Você está na página 1de 19

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM PENDEK

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI


DI KELAS X SMA NEGERI 1 KOTO BARU DHARMASRAYA

CHANDRA PRASETYA DEWANGGA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
1

PERSETUJUAN PEMBIMBING

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM PENDEK


DALAM PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI
DI KELAS X SMA NEGERI 1 KOTO BARU DHARMASRAYA

CHANDRA PRASETYA DEWANGGA

Artikel ini disusun berdasarkan skripsi Chandra Prasetya Dewangga


untuk persyaratan wisuda periode September 2013 dan telah diperiksa/disetujui
oleh kedua pembimbing

Padang, Agustus 2013

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Dr. Erizal Gani, M.Pd

Drs. Nursaid, M.Pd

Abstrak Berbahasa Indonesia dan Inggris

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi keefektifan media film pendek
dalam pembelajaran menulis argumentasi. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan
menggunakan metode eksperimen. Data penelitian ini adalah skor tes kemampuan menulis
argumentasi siswa kelas X8 SMA Negeri 1 Koto Baru. Sampel penelitan ini berjumlah 25 orang
yaitu pada kelas X8 SMA Negeri 1 Koto Baru Dharmasraya. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa (1) kemampuan menulis argumentasi siswa kelas X 8 SMA Negeri 1 Koto Baru pada saat
pretest dengan nilai rata-rata 67,54 berada pada kualiafikasi lebih dari cukup; (2) kemampuan
menulis argumentasi siswa kelas X8 SMA Negeri 1 Koto Baru pada saat posttest dengan nilai
rata-rata 76,25 berada pada kualiafikasi baik; (3) terdapat efektifitas yang signifikan setelah
media film pendek diterapkan terhadap kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa kelas X8
SMA Negeri 1 Koto Baru. Hal ini dapat dilihat dari thit (7,25) lebih besar dari nilai ttab (1,71) pada
derjat kebebasan n-1 dan taraf signifikan 95%. Artinya bahwa penerapan media film pendek
sangat membantu siswa ketika menulis paragraf argumentasi.
Abstract
This research purposely armed for getting descriptionfor getting description about
effectiveness of using short movie as a medium to learn about writing an arguments. This is
quantitative research by using experimental method. Data of this research is based on score of
ability to write an arguments from 25 student from class X8 SMA Negeri 1 Koto Baru
Dharmasraya. Result show that : (1) sample student got average score of 67,54 from pretest and
classified as more than enough; (2) sample student got average score of 76,25 from posttest
and classified as good; (3) significant efectivesness by using short film as learning medium
shown by thit (7,25) which id greather than ttab (1,71) on n-1 degree of freedom and 95%
significant level. Based on data above, it can be conclude that using short movies as a medium of
learning to write argumentation paragraph.

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM PENDEK


DALAM PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI
DI KELAS X SMA NEGERI 1 KOTO BARU DHARMASRAYA
Oleh :
Chandra Prasetya Dewangga1, Erizal Gani2, Nursaid3
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FBS Universitas Negeri Padang
e-mail: simpatic_Q@yahoo.co.id

Abstract
This research purposely armed for getting descriptionfor getting
description about effectiveness of using short movie as a medium
to learn about writing an arguments. This is quantitative research
by using experimental method. Data of this research is based on
score of ability to write an arguments from 25 student from class
X8 SMA Negeri 1 Koto Baru Dharmasraya. Result show that : (1)
sample student got average score of 67,54 from pretest and
classified as more than enough; (2) sample student got average
score of 76,25 from posttest and classified as good; (3)
significant efectivesness by using short film as learning medium
shown by thit (7,25) which id greather than ttab (1,71) on n-1
degree of freedom and 95% significant level. Based on data
above, it can be conclude that using short movies as a medium of
learning to write argumentation paragraph.

Kata kunci : Efektivitas, Film Pendek, Menulis Paragraf


Argumentasi

A. Pendahuluan
Pembelajaran menulis merupakan salah satu pembelajaran yang penting untuk
dikuasai oleh siswa. Oleh sebab itu, wajar jika dalam rumusan Standar Isi KTSP Mapel
1 Penulis Skripsi, Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
wisuda September 2013
2 Pembimbing I, Dosen FBS Universitas Negeri Padang
3 Pembimbing II, Dosen FBS Universitas Negeri Padang
1

Bahasa Indonesia baik SMP/MTs maupun SMA/MA dicantumkan Standar Kompetensi


(SK) pembelajaran keterampilan menulis.

