Você está na página 1de 5

Seorang pemuda yang mencari keberadaan cintanya

Sebut saja nama saya adalah Hendra seorang anak laki-laki yang sampai saat ini masi
mencari tentang keberadaan cintanya, semuanya ini berawal saat kekecewaan datang dan
menerpa terlebih disaat saya mulai mencoba bangkit dari keterpurukan yang ada dalam hidup
saya namun ternyata itu hanya sia-sia belaka. Saya adalah anak ke-2 dari dua bersaudara,
banyak yang mengatakan antara saya dan abang saya memiliki kesamaan terutama dalam segi
fisik, meskipun demikian pasti ada hal yang membedakan termasuk mengenai persoalan
mencari pasangan. Abang saya adalah orang yang bisa dikatakan lebih keren, berwibawa,
ramah, santun, serta pandai dalam hal mencuri hati dan perhatian lawan jenisnya sehingga
tidak heran dia begitu mudah menemukan pasangannya, berbeda dengan abang saya, saya
adalah pribadi yang cenderung sederhana, sedikit pemalu, pribadi yang tertutup, dan orang
yang paling tidak ahli dalam hal mencuri hati dan perhatian lawan jenisnya dikarenakan rasa
ketidak percayaan diri serta rasa ketakutan yang selalu menghantui saya terlebih di saat saya
ingin mulai atau ingin mendekati seseorang selalu terbesit di fikiran saya bahwa ujungujungnya perjuangan saya akan sia-sia saja. Saya adalah salah seorang mahasiswa Jurusan
Bahasa Inggris di salah satu universitas di sebuah daerah yang bernama paneglangan, disana
saya menjalani hidup sebagai seorang mahasiswa calon guru terutama dalam bidang studi
Bahasa Inggris, disana saya memiliki banyak teman yang selalu solid dan mau membantu
satu sama lain. Namun disana saya juga tidak kunjung juga menemukan sesosok perempuan
yang bisa mengisi ke kosongan di hati ini, padahal saya sangat berharap bisa seperti orang
lain, yang mana saat mereka disana menuntut ilmu mereka saling menyemangati dan
memotivasi satu sama lain, seandainya saya bisa seperti itu maka semangat saya untuk segera
wisuda akan membara tidak seperti saat ini. Meskipun demikian saya tidak akan pernah
menyerah untuk mencari dimana sesosok perempuan yang telah ditakdirkan Allah S.W.T
sebagai jodoh saya.

Cinta Pertama
Awal saya mengenal cinta yaitu pada saat saya duduk dibangku sekolah menengah
pertama, disana saya jatuh hati kepada salah seorang perempuan yang memiliki senyuman
menawan yang setiap kali melihat senyumannya membuat perasaan begitu tentram dan
nyaman. Sebut saja namanya adalah Dian, dia adalah kakak kelas saya, mungkin ini yang
dinamakan kalau cinta itu tidak memandang usia, itulah yang terjadi pada saya, saya jatuh
hati kepadanya. Awal kesukaan saya terhadapnya dimulai pada saat akhir pelajaran lebih
tepatnya, biasanya pada hari sabtu di sekolah mengadakan kegiatan gotong royong untuk
membersihkan taman yang ada di depan kelas masing-masing bagi yang perempuan dan yang
laki-laki bebas untuk melakukan aktivitas olah raga seperti bermain sepakbola, takraw, dll.
Pada saat itulah atau lebih tepatnya pada saat saya hendak mengambil bola yang kebetulan
tertendang tepat didepan taman kakak kelas tersebut dari sana munculah beberapa percakapan
yang awal-awalnya kakak kelas tersebut marah-marah, namun lama-kelamaan berubah
menjadi begitu ramah dan di akhiri dengan sebuah senyuman menawan yang dia tunjukkan
ke saya, disanalah muncul sebuah perasaan bahagia yang bisa dikatakan tidak ada duanya,
dan ternyata itulah yang dinamakan jatuh cinta. Keesokan harinya saya mulai menanyakan
beberapa hal tentang kakak kelas tersebut yang kebetulan teman sekelas saya adalah
tetangganya maka tidak fikir panjang saya langsung menanyakan kepribadian perempuan
yang memiliki senyuman menawan tersebut.
Perjuangan Cinta
Setelah mengetahui seluruh kepribadian tentang seseorang yang membuat saya jatuh
cinta, saya mulai mencoba melakukan beberapa hal yang kalau dibilang orang-orang yaitu
perjuangan cinta dimana seseorang itu akan berjuang untuk mendapatkan seorang yang dia
cintai dengan berkorban jiwa dan raganya. Awal perjuangan cinta saya adalah dengan
memberanikan diri menulis sebuah surat yang mana awalnya saya bertujuan untuk berteman
dengan kakak kelas tersebut. Selain surat saya juga menyelipkan beberapa bait puisi yang
mengibaratkan dirinya dengan sebuah bunga yang begitu anggun dan menawan. Keesokan
harinya pada saat pulang sekolah saya meminta teman sekelas saya yang saya percayai untuk
menyampaikan surat itu kepada kakak kelas tersebut. Pada jam pulang sekolah keesokan
harinya dengan harap-harap cemas saya menunggu apakah surat yang saya tulis untuk kakak
kelas tersebut dibalas atau tidak oleh dia atau mungkin dia enggan untuk membalasnya,
Alhamdulillah ternyata semua hal negatif yang tersirat dalam fikiran saya berbeda dengan

