Você está na página 1de 11

TUGAS ARTIKEL BAHAS INDONESIA

NAMA : MARWAH
STAMBUK :C 101 15 055

ARTIKEL PEMBANGUNAN &


PERTUMBUHAN EKONOMI
Pembangunan Ekonomi Di Indonesia
salah satu masalah ekonomi di indonesia yang sering kita jumpai adalah pengangguran yang tiap
tahun semakin meningkat.

Penyebab Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
jumlahlapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalamperekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya
yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur
dankeluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan
dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka
panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah pengangguran terselubung di
mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh
lebih banyak orang.

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang
sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan
karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan
kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah
dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan
masalah-masalah sosial lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran


dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan
sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang
adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang
seperti Indonesia, dikenal istilah pengangguran terselubung di mana pekerjaan yang
semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai: perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi
dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan sesuatu negara untuk
menghasilkan barang dan jasabarang faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam
jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi yang
digunakan berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan
penduduk, dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah ketrampilan mereka.
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktorfaktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa
yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi kerap kali lebih besar dari pertambahan
produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah adalah lebih lambat
dari potensinya.
Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik

Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith, David Ricardo dan TR. Malthus. Berikut ini akan
diuraikan satu per satu.

1. Adam Smith

Adam Smith adalah ahli ekonomi yang menulis buku The Wealth of Nation (kemakmuran
suatu negara) yang sangat terkenal. Ia merupakan tokoh yang mengemukakan pentingnya sistem
ekonomi liberal (bebas), yakni sistem ekonomi yang bebas dari campur tangan pemerintah yang
diperkuat dengan semboyan Laissez Faire, Laissez Passer. Adam Smith percaya bahwa dengan
menggunakan sistem ekonomi liberal (bebas), pertumbuhan ekonomi dapat dicapai secara
maksimum. Pertumbuhan ekonomi bisa dicapai dengan melibatkan dua unsur, yaitu:
1. Pertumbuhan penduduk.
2. Pertumbuhan output total.

Selanjutnya, pertumbuhan output yang berupa barang dan jasa dipengaruhi oleh tiga komponen,
yaitu sumber-sumber alam, tenaga kerja, jumlah persediaan barang.
Agar terjadi pertumbuhan output, sumber-sumber alam harus dikelola oleh tenaga kerja dengan
menggunakan barang modal. Sumber-sumber alam sangat penting untuk menentukan
pertumbuhan ekonomi, karena sumbersumber alam merupakan batas maksimum output jika
sudah dimanfaatkan secara maksimum. Sumber-sumber alam mencapai batas maksimum apabila
telah dikerjakan oleh tenaga kerja yang handal dengan menggunakan barang modal yang cukup.

1. David Ricardo dan TR Malthus


Pemikiran David Ricardo dan TR Malthus tidak sama dengan Adam Smith. Mereka mengkritik
Adam Smith, bila Adam Smith berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, maka David Ricardo berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk yang
terlalu besar (hingga 2 kali lipat) bisa menyebabkan melimpahnya tenaga kerja.
Tenaga kerja yang melimpah menyebabkan upah yang diterima menurun, di mana upah tersebut
hanya bisa untuk membiayai tingkat hidup minimum (subsistence level). Pada taraf ini,
perekonomian mengalami stagnasi (kemandegan) yang disebut Stationary State.
TR Malthus sependapat dengan David Ricardo dan mengemukakan bahwa bahan makanan
bertambah menurut deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya), sedangkan penduduk bertambah
menurut deret ukur (1, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya). Akibatnya, bahan makanan tidak cukup untuk
menghidupi penduduk, sehingga masyarakat hidup pada tingkat subsistence dan perekonomian
mengalami kemandegan.

Teori Pertumbuhan Ekonomi Neoklasik


Ada tiga tokoh Neoklasik yang akan dibahas, yakni Robert Slow, Harrod Domar serta Joseph
Schumpeter.
1. Robert Solow
Robert Solow adalah ahli ekonomi yang memenangkan hadiah nobel pada tahun 1987. Solow
berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi akan tercapai jika ada pertumbuhan output.
Pertumbuhan output terjadi jika dua faktor input, yakni modal dan tenaga kerja dikombinasikan,
sedangkan faktor teknologi dianggap konstan (tidak berubah). Adapun yang tergolong sebagai
modal adalah bahan baku, mesin, peralatan, komputer, bangunan dan uang. Dalam memproduksi
output, faktor modal dan tenaga kerja bias dikombinasikan dalam berbagai model kombinasi.
Sehingga, bisa dituliskan dalam rumus sebagai berikut:

Q = f (C.L)
Keterangan:
Q = Jumlah output yang dihasilkan
f = Fungsi
C = Capital (modal sebagai input)
L = Labour (tenaga kerja, sebagai input)
Rumus di atas menyatakan bahwa output (Q) merupakan fungsi dari modal (C) dan tenaga kerja
(L). Ini berarti tinggi rendahnya output tergantung pada cara mengombinasikan modal dan tenaga
kerja.
1. Harrod dan Domar
Harrod dan Domar mengemukakan perlunya pembentukan modal sebagai syarat untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi yang mantap (steady growth). Menurut mereka, bila pembentukan modal
telah dilakukan pada suatu masa, maka pada masa berikutnya perekonomian akan sanggup
memproduksi barang-barang dalam jumlah lebih besar. Keinginan masyarakat dalam
pembentukan modal (berinvestasi) ditentukan oleh permintaan agregat (keseluruhan) dari
masyarakat dan oleh MEC (Marginal Efficiency of Capital), yakni perbandingan antara
pertambahan modal terhadap pertambahan output.

Joseph Schumpeter
Menurut Joseph Schumpeter pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada inovasi dari para pengusaha
(wiraswasta). Dalam hal ini, inovasi merupakan penerapan pengetahuan dan teknologi yang baru
di dunia usaha. Inovasi memiliki pengaruh sebagai berikut:
1. Diperkenalkannya teknologi baru.
2. Menimbulkan keuntungan yang lebih tinggi.
3. Menimbulkan imitasi inovasi, yaitu peniruan teknologi baru oleh pengusaha-pengusaha
lain yang dapat meningkatkan hasil produksi

Faktor-faktor pembangunan ekonomi


Sumber daya alam yang dimiliki memengaruhi pembangunan ekonomi.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun pada
hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan
faktor nonekonomi.
Faktor ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah
sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan.
Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan
iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat memengaruhi pertumbuhan industri
suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan
kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang
memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan
kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan
hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang
ada.
Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut.
Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber
daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran
pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik,
kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.

Pembangunan ekonomi

Merupakan proses perubahan yang terus menerus menuju perbaikan termasuk usaha
meningkatkan produk per kapita.

Memperhatikan pemerataan pendapatan termasuk pemerataan pembangunan dan hasilhasilnya.

Memperhatikan pertambahan penduduk.

Meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Pembangunan ekonomi selalu dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi.

Setiap input selain menghasilkan output yang lebih banyak juga terjadi perubahan
perubahan kelembagaan dan pengetahuan teknik.

Indikator merupakan sumber informasi yang sistematik serta obyektif yang hampir setiap hari
beberapa surat kabar menulis statistic yang baru dikeluarkan oleh pemerintah. Indicator adalah
sebuah instrument yang menunjukkan keterkaitan berbagai hal. Pemerintah misalnya, secara
regular mensurvei rumah tangga ataupun perusahaan untuk mempelajari aktivitas dan dampak
kegiatan mereka terhadap kesejahteraannya. Tanpa adanya indicator-indikator ini, pola atau
gejala yang sedang terjadi serta pengaruhnya akan sulit diketahui secara pasti. Indikator yang
diperoleh secara survey oleh pemerintah ataupun lembaga yang berkepentingan digunakan
sebagai tolak ukur untuk mengawasi dan merumuskan suatu kebijakan. Dapat disimpulkan
bahwa indicator pembangunan ekonomi adalah suatu instrument untuk mengetahui derajat
pembangunan yang dilakukan oleh suatu Negara yang meliputi beberapa aspek.
Adapun pentingnya indicator-indikator pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut :
1. Memantau perilaku perekonomian
2. Kepentingan analisis ekonomi
3. Dasar pengambilan keputusan
4. Dasar perbandingan internasional

Pembangunan Ekonomi memiliki tiga Indikator pokok, berikut ini adalah penjelasan dari
masing-masing Indikator Pembangunan Ekonomi :
Indikator Moneter
Indikator ini berkaitan dengan uang. Uang disini berupa tingkat income yang diterima oleh
masyarakat. Dalam indicator moneter, ada beberapa indicator yang dapat diukur, yakni :
Indikator Non-Moneter
Indikator ini merupakan indicator yang diambil dari beberapa hal pokok yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat. Sama halnya dengan indicator sebelumnya, Indikator memiliki beberapa
macam-macam sub- Indikator. Berikut ini adalah uraiannya.
1. Indikator Sosial
Ahli Pembangunan Ekonomi yang bernama Beckerman membedakan berbagai penelitian tentang
cara-cara membandingkan tingkat kesejahteraan dalam 3 kelompok.
Kelompok pertama, merupakan suatu usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan yang
terjadi dalam masyarakat yang ada di dalam dua atau beberapa Negara dengan cara memperbaiki
pelaksanaan dalam perhitungan pendapatan nasional biasa. Usaha ini dipelopori oleh Colin Clark
yang selanjutnya disempurnakan oleh Gilbert dan Kravis.
Kelompok kedua, dengan usaha membuat penyesuaian dalam pendapatan masyarakat yang
dibandingkan dengan melihat pertimbangan perbedaan tingkat harga disetiap Negara.
Kelompok ketiga, adalah usaha untuk membuat perbandingan tingkat kesejahteraan dari setiap
Negara berdasarkan pada data yang tidak bersifat moneter seperti, jumlah kendaraan bermotor,
konsumsi minyak, jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan, dan usaha ini dipelopori oleh
tokoh yang bernama Bennet.

