harga akan semakin tinggi, dan sebaliknya, semakin sedikt permintaan,
maka harga akan semakin rendah. Atau dengan kata lain ekspektasi yang bermacammacam ini akan berpengaruh secara langsung kepada kurva supply dan demand. Exchange
rate yang berfluktuasi ini akan menimbulkan risk, yang pada akhirnya akan menimbulkan
ketidakpastian.

Eksposuradalah objek yang rentan terhadap resiko dan berdampak pada kinerja perusahaan apabila resiko yang
diprediksikan benar-benar terjadi. Eksposur yang paling umum berkaitan dengan ukuran keuangan, misalnya
harga saham, laba, pertumbuhan penjualan dan sebagainya.
Apakah resiko nilai tukar mengakibatkan timbulnya exposure pada MNC ?
1. Purchasing Power Parity Argument Mengungkapkan bahwa suatu pergerakan nilai tukar akan dicocokkan
dengan pergerakan harga, dan PPP tidak perlu dilakukan. 2. The Investor Hedge Argument Mengungkapkan
bahwa pemegang saham MNC dapat melakukan lindung nilai untuk menghadapi fluktuasi nilai tukar dengan
caranya sendiri. (namun pada kenyataannya para investor tidak mungkin memiliki informasi lengkap tentang
exposure perusahaan, mereka juga mungkin tidak memiliki kemampuan untuk cukup untuk meminimize
exposure yang dihadapi masing-masing individu.) 3. Currency Diversification Argument Mengungkapkan
bahwa sebuah MNC yang terdiversifikasi dengan baik seharusnya tidak terpengaruh oleh pergerakan nilai tukar
karena adanya efek untuk saling meniadakan. . (pada kenyataannya ini
adalah sebuah anggapan naif) 4. Stakeholder Diversification Argument Mengungkapkan bahwa stakeholder
yang terdiversifikasi dengan baik akan lebih terhindar dari risiko kerugian yang dialami oleh MNC karena risiko
nilai tukar. (pada kenyataannya perusahaan multinasional mungkin akan terpengaruh dengan cara yang sama
karena risiko nilai tukar.)
Dengan adanya berbagai macam pandangan seperti diatas, maka perusahaan MNC umumnya bereaksi dengan
berpikir bahwa banyak perusahaan multinasional telah berusaha untuk menstabilkan pendapatan mereka
dengan strategi lindung nilai, sehingga secara eksplisit membenarkan pandangan bahwa risiko nilai tukar itu
benar-benar relevan.

Aspek-Aspek Eksposur Valuta Asing


Ukurankepekaandarinilaimatauangdomestik,artinya,eksposurmerupakangambarandaritingkata
Eksposurberhubungandengannilaimatauangdomestik.
Eksposurterdapatpadanilaisediaan(stock)danaliran(flow).\
Eksposurhanyamerujukpadaperubahankursyangtakterantisipasi.
Perubahankursakanmenimbulkankeuntunganataukerugianatas aset,kewajibanataupendapatanoperasi.

PASAR VALAS DAN KURS


Pasar valas merupakan mekanisme melalui yang mana valuta suatu negara
ditukarkan dengan valuta negara lain, kurs antar valuta ditetapkan, dan
transaksi antar valas diselesaikan. Transaksi valas merupakan transaksi dimana
dua pihak setuju untuk menukarkan valuta yang satu dengan valuta yang lain
pada kurs tertentu. Transaksi valas dapat terjadi di spot market dan forward
market. Spot market meliputi pembelian dan penjualan valas yang sangat
segera dilaksanakan. Untuk transaksi kecil dipasar retail, penyelesaiannya
adalah segera, sedangkan untuk transaksi besar di wholesale market butuh
waktu sampai dua hari bisnis dalam forward market, para partisipan
mengadakan kontrak pada hari ini untuk penyerahan/penerimaan valas pada
waktu mendatang. Pasar valas mempunyai pasar retail dan pasar wholesale.
Karakteristik pasar wholesale adalah transaksi-transaksinya berukuran besar
dan biasanya para partisipan terdiri dari bank dan institusi keuangan yang lain.
Pada pasar retail, transaksi-transaksi valas yang terjadi adalah jauh lebih kecil
dan biasanya mempunyai spread yang tinggi.

