Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beberapa kebutuhan primer bagi manusia meliputi akan pangan, sandang dan papan,
dan dari ketiga hal tersebut yang terus menerus mengalami perkembangan setiap harinya
adalah sandang. Kebutuhan ini sering kali berhubungan dengan fashion yang selalu diupdate
setiap harinya yang secara tidak langsung dan banyak berpengaruh pada gaya hidup
masyarakat khususnya anak muda.
Perkembangan akan kebutuhan sandang ini ternyata juga berpengaruh pada teknologi.
Di mana dulu kala ketika akan membuat sebuah motif atau gambar pada baju, masyarakat
akan menggunakan gambar yang dibuat secara alami hasil buatan tangan manusia, entah itu
dengan centing, kuas, dan alat lukis lainnya. Tetapi sekarang dengan semakin majunya
perkembangan teknologi, masyarakat dapat lebih lagi mengembangkan ide kreatifitasnya di
atas kain dengan motif yang lebih kompleks lagi yaitu menggunakan aplikasi designer.
Melalui apikasi-aplikasi designer, seperti Corel Draw, masyarakat dapat membuat pola atau
gambar atau motif pada komputer dan kemudian diaplikasikannya di atas kain.
Usaha Independent Konveksi ini merupakan salah satu bentuk usaha yang berlatar
belakang dari kebutuhan dasar manusia, yaitu kebutuhan sandang. Kita ketahui bahwa
kebutuhan akan sandang pada saat ini sangatlah besar didasari oleh pertumbuhan jumlah
penduduk yang terus meningkat. Karena kebutuhan tersebut bukan hanya berkaitan dengan
kebutuhan fundamental semata yaitu pakaian melindungi manusia dari hawa dingin dan
panas saja, melainkan juga karena ada unsur-unsur lain semisal unsur hiburan (entertaint) di
dalamnya.
Selain itu, bisnis ini memiliki pangsa pasar yang sangat luas karena trend dan mode
yang sangat dinamis yang terus up-to-date untuk mengikuti perkembangan jaman. Dengan
demikian, melihat pertumbuhan manusia semakin meningkat dan pastinya kebutuhan gaya
dan tren model akan pakaianpun juga meningkat. Bisnis ini sangat menjanjikan untuk
menjadi usaha yang sukses. Apalagi semakin banyak manusia maka semakin banyak akan
membutuhkan pakaian.
Secara umumnya menyablon pakaian terdapat dua cara yang dapat dilakukan.
Pertama ialah dengan melakukan sablon manual, yakni menyablon dengan menggunakan
bahan kimia, seperti cetak foto pada zaman dulu. Kedua, dengan menggunakan sablon digital,
yakni menggunakan mesin khusus yang bisa menghantarkan panas.
Dalam bisnis ini lebih memilih sablon digital , mengapa memilih menggunakan sablon
digital dari pada sablon manual? Walaupun setiap metode memiliki kekuatan dan kelemahan
masing-masing, lebih memilih sablon digital karena penyablonan dengan digital tak banyak
alat yang dibutuhkan tidak seperti halnya penyambolan secara manual. Alat yang dibutuhkan
hanya komputer dan mesin printing yang dirancang secara spesifik buat penyablonan. dari
segi kecepatan, hasil penyablonan akan lebih cepat jika kita menggunakan teknik digital
dibandingkan dengan sablon manual.
1.2
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kelayakan pendirian usaha Independent
Konveksi berdasarkan aspek kelayakan pabrik, meliputi aspek pasar dan pemasaran, aspek
teknik dan teknologi, aspek sosial dan ekonomi, aspek finansial, aspek manajemen dan
organisasi, aspek hukum, serta aspek lingkungan(amdal).
1.3
BAB II
ASPEK HUKUM
2.1
Aspek Hukum
Aspek hukum diperlukan dalam melaksanakan suatu usaha bisnis, agar usaha yang
dijalankan dapat berjalan lancar di kemudian hari tanpa hambatan yang biasanya muncul di
tengah berkembangnya perusahaan. Tujuan dari aspek hukum dalam suatu unit bisnis adalah
untuk meneliti keabsahan, keaslian, dan kesempurnaan dari dokumen yang dimiliki.
2
Penelitian ini sangat penting mengingat segala prosedur yang berkaitan dengan izin-izin atau
aspek hukum harus lebih dahulu terpenuhi sebelum melakukan penelitian pada aspek lain.
