Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Sistem reproduksi wanita terdiri atas alat reproduksi eksterna dan interna.
Alat reproduksi eksterna secara kolektif disebut pudendum atau vulva dan
langsung terlihat. Alat reproduksi eksterna meliputi mons pubis, labia mayora,
labia minora, klitoris, vestibulum, dan perineum. Sedangkan alat reproduksi
interna meliputi vagina, uterus, tuba uterina (tuba fallopii) dan ovarium.
Diperlukan alat khusus untuk melihat alat reproduksi interna. Penggunaan
spekulum dan alat lain dapat digunakan untuk melihat vagina dan serviks secara
langsung, tetapi organ-organ intraabdomen hanya dapat dilihat dengan metode
invasif (laparotomi, laparoskopi, atau kuldoskopi) atau dengan teknik pencitraan
canggih (USG, CT Scan, MRI) (Ralph CB, 2009).
Alat kandungan atau alat reproduksi wanita terdiri dari (Cunningham FG,
2001):
Mons
Veneris (pubis)
Mons veneris atau mons pubis merupakan bantalan jaringan lemak
mulai dari simfisis pubis sampai ke vulva. Bagian ini tertutup oleh rambut
berbentuk segitiga dengan dasar segitiga di simfisis. Distribusi rambut
makin ke bawah makin tipis dan sebagian rambut menutupi labia mayora
(Manuaba, 2008).
b. Labia Mayora
Labia mayora merupakan jaringan lemak yang tertutup kulit mulai
dari mons veneris menuju bawah dan ke belakang. Secara embriologi,
pembentukannya sebanding dengan skrotum pada pria. Ligamentum
rotundum tertambat di labia mayora sehingga tarikan ligamentum ini dapat
dirasakan pada saat terjadi kontraksi rahim. Setelah bersalin beberapa kali
dan pada usia lanjut, jaringan lemak di labia mayora semakin berkurang.
Organ ini mempunyai panjang 7-8 cm, lebar 2-3 cm, dan tebal 1-1,5 cm.
Pada gadis atau anak kecil keduanya tampak menyatu. Dibagian atas, labia
mayora langsung berbatasan dengan mons veneris, sedangkan bagian
bawahnya bersatu membentuk komisura posterior. Setelah dewasa
sebagian labia mayora tertutup oleh rambut. Organ ini mengandung
banyak kelenjar lemak dan di bawahnya terdapat jaringan elastik dan
jaringan lemak, banyak pleksus venosus yang dapat mengembangkan atau
menciutkan labia mayora. Jika terjadi trauma, pleksus ini menimbulkan
hematoma (Manuaba, 2008).
c. Labia Minora
Labium minus (nimphae) merupakan jaringan mendatar yang
terletak diantara kedua labium mayus. Bagian ini berwarna merah karena
dilapisi oleh mukosa. Bentuknya bervariasi pada masing-masing
perempuan, organ ini tidak berbulu, tapi banyak mengandung kelenjar
lemak. Bagian anteriornya terdiri dari jaringan ikat yang kaya pembuluh
darah dan sedikit otot polos, banyak ujung serabut saraf sehingga sangat
sensitif. Bagian ini merupakan jaringan erektil. Di ujung anterior masingmasing labium membelah dua:
Kedua labium minus kanan dan kiri bertemu di bagian bawah membentuk
fourchette (Manuaba, 2008).
d. Klitoris
Secara embrional klitoris sama dengan penis pada pria. Organ ini
terletak di ujung dari vulva di antara dua pelipatan dari labia minus.
Klitoris terbentuk dari korpus klitoris, glans klitoris, dua krura klitoris.
Korpus berisikan korpus kavernosum klitoris yang merupakan jaringan
erektil dan dinding mengandung otot polos. Dua krura klitoris berorigo di
permukaan inferior ramus ischiopubis dan menyatu di bagian tengah
simfisis pubis membentuk korpus klitoris. Panjang korpus klitoris sekitar 2
cm. Organ ini ditarik kuat oleh labium minus sehingga ujungnya mengarah
ke bawah dan sedikit ke arah liang vagina. Glans klitoris besarnya sekitar
setengah sentimeter dan kaya akan ujung saraf sehingga sangat sensitif.
