Você está na página 1de 9

Askep Benda Asing Pada Telinga

Pengertian
Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran dan
keseimbangan) . Indera pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam
aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan
pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara
tergantung pada kemampuan mendengar. Benda asing merupakan benda yang berasal dari
luar tubuh atau dari dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada. Telinga sering
kemasukan benda asing. Kadang-kadang benda dapat masuk. Bila kemasukan benda
asing di telinga, tentu saja terjadi penurunan pendengaran. Terkadang benda asing dapat
masuk tanpa sengaja ke dalam telinga orang dewasa yang mencoba membersihankan
kanalis eksternus atau mengurangi gatal atau dengan sengaja anak-anak memasukkan
benda tersebut ke dalam telinganya sendiri.Namun, terkadang sering dianggap enteng
oleh setiap orang. Pada anak, anak tak melaporkan keluhannya sebelum
timbul keluhan nyeri akibat infeksi di telinga tersebut, lama-lama telinganya berbau. Jika
hal ini terjadi, orang tua patut mencurigainya sebagai akibat kemasukan benda asing.
Jangan menanganinya sendiri karena bisa-bisa benda yang masuk malah melesak ke
dalam karena anatomi liang telinga yang berlekuk. Ditelinga banyak terdapat saraf-saraf
dan bisa terjadi luka. Benda yang masuk biasanya hanya bisa dikeluarkan oleh dokter
THT dengan menggunakan peralatan dan keahlian khusus

Etiologi
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan benda asing diliang telinga yaitu :

Faktor kesengajaan, biasanya terjadi pada anak-anak balita.


Faktor kecerobohan sering terjadi pada orang dewasa sewaktu menggunakan alat
alat pembersih telinga misalnya kapas, tangkai korek api atau lidi yang tertinggal
di dalam telinga

Faktor kebetulan terjadi tanpa sengaja dimana benda asing masuk kedalam telinga
contoh masuknya serangga, kecoa, lalat dan nyamuk.

Berikut beberapa benda asing yang sering masuk ke telinga dan penangangan pertama
yang bisa dilakukan:
a. Air
Sering kali saat kita heboh mandi, berenang dan keramas, membuat air masuk ke dalam
telinga. Jika telinga dalam keadaan bersih, air bisa keluar dengan sendirinya. Tetapi jika
di dalam telinga kita ada kotoran, air justru bisa membuat benda lain di sekitarnya
menjadi mengembang dan air sendiri menjadi terperangkap di dalamnya. Segera kunjungi
dokter THT untuk membersihkan kotoran kuping yang ada.
b. Cotton Buds
Cotton buds tidak di anjurkan secara medis untuk membersihkan telinga. Selain kapas
bisa tertinggal di dalam telinga, bahaya lainnya adalah dapat menusuk selaput gendang

bila tidak hati-hati menggunakannya.


c. Benda-benda kecil
Anak-anak kecil sering tidak sengaja memasukkan sesuatu kedalam telinganya.
Misalnya, manik-manik mainan. Jika terjadi,segera bawa ke dokter THT. Jangan cobacoba mengeluarkannya sendiri, karena bisa menimbulkan masalah baru. Di ruang
praktek, dokter mempunyai alat khusus untuk mengeluarkan benda tersebut.
d. Serangga
Bila telinga sampai kemasukan semut, berarti ada yang salah dengan bagian dalam
telinga. Pada prinsipnya, telinga punya mekanisme sendiri yang dapat menghambat
binatang seperti semut untuk tidak masuk ke dalam.
3. Manifestasi klinik
Efek dari masuknya benda asing tersebut ke dalam telinga dapat berkisar di tanpa gejala
sampai dengan gejala nyeri berat dan adanya penurunan pendengaran

Merasa tidak enak ditelinga


:
Karena benda asing yang masuk pada telinga, tentu saja membuat telinga merasa
tidak enak, dan banyak orang yang malah membersihkan telinganya, padahal
membersihkan akan mendoraong benda asing yang mauk kedalam menjadi masuk
lagi.
Tersumbat
:
Karena terdapat benda asing yang masuk kedalam liang telinga,tentu saja
membuat telinga terasa tersumbat.
Pendengaran terganggu
:
Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Beratnya
ketulian tergantung dari besar dan letak
air masuk ke dalam
telinga. Jika telinga dalam keadaan bersih, air bisa keluar dengan sendirinya.
Tetapi jika di dalam telinga kita ada kotoran, air justru bisa membuat benda lain di
sekitarnya menjadi mengembang dan air sendiri menjadi terperangkap di
dalamnya. Segera kunjungi dokter THT untuk membersihkan kotoran kuping
yang ada.
Rasa nyeri telinga/otalgia
Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran
sekret, terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman
pembentukan abses otak. Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi telinga
akibat benda asing.
Pada inspeksi telinga akan terdapat benda asing