Dokumen dokumen yang diperlukan dalam proses pemenuhan kelengkapan aspek hukum
ini antara lain izin izin yang harus dimiliki, sertifikat tanah atau dokumen lainnya yang
mendukung kegiatan usaha tersebut.
2.2
3. Sertifikat Tanah atau Surat Surat Berharga yang dimiliki Independent Konveksi
Sertifikat tanah maupun sertifikat hak milik harus dimiliki oleh setiap perusahaan
untuk mengantisipasi terjadinya sengketa di kemudian hari mengenai kepemilikan tanah,
bangunan, maupun mesin-mesin berat lainnya. Dalam sertifikat tanah Independent Konveksi
disebutkan secara jelas mengenai jenis hak atas tanah yaitu hak milik karena gedung yang
digunakan untuk proses usaha Independent Konveksi merupakan asset pribadi. Selain
sertifikat tanah juga terdapat sertifikat lain yang dapat dikategorikan dalam surat berharga di
Independent Konveksi, misalnya saja surat-surat kendaraan yang digunakan dalam
berlangsungnya proses pengangkutan bahan baku dari lokasi pemasok aserta proses distribusi
kepada konsumen. Suart- surat ini berisi BPKB, Harga Beli (Faktur dan Kuitansi), serta
kondisi kendaraan.
Izin izin lain yang dilengkapi oleh Independent Konveksi yaitu :
a. Surat Izin Usaha Industri (SIUI)
Karena
merupakan
perusahaan
manufaktur,
makan
Independent
Konveksi
BAB III
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
3.1
Peluang pasar
Salah satu kebutuhan primer manusia salah satunya adalah kebutuhan manusia akan
sandang. Sandang adalah pakaian yang diperlukan oleh manusia sebagai makhluk berbudaya.
Selain itu apabila manusia tidak memenuhi salah satu kebutuhan primer ini maka akan
mempengaruhi kualitas hidup manusia. Akan tetapi dewasa ini, kebutuhan manusia akan
sandang, fungsinya bukan hanya sebagai pelindung dari panas dan dingin, akan tetapi
bertambah fungsi, yaitu pakaian untuk memberi kenyamanan sesuai dengan jenis-jenis
kebutuhan dan juga berfungsi sebagai tanda lahiriah dari ekonomi seseorang. Dari pengertian
akan sandang tersebut, kami melihat peluang bisnis untuk memenuhi kebutuhan sandang
manusia di daerah Yogyakarta, yaitu dengan mengutamakan kualitas dengan harga yang
relatif terjangkau dan bersaing dengan kuantitas yang terpercaya dan handal. Selain kualitas
yang kami tawarkan, kami juga menawarkan konsep pakaian modern sesuai dengan tren dan
permintaan tiap calon konsumen.
3.2
Daerah pemasaran
Daerah
pemasaran
jangka
pendek
ketika
usaha
masih
baru,
kamiakan
Pasar Sasaran
Pengertian pasar sasaran adalah sekelompok konsumen atau pelanggan yang secara
khusus menjadi sasaran usaha pemasaran bagi sebuah perusahaan. Untuk menerapkan pasar
sasaran, terdapat tiga langkah pokok yang harus diperhatikan, yaitu :
Segmentasi Pasar
Penetapan Pasar Sasaran
Penempatan Produk
1.Identifikasi
dasar-
Produk
1.Mengembangkan
1.Merumuskan
dasar metode
segmentasi pasar
atas
segmen
2.Mengembangkan
profit
segmen
2. Mengembangkan
bauran
pemasaran
sasaran
3.4
Segmentasi Pasar
Target pasar Independent Konveksi yang dituju adalah masyarakat
wilayah
Keterangan
Pria dan wanita
Orang dewasa
Kelas menengah
Mengikuti trend fashion masa kini
BAB IV
ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI
4.1
Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik untuk lokasi pabrik,
gudang,
Agar perusahaan dapat menentukan layout yang sesuai dengan proses produksi yang
dipilih, sehingga dapat memberikan efisiensi.
Agar perusahaan bisa menentukan teknologi yang paling tepat dalam menjalankan
produksinya.
Agar perusahaan bisa menentukan metode persediaan yang paling baik untuk
dijalankan
Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang dan di masa
yang akan datang.