Pembuluh darah klitoris sama dengan pembuluh darah yang memperdarahi
vestibulum vulva. Organ ini merupakan bagian yang paling erotik pada
perempuan (Manuaba, 2008).
e. Vestibulum
Vestibulum berbentuk oval merupakan daerah yang dibatasi kedua
labia minora, klitoris di bagian atas, dan fourchette di bagian bawah. Pada
vestibulum terdapat 6 lubang/muara yaitu orifisium uretra, vagina,
sepasang muara kelenjar bartholin, dan sepasang muara kelenjar skene. Di
antara vagina dan fourchette terdapat fossa navikulare (Manuaba, 2008).
Kelenjar Bartholin
vagina dan rektum. Organ ini diperkuat oleh tendo perineum yang
merupakan tempat bertemunya m. bulbokavernosus, m. transversus perinei
superficialis, dan m. sfingter ani eksternus (Manuaba, 2008).
B. Alat Reproduksi Interna
a.
Vagina
Gambar 4. Alat Reproduksi Interna
Vagina merupakan bagian alat genitalia yang berhubungan
langsung dengan dunia luar, sehingga organ dapat dianggap sebagai pintu
masuknya infeksi dari luar menuju alat genitalia interna. Vagina
merupakan tubulomuskular membran yang terbentang mulai dari vulva ke
arah uterus dan berada antara vesika urinaria dan rektum. Vagina
merupakan alat saluran sekret dari uterus, khususnya saat menstruasi dan
merupakan bagian dari jalan lahir lunak. Secara embrional, bagian atas
vagina dibentuk oleh duktus Muller, sedangkan bagian bawahnya berasal
dari sinus urogenitalis. Dinding depannya langsung berhubungan dengan
vesika urinaria dan uretra, hanya dipisahkan oleh jaringan ikat septum
vesikovaginal (Manuaba, 2008).
Bagian belakang vagina berhubungan langsung dengan rektum dan
disekat oleh septum rektovaginal. Ujung atas vagina dipisahkan dengan
rektum oleh kantong rekto-uterine (cul de sac Douglas). Umumnya
dinding vagina saling menempel dan hanya sebagian lateralnya terbuka,
disebut kavum uteri. Bagian bawah uterus yang berbentuk silindris atau
fusiform disebut serviks, yang menonjol ke dalam vagina. Serviks uteri
terdiri dari pars vaginalis servisis uteri yang dinamakan porsio dan pars
supravaginalis servisis uteri yaitu bagian serviks yang berada di atas
vagina. Saluran yang terdapat dalam serviks disebut kanalis servikalis,
berbentuk seperti saluran lonjong dengan panjang 2,5 cm. Saluran ini
dilapisi oleh kelenjar-kelenjar berbentuk sel-sel torak bersilia dan
berfungsi sebagai reseptakulum seminis. Pintu saluran serviks sebelah
dalam disebut ostium uteri internum dan pintu di vagina disebut ostium
uteri eksternum. Kedua pintu penting dalam klinik, misalnya dalam
penilaian jalannya persalinan dan abortus. Secara histologik dari dalam ke
luar uterus terdiri atas endometrium di korpus uteri dan endoserviks di
serviks uteri, otot-otot polos, dan lapisan serosa yakni peritonium viserale.
Endometrium terdiri atas epitel kubik, kelenjar-kelenjar, dan jaringan
penuh dengan pembuluh darah yang berkelok-kelok. Endometrium
melapisi seluruh kavum uteri dan mempunyai kepentingan dalam siklus
haid perempuan dalam masa reproduksi. Dalam masa haid, endometrium
sebagian besar dilepaskan untuk kemudian tumbuh kembali dalam masa
proliferasi yang selanjutnya diikuti dengan masa sekretorik (kelenjarkelenjar telah berkelok-kelok dan diisi dengan getah). Masa-masa ini dapat
diperiksa dengan melakukan biopsi endometrium. Lapisan otot polos
uterus di sebelah dalam berbentuk sirkular dan di sebelah luar berbentuk
longitudinal. Diantara kedua lapisan itu terdapat otot oblik berbentuk
anyaman. Lapisan ini paling penting dalam persalinan oleh karena sesudah
plasenta lahir, otot ini berkontraksi kuat dan menjepit pembuluh-pembuluh
darah yang terbuka di tempat itu, sehingga perdarahan berhenti. Uterus
sebenarnya terapung-apung dalam rongga pelvis, tetapi terfiksasi dengan
baik oleh jaringan ikat dan ligamen yang menyokongnya. Ligamen yang
memfiksasi uterus adalah sebagai berikut:
c. Tuba Fallopii
Tuba fallopii terdiri atas pars interstitialis yaitu bagian yang
terdapat di dinding uterus, pars ismika merupakan bagian medial tuba yang
sempit seluruhnya, pars ampularis yaitu bagian yang berbentuk saluran
agak lebar dan merupakan tempat konsepsi terjadi, terakhir adalah
infundibulum yaitu bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen dan
mempunyai fimbriae. Fimbriae penting artinya bagi tuba untuk menangkap
sel telur dan selanjutnya menyalurkan telur ke dalam tuba (Wiknjosastro,
2008).