Konsep umum mengenai eksposur valas adalah samapi dimana


tingkat perusahaan terpengaruh oleh fluktuasi perubahan mata
uang asing.
Eksposur valas merupakan sebuah ukuran terhadap potensi
perubahan profitabilitas, arus kas, dan nilai pasar sebuah
perusahaan yang disebabkan oleh perubahan kurs. Eksposur valas
secara konvensional diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu :

1). Eksposur translasi/akuntansididefinisi sebagai potensi peningkatan atau


penurunan nilai bersih perusahaan induk dan laba bersih yang dilaporkannya,
yang disebabkan oleh fluktuasi kurs sejak tanggal laporan keuangan
konsolidasian periode sebelumnya. Tujuan dari translasi adalah membantu
dalam mengevaluasi kinerja semua perusahaan afiliasi dimanapun dengan
mengubah anka laporan kedalam sebuah valuta perusahaan induk.
Shapiro, 2003:330 Accounting exposure atau translation exposure yaitu
eksposur yang terjadi karena kebutuhan untuk pelaporan dan konsolidasi
dimana laporan keuangan dari operasi di negara lokal yang menggunakan mata
uang lokal harus dikonversikan ke dalam mata uang negara dimana perusahaan
induk berada.
Jadi pada intinya translation ekposure ini tidak berpengaruh secara langsung
kepada arus kas perusahaan, tetapi lebih kearah baik atau buruknya laporan
kinerja perusahaan pada suatu periode tertentu.

Secara umum, translation exposure memiliki pengaruh kepada


perusahaan karena : 1. Beberapa anak perusahaan MNC mungkin
ingin mengirimkan penghasilan mereka kepada induk perusahaan.
2. Nilai tukar yang berlaku saat ini dapat digunakan untuk
meramalkan arus kas yang diharapkan dapat direalisasikan dari
pengiriman uang di masa depan 3. Consolidated earnings biasanya
digunakan oleh banyak investor untuk menilai perusahaan
multinasional.
Besarnya translation exposure yang dihadapi oleh MNC tergantung
pada : 1. Proporsi usaha yang dilakukan oleh anak perusahaan
yang berada diluar negeri 2. Lokasi anak perusahaan asing 3.
Metode pencatatan akuntansi yang digunakan perusahaan.

Contoh translation exposure:


Setahun yang lalu perusahaan membeli mesin seharga US$ 150.000 dengan kurs
US$ 1 = Rp 10.000. Pada tahun ini nilai tukar tetap seperti satu tahun kemarin,
yaitu US$ 1 = Rp 10.000. Lalu setahun kemudian US dollar melemah terhadap
rupiah, sehingga nilai tukar berubah menjadi US$ 1 = Rp 9.000. Dengan
berubahnya nilai tukar ini dan diasumsikan tidak ada factor inflasi, maka nilai
mesin pada laporan keuangan perusahaan juga berubah menjadi lebih murah. Jadi
besarnya asset perusahaan itu naik turun, tergantung dari nilai tukar yang berlaku.
Tujuan mengukur translation exposure : 1. Forecast future cashflow 2. Stock
price Dengan diketahuinya laporan keuangan perusahaan yang di dalamnya
terdapat jumlah asset, hutang, dan equity, setiap investor dapat memperkirakan
berapa harga saham yang sesuai untuk perusahaan tersebut, apakah layak untuk
dibeli atau tidak. Pada intinya penentuan harga saham ini berdasarkan analisis
fundamental.