SK pembelajaran keterampilan menulis

merupakan SK terakhir setelah pembelajaran keterampilan mendengarkan, berbicara, dan


membaca.
Menulis argumentasi merupakan salah satu keterampilan yang perlu dikuasai oleh
siswa. Siswa yang memiliki keterampilan menulis argumentasi diprediksikan akan
mampu menuangkan idenya secara kritis. Kemampuan menuangkan ide secara kritis
dapat terlihat dari kemampuan siswa memaparkan data dan fakta secara benar. Dengan
demikian, siswa mampu meyakinkan pembaca melalui tulisan argumentasi.
Pembelajaran menulis argumentasi berpedoman pada kurikulum yang berlaku,
yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam kurikulum SMA kelas X
semester 2, Standar Kompetensi (SK), yaitu mengungkapkan informasi melalui penulisan
paragraf dan teks pidato dan Kompetensi Dasar (KD), yaitu menulis gagasan untuk
mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentatif. Berdasarkan isi
kurikulum tersebut, keterampilan menulis argumentasi merupakan salah satu materi yang
wajib diajarkan kepada siswa.
Berdasarkan observasi sementara yang penulis lakukan pada tanggal

24

November 2012 di SMA Negeri 1 Koto Baru Kabupaten Dhamasraya, penulis


menemukan tiga masalah. Pertama, pembelajaran menulis dianggap sulit. Hal ini
dibuktikan dari nilai siswa berkisar antara 6,0 sampai dengan 7,1, nilai tersebut masih
berada di bawah kriteria ketuntasan minimum, yaitu 70. Kedua, siswa mengalami
kesulitan dalam menulis argumentasi. Hal itu disebabkan kurangnya perbendaharaan
kosakata siswa, sehingga siswa sulit untuk mengembangkan idenya ke dalam bentuk
tulisan. Ketiga, di dalam pembelajaran menulis argumentasi, guru masih menggunakan
teknik pembelajaran yang konvensional. Hal itu menyebabkan proses pembelajaran yang

monoton, sehingga siswa tidak termotivasi untuk menyimak meteri pembelajaran yang
disampaikan oleh guru.
Menulis merupakan salah satu kegiatan berbahasa untuk berkomunikasi dengan
orang lain. Dalam hal ini, Tarigan (1983:3) menyatakan bahwa menulis merupakan suatu
keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung,
tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang
produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis, sang penulis haruslah terampil
memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata.
Akhadiah, dkk. (1988:2) menyatakan bahwa menulis merupakan kemampuan
yang kompleks menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan yang
dibutuhkan yaitu pengetahuan tentang isi tulisan, aspek-aspek kebahasaan, dan teknik
penulisan. Isi karangan, aspek kebahasaan, dan teknik penulisan bertalian erat dengan
proses berfikir. Keterampilan lain yang dibutuhkan dalam menulis adalah keterampilan
menyimak, berbicara, dan membaca.
Menulis merupakan kegiatan menuangkan ide, gagasan dalam bentuk tulisan
sebagaimana yang dinyatakan oleh Semi (2003:2), menulis atau mengarang pada
hakikatnya merupakan pemindahan pikiran atau perasaan ke dalam bentuk unsur-unsur
lambang bahasa. Dengan demikian, menulis merupakan upaya memindahkan bahasa lisan
ke dalam wujud tulisan. Senada dengan hal itu, Tarigan (1983:21) menyatakan bahwa
menulis

ialah

menurunkan

atau

melukiskan

lambang-lambang

grafik

yang

menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat
membaca grafik tersebut.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah
kegiatan mengungkapkan ide yang kompleks dan membutuhkan wawasan serta
pengetahuan yang luas tentang unsur atau permasalahan yang akan ditulis. Menulis dapat