Aspek teknis produksi penting dalam suatu analisis business plan karena aspek ini
sebagai alat untuk menilai ketepatan lokasi, luas produksi, dan layout serta kesiagaan mesinmesin yang akan digunakan.
4.2
Sifat Usaha
Bentuk usaha ini adalah bisnis konveksi yang pendistribusian- nya langsung ke
pedagang grosir dan berbasis job order ( produksi berdasarkan pesanan), kami merencanakan
lokasi bisnis kami dekat dengan pasar grosir dan dekat dengan penyedia bahan baku (kain,
benang, dll), agar mudah dijangkau oleh para karyawan.
4.3
Jumlah
13
3
2
2
1
2
3
2
4
34
f. Packaging produk secara menarik, dimasukkan ke dalam plastik dan diberi logo Independent
Konveksi pada label brand produk .
kain
kancing
Desain model
Pasang lobang
pemotongan
menjahit
mengobras
Membordir menyetrika dan mengemas
&
MESIN JUMLA
PRODUKSI
Mesin Jahit
Mesin Obras
Mesin Bordir
Mesin Overdeck
Mesin Sablon
Mesin rantai
Mesin pemasang kancing
Mesin potong
Mesin Steam
Komputer
H
13
3
2
2
1
3
2
2
4
2
TOTAL NILAI
36.400.000
19.500.000
24.000.000
30.000.000
15.000.000
17.400.000
5.600.000
4.000.000
6.000.000
4.000.000
KEBUTUHAN RATA-RATA
SUMBER
PER BULAN
(Rupiah)
Kain Import
12.500.000
Distributor dari
Kain Lokal
5.840.000
BAHAN
KEBUTUHAN RATA-RATA
PEMBANTU
Bandung
Distributor dari
520.000
Kancing
Resleting
450.000
Lace
530.000
Jarum
200.000
Benang
800.000
TOTAL
2.500.000
SUMBER
Bandung
Distributor dari
Bandung
Distributor dari
Bandung
Distributor dari
Bandung
Distributor dari
Bandung
BAB V
ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI
5.1 Struktur Organisasi
Pemilik
Perusahaan
Divisi
Information
Technology
(IT)
Divisi
Produksi
Divisi
Pembelian
Bagian
Pembuata
a. Pemilik (owner) n
Bagian
Finisihing
Bagian
Design
Divisi
Marketing
& Financial
Bagian
Pemasara
n
Divisi HRD
Bagian
Keuangan
di
perusahaan.
9
komputer
informasi
bagi perusahaan
3. Membuat kode instruksi yang menyebabkan komputer mengubah data menjadi
informasi
pemesanan
Bagian Pembuatan : di bagian ini ada yang melakukan pemotongan kain sesuai design
yang dibuat, ada yang bagian melakukan pembordiran kain sesuai dengan pesanan
setelah menerima file DST dari bagian design, dan ada yang melakukan penjahitan
d. Divisi Pembelian
Melakukan pembelian bahan baku dan bahan penolong sesuai dengan kebutuhan dari
bagian Produksi
Melaporkan pembelian bahan baku dan bahan penolong kepada pemilik
e. Divisi Marketing & Financial
Divisi ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1.
Bagian Pemasaran :
Melakukan analisis kebutuhan pasar tentang produk yang sedang dan akan diproduksi
Melakukan positioning terhadap produk, baik dengan cara promosi atau melaksanakan eveneven tertentu
10
Mesin / Alat
Tenaga Kerja
Design
2 komputer
Jahit
13 mesin jahit
13
Pembuatan kerah
2 mesin overdeck
Pembuatan resleting
3 mesin rantai
Pemasangan kancing
2 mesin pemasang
Bordir
3 mesin obras
Sablon
1 mesin sablon
Finishing
4 mesin steam
TOTAL
32
11
BAB VI
ASPEK KEUANGAN (FINANSIAL)
6.1 Kebutuhan Dana Investasi
Investasi harga tetap sebesar Rp 12.300.000
6.2 Biaya Pra Operasi
Biaya ini sebesar Rp 262.400.000,- yang digunakan untuk membeli mesin dan
membayar sewa tempat produksi per tahun.