4. Patofisiologi
Benda asing yang masuk ke telinga biasanya disebabkan oleh beberapa factor antara lain
pada anak anak yaitu factor kesengajaan dari anak tersebut , factor kecerobohan
misalnya menggunakan alat-alat pembersih telinga pada orang dewasa seperti kapas,
korek api ataupun lidi serta factor kebetulan yang tidak disengaja seperti kemasukan air,
serangga lalat , nyamuk dll. Masukknya benda asing ke dalam telinga yaitu ke bagian

kanalis audiotorius eksternus akan menimbulkan perasaaan tersumbat pada telinga,


sehingga klien akan berusaha mengeluarkan benda asing tersebut. Namun, tindakan yang
klien lakukan untuk mengeluarkan benda asing tersebut sering kali berakibat semakin
terdorongnya benda asing ke bagian tulang kanalis eksternus sehingga menyebabkan
laserasi kulit dan melukai membrane timpani. Akibat dari laserasi kulit dan lukanya
membrane timpanai, akan menyebabkan gangguan pendengaran , rasa nyeri telinga/
otalgia dan kemungkinan adanya risiko terjadinya infeks
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan dengan Otoskopik
Caranya :Bersihkan serumen, lihat kanalis dan membran timpani
Interpretasi :
Warna kemerahan, bau busuk dan bengkak menandakan adanya
infeksi
Warna kebiruan dan kerucut menandakan adanya tumpukan darah
dibelakang gendang.

Kemungkinan gendang mengalami robekan.


b. Pemeriksaan Ketajaman
Test penyaringan sederhana :lepaskan semua alat bantu dengar, uji satu telinga
secara bergiliran dengan cara tutup salah satu telinga, berdirilah dengan jarak 30
cm, tarik nafas dan bisikan angka secara acak (tutup mulut) untuk nada frekuensi
tinggi lakukan dgn suara jam
c. Uji Ketajaman Dengan GarpuTala
Uji weber : Menguji hantaran tulang (tuli konduksi), pegang tangkai garpu tala,
pukulkan pada telapak tangan, letakan tangkai garpu tala pada puncak kepala
pasien, tanyakan pada pasien, letak suara dan sisi yang paling keras.
Interpretasi

Normal: suara terdengar seimbang (suara terpusat pada ditengah


kepala)
Tuli kondusif: suara akan lebih jelas pada bagian yang sakit (obstruksi:
otosklerosis, OM) akan menghambat ruang hampa.
Tuli sensorineural: suara lateralisasi kebagian telinga yang lebih baik.
d. Uji
Rine
Membandingkan konduksi udara dan tulang, pegang garpu tala, pukulkan pada
telapak tangan, sentuhkan garpu tala pada tulang prosesus mastoid, apabila
bunyi tidak terdengar lagi pindahkan kedepan lubang telinga (2
cm)tanyakan pasien, kapan suara tak terdengar (hitungan detik) ulangi pada
telinga berikutnya Interpretasi
Normal: terdengar terus suara garpu tala.
Klien dengan tuli kondusif udara: mendengar garpu tala lebih jelas melalui
konduksi tulang (Rinne negatif)