Menurut Beckerman, dari tiga cara diatas, cara yang dirasa paling tepat adalah cara yang
dilakukan oleh Gilbert dan Kravis. Cara ini merupakan usaha untuk membandingkan tingkat
kesejahteraan dan pembangunan di berbagai Negara dengan memperbaiki metode pembanding
dengan menggunakan data pendapatan nasional dari masing-masing Negara.

Masalah Pembangunan Ekonomi Indonesia

Secara umum, ada empat masalah yang harus dihadapi dalam pembangunan ekonomi di
Indonesia. Keempat masalah tersebut dari tahun ke tahun selalu mendapat perhatian serius.
Masalah yang paling serius diperhatikan pemerintah adalah masalah kemiskinan, apalagi
menurut data PROPENAS terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin dari 22, 5 juta pada
tahun 1996 menjadi 37,5 juta pada pertengahan tahun 1999. Keempat masalah tersebut adalah:
a. Kemiskinan
Program pengentasan kemiskinan sudah dilaksanakan sejak masa orde baru melalui berbagai
bentuk program seperti INSUS (Intensifikasi Khusus), INMUM (Intensifikasi Umum), BIMAS
(Bimbingan Massal), INMAS (Intensifikasi Massal), KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen),
KUK (Kredit Usaha Kecil), Wajib Belajar, INPRES Desa yang dilanjutkan dengan INPRES Desa
Tertinggal (IDT).
Selanjutnya, ada tiga program yang dilakukan untuk menanggulangi kemiskinan, programprogram ini langsung ditujukan kepada penduduk miskin, yakni:
1) Menyediakan kebutuhan pokok untuk keluarga miskin.
2) Mengembangkan sistem jaminan sosial.
3) Mengembangkan budaya masyarakat miskin.

b. Keterbelakangan
Secara umum, keterbelakangan yang diderita Indonesia meliputi rendahnya tingkat pendidikan,
tingkat keterampilan, pemilikan modal, efisiensi dan efektivitas kerja, tingkat manajemen, dan
kurang tersedianya infrastruktur. Semua faktor tersebut memiliki hubungan sebab akibat satu
sama lain yang membentuk lingkaran setan kemiskinan (vicious circle) Adapun keterbelakangan
di bidang ekonomi tampak dari rendahnya pendapatan per kapita, tingkat spesialisasi (pembagian
kerja), penggunaan uang giral per kapita serta masih sempitnya pasar.

c. Lapangan Kerja
Jumlah pengangguran di Indonesia diupayakan terus berkurang dengan memperluas lapangan
kerja. Akan tetapi, krisis ekonomi tahun 1997 semakin menambah jumlah pengangguran di
Indonesia hingga mencapai 37,5 juta jiwa. Ditambah lagi dengan masih rendahnya kualitas
angkatan kerja Indonesia; kurang lebih 64% dari angkatan kerja Indonesia memiliki pendidikan
SD ke bawah.
Untuk mengatasi masalah di atas, pemerintah melakukan strategi kebijakan ketenagakerjaan
yang meliputi:
1) Menciptakan lapangan kerja yang sesuai dengan kebijakan ekonomi makro.
2) Meningkatkan kompetensi dan kemandirian tenaga kerja melalui pendidikan dan pelatihan.
3) Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dengan menetapkan system pengupahan dan

penjaminan kesejahteraan.
4) Meningkatkan perlindungan bagi pekerja.
5) Menata kembali sistem pelatihan, penempatan, pemantauan dan perlindungan TKI yang
bekerja di luar negeri.

d. Pemerataan Pembangunan
Untuk memeratakan pembangunan, harus dilihat komposisi penduduk dan wilayah Indonesia.
Karena, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di pedesaan dan daerah (bukan di ibukota)
maka pembangunan harus lebih banyak diarahkan ke pedesaan dan daerah. Selain itu, dalam
melakukan pembangunan pemerintah juga berpedoman pada delapan jalur pemerataan, yakni:
1) Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok terutama sandang, pangan dan papan.
2) Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
3) Pemerataan pembagian pendapatan.
4) Pemerataan kesempatan kerja.
5) Pemerataan kesempatan berusaha.
6) Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan, khususnya bagi generasi muda
dan wanita.
7) Pemerataan penyebaran pembangunan ke seluruh wilayah tanah air.
8) Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.

Você também pode gostar