Bagian luar tuba diliputi oleh peritonium viseralis yang merupakan
bagian dari ligamentum latum. Otot dinding tuba terdiri atas (dari luar ke
dalam) otot longitudinal dan otot sirkular. Lebih ke dalam lagi didapatkan
selaput yang berlipat-lipat dengan sel-sel yang bersekresi dan bersilia yang
khas, fungsinya untuk menyalurkan sel telur atau hasil konsepsi ke kavum
uteri dengan arus yang ditimbulkan oleh getaran silia (Wiknjosastro,
2008).
d. Ovarium
Perempuan pada umumnya mempunyai dua indung telur kanan dan
kiri. Mesovarium menggantung ovarium di bagian belakang ligamentum
latum kiri dan kanan. Ovarium berukuran kurang lebih sebesar ibu jari
tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5
cm. Pinggir atasnya atau hilusnya berhubungan dengan mesovarium
tempat ditemukannya pembuluh-pembuluh darah dan saraf ovarium.
Pinggir bawahnya bebas. Permukaan belakang menuju ke atas dan
belakang, sedangkan permukaan depannya ke bawah dan depan. Ujung
yang dekat dengan tuba terletak lebih tinggi daripada ujung yang dekat
dengan uterus dan tidak jarang diselubungi oleh beberapa fimbriae dari
infundibulum. Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan
uterus melalui ligamentum ovarii proprium tempat ditemukannya jaringan
otot yang menjadi satu dengan jaringan otot di ligamentum rotundum.
Gambaran
anteroposterior
panggul
vera
tidak
menggambarkan
jarak
terpendek
antara
Panggul
wanita
dewasa
yang
memperlihatkan
diameter
melainkan
campuran,
misalnya,
panggul
ginekoid
dengan
kontraksi
dinding
vagina
saat
melakukan
koitus
oleh
ligamentum
triangularis
dan
lemak
ischiorectalis
(Barber.2005)
6. Ligamenta triangulares
Dua daerah triangular terletak di depan dan dibatasi oleh musculus
ischiocavernosus dan musculus transversus periner. Daerah tersebut
terisi oleh jaringan muskulomembranosa dan mempunyai fascia yang
Gambar : Ilustrasi Otot otot dasar panggul (Dikutip dari Barber. 2005)
Otot-otot ini terletak lebih dalam pada pelvis, di atas laisan otot-otot
suprfisial. Otot-otot ini berada sedalam 5 mm. Masing-masing otot
mempunyai insersi di sekliling os coccygis dan dengan demikian kadangkadang
disebut
musculi
coccygi;
otot-otot
ini
penting
dalam
dengan serabut-serabut oto yang lain untuk membentuk lapisan otototot yang disebut musculus sphincter ani dan musculus transversum
perinei.
2. Ischiococcygeus
Berasal dari masing-masing spina ischiadica dan berjalan ke
bagian atas os coccygi dan tepi bawah sacrum. Kemudian ke posterior,
sekarang diaphragma pelvis hampir tertutup. Otot-otot ini membantu
menstabilkan articulation sacroiliaca dan articulatio sacrococcygea.
3. Pubococcygeus
Masing-masing otot ini berorigo pada tepi dalam corpus pubis dan
pada
linea
alba
fasciae.
