Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Achmad Arifin
Jurusan Teknik Elektro-FTI, ITS, Surabaya-60111, arifin@ee.its.ac.id
Abstrak Jaringan tubuh manusia tersusun dari
berbagai material kompleks yang memiliki sifat-sifat listrik
yang berbeda. Bioelectrical Impedance (BI) mengacu pada
perlawanan aliran arus yang melalui jaringan tubuh tersebut.
BI ini memiliki nilai yang bervariasi tergantung dari
perubahan komposisi material pada jaringan tubuh.
Perubahan tersebut dapat terjadi akibat adanya gerakan atau
karena suatu penyakit tertentu. Tugas Akhir ini bertujuan
untuk mengembangkan rangkaian pengukuran BI serta
aplikasinya untuk menganalisa perubahan BI terhadap
perubahan sudut dari sendi lutut / knee joint pada bidang
sagital.
Metode yang digunakan untuk mengukur perubahan BI
terhadap gerakan knee joint ialah dengan menginjeksikan
arus sinusoidal yang konstan dengan amplitudo 250A dan
Frekuensi 50KHz pada bagian kanan abdomen dan telapak
kaki bagian atas, serta mencatat perubahan drop tegangan
diantara dua titik tertentu pada kaki. Perubahan drop
tegangan ini diproses pada rangkaian Instrumentasi BI, yang
terdiri dari rangkaian Instrumentasi Amplifier sebagai
penguat sinyal, rangkaian High Pass Filter untuk
menghilangkan noise pada frekuensi rendah, serta rangkaian
Demodulation Amplitudo untuk mendapatkan tegangan eksak
dari BI. Data BI yang diperoleh kemudian diubah dalam
bentuk digital menggunakan ADC mikrokontroler ATMega32
dan dikirim ke komputer melalui komunikasi serial untuk
diolah pada program khusus.
Dengan penguatan 194.35 kali pada rangkaian
instrumentasi amplifier, hasil nilai BI berubah antara 2.3V
hingga 1.5V untuk perubahan sudut knee joint dari 0
hingga 120. Ketidaklinearan antara BI dengan sudut knee
joint mengakibatkan error yang cukup besar yaitu 64o,
dimana minimum error yang terjadi sebesar 0o. Pengaruh
posisi penempatan elektroda sangat vital terhadap kelinearan
hasil pengukuran ini. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut
tentang penempatan elektroda ini sangat diperlukan untuk
pengembangan kedepannya. Hasil pengukuran sudut
menggunakan sistem pengukuran BI ini dapat diaplikasikan
untuk berbagai keperluan, salah satunya ialah sebagai
pengganti electro-goniometer dalam sistem rehabilitasi FES.
I. PENDAHULUAN
Ilmu dan teknologi dalam dunia medis semakin
berkembang pesat seiring dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan. Saat ini kecanggihan teknologi tersebut sangat
membantu tenaga kerja dalam dunia medis dalam menangani
permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan
teknologi dan kaitannya dengan tubuh manusia, baik dalam
ruang lingkup kesehatan maupun teknologi medis yang
2 26 2
Dengan syarat nilai-nilai komponen dari R6=R7=0.5R5.
dan C2=C3+C5. Dengan frekuensi Cut Off yang
diharapkan sebesar 50Khz, serta ditetapkan nilai
komponen kapasitor C2=1nF. Maka nilai dari
R6=R7=2,2K. Jadi nilai R5 = 2R6 = 4,4 K. Dipilih nilai
resistor yang ada dipasaran, yakni R3=4,7K.
2.1.1.3 Non Inverting Amplifier
Rangkaian ini digunakan sebagai pengatur amplitudo
tegangan dari sinyal sinusoidal yang telah dihasilkan oleh
rangkaian low pass filter. besar penguatan dari rangkaian
ini dirumuskan pada persamaaan berikut:
10
= 1 +
9
Output
OUTPUT
=
= 0.707
2
dan rumus untuk mendapatkan tegangan DC rata-ratanya:
2
=
= 0.637
=
= 2.22
22
100
dan
23
222
=
= 1.11
24
200
Output dari IC7B diratakan dengan kapasitor dengan nilai
1F agar dihasilkan sinyal DC yang halus.
2.1.5. Rangkaian Mikrokontroler
Rangkaian mikrokontroler berupa sistem minimum
mikrokontroler AVR Atmega32 dengan nilai Xtal yang
digunakan bernilai 12MHz.. Rangkian ini berfungsi sebagai
pengatur dari instrumentasi bioimpedance yang digunakan.
