Você está na página 1de 2

Nussha Mahardhika

KEBO-KEBOAN

Masyarakat suku Osing Banyuwangi mempunyai upacara adat unik


yang dikenal warga setempat dengan ritual Kebo-Keboan. Ritual yang
rutin digelar tiap tahun tepatnya pada bulan Muharam atau Suro di
kalender Jawa ini adalah ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang
melimpah sekaligus sebagai upacara untuk membersihkan desa agar
seluruh warga diberi keselamatan.
Kebo-keboan adalah bahasa Jawa yang berarti kerbau jadi-jadian.
Kerbau dipilih sebagai simbol karena merupakan hewan yang diakui
sebagai mitra perani di sawah. Kerbau juga merupakan tumpuan mata
pencaharian masyarakat desa yang mayoritas sebagai petani.
Dalam ritual ini, peserta berdandan layaknya kerbau. Lengkap
dengan tanduk buatan dan lonceng di lehernya serta mereka juga
melumuri tubuhnya dengan cairan hitam yang terbuat dari oli dan arang.
Mereka juga menarik bajak mengelilingi sepanjang jalan di desa dengan
diiringi musik khas Bayuwangi.

Sumber:
http://www.banyuwangibagus.com/2014/11/tradisi-kebo-keboan-sukuosing.html
(Akses 14 Oktober 2015 21:52)
RATUSAN LEBAH YANG HANYA ADA DI INDONESIA
Seorang peneliti di museum Natural History, London, yang
melakukan penelitian tentang serangga di Kalimantan dan Jawa dalam
empat tahun terakhir, mengatakan ia menemukan ratusan lebah yang
hanya dapat ditemukan di Indonesia. Andrew Polaszek saat ini tengah

Nussha Mahardhika

meneliti serangga yang ia kumpulkan baru-baru ini dari penelitian di


Gunung Halimun, Jawa Barat.Penelitian ini melibatkan 30 ilmuwan dari
Inggris, Indonesia, Jerman, dan Norwegia untuk menemukan spesies baru
yang ada di Gunung Halimun.
"Setidaknya ada ratusan spesies lebah yang hanya ada di Indonesia.
Jumlah tersebut tentu masih bisa bertambah," kata Polaszek dan
menambahkan bahwa di Papua terdapat spesies yang hanya ditemukan di
satu bukit tertentu.
Profesor Polaszek dan rekan-rekannya melakukan riset tentang
keanekaragaman hayati yang masih belum diteliti di Indonesia. Untuk
Polaszek sendiri, fokusnya adalah lebah dengan ukuran mikro.
"Penelitian ini baru dimulai tahun ini dan baru akan selesai empat
tahun lagi," kata Polaszek.
Manfaat penelitian ini untuk menemukan spesies tersembunyi di
Indonesia sebagai "pusat keanekaragaman hayati" di dunia.
"Menjaga keajaiban hutan dan alam sangat penting untuk Indonesia
dan dunia," tambahnya.
Dari semua lebah yang ada di Indonesia, favorit profesor lulusan
Imperial College London ini adalah lebah berukuran mikro bernama
Megaphrama.Ia mengatakan lebah yang hanya dapat dilihat di bawah
mikroskop ini memiliki manfaat sebagai pembasmi hama parasit di kebun
teh. Dalam ekspedisi bulan September lalu, Polaszek mengatakan ia telah
mengumpulkan sekitar 10.000 spesimen dalam dua minggu
"Saya bersemangat untuk segera menganalisis temuan lapangan ini
di laboratorium," tambahnya.
Maret mendatang, profesor penggemar rendang ini berencana
kembali ke Indonesia dan melakukan penelitian lebih jauh dan berharap
bisa menemukan spesies baru. Sejumlah komentar tentang penelitian
serangga Polaszek melalui segmen #KabarDariInggris di Facebook BBC
Indonesia, termasuk dari Anggra Rika yang menulis;
"Hebatnya orang luar, serangga saja diteliti sampai sedetilnya dan
itu juga bisa dijadikan ajang lapangan pekerjaan."
Sumber:
http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2015/10/151009_trensosial_serang
ga (Akses 14 Oktober 2015 10:01)

Você também pode gostar