6.Pencegahan
a. Kebiasaan terlalu sering memakai cottonbud untuk membersihkan telinga sebaiknya
dijauhi karena dapat menimbulkan beberapa efek samping: kulit teling kita yang
ditumbuhi bulu-bulu halus yang berguna untuk membuat gerakan menyapu kotoran di
telinga kita akan rusak, sehingga mekanisme pembersihan alami ini akan hilang. Jika
kulit kita lecet dapat terjadi
infeksi telinga luar yang sangat tidak nyaman dan
kemungkinan lain bila anda terlalu dalam mendorong Cottonbud, maka dapat melukai
atau menembus gendang telinga.
b. Hindarkan memberi mainan berupa biji-bijian pada anak-anak, dapat tejadi bahaya di
atas atau juga dapat tertelan dan yang fatal dapat menyumbat jalan nafas.
7. Penatalaksanaan
Ekstrasi benda asing dengan menggunakan pengait atau pinset atau alligator
(khususnya gabah). Pada anak yang tidak kooperatif, sebaiknya dikeluarkan
dalam narcosis umum, agar tidak terjadi komplikasi pada membrane timapani.
Bila benda asing berupa binatang atau serangga yang hidup, harus dimatikan dulu
dengan meneteskan pantokain,xylokain,minyak atau alcohol kemudian dijepit
denganpinset.
Usaha pengeluaran harus dilakukan dengan hati- hati biasanya dijepit dengan
pinset dan ditarik keluar. Bila pasien tidak kooperatif dan beresiko merusak
gendang telinga atau struktur-struktur telinga tengah, maka sebaiknya dilakukan
anastesi sebelum dilakukan penatalaksanaan. Jika benda asing serangga yang
masih hidup, harus dimatikan terlebih dahulu dengan meneteskan larutan
pantokain, alcohol, rivanol atau minyak. Kemudian benda asing dikait dengan
pinset atau klem dan ditarik keluar. Setelah benda asing keluar, liang telinga
dibersihkan dengan larutan betadin. Bila ada laserasi liang telinga diberikan
antibiotik ampisilin selama 3 hari dan analgetik jika perlu. Benda asing seperti
kertas, busa, bunga, kapas, dijepit dengan pinset dan ditarik keluar. Benda asing
yang licin dan keras seperti batu, manik-manik, biji-bijian pada anak yang tidak
kooperatif dilakukan dengan narkose. Dengan memakai lampu kepala yang
sinarnya terang lalu dikeluarkan dengan pengait secara hati-hati karena dapat
menyebabkan trauma pada membran timpani. Pengambilan benda asing dari
kanalis audiotorius eksternus merupakan tantangan bagi petugas perawatan
kesehatan. Banyak benda asing (misalnya : kerikil, mainan, manik-manik,
penghapus) dapat diambil dengan irigasi kecuali ada riwayat perforasi lubang
membrana timpani. Benda asing dapat terdorong secara lengkap kebagian tulang
kanalis yang menyebabkan laserasi kulit dan melubangi membrana timpani pada
anak kecil atau pada kasus ekstraksi yang sulit pada orang dewasa. Pengambilan
benda asing harus dilakukan dengan anatesia umum di kamar operasi.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
a.Riwayat
masuknya
benda asing pada telinga
Tanyakan kepada klien mengenai proses terjadinya peristiwa benda asing masuk

ketelinga, apa jenis benda asing yang masuk apakah itu serangga, manik-manik, kerikil
dll, tindakan yang sudah dilakukan di rumah.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama saat MRS
Penderita biasanya mengeluhkan pendengarannya mulai menurun, nyeri, rasa tidak enak
ditelinga.
2) Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat kesehtan masa lalu yang berhubungan degan gangguan pendengaran karena
benda asing adalah kebiasaan dan kecerobohan membersihkan telinga yang tidak benar .
3)Riwayat
kesehatan
keluarga
Meliputi penggambaran lengkap masalah telinga, termasuk infeksi, otalgia, otorea,
kehilangan pendengaran. Data dikumpulkan mengenai durasi dan intensitas masalahnya,
penyebabnya dan penanganan sebelumnya.
4) Pemeriksaan Fisik
Insfeksi daun telinga ,Caranya:
Dewasa: ditarik keatas-kebelakang
Anak: Kebelakang
Bayi: kebawah
Diperhatikan :Posisi, warna, ukuran, bentuk, kesimetrisan seluruh permukaan dan lateral
P al p asi
Palpasi daun telinga: tekstur, nyeri pembengkakan dan nodulnodul.
Palpasi prosesus mastoideus: nyeri, pembengkaka dan nodul.
Lakukan penarikan terhadap lobus lunak bagian bawah.
II. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d. agen cedera biologis, fisik ,kimia
2. Gangguan sensori persepsi (auditori) b.d. perubahan sensori persepsi
3. Risiko infeksi b.d. laserasi kulit dan trauma membran timpani
4. Kurang pengetahuan b.d.kurang terpaparnya informasi tentang
penyakit, pengobatan,
III. Perencanaan Keperawatan
Dx 1. Nyeri akut b.d. agen cedera biologis, fisik , kimia Setelah diberikan tindakan
keperawatan rasa nyeri pasien dapat berkurang, KH:
Melaporkan nyeri berkurang/ terkontrol.
Menunjukkan ekspresi wajah/ postur tubuh rileks.
1. Observasi keluhan nyeri, perhatikan lokasi atau karakter dan intensitas skala nyeri (010 )