diartikan sebagai suatu kegiatan memindahkan pemikiran atau perasaan sebagai


keterampilan yang memiliki seni atau kiat, akan menghasilkan tulisan yang akurat, jelas,
dan singkat sehingga dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain.
Semi (2003:14) berpendapat bahwa tujuan menulis, adalah (1) memberikan arahan
yakni memberikan petunjuk kepada orang lain dalam mengerjakan sesuatu, (2)
menjelaskan sesuatu yakni memberikan uraian atau penjelasan tentang sesuatu hal yang
diketahui oleh orang lain, (3) menceritakan kejadian yaitu memberikan informasi tentang
sesuatu yang berlangsung di suatu tempat pada suatu waktu, (4) meringkaskan yaitu
membuat rangkuman suatu tulisan sehingga menjadi singkat, (5) meyakinkan yaitu
tulisan yang berusaha meyakinkan orang lain agar setuju atau sependapat dengannya.
Hartig (dalam Tarigan 1983:24-25) mengungkapkan bahwa tujuan menulis, yaitu
(1) assignment purpose (tujuan penugasan) yaitu penulis menulis sesuatu karena
ditugaskan, bukan karena kemauan sendiri, (2) altruistic purpose (tujuan altruistik) yaitu
penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca, menghindarkan kedukaan para
pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan
penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan
dengan karyanya itu, (3) persuasive purpose (tujuan persuasif) yaitu tulisan yang
bertujuan untuk menyakinkan para pembaca dan kebenaran gagasan yang diutarakan, (4)
informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan) yaitu tulisan yang
bertujuan untuk memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca,
(5) self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri) yaitu tulisan yang bertujuan
memperkenalkan atau menyatakan diri sebagai sang pengarang kepada para pembaca, (6)
creative purpose (tujuan kreatif) yaitu tulisan yang bertujuan untuk mencapai nilai-nilai
artistic dan nilai-nilai kesenian, (7) problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)

yaitu tulisan yang bertujuan untuk mencerminkan atau menjelajahi pikiran-pikiran agar
dapat dimengerti oleh pengarang.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah
untuk mengekspresikan perasaan, memberi informasi, mempengaruhi pembaca,
meyakinkan, dan memberi hiburan. Tujuan menulis juga dapat memberikan arahan,
menjelaskan sesuatu, menceritakan kejadian, memberikan informasi tentang sesuatu yang
berlangsung di suatu tempat pada suatu waktu, meringkas atau membuat rangkuman suatu
tulisan sehingga menjadi lebih singkat.
Menurut Gani (1999:157), kata argumentasi berasal dari bahasa Inggris
argument yang berarti alasan, perdebatan, bukti, atau perbandingan. Dalam bentuk
karangan, argumentasi adalah tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan pembaca dengan
cara memberikan pembuktian, contoh, alasan, dan ulasan secara objektif. Gani (1999:158)
menambahkan bahwa argumentasi pada dasarnya bertujuan untuk meyakinkan pembaca
dengan pembuktian tentang kebenaran pokok persoalan dan mengubah pendapat pembaca
dengan memanfaatkan fakta-fakta sebagai bukti.
Berkaitan dengan menulis argumentasi, Keraf (1991:3) mengemukakan bahwa
argumentasi adalah suatu retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan
pendapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh penulis atau pembicara. Dalam karangan argumentasi, penulis berusaha
merangkai fakta yang ada sedemikian rupa, sehingga mereka mampu menunjukkan
apakah suatu pendapat yang mereka kemukakan itu benar atau tidak.
Sejalan dengan pendapat diatas, Atmazaki (2007:94) menyatakan bahwa
argumentasi dapat digunakan untuk meyakinkan pembaca atau pendengar tentang
gagasan atau pernyataan yang digunakan. Pada dasarnya, argumentasi termasuk bidang
retorika atau kemampuan berbahasa yang memberikan keyakinan kepada pendengar atau