Fungsi-fungsi tiap port yang digunakan pada rangkaian ini di
cantumkan pada tabel berikut:
Tabel 1. Port Mikrokontroler yang digunakan
PORT
PIN
keterangan
PORT A
A.0
sebagai ADC (Analog to Digital
Converter) dari output AC to DC
converter
instrumentasi
bioimpedance
PORT B
B.7
Output Sinyal untuk melihat
frekuensi sampling ADC
PORT C
C.0 C.7
Display LCD
PORT D
D.0&D.1
Rx & Tx yang digunakan dalam
komunikasi serial RS232
Titik
6 dan 8
0
30
45
60
90
100
Sudut Hasil
Kalibrasi
Program
0
-7
15
35
70
92
|Error|
0
37
30
25
20
8
Pengukuran
Sudut
Goniometer
Titik 6 dan
10
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pengukuran
Sudut
Goniometer
Hasil Kalibrasi
Program
Instrumentasi
Bioimpedance
4
-1
-3
-3
4
13
22
36
51
71
103
|Error|
4
11
23
33
36
27
38
34
29
19
3
0
0
0
10
0
10
20
8
12
30
26
4
40
40
0
Titik 6 dan
50
50
0
7
60
71
8
70
77
7
80
84
4
90
96
6
100
146
46
Dari hasil percobaan ke dua diatas, posisi elektroda pada
titik 6,7 memiliki tingkat kelinearan yang cukup baik
dibanding pada titik 6,10 maupun titik 6,8. Namun pada posisi
elektroda ini untuk sudut rendah dibawah 20 dan sudut diatas
90 memiliki tingkat error yang tinggi. hal ini menunjukkan
hubungan ketidak linearan antara sudut dan tegangan
pengukuran untuk seluruh sudut yang dibentuk knee joint.
Dilakukan Pengujian tambahan yang bertujuan untuk
melihat hubungan bioimpedance terhadap sudut knee joint
yang dibentuk. Dilakukan pencatatan terhadap nilai tegangan
yang terukur dan sudut knee joint. Dari data-data yang
ditampilkan dalam grafik excel, grafik tersebut di atur agar
pada tersebut menampilkan garis polinomial beserta rumus
persamaanya. Berikut salah satu data yang telah diperoleh:
Tabel 4.5 Hasil pengukuran tegangan pada beberapa nilai
sudut knee joint yang telah ditetapkan
Nama
Eka Adi
Prasetyo
Sudut goniometer
()
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
Tegangan Input
(V)
1,81 V
1,82 V
1,81 V
1,78 V
1,74 V
1,69 V
1,63 V
1,55 V
1,44 V
1,41 V
0,99 V
0,95 V
0,87 V
Sudut ()
Series1
Poly. (Series1)
0,5
1,5
Tegangan (V)
2
y = -387,5x3 + 1466,x2 - 1871,x +
893,6
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
Hasil Pengukuran
Sudut
Tegangan
(Pers.PoliInput (V)
nomial)
2,074
2,074
2,0593
2,03
1,995
1,96
1,878
1,854
1,781
1,678
1,483
1,405
22
22
29
38
48
58
68
75
84
89
105
117
|Error|
Sudut
(Pers.
Linear)
0
0
4
13
18
28
51
57
77
103
152
174
Polinomial
Linear
22
12
9
8
8
8
8
5
4
1
5
7
0
10
16
17
22
22
9
13
3
13
52
64
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melalui semua tahapan dalam tugas akhir ini, maka
diperoleh beberapa kesimpulan antara lain :
1. Perubahan nilai bioelectrical impedance terhadap sudut
knee joint memiliki perbandingan nilai yang tidak
sepenuhnya linear, terutama disaat sudut dari knee joint
lebih kecil dari 30 serta diatas 90.
2. Faktor-faktor yang menyebabkan ketidaklinearan ini dapat
disebabkan akibat peletakkan posisi elektroda yang masih
kurang tepat serta pengaruh internal dari karakteristik otot
dan perubahan volume aliran darah yang masih sulit
dipahami.
3. Hasil kalibrasi sudut menggunakan persamaan polinomial
menghasilkan nilai sudut dengan error yang lebih kecil
dibanding dengan teknik kalibrasi menggunakan
persamaan linear.
4. Instrumentasi Bioimpedance ini dirancang untuk
mengukur sudut yang dibentuk knee joint ketika
melakukan gerakan knee extension maupun knee flexion
yang nantinya dapat diaplikasikan untuk berbagai macam
keperluan.
5.2 Saran
Saran-saran yang dapat diberikan untuk pengembangan
alat ini sebagai berikut:
1. Perlu penelitian lebih lanjut dalam penentuan posisi
elektroda yang lebih tepat agar didapat hubungan yang
lebih linear antara perubahan impedansi dengan perubahan
sudut knee joint.
2. Dibutuhkan rangkaian Voltage Controlled Current Source
(VCCS) yang lebih baik dalam menghasilkan arus yang
konstan walau dengan perubahan hambatan beban yang
besar sekalipun.
3. Untuk meminimalisir terjadinya arus bocor dari sumber
tegangan luar yang dapat masuk ke tubuh pengguna
melalui elektroda, maka perlu adanya penambahan
rangkaian isolasi menggunakan optocoupler sebagai
pemisah
ground antara rangkaian instrumentasi
bioimpedance dengan rangkaian minimum sistem
mikrokontroler.
4. Banyak sekali aplikasi yang dapat dikembangkan dari
teknik pengukuran bioimpedance ini, salah satunya ialah
sebagai pengganti electro-goniometer dalam mengukur
sudut knee joint pada sistem rehabilitasi FES.
[1]
[2]
[3]
DAFTAR PUSTAKA
[4]
BIOGRAFI