6.3 Modal Kerja
Modal yang digunakan untuk pembiayaan aktiva lancar adalah sebesar Rp
432.500.000,- . Jadi, total kebutuhan dana investasi = Rp 694.900.000.6.4
Rencana Belanja dan Sumber Dana
Modal Sendiri
Sekutu Aktif
Rp 300.000.000,Sekutu Pasif
Rp 100.000.000, Modal Asing
Pinjaman Bank
Rp 200.000.000,6.5
Rencana Kebutuhan Dana
Aktiva Tetap
Mesin Jahit @13
Rp 36.400.000
Mesin Obras @3
Rp 19.500.000
Mesin Bordir @2
Rp 24.000.000
Mesin Overdeck @2
Rp 30.000.000
Mesin Rantai @3
Rp 17.400.000
Mesin Potong @2
Rp 4.000.000
Mesin Steam @4
Rp 6.000.000
Mesin pemasang kancing 2
Rp 5.600.000
Mesin Sablon @1
Rp 15.000.000
Komputer @2
Rp 4.000.000
Mobil operasional
Rp 60.000.000
Sepeda Motor @2
Rp 24.000.000
Tempat Produksi (sewa per th)
Rp 15.000.000
Meja Potong (ukuran 170x350cm) Rp 1.500.000 +
Jumlah Aktiva Tetap
Rp 262.400.000
6.6 Aktiva Lancar
Kas
Rp 180.000.000
Kain Import
Rp 150.000.000
12
Kain Lokal
Material lain
Listrik (Kabel, lampu, ,dll)
Jumlah Aktiva Lancar
TOTAL AKTIVA
6.7
Proyeksi Keuangan
Proyeksi Pendapatan
Pendapatan per hari
Pendapatan per bulan
Pendapatan per tahun
Proyeksi biaya per tahun
Pengadaan kain
Gaji karyawan:
Sekutu aktif
Sekutu pasif
2 manajer
2 bagian HRD
1 Kabag. Pelayanan
32 Bagian Produksi
1 Kabag. Pergudangan
2 Bagian Pemasaran
3 Driver
2 Cleaning Service
2 Satpam
2 Bagian Administrasi
Biaya pengadaan material
Biaya Produksi
Biaya pemeliharaan
Biaya pemasaran
Biaya alat tulis kantor
Biaya administrasi
Biaya listrik, air, telepon
Biaya pengelolaan limbah
Biaya Depresiasi Mesin
Biaya Depresiasi Kendraaan
PBB
PPn
Jumlah Biaya
6.8
Proyeksi Laba/Rugi
Perhitungan laba/rugi yaitu
Rp 70.000.000
Rp 30.000.000
Rp 2.500.000
Rp432.500.000 +
Rp 694.900.000
Rp
8.200.000
Rp 246.000.000
Rp 2.952.000.000
Rp
250.000.000
Rp 180.000.000
Rp
72.000.000
Rp
55.200.000
Rp
36.000.000
Rp
13.200.000
Rp 487.680.000
Rp
14.000.000
Rp
24.000.000
Rp
25.200.000
Rp
14.000.000
Rp
18.000.000
Rp
21.600.000
Rp
30.000.000
Rp
20.000.000
Rp
40.000.000
Rp
6.200.000
Rp
130.000
Rp
4.000.000
Rp
10.000.000
Rp
10.000.000
Rp
70.000.000
Rp
16.000.000
Rp
2.400.000
Rp 204.000.000
Rp 1.623.610.000
dengan menghitung selisih antara pendapatan dengan
pengeluaran
L/R = Pendapatan Pengeluaran
= Rp 2.952.000.000 Rp 1.623.610.000
= Rp 1.328.390.000,Jadi, laba yang diperoleh per tahun kurang lebih sebesar Rp 1.328.390.000,6.9
Proyeksi kemampuan pelunasan hutang
Hutang dilunasi dalam jangka waktu 10 tahun dengan bunga 12% per tahun
6.10
Perhitungan Kelayakan Usaha
Menggunakan metode Payback Periode
13
Pendapatan
Rp 1.120.889.000
Rp 1.110.000.000
Rp 1.100.000.000
Rp 1.095.000.000
Rp 1.000.000.000
Rp 1.200.000.000
Rp 1.115.000.000
Rp 1.008.000.000
Rp
860.000.000
10
Rp
930.000.000
Total
Rp 8.750.679.000
Rata-rata EAT = Rp 8.750.679.000
Rata-rata Investasi Rp 694.900.000/2 = Rp 347.450.000
ARR
= 8.750.679.000
347.450.000
= 25,1854339%
14
EAT + Depresiasi
Diskon
Faktor
PV
Rp 1.206.889.000
20%
0,8333
Rp 1.196.000.000
0,6944
Rp
830.502.400
Rp 1.186.000.000
0,5787
Rp
686.338.200
Rp 1.181.000.000
0,4822
Rp
569.478.200
Rp 1.086.000.000
0,4018
Rp
436.354.800
Rp 1.286.000.000
0,3348
Rp
430.552.800
Rp 1.242.000.000
0,2790
Rp
346.518.000
Rp 1.014.000.000
0,2325
Rp
235.755.000
Rp
946.000.000
0,1938
Rp
183.334.800
Rp 1.016.000.000
0,1615
Rp 164.084.000
Rp 4.888.628.844
Rp 1.005.700.604
NPV =
4.888.628.844
694.900.000
=
Rp
Rp
4.193.728.844
Dengan demikian investasi yang dilakukan dalam pembuatan Independent Konveksi dapat
dikatakan layak karena hasil dari NPV positif yaitu sebesar Rp 4.193.728.844,-
15
BAB VII
ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL
Untuk menilai kelayakan suatu usaha, terdapat aspek-aspek penilaian bisnis.