kenyataanya, kakak kelas tersebut membalas surat yang saya tulis, dalam suratnya dia
merespon positif tentang permohonan saya kepadanya, dengan perasaan penuh bahagia saya
berteriak kegirangan bak orang yang lagi dilanda jatuh cinta. Malam harinya saya kembali
menulis sebuah surat untuknya namun berbeda dalam surat sebelumnya disana saya mulai
mengungkapkan ketertarikan saya kepadanya terlebih kepada senyumannya yang begitu
menawan. Hingga setelah hari ke-4 kami surat-menyurat tibalah saya untuk memberanikan
diri untuk mengungkapkan perasaan yang saya rasakan kepadanya, karena saya takut kalaukalau dia nanti di tembak duluan oleh orang lain, maka pada malam harinya dengan sebuah
puisi dan sebuah kata-kata yang penuh kiasan saya mencurahkannya kedalam surat tersebut
dengan harapan dia juga memiliki perasaan yang sama seperti apa yang saya rasakan.
Awal kekecewaan karena cinta
Namun ternyata takdir berkata berbeda, dia tidak memiliki rasa yang sama seperti yang
saya rasakan, didalam suratnya dia berkata bahwa dia sudah menganggap bahwa saya adek
dan temannya sendiri dan dia tidak bisa menganggap saya lebih dari itu. Sungguh hancurnya
perasaan saya saat itu, awal merasakan cinta dan kemudian awal merasakan bagaimana
rasanya dikecewakan oleh cinta, tanpa terasa saat membaca surat dari dia setetes-demi setetes
air mata jatuh membasahai suratnya. Lalu keesokan harinya saya kembali menemuinya
dengan meminta kepada salah satu temannya untuk mengatur pertemuan antara kami berdua,
dengan perasaan malu, sedikit sedih, saya memberanikan diri untuk menanyakan perkara
kenapa antara saya dan dia tidak bisa lebih dari sekedar teman? Dia cuman terdiam sembari
memberikan senyumannya dan kemudian pergi meninggalkan saya begitu saja. Di satu sisi
teman-teman dan kakak kelas lainnya melihat pertemuan singkat kami tadi, dengan perasaan
malu saya tetap memberanikan diri untuk kembali ke lokal saya, ternyata tidak hanya temanteman, kakak kelas, bahkan salah seorang guru kami tepatnya guru matematika mengetahui
mengenai kedekatan kami, hingga pada suatu waktu saat ada pelajaran matematika di lokal
kakak kelas yang saya taksir saya di suruh untuk menerangkan bagaimana membahas soal
kakak kelas tersebut, kenapa saya yang di tunjuk? Alasan pertama karena saya adalah salah
seorang murid yang bisa di bilang pintar dan sering mendapatkan juara di kelas, dan alasan
kedua yaitu karena perempuan yang saya taksir ada di kelas itu, dengan perasaan sedikit
malu, grogi karena sorak-sorak kan dari teman sekelas, kakak kelas, dan guru sendiri saya
memberanikan diri untuk tampil percaya diri di depan mereka semua, namun satu hal yang
membuat perasaan saya gelisah, yaitu saat saya melihat wajah perempuan yang saya taksir
terbesit sebuah tanda bahwa dia tidak suka dengan kedekatan antara saya dan dia. Begitulah