2) Eksposur transaksimengukur perubahan nilai dari hutang dan piutang keuangan yg belum dibayar
yang dibuat sebelumnya akibat perubahan nilai tukar mata uang (Eiteman, 2007). Transaction
exposure muncul dari kontrak transaksi yang mengikat arus kas masuk dan keluar yang didenominasi
oleh mata uang asing. Jika terjadi perubahan nilai tukar antara saat penerimaan atau pengeluaran
uang dengan saat transaksi terjadi, maka nilai uang yang diharapkan diterima atau dikeluarkan pada
saat transaksi menjadi tidak sama dengan kenyataannya sehingga akan menimbulkan keuntungan
dan kerugian.
berkaitan dengan sensitifitas arus kas kontraktual perusahaan yang dinyatakan dalam valas terhadap
perubahan kurs yang diukur dalam valuta domestic perusahaan tersebut. Eksposur transaksi dapat
timbul karena transaksi berikut ini :
- Membeli atau menjual barang/jasa secara kredit yang harganya secara kesepakatan dinyatakan
dalam valas
Meminjam atau meminjamkan dana dalam valas
Terikat dalam kontrak utnuk membeli atau menjual valas pada tanggal tertentu dimasa
mendatang
Transaksi ekonomi yang lain untuk memperoleh asset atau mendapatkan uang yang dinyatakan
dalam valas

3). Eksposur ekonomi/operasimengukur seberapa besar perubahan value perusahaan


akibat perubahan cash flow operasional di masa datang akibat fluktiasi nilai tukar yang
tidak diharapkan (Eiteman, 2007). Setiap perusahaan yg memiliki pendapatan dan
pengeluaran dalam mata uang asing akan memiliki operating exposure.
Yaitu sejauh mana fluktuasi nilai tukar akan mempengaruhi present value arus kas
perusahaan di masa depan, baik MNC maupun perusahaan domestik yang berhadapan
langsung dengan perdagangan internasional. Pada intinya economic exposure ini terfokus
kearah ekonomi atau profit perusahaan. Arus kas yang tidak memerlukan konversi mata
uang tidak mencerminkan economic exposure, namun arus kas ini juga dapat dipengaruhi
secara signifikan oleh pergerakan nilai tukar.
sebagai tingkat sejauh mana nilai perusahaan akan dipengaruhi oleh perubahan kurs
yang tidak diharapkan (perhitungkan). Perencanaan untuk eksposur ekonomi melibatkan
seluruh organisasi (tidak seperti eksposur translasi dan eksposur transaksi yang hanya
melibatkan bendahara dan manajer akuntansi) karena eksposur ekonomi mempengaruhi
interaksi strategi-strategi yang benar-benar meliputi seluruhbidang fungsional
perusahaan, yaitu berupa akuntansi, keuangan, marketing, personalia, dan produksi.

Pengukuran operating exposure dari perusahaan membutuhkan


peramalan dan analisis seluruh transaction exposure perusahaan di
masa yang akan datang bersamaan dengan seluruh eksposur yang
timbul dari kompetitor dan potensi kompetitor (Eiteman, 2007:301).
Dari perspektif yang lebih luas, operating exposure tidak hanya
merupakan tingkat sensitifitas arus kas perusahaan di masa depan
terhadap perubahan nilai tukar, tetapi juga tingkat sensifitas
terhadap variabel makroekonomi lain yang disebut dengan
macroeconomic uncertainty (Eiteman, 2007).

Arus kas dari perusahaan multinasional dapat dibagi menjadi arus kas
operasional, arus kas pendanaan dan arus kas investasi. Arus kas
operasional muncul dari hutang dan piutang dari intercompany (antara
perusahaan yang tidak berhubungan) dan intracompany (antara unit
yang sama dalam perusahaan), juga pembayaran sewa dari penggunaan
fasilitas dan peralatan, biaya royalti dan lisensi untuk menggunakan
teknologi dan hak milik dan biaya yang timbul dari berbagai macam jasa
manajemen (Eiteman, 2007:302). Sedangkan arus kas pendanaan
adalah pembayaran untuk pinjaman (termasuk bunga), ekuitas
pemegang saham (investasi baru dan pembayaran dividen) dan
intercompany dan intracompany (Eiteman, 2007). Operating exposure
tidak dapat dihindarkan dari subyektifitas karena tergantung dari
perubahan arus kas perusahaan di masa yang akan datang.

