Você está na página 1de 19

ANALISIS LEVERAGE

Ada 2 jenis risiko:


Risiko Usaha (risiko bisnis) adalah berbagai variabilitas
dari hasil pengembalian yang diharapkan sebelum pajak
(EBIT) terhadap total aktiva perusahaan.
Risiko Keuangan adalah risiko tambahan bagi pemegang
saham biasa yang timbul karena penggunaan leverage
keuangan dan tercermin pada berbagai variabilitas arus laba
bersih (net income = NI)

PENGERTIAN LEVERAGE
Leverage adalah penggunaan asset dan sumber dana oleh
perusahaan yg memiliki biaya tetap untuk meningkatkan
keuntungan pemegang saham.
disimpulkan bahwa leverage biasanya dipergunakan untuk
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan
aktiva/dana yg mempunyai beban tetap (fixed cost) untuk
memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik
perusahaan.

Perusahaan menggunakan leverage dengan tujuan agar keuntungan


yg diperoleh lebih besar daripada biaya assets dan sumber dananya,
dengan demikian akan meningkatkan keuntungan pemegang saham.
Sebaliknya leverage juga meningkatkan variabilitas (resiko)
Tujuan dari analisis leverage adalah untuk mengidentifikasi besarnya
pendapatan perusahaan agar dapat menutup beban tetap (biaya
tetap);
biaya tetap adalah biaya yg dalam jangka pendek tidak berubah
karena variabilitas operasi (tingkat output yg dihasilkan) maupun
penjualan. Contoh : gaji pegawai, depresiasi gedung dan peralatan,
asuransi, dll.
Biaya variabel adalah biaya yg dalam jangka pendek berubah
secara proporsional dgn volume produksi, contoh (biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, biaya pemasaran langsung, dsb.
Sedangkan biaya campuran adalah biaya2 tertentu yg bersifat

LEVERAGE
1. Leverage operasi (Operating Leverage);
2. Leverage finansial (Financial Leverage)
3. Leverage Total (Total Leverage)

1. Leverage operasi berkaitan dengan penggunaan biaya tetap operasi


oleh perusahaan, terkait saat perusahaan mengeluarkan biaya tetap pada
tingkat penjualan tertentu. leverage operational terkait dengan harapan
akan diperolehnya kenaikan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) yang
cukup besar dengan adanya sedikit kenaikan sales.
Oleh karena itu, Leverage operasi digunakan untuk mengukur seberapa
besar penggunaan biaya tetap operasional.

2. Leverage Keuangan (Financial Leverage)


Leverage keuangan menyangkut penggunaan dana yg diperoleh dari
utang / mengeluarkan saham preferen. Penggunaan dana tersebut
menimbulkan biaya tetap yaitu bunga atau deviden.
Bunga dan deviden saham preferen merupakan biaya tetap finansial yg
harus dibayar tanpa memperdulikan tingkat laba perusahaan.
Jadi leverage keuangan menunjukkan sampai seberapa banyak sekuritas
berpendapatan tetap (utang dan saham preferen) digunakan dalam
struktur modal perusahaan.
Leverage keuangan berkaitan dengan efek perubahan EBIT terhadap EAT.

3. Leverage Total (Total Leverage /Combined Leverage)


Total Leverage merupakan kombinasi antara leverage operasi dan leverage
finansial. Toal leverage digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan
dalam penggunaan biaya tetap, baik biaya tetap operasi maupun biaya
tetap finansial.
Analisis total leverage membantu pihak manajemen untuk menganalisis
persentase perubahan laba per lembar saham dan persentase perubahan
volume penjualan dari penggunaan seluruh biaya tetap baik operasional
maupun finansial.

MENGHITUNG LEVERAGE
1. Pemisahan biaya campuran
1.1. Metode titik tertinggi dan terendah
Persamaan:
b = biaya variabel per unit
Yu= total biaya tertinggi yg dikeluarkan
Ytr = total biaya terendah yg dikeluarkan
Xu= jumlah unit tertinggi yg diproduksi
Xtr = jumlah unit terendah yg diproduksi

1.2. Metode kuadrat terkecil


Persamaan:
Y = jumlah biaya campuran
a = jumlah biaya tetap
b = biaya variabel per unit
X = jumlah unit yang diproduksi
n = jumlah data
Untuk mencari nilai a dan b digunakan
persamaan:

CONTOH METODE TITIK TERTINGGI DAN


TERENDAH

1).
Sebuah perusahaan roti, yaitu PT Mira mengeluarkan sejumlah biaya
sebesar Rp.500.000 pada kapasitas 100kg roti kering, sedangkan pada
kapasitas 400kg roti mengeluarkan biaya sebesar Rp.1.100.000. dari data
tersebut dapat dicari jumlah biaya tetap dan variabel, sbb:
b = (1.100.000 500.000)/(400-100)
b = Rp. 2.000 per kg.
Total biaya

Besarnya biaya tetap dpt dihitung sbb:

Rp. 500.000

Dikurangi biaya variabel


(2.000x100)

200.000

Total biaya tetap

300.000

CONTOH METODE KUADRAT


TERKECIL

1). Sebuah perusahaan roti, yaitu PT Mira mempunyai catatan biaya yang
dikeluarkan selama satu tahun.
Total biaya dan produksi PT Mira

No.

X (kg)

100

Rp. 100.000

10.000.000

10.000

105

100.000

10.500.000

11.025

110

101.000

11.110.000

12.100

115

101.000

11.615.000

13.225

120

101.000

12.120.000

14.400

125

102.000

12.750.000

15.625

130

102.000

13.260.000

16.900

140

103.000

14.420.000

19.600

145

105.000

14.935.000

21.025

10

150

105.000

15.750.000

22.500

11

155

105.000

16.275.000

24.025

12

160

105.000

16.880.000

25.600

Rp. 1.228.000

159.615.000

206.025

Total

1.555

Y (Biaya)

X.Y

Dari tabel disamping dapat dicari biaya tetap (a) dan biaya
variabel (b) dengan cara sebagai berikut:

= = 108

= 102.333 13.9555 =88.378


Dengan demikian besarnya biaya tetap perusahaan roti
adalah 88.378; dan biaya variabel per unit sebesar Rp.
108;

2. Perhitungan Impas (Break even point/BEP)


Analisis impas mempelajari hubungan antara biaya, volume, dan laba.
Apabila perusahaan dalam keadaan impas menunjukkan penerimaan
pendapatan sama dengan total biaya yang ditanggung oleh perusahaan atau
dengan kata lain tidak mengalami rugi atau laba.
Penentuan impas berdasarkan pada persamaan total pendapatan (total
revenue/TR) dikurangi dengan total biaya (total cost/TC). Pada keadaan
impas laba sama dengan nol atau total pendapatan sama dengan total biaya.
Persamaan:
atau
Ket: p = harga jual
a = biaya tetap
b = biaya variabel
x = jumlah unit

Contoh:
Sebuah perusahaan roti kering, yaitu PT mira menjual produk seharga Rp. 10.000 per
kg.
Biaya produksi variabel per kg
Biaya bahan baku

Rp. 2.500

Biaya tenaga kerja langsung

2.750

Biaya overhead pabrik

1.000

Total biaya variabel

Rp. 6.250
Biaya tetap per tahun

Gaji pegawai

Rp. 18.000.000

Biaya overhead pabrik


Asuransi

1.200.000

Total biaya tetap

Rp. 36.000.000

-Perhitungan BEP dalam unit dan rupiah sbb:

Xunit

Xrupiah =

16.800.000

= 36.000.000/(10.000-6.250) = 9.600 kg
= 36.000.000/1-(6.250/10.000) = Rp. 96.000.000

Laporan laba/rugi PT Mira tahun xxx


Penjualan (9.600 x 10.000)

Rp. 96.000.000

Biaya2 variabel :
biaya bahan baku (2.500x9.600)

Rp. 25.000.000

biaya tenaga kerja (2.750x9.600)

26.400.000

biaya overhead (1.000x9.600)


Total biaya variabel

9.600.000
Rp. 60.000.000

Laba kontribusi

36.000.000

Total biaya tetap

36.000.000

Laba

Rp. 0

1. Tingkat Leverage Operasi (Degree of Operating leverage) (DOL)

DOL menunjukkan persentase perubahan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) perusahaan, dengan
persentase perubahan penjualan.

Pada umumnya semakin besar biaya tetap, maka tingkat resiko operasi jg semakin meningkat. Sehingga
pihak manajemen perlu mempertimbangkan penambahan biaya tetap selama manfaat yg diperoleh
tidak mencukupi.