Keseluruhan aspek-aspek penilaian bisnis ini berkaitan satu sama lain. Sedangkan urutan
penilaian aspek-aspek penilaian bisnis tergantung dari kesiapan penilai dan kelengkapan data
yang tersedia. Secara umum, aspek ekonomi dan sosial akan diteliti setelah aspek manajemen
telah diteliti. Tujuan penelitian dalam aspek ekonomi dan sosial adalah untuk melihat
seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan jika suatu usaha dijalankan. Pengaruh yang
dimaksud dalam aspek ini adalah pengaruh ekonomi secara luas serta dampak sosial suatu
usaha terhadap masyarakat.
Komponen-komponen dalam aspek ekonomi dalam analisis
business plan
16
penduduk, perubahan komposisi tenaga kerja baik tingkat partisipasi angkatan kerja maupun
tingkat pengangguran.
BAB VIII
ASPEK LIBGKUNGAN (AMDAL)
Tujuan dari aspek amdal untuk menganalisis dampak dari suatu usaha yang akan
dijalankan. Aspek ini penting karena dari dijalankannya suatu usaha akan memberikan
dampak pada lingkungan sekitar, baik terhadap darat, air, udara, yang pada akhirnya akan
berdampak pada kehidupan manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitarnya.
Aspek amdal adalah aspek terakhir dalam suatu business plan yang akan diteliti. Sedangkan
pengertian dari analisis mengenai dampak lingkungan sebagaimana diatur dalam pasal 1
angka 11 Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan
yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan .
Limbah dari hasil produksi Indepedent Konveksi yang berupa limbah majun tali dapat
langsung dimusnahkan atau bisa dimanfaatkan secara ekonomis dengan menjualnya ke
produksi pembuatan keset . Sedangkan untuk limbah sisa air sablon dapat diproses dengan
bak over flow yang berfungsi untuk menyaring limbah, mengikat ampas limbah dan
menetralkan air limbah . Sisa air limbah setelah dinetralkan akan berwarna bening dan proses
selanjutnya , air limbah dicampur zeloit untuk menghilangkan bau. Pembuatan bak over flow
ini dapat diimplementasikan ketika usaha konveksi masih dalam proses pengembangan, akan
tetapi apabila usaha konveksi sudah mencapai tingkat produksi yang tinggi, dapat mendirikan
suatu instalasi pembuangan air limbah (IPAL) untuk memproses limbah air sablon yang
kapasitasnya melebihi kapasitas menggunakan bak over flow.
Limbah kain berupa potongan-potongan kain
selanjutnya dapat dimanfaatkan secara ekonomis pula dengan menyalurkannya kepada usahausaha rumahan yang kini marak membuat beraneka macam barang berbahan dasar kain
perca.
17
BAB IX
KESIMPULAN DAN SARAN
9.1
Kesimpulan
Analisis kelayakan usaha Konveksi yang bernama Independent Konveksi ini sudah
memenuhi segala aspek kelayakan pabrik/usaha mulai dari aspek hukum hingga aspek
lingkungan (amdal). Selain itu dalam aspek finansial dapat disimpulkan usaha ini layak untuk
dijalankan.
9.2
Saran
Harus selalu melakukan pembaharuan dan pengembangan agar usaha tetap bisa
18