pembaca berdasarkan alasan (argumen) yang tepat. Alasan yang tepat bersal dari fakta
dan hubungan yang logis antara fakta dengan fakta atau fakta dengan pendapat. Melalui
argumentasi, penulis atau pembicara berusaha meyakinkan pembaca atau pendengar.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tulisan argumentasi adalah
tulisan yang memaparkan opini atau pendapat tentang suatu hal yang dibuktikan oleh
fakta-fakta yang mendukung, sehingga membuat pembaca yakin akan kebenaran
pendapat penulis. Fakta-fakta tersebut berupa pembuktian, alasan atau ulasan secara
objektif dan meyakinkan.
Keraf (1991:4) menyatakan sebuah tulisan argumentasi mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut ini. Pertama, merupakan hasil pemikiran yang kritis dan logis menuju
kepada suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan. Kedua, bertolak dari fakta
atau efiden-eviden yang ada memerlukan keyakinan dengan perantaraan fakta-fakta.
Ketiga, bersifat mengajak atau mempengaruhi orang lain. Keempat, dapat dibuktikan
kebenarannya berdasarkan fakta yang ada.
Sedangkan Semi (2003:48) menyatakan tulisan argumentasi memiliki empat ciri.
Pertama, bertujuan meyakinkan orang lain. Kedua, digunakan untuk membuktikan
kebenaran suatu pernyataan atau pokok persoalan. Ketiga, digunakan untuk mengubah
pendapat pembaca. Keempat, digunakan untuk menampilkan fakta sebagai bahan
pembuktian.
Selanjutnya Gani (1999:157) mengungkapkan bahwa di dalam tulisan argumentasi
harus terdapat beberapa hal, yaitu (1) terdapat contoh-contoh yang meyakinkan, (2)
terdapat kesamaan pemikiran, pendapat, atau pengalaman antara pembaca dan penulis,
sehingga keragu-raguan pembaca terhadap suatu hal dapat dihilangkan, (3) terdapat datadata yang kebenarannya tidak perlu diuji atau dibuktikan secara logika atau empiris, dan

(4) terdapat hubungan sebab-akibat yang kuat dan padu dari pernyataan atau pendapat
yang dikemukakan penulis
Menurut Semi (2003:4849) langkah-langkah dalam menulis argumentasi adalah
sebagai berikut. Pertama, kumpulkan fakta dan data sebelum penulisan dilakukan. Kedua,
tentukan sikap atau posisi karena karangan argumentasi merupakan karangan yang berisi
pendapat, maka sikap atau posisi harus jelas ke arah pro atau kontra. Ketiga, nyatakanlah
pada bagian awal atau pengantar tentang sikap dengan paragraf yang singkat namun jelas.
Keempat, kembangkanlah penalaran dengan urutan dan kaitan yang jelas. Kelima, ujilah
argumen dengan jalan mencoba mengandaikan diri berada pada posisi kontras. Keenam,
hindarilah menggunakan istilah yang terlalu umum atau istilah yang dapat menimbulkan
prasangka atau melemahkan argumentasi. Ketujuh, tetapkanlah secara tepat titik
ketidakpaksaan yang akan diargumentasikan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, ditetapkan indikator penilaian yang digunakan
berdasarkan ciri-ciri tulisan argumentasi, indikator tersebut adalah. Pertama, bertujuan
meyakinkan orang lain. Kedua, digunakan untuk membuktikan kebenaran suatu
pernyataan atau pokok persoalan. Ketiga, digunakan untuk mengubah pendapat pembaca.
Keempat, digunakan untuk menampilkan fakta sebagai bahan pembuktian. dan kelima,
ejaan yang disempurnakan (penggunaan tanda baca, huruf kapital). Pemilihan indikator
tersebut disebabkan ciri-ciri tulisan argumentasi merupakan unsur pembeda dengan
tulisan lainnya.
Menurut Arsyad (2011: 49), film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar
dalam frame di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara
mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Secara teknis, film pendek
merupakan film-film yang memiliki durasi di bawah 50 menit. Meskipun banyak batasan
lain yang muncul dari berbagai pihak lain di dunia, akan tetapi batasan teknis ini lebih