karena alasannya yang dia ingin fokus kepada sekolahnya, dan dia cuman menganggap saya
cuman sebagai adek kelasnya sendiri dan tidak lebih, dengan berat hati, penuh kekecewaan
yang disertai tetesan air mata, saya mengubur dan melupakan semua harapan indah yang
sempat terbesit di fikiran ini jika saya bisa bersama-sama dengan dia, namun itu kini hanya
tinggal sebuah angan-angan yang tidak akan pernah mungkin menjadi kenyataan.
Kenyataan yang pahit
Setelah di kecewakan karena cinta saya sudah bertekad dalam hati untuk tidak lagi
memperdulikan perempuan yang dulu pernah saya taksir, mungkin seperti itulah sifat saya
yang mana jika di kecewakan oleh orang lain saya tidak akan memperdulikan orang tersebut.
Terlebih saat saya melihat sendiri bagaimana kedekatan dia dengan teman sekelasnya
tepatnya pada saat hari sabtu juga saat kegiatan gotong royong, kelihatan saat dia sedang
bercanda gurau dengan salah seorang teman laki-laki sekelasnya, betapa tidak hancur
perasaan saya waktu itu, orang yang saya taksir terlihat dekat dengan orang lain sementara
saya orang yang memberanikan diri untuk menyatakan perasaan saya ke dia cuman bertepuk
sebelah tangan mencintai namun cuman sebelah pihak. Tingkat kekecewaan dan kesedihan
yang sangat mendalam saya yaitu saya kelas 2 dan perempuan yang saya taksir sekarang
kelas 3, dia menjalin hubungan dengan salah seorang teman terdekat saya, teman yang bisa di
katakan rival dalam hal pelajaran menurut saya, namun ternyata dia juga teman rival dalam
asmara musuh dalam selimut, tidak habis fikir dalam benak saya kenapa semua bisa seperti
ini, begitu hancur-sehancurnya perasaan saya saat itu terlebih saat mereka berduaan sembari
memegang tangan satu sama lain di depan mata saya sendiri, ya Allah ya robb, engkau tahu
bagaimana sesedihnya hamba waktu itu, perempuan yang hamba taksir, cinta pertama saya,
lebih memilih teman saya di bandingkan saya, orang yang telah berjuang untuk membuktikan
cinta dan keseriusan saya terhadapnya. Itulah kenyataan pahit yang saya rasakan karena cinta,
cinta pertama yang dulu dibilang-bilang orang itu sangat indah itu hanya mitos belaka untuk
saya, karena kenyataan yang saya dapatkan cinta pertama itu penuh kekecewaan dan air mata,
karena orang yang saya suka, cinta, dan sayangi lebih memilih teman saya sendiri
dibandingkan saya sendiri. Setelah kelas 3 dan tamat dari sekolah menengah pertama saya
memutuskan untuk pindah ke kota, ketempat keluarga saya, meninggalkan desa dan sekolah
yang penuh kekecewaan dan tangisan, dan mengubur semua kisah yang pernah ada itu
sedalam-dalamnya karena jika mengingatnya kembali hanya membuat saya bersedih dan
kecewa begitu mendalam, dengan penuh harapan baru semangat baru saya menjalani

kehidupan baru di lingkungan perkotaan yang ramai dengan harapan dipertemukan dengan
cinta yang sesungguhnya cinta.

TAMAT

Você também pode gostar