DOL =

DOL =
DOL =
DOL =

Notasi:
Q = kuantitas penjualan
P

= harga jual per unit

= biaya variabel per unit

= biaya tetap

EBIT

= laba operasi (earning before interest and taxe)

Contoh:
Dari data sebelumnya, perhitungan pendapatan dari PT Mira jika penjualan sebesar
12.000 kg atau 25% dari penjualan sebelumnya,maka:
Laporan rugi laba PT Mira Tahun xxx
Penjualan (12.000x10.000)

Rp. 120.000.000

Biaya2 variabel :
bahan baku (2.500x12.000)

Rp. 30.000.000

Tenaga kerja (2.750x12.000)

33.000.000

Overhead (1.000x12.000)

12.000.000

Total biaya variabel

Rp. 75.000.000

Laba kontribusi

45.000.000

Total biaya tetap

36.000.000

Laba

DOL =
=
=

Rp. 9.000.000
Tingkat leverage operasi sebesar 5 menujukkan
setiap ada perubahan penjualan sebesar 1%
mengakibatkan laba sebelum bunga dan pajak
(EBIT) akan berubah sebesar 5%.

2. Degree of Leverage Finansial (DFL)

Dalam menganalisis leverage finansial perlu ditentukan hubungan antara laba sebelum bunga dan pajak,
serta laba per lembar saham.

Degree of financial leverage merupakan persentase perubahan laba per lembar saham dengan persentase
perubahan pendapatan sebelum bungan dan pajak. Kegunaan analsis finansial leverage adalah menunjukkan
seberapa besar perubahan laba per lembar saham apabila laba sebelum bungan dan pajak berubah.

DFL =
DFL =
DFL =

CONTOH

Keterangan

Saham biasa

obligasi

Saham preferen

EBIT
Bunga

20.000.000

20.000.000
12.000.000

20.000.000

EBT
Pajak 25%

20.000.000
5.000.000

8.000.000
2.000.000

20.000.000
5.000.000

EAT
Dividen saham preferen 10%

15.000.000

6.000.000

15.000.000
10.000.000

Laba untuk pemegang saham biasa


Jumlah lembar saham biasa

15.000.000
300.000

6.000.000
200.000

5.000.000
200.000

50

30

25

Earning per share (EPS)

DFL =
DFL =
DFL =

1). Tentukan DFL pada pembelanjaan dengan obligasi.


2). Tentukan DFL pada pembelanjaan dengan preferen.
= 2,5
Tingkat leverage finansial sebesar 2,5 menunjukkan bahwa setiap kenaikan laba sebelum bunga
dan pajak (laba operasi) sebesar 1% akan meningkatkan kenaikan laba per lembar saham biasa
(EPS) sebesar 2,5%.
Tingkat leverage finansial sebesar 3 adalah apabila terjadi kenaikan laba sebelum bunga dan
pajak sebesar 1% akan menaikkan laba per lembar saham biasa (EPS) sebesar 3%.

3.
Combined Leverage Effect/Degree of total leverage (DTL)
Sama halnya dengan DOL dan DFL, DTL adalah persentase perubahan laba per lembar saham sebagai
akibat persentase perubahan volume penjualan. Persamaan dari DTL adalah hasil perkalian antara
tingkat leverage operasi dengan tingkat leverage finansial. =DOL x DFL atau

DOL =

DOL =

Ket: D = biaya depresiasi

Contoh: PT jaya mengharapkan kenaikan penjualan dari 20.000 unit menjadi 30.000 unit. Jumlah saham
biasa sekarang sebesar 1.000.000 lembar. Biaya2 yang dikeluarkan sbb:

Biaya tetap
Bunga

Rp. 100.000.000

300.000.000

Harga jual produk per unit

50.000

Biaya variabel per unit

20.000

pajak

atau

35%

DOLxDFL=1,2 x 2,5 = 3

Dari perhitungan di atas diketahui bahwa tingkat total leverage (DTL) sebesar 3, artinya setiap kenaikan volume
penjualan sebesar 1% akan menaikkan laba per lembar saham sebesar 3%.
Perubahan volume penjualan
Unit
Penjualan
Biaya variabel
Laba konntribusi
Biaya tetap
EBIT
Perubahan EBIT
EBIT
Bunga
Laba sebelum bunga
Pajak 35%
EAT
Jumlah lembar saham biasa
Laba per lembar saham biasa (EPS)

50%
20.000
1.000.000.000
400.000.000
600.000.000
100.000.000
500.000.000

30.000
1.500.000.000
600.000.000
900.000.000
100.000.000
800.000.000

60%
500.000.000
300.000.000
200.000.000
70.000.000
130.000.000
1.000.000
130

800.000.000
300.000.000
500.000.000
175.000.000
325.000.000
1.000.000
325

Dari
contoh
diatas, bahwa dengan adanya tingkat total
leverage sebesar 3, penjualan yg mengalami kenaikan 50%
Perubahan
EPS
150%
mengakibatkan laba per lembar saham biasa (EPS) naik 150%.

Você também pode gostar