banyak dipegang secara konvensi. Mengenai cara bertuturnya, film pendek memberikan
kebebasan bagi para pembuat dan pemirsanya, sehingga bentuknya menjadi sangat
bervariasi. Film pendek dapat saja hanya berdurasi 60 detik, yang penting ide dan
pemanfaatan media komunikasinya dapat berlangsung efektif.
Sebagai suatu media, film pendek mempunyai kelebihan dan kekurangan. Media
film pendek memiliki empat kelebihan. Pertama, menumbuhkan minat, perhatian dan
motivasi siswa. Kedua, dapat menayangkan peristiwa atau acara yang telah terjadi.
Ketiga, dapat diputar berulang ulang. Keempat, dapat mengembangkan daya imajinasi
anak.
Selain kebihan, media film pendek juga memiliki tiga kelemahan. Pertama,
memerlukan dana yang banyak dalam pembuatannya. Kedua, memerlukan peralatan yang
banyak, seperti infokus, laptop, kabel, dan speaker. Ketiga, jika digunakan kurang tepat
akan berdampak kurang baik.
Dalam penerapan media film pendek, terdapat empat langkah yang harus
dilakukan. Langkah-langkah tersebut adalah. Pertama, langkah persiapan guru. Pertamatama guru harus menyesuaikan kompetensi dasar pembelajaran dengan media yang akan
digunakan. Dalam hal ini media pembelajaran yang akan digunakan adalah media film
pendek. Kemudian baru memilih film yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran yang
diharapkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih film pendek yaitu durasi
film, tema film, dan kategori film. Selain itu, guru juga harus mempersiapkan
perlengkapan yang diperlukan, seperti laptop, infokus, pengeras suara, dan kabel-kabel
yang diperlukan. Guru juga harus memperhatikan keadaan pencahayaan ruangan sewaktu
media ditayangkan.
Kedua,

mempersiapkan Kelas. Siswa dipersiapkan terlebih dahulu, supaya

mereka dapat fokus ketika film pendek disajikan. Kemudian guru menjelaskan maksud

dari pemutaran film, menjelaskan secara ringkas isi film, menjelaskan bagian-bagian yang
harus mendapat perhatian khusus sewaktu menonton film, dan menjelaskan tugas yang
harus dikerjakan oleh siswa setelah film selesai diputar.
Ketiga, langkah Penyajian. Dalam penyajian ini, guru menayangkan media film
pendek. Film pendek yang ditayangkan berdurasi 15 Menit. Ketika film pendek disajikan,
siswa harus memperhatikan dengan cermat. Hal ini berguna agar siswa mampu
mengambil topik-topik tulisan yang akan dikembangkan menjadi paragraf argumentasi.
Setelah film pendek selesai ditayangkan, siswa berlatih menulis paragraf argumentasi.
Keempat, aktivitas lanjutan. Aktivitas lanjutan ini berupa tanya jawab, guna
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap film yang telah disajikan. Kemudian
guru bersama siswa bersama-sama merevisi hasil tulisan siswa.
Menurut profesor Elly (dalam Sadiman, 2012 : 85) mengatakan bahwa pemilihan
media seyogyanya tidak terlepas dari konteksnya bahwa media merupakan komponen
dari sistem instruksiunal secara keseluruhan. Karena itu, meskipun tujuan dan isinya
sudah diketahui, faktor-faktor lain seperti karekteristik siswa, strategi belajar-mengajar,
organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta prosedur penilaiannya juga
perlu dipertimbangkan. Sebagai pendekatan praktis, beliau menyarankannya untuk
mempertimbangkan media apa saja yang ada, berapa harganya, berapa lama diperlukan
untuk mendapatkannya, dan format apa yang memenuhi selera pemakai (siswa dan guru).
Dalam hubungan ini Dick dan Carey (dalam Sadiman, 2012 : 86) menyebutkan
bahwa masih ada empat faktor lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media.
Pertama adalah ketersediaan sumber setempat. Artinya, bila media yang bersangkutan
tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, harus dibeli atau dibuat sendiri. Kedua
adalah apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga dan
fasilitasnya. Ketiga adalah faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan

ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama. Faktor yang terakhir adalah
efektivitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang.
B. Metode
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif. Dikatakan kuatintatif karena secara prosedur penelitian yang
dilakukan dalam pengolahan data dituntut menggunakan angka-angka. Angka dalam
penelitian ini adalah skor dan nilai dari keterampilan menulis argumentasi siswa kelas X
SMA Negeri 1 Koto Baru Dhamasraya. Metode penelitian yang diterapkan adalah metode
eksperimen. Menurut Suryabrata (2011:92) bahwa tujuan penelitian eksperimen semu ini
adalah memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat
diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tak memungkinkan
untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan.
Populasi dalam peneltian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA N 1 Kotobaru
Dharmasraya tahun pelajaran 2012-2013. Hal tersebut relevan dengan pendapat Sax
(dalam Yusuf, 2007:183) bahwa populasi adalah keseluruhan manusia yang terdapat
dalam area yang telah ditetapkan. Siswa kelas X ini tersebar dalam sepuluh kelas yaitu X1
sampai dengan X10 dengan jumlah 270 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X8
dengan jumlah sebanyak 25 siswa.
Dalam penelitian ini

terdapat dua variabel. Pertama, variabel bebas,

pembelajaran yang menggunakan media film pendek. Kedua, variabel terikat adalah
kemampuan menulis argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Koto Baru kabupaten
Dhamasraya. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja. Penelitian
ini menggunakan indikator dari ciri-ciri tulisan argumentasi, yaitu. Pertama, ciri tulisan
argumentasi bertujuan meyakinkan orang lain. Kedua, tulisan argumentasi berusaha
10

membuktikan kebenaran suatu pernyataan atau pokok persoalan. Ketiga, tulisan


argumentasi dapat mengubah pendapat pembaca. Keempat, dalam tulisan argumentasi
menampilkan fakta sebagai bahan pembuktian. Kelima, Ejaan yang Disempurnakan
(penggunaan tanda baca dan huruf kapital). Pemilihan indikator tersebut disebabkan ciriciri tulisan argumentasi merupakan unsur-unsur yang membedakan dengan tulisan
lainnya.
Langkah kerja dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut. Pertama, siswa
diberi pretest menulis argumentasi sebelum media media film pendek diterapkan. Kedua,
menerapankan media film pendek dalam pembelajaran menulis argumentasi. Ketiga,
siswa diberi posttes menulis argumentasi berdasarkan pengetahuan yang didapatkan
setelah melihat media film pendek.
Data yang telah dikumpulkan dianalisis melalui tahapan-tahapan berikut ini.
Pertama, membaca tulisan argumentasi yang telah ditulis siswa. Kedua, memberi skor
terhadap tulisan argumentasi siswa berdasarkan rubrik penilaian. Ketiga, mengubah skor
menjadi nilai. Keempat, mengklasifikasikan tingkat penguasaan menulis argumentasi
siswa berdasarkan patokan skala 10. Kelima, mencari nilai rata-rata hitung tingkat
kemampuan menulis argumentasi. Keenam, menampilkan data ke dalam bentuk
histogram. Ketujuh, melakukan uji persyaratan analisis. Kedelapan, melakukan uji
hipotesis.

Kesembilan,

menganalisis

dan

membahas

penelitian.

Kesepuluh,

menyimpulkan hasil pembahasan.


C. Hasil dan Pembahasan
Pada bagian diuraikan tiga hal, yaitu (1) kemampuan menulis paragraf
argumentasi siswa kelas X8 SMA Negeri 1 Koto Baru pada saat pretest,(2) kemampuan
menulis paragraf argumentasi siswa kelas X8 SMANegeri 1 Koto Baru pada saat posttest,