JENIS2 EKSPOSUR
EXCHANGE
1. eksposur transaksi

Eksposur ini terjadi jika kontrak bisnis menggunakan harga tertentu dengan asumsi kurs yang
tertentu, sementara kurs yang terjadi bisa berubah.
Merupakan potensi naik turunnya arus kas perusahaan (berkaitan dengan valuta asing) akibat
nilai tukar. Resiko ini timbul dari transaksi2 sepert pembelian dari pemasok luar negeri atau
penjualan kepada pelanggan luar negeri.
2. eksposur operasi
Eksposur operasi timbul karena iperasi perusahaan secara langsung atau tidak langsung akan
mempengarui oleh perubahan kurs mata uang.
Adalah keuntungan atau kerugian yang dapat berasal dari pelaporan kembali nilai aset-aset
dan kewajiban kewajiban/ piutang dan utang yang timbul dari investasi di luar negeri dari
satu mata uang ke mata uang lain.
3. eksposur ekonomi
Perubahan nilai perusahaan karena perubahan kurs mata uang, dua sumber eksporus ini
adalah eksposur transaksi dan eksposur operasi.

Dibutuhkan strategi-strategi agar manajemen keuangan


perusahaan multinasional tetap terlindungi dari berbagai
kemungkinan yang dapat merugikan perusahaan. Adapun tindakan
yang dapat dilakukan pihak manajemen yaitu dengan melakukan
hedging (teknik lindung nilai). Hedging adalah melindungi
perusahaan yang melakukan transaksi ekspor-impor sehingga
dapat terhindar dari resiko fluktuasi kurs valuta asing atau suku
bunga. Prinsipnya adalah untuk melakukan komitmen
penyeimbangan dalam valuta asing yang sama sehingga
perusahaan tersebut dapat mengurangi kerugian yang akan
ditimbulkan oleh fluktuasi kurs valuta asing.

Bukan hanya MNC, perusahaan-perusahaan domestik murni bisa


saja dipengaruhi oleh economic exposure jika ada persaingan
dengan perusahaan asing yang bermain di pasar lokal. Perusahaan
multinasional cenderung jauh lebih merasakan dampak dari
fluktuasi nilai tukar. Dampaknya bervariasi di seluruh perusahaan
multinasional sesuai dengan karakteristik operasional dan net
currency masing-masing. Secara umum, perusahaan yang memiliki
biaya asing lebih besar dari pendapatannya, akan menjadi
unfavorable akibat dipengaruhi oleh mata uang asing yang lebih
kuat.

Contoh eksposur ekonomi:


Pada awal tahun 2009 perusahaan memperkirakan akan mendapat kanprofit sebesar US$ 25.000
dengan patokan kurs yang berlaku US$ 1 = Rp 10.000
Pada akhir tahun 2009 perusahaan berhasil mencapai profit sesuai target yaitu US$ 25.000,
namun kurs yang berlaku saat itu menjadi US$ 1 = Rp 9.000
Jadi terlihat ada penurunan profit setelah profit tersebut dikonversi ke mata uang rupiah akibat
dari perubahan nilai tukar, dalam kasus ini US dollar melemah terhadap rupiah.
Cara mengatasi economic exposure :
Untuk mengatasinya, perusahaan perlu melakukan berbagai penyesuian (menambah /
mengurangi) terhadap hal-hal berikut : 1. Jumlah penjualan diluar negeri 2. Tingkat
ketergantungan pada supplier asing 3. Fasilitas produksi diluar negeri 4. Jumlah utang
dalam mata uang asing Keputusan untuk menambah ataupun mengurangi keempat hal tersebut
tergantung dari pergerakan nilai tukar, apakah menguat atau melemah.

Manajemen Eksposur Transaksi Melalui Kontrak Hedging Valuta Asing


Eksposur transaksi dapat dikelola dengan melakukan kontrak
hedging valuta asing atau menempuh strategi operasi tertentu.
Kontrak hedging valuta asing bisa dilakukan dipasar forward,pasar
future,pasar uang, danpasar opsi. Selain itu upaya hedging juga
dapat ditempuh dengan mengadakan kesepakatan swap.
Kesepakatan swap yang sering digunakan adalahback-to-back
loans,currency swap, dancredit swap.
Swap valuta asingadalah kesepakatan antara dua pihak untuk
mempertukarkan sejumlah tertentu dana dalam mata uang yang
berbeda, dan selang setelah periode tertentu, mengembalikan dana
yang diterima dalam jumlah yang sama.

Você também pode gostar