2. Ajarkan tehnik relaksasi progresif, nafas dalam guided imagery.


3. Kolaborasi: Berikan obat analgetik sesuai indikasi
Dapat mengidentifikasi terjadinya komplikasi dan untuk intervensi selanjutnya.
Membantu klien untuk mengurangi persepsi nyeri atau mangalihkan perhatian
klien dari nyeri.
Membantu mengurangi nyeri
Dx II. Gangguan sensori persepsi (auditori) b.d. perubahan sensori persepsi Setelah
diberikan tindakan keperawatan diharapkan ketajaman pendengaran pasien meningkat,
KH:
Pasien dapat mendengar dengan baik tanpa alat Bantu pendengaran, mampu
menentukan letak suara dan sisi paling keras dari garputala, membedakan suara
jam dengan gesekan tangan
Pasien tidak meminta mengulang setiap pertanyaan yang diajukan
kepadanya
1. Observasi ketajaman pendengaran, catat apakah kedua telinga terlibat
2. Berikan lingkungan yang tenang dan tidak kacau , jika diperlukan seperti musik lembut
3. Anjurkan pasien dan keluarganya untuk mematuhi program terapi yang diberikan :

Mengetahui tingkat ketajaman pendengaran pasien dan untuk menentukan


intervensi selanjutnya.
Membantu untuk menghindari masukan sensori pendengaran yang berlebihan
dengan mengutamakan kualitas tenang
Mematuhi program terapi akan mempercepat proses penyembuhan

Dx III. Risiko infeksi b.d. laserasi kulit dan trauma membran timpani setelah diberikan
asuhan keperawatan, risiko infeksi tidak terjadi, KH:

Tidak terdapat tanda-tanda infeksi ( kalor, dolor, rubor, tumor,fungsiolesa)


Tanda- tanda vital dalam batas normal

1. Observasi adanya tanda-tanda terjadinya infeksi ( kalor, dolor, rubor, tumor dan
fungsiolesa)
2. Observasi tanda-tanda vital
3. Pertahankan tehnik aseptik dalam melakukan tindakan
4. Kolaborasi:Berikan antibiotika sesuai indikasi

Mengetahui tanda-tanda terjadinya infeksi dan indicator dalam melakukan


intervensi selanjutnya
Menetapkan data dasar pasien, terjadi peradangan dapat diketahui dari
penyimpangan nilai tanda vital.
Tindakan aseptik saat merupakan tindakan preventif terhadap kemungkinan
terjadi infeksi.

Menurunkan kolonisasi bakteri atau jamur dan menurunkan


risiko infeksi

Dx IV. Kurang pengetahuan b.d.kurang terpaparnya informasi tentang penyakit,


pengobatan setelah diberikan tindakan keperawatan, diharapkan terjadi peningkatan
pengetahuan mengenai kondisi dan penanganan yang bersangkutan, KH:
Melaporkan pemahaman mengenai penyakit yang dialami
Menanyakan tentang pilihan terapi yang merupakan petunjuk
kesiapan belajar
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien.
2. Berikan informasi pada pasien tentang perjalanan penyakitnya.
3. Berikan penjelasan pada pasien tentang setiap tindakan keperawatan yang diberikan.
Mengetahui tingkat pemahaman dan pengetahuan pasien tentang penyakitnya
serta indikator dalam melakukan intervensi
Meningkatkan pemahaman klien tentang kondisi kesehatan
Mengurangi tingkat kecemasan dan membantu meningkatkan kerjasama dalam
mendukung program terapi yang diberikan

Askep Benda Asing Pada Telinga

Disusun Oleh : Klp VII


Suhaeryah
Ratna Utami
Nyoman Ary Wardani
Nurhayati
Yani Fajeri

Sekolah Tinggi Kesehatan Mataram

Program Extensi A Semester III


2011

Você também pode gostar