11

dan (3) efektivitas penggunaan media film pendek dalam pembelajaran menulis
argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Koto Baru Dharmasraya.
1. Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi Siswa Kelas X 8 SMA Negeri 1 Koto
Baru Pada Saat Pretest
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan menulis argumentasi siswa kelas X8 SMA Negeri 1 Koto Baru barada pada
kualifikasi lebih dari cukup (67,54) berada pada tingkat penguasaan 66-75%.
Kemampuan membaca argumentasi siswa diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu
baik (B), lebih dari cukup (Ldc), dan cukup (C). Kelompok siswa yang mempunyai nilai
dengan kualifikasi baik (B) sebanyak 1 orang (4%). Kelompok siswa yang mempunyai
nilai dengan kualifikasi lebih dari cukup (Ldc) sebanyak 14 orang (56%). Kelompok
siswa yang mempunyai nilai dengan kualifikasi cukup (C) sebanyak 10 orang (40%). Jika
di bandingkan dengan kkm (70), sebanyak 14 siswa masih berada di bawak kkm (70),
sedangkan 11 siswa lainnya sudah berada di atas kkm (70).
Ditinjau dari setiap indikator, kemampuan membaca argumentasi siswa kelas X 8
SMA Negeri 1 Kotobaru sebagai berikut. Pertama, untuk indikator 1 (mengubah
pendapat pembaca), kemampuan menulis argumentasi siswa berada pada kualifikasi lebih
dari cukup (Ldc) dengan rata-rata htung 67,12. Kedua, untuk indikator 2 (gaya tulisan
meyakinkan) kemampuan menulis argumentasi siswa berada pada kualifikasi lebih dari
cukup (Ldc) dengan rata-rata hitung 67,52. Ketiga, untuk indikator 3 (membuktikan
kebenaran dari pokok persoalan) kemampuan menulis argumentasi siswa berada pada
kualifikasi lebih dari cukup (Ldc) dengan rata-rata hitung 66,59. Keempat, untuk
indikator 4 (memaparkan fakta untuk memperkuat pendapat)

kemampuan menulis

argumentasi siswa berada pada kualifikasi cukup (C) dengan rata-rata hitung 59,79.
Kelima, untuk indikator ejaan yang disempurnakan kemampuan menulis argumentasi

12

siswa berada pada kualifikasi cukup (C) dengan rata-rata hitung 63,12. Berdasarkan hasil
tersebut, disimpulkan bahwa nilai rata-rata perindikator tertinggi berada pada indikator 2
(gaya tulisan meyakinkan), dan terendah berada pada indikator 4 (memaparkan fakta
untuk memperkuat pendapat).
2. Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi Siswa Kelas X 8 SMA Negeri 1 Koto
Baru Pada Saat Posttest
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan menulis argumentasi siswa kelas X8 SMA Negeri 1 Koto Baru barada pada
kualifikasi baik (76,25) berada pada tingkat penguasaan 76-85% pada skala 10.
Kemampuan membaca argumentasi siswa diklasifikasikan menjadi dua kategori, yaitu
baik (B), lebih dari cukup (Ldc). Kelompok siswa yang mempunyai nilai dengan
kualifikasi baik (B) sebanyak 15 orang (60%). Kelompok siswa yang mempunyai nilai
dengan kualifikasi lebih dari cukup (Ldc) sebanyak 10 orang (40%). Jika dibandingkan
dengan kkm (70), sebanyak 2 siswa masih berada di bawah kriteria ketuntasan minimum.
sedangkan 23 siswa lainnya sudah berada di atas kriteria ketuntasan minimum. kriteria
ketuntasan minimum pada mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 70.
Ditinjau dari setiap indikator, kemampuan membaca argumentasi siswa kelas X 8
SMA Negeri 1 Kotobaru sebagai berikut. Pertama, untuk indikator 1 (mengubah
pendapat pembaca), kemampuan menulis argumentasi siswa berada pada kualifikasi baik
dengan rata-rata hitung 76,26. Kedua, untuk indikator 2 (gaya tulisan meyakinkan)
kemampuan menulis argumentasi siswa berada pada kualifikasi baik dengan rata-rata
hitung 75,73. Ketiga, untuk indikator 3 (membuktikan kebenaran dari pokok persoalan)
kemampuan menulis argumentasi siswa berada pada kualifikasi baik dengan rata-rata
hitung 79,39. Keempat, untuk indikator 4 (memaparkan fakta untuk memperkuat
pendapat) kemampuan menulis argumentasi siswa berada pada kualifikasi baik dengan