Otot-otot
ini
kemudia
membelok
padaposterior menjadi tiga pita yang berbeda. Pita tengah serabutserabut tersebut mengelilingi uretra. Sebagian membantuk lengkung
berbentuk U sekliling vagina dan berinsersi pada dinding lateral dan
posterior vagina dan bagian tengah perineum. Sebagian serabut
melanjutkan diri ke posterior dan membentuk lengkung sekliling anus,
berinsersi pada dinding laterla canalis analis. Semua otot ini akhirnya
berinsersi pada os coccygis.
Musculus pubococcygeus merupakan otot yang paling penting di
antara semua otot dasar pelvis. Otot-otot ini mengelilingi dan
memperkuat uretra, vagina, dan rektum. Pengealian miksi, defekasi,
maupun fungsi seksual yang normal bergantung pada otot-otot ini.
Vaskularisasi suplai darah berasal dari arteria pudenda yng
merupakan cabang dari arteria iliaca interna. Drainase venosa masuk
ke dalam vena yang sesuai. Drainase limfatik menuju ke lymphonodi
inguinales dan lymphonodi iliaci externus. Inervasi berasal dari nervi
sacrales ke-3 dan ke-4. Nervus sacralis ke-5 dan nervus coccygeus
melewatinya tetapi tidak menginervasinya.
Corpus Perinealis
Corpus perinealis terletak di antara viguna dan vanalis rectalis. Corpus
perinealis berbentuk segitiga, dasarnya adalah kulit dan puncaknya
mengarah ke atas. Ukurannya sisi kanan-kiri segitiga panjangnya 3,5 cm.
Terdapat tiga lapisan jaringan:
Ligamen ini
memperkuat
vesica urinaria
Ligamen ini
memperkuat
vesica urinaria
dan uterus
Perdaraha
n
Sedikit
sampai
sedang
Serviks
Abortus
insipien
Sedang
sampai
banyak
Abortus
inkomplit
Abortus
komplit
Abortus
iminens
Hasil
Konsepsi
Masih
didalam
uterus
Besar
urerus
Sesuai
usia
kehamila
n
Terbuka
Masih
dalam
uterus
Sedang
sampai
banyak
Terbuka
Keluar
sebagian
Sedikit
sampai
tidak ada
Tertutup
Keluar
seluruhny
a
Sesuai
atau lebih
kecil dari
usia
kehamila
n
Lebih
kecil dari
usia
kehamila
n
Lebih
kecil dari
usia
kehamila
n
Tertutup
Gejala/Tanda
lain
Kram dan
nyeri perut,
Nyeri
punggung
bawah
Kram dan
nyeri perut
Kram dan
nyeri perut,
keluar
jaringan
Kram dan
nyeri perut
tidak
dirasakan
atau hanya
Missed
abortion
Tidak ada
Tertutup
Tidak ada
Mola
hidatidos
a
Sedang
sampai
banyak
Terbuka
Keluar
jaringan
seperti
anggur
Blighted
ovum
Sedikit
sampai
sedang
Tertutup
Masih
dalam
uterus
Abortus
septik
Sedikit
sampai
sedang
Terbuka, Masih
dalam
uterus
Lebih
kecil dari
usia
kehamila
n
Lebih
besar dari
usia
kehamila
n
Sesuai
atau lebih
kecil dari
usia
kehamila
n
Sesuai
atau lebih
kecil dari
usia
kehamila
n
sedikit bila
ada. Uterus
agak lenyal
Tanda-tanda
kehmailan
menghilang
Mual/Muntah
, Kram dan
nyeri perut,
Sindroma
mirip
preeklampsia,
tak ada
janin,keluar
jaringan
seperti anggur
demam, nadi
cepat,
perdarahan,
nyeri tekan
dan
leukositosis.
sakit berat,
panas tinggi,
menggigil,
nadi kecil dan
cepat, tekanan
darah turun
sampai syok.
DAFTAR PUSTAKA
Ralph CB, Martin LP. 2009. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Edisi 9. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Cunningham FG et al. The Endometrium and Decidua, Menstruation and
Pregnancy in Williams Obstetric. Edisi 21. 2001. New York: Mac Graw
Hill.
Manuaba, Chandranita M, Fajar M. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Wiknjosastro, Hanifa. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Barber, MD. 2005. Cotemporary Views on Female pelvic Anatomy. Journal of
Medicine : Cleveland Clinic.
Junizaf. 2009. Anatomi Penyokong Alat Genital. Jakarta : FKUI / RSCM.
Junizaf, dan