13

rata-rata hitung 83,39. Kelima, untuk indikator ejaan yang disempurnakan kemampuan
menulis argumentasi siswa berada pada kualifikasi cukup dengan rata-rata hitung 65,26.
Berdasarkan hasil tersebut, disimpulkan bahwa nilai rata-rata perindikator tertinggi
berada pada indikator 4 (memaparkan fakta untuk memperkuat pendapat), dan terendah
berada pada indikator 5 (ejaan yang disempurnakan).
3. Efektivitas Penggunaan Media Film Pendek Dalam Pembelajaran Menulis
Argumentasi Siswa Kelas X8 SMA Negeri 1 Koto Baru Dharmasraya
Berdasarkan hasil uji persyaratan analisis, diperoleh varians gabungan kedua
sampel 4,29. Untuk taraf nyata 0,05 dan dk = 48, t hit yang diperoleh yaitu 7,25,
sedangkan ttab yang didapatkan 1,711. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini disebabkan thit > ttab. Hal ini berarti terdapat
efektivitas yang signifikan dari penerapan media film pendek yang diterapkan kepada
siswa kelas X8 SMA Negeri 1 Koto Baru Dharmasraya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media film pendek terbukti efektif di
dalam pembelajaran menulis argumentasi. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata nilai yang
diperoleh pada saat pretest yaitu 67,54 yang jauh berbeda dengan rata-rata posttest yaitu
76,25. Siswa yang diberi perlakuan media film pendek dan kemudian diberikan posttest
memperoleh nilai lebih tinggi dari pada saat pretest. Relevan dengan yang dinyatakan
Yusuf (2007:234) bahwa pemberian posttest pada akhir kegiatan akan dapat menunjukkan
seberapa jauh akibat perlakuan yang diterapkan.
Jadi media film pendek dapat meningkatkan hasil akademik, motivasi serta
mengembangkan ide-ide siswa. Hasil akademik yang dimaksud yaitu kemampuan siswa
dalam belajar menulis karena didukung oleh adanya media yang tidak monoton dan
membangkitkan keinginan menulis siswa.

14

D. Simpulan dan Saran


Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
menulis paragraf argumentasi siswa dengan menggunakan media film pendek lebih
tinggi dari pada hasil belajar menulis paragraf argumentasi siswa dengan menggunakan
model pembelajaran konvensional atau sebelum media film pendek diterapkan pada kelas
X8 SMA Negeri 1 Koto Baru kabupaten Dharmasraya. Ini berarti menggunakan media
film pendek dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi memiliki keefektivan
yang jauh lebih baik dari pada menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini
terbukti dari data yang diperoleh yaitu rata-rata kemampuan menulis paragraf
argumentasi siswa pada saat pretest adalah 67,547 dan postets adalah 76,25. Oleh karena
itu, pembelajaran menulis paragraf argumentasi sangat cocok diberikan dengan media
film pendek.
Sesuai hasil penelitian, saran-saran penelitian dapat diberikan kepada pihak-pihak
berikut. Pertama, guru-guru Bahasa Indonesia khususnya untuk guru Bahasa Indonesia
SMA Negeri 1 Koto Baru Dharmasraya, agar lebih berupaya dalam meningkatkan
kemampuan siswa dalam menulis. Salah satu cara adalah dengan memperbaharui
pembelajaran konvensional di kelas yang bersifat monoton. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan menerapkan media pembelajaran yang kreatif, inovatif seperti media film pendek
ini. Kedua, siswa dapat diharapkan menyadari pentingnya memiliki kemampuan menulis.
Khususnya menulis paragraf argumentasi serta senantiasa selalu meningkatkan dan
mengasah kemampuan tersebut menuju hasil yang optimal.
Catatan : artikel ini disusun berdasarkan skripsi Chandra Prasetya Dewangga dengan
pembimbing I Dr. Erizal Gani, M.Pd. dan pembimbing II Drs. Nursaid, M.Pd.

15

Daftar Rujukan
Akhadiah, Sabarti, dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa. Jakarta:
Erlangga.
Atmazaki. 2007. Kiat-kiat Mengarang dan Menyunting. Padang: UNP Press.

Azhar Arsyad. 2011. Media pembelajaran. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Gani, Erizal. 1999. Pembinaan Keterampilan Menulis di Perguruan Tinggi (Bahan Ajar).
Padang: FBSS UNP.

Keraf, Gorys. 1991. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.


Semi, M. Atar. 2003. Menulis Efektif. Padang : Angkasa Raya.
Suryabrata, Sumadi. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
Tarigan, Henry Guntur. 1983. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung :
Angkasa.
Yusuf, A. Muri. 2007. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.

16

Você também pode gostar