Você está na página 1de 13

1

Politeknik Negeri Batam

Analisis Break
Even

3 Elemen dari BEP (Break Even


Point)

Sebelum menentukan berapa harga produk yang akan anda jual dipasaran, alangkah
baiknya memperhatikan 3 elemen dari BEP (Break Even Point ) yaitu :

1.

Fixed Cost ( Biaya Tetap ) adalah biaya yang dikeluarkan seperti menyewa tempat,
perabotan, komputer, dan lain lain.

2.

Variabel Cost ( Biaya Variabel ) adalah biaya yang timbul dari setiap penjualan,
contohnya, setiap 1 unit produk yang terjual, kita perlu membayar komisi salesman, biaya
kantong/kemasan, biaya nota penjualan, dan lain lain.

3.

Harga Penjualan adalah harga barang per unit yang kita jual kepada pembeli.

Politeknik Negeri Batam

Rumus BEP (Break Even Point)


1.

BEP Unit = (Biaya Tetap) / (Harga per Unit Biaya Variabel per Unit)

2.

BEP Rupiah = (Biaya Tetap) / (Kontribusi Margin per Unit / Harga per Unit)

Keterangan :

BEP Unit / Rupiah : BEP dalam Unit (Q) dan BEP dalam Rupiah (P)

Biaya Tetap : Biaya yang jumlahnya tetap walaupun usaha anda tidak sedang berproduksi

Biaya Variabel : Biaya yang jumlahnya meningkat sejalan peningkatan jumlah produksi, seperti
bahan baku, bahan baku pembantu, listrik, bahan bakar, dan lain sebagainya

Harga per Unit : Harga jual barang atau jasa per unit yang telah dihasilkan

Biaya Variabel per Unit : Total biaya variabel per unit (TVC/Q)

Margin Kontribusi per Unit : Harga jual per unit biaya variabel per unit (selisih)

Politeknik Negeri Batam

Contoh Studi Kasus 1 BEP (Break


Even Point)

1.

Diketahui sebuah toko lampu hias akan menjual lampu hiasnya dengan harga Rp.10.000/unit,
dimana dalam proses produksi lampu tersebut menghabiskan biaya tetap sebesar Rp.200.000/unit
dan biaya variabel sebesar Rp.5.000/unit, maka berapa BEP dan uang hasil penjualan pada saat
BEP tersebut ?

Jawab :

1.

BEP per unitnya adalah Rp. 200.000 / (Rp. 10.000 Rp. 5.000) = 40 Unit

2.

BEP per Rupiah adalah ( Rp. 200.000 / (Rp. 10.000 Rp. 5.000) ) x Rp. 10.000 = Rp. 400.000

Kesimpulan :

Artinya Toko Hias tersebut perlu menjual 40 unit lampu hias agar terjadi BEP, dan pada penjualan
unit ke 41, maka toko lampu hias tersebut mengalami keuntungan.

Politeknik Negeri Batam

Contoh Studi Kasus 2 BEP (Break Even


Point)

2.

Diketahui sebuah toko donat akan menghitung break even point dengan komponen biaya tetap
dan variabel sebagai berikut :

Biaya Tetap : Biaya Variabel :

PDAM

Listrik

Gaji

Peralatan

Sewa Tempat : Rp. 100.000 Gula

Total adalah Rp. 500.000,-

Politeknik Negeri Batam

: Rp. 20.000 Tepung terigu


: Rp. 30.000
: Rp. 300.000

Telor

: Rp. 500

Mentega

: Rp. 50.000 Vanili

: Rp. 1.000 Mesis Coklat

Minyak Goreng : Rp. 1.000

: Rp. 500

: Rp. 500

: Rp. 1.000

LPG: Rp. 1.000

Total adalah Rp. 7.500

: Rp. 1.000 Provit adalah Rp. 1.000

Ragi Roti

: Rp. 1.000 Harga per Biji Rp. 8.500

Contoh Studi Kasus 2 BEP (Break Even


Point)

2.

Jawab :

Keterangan :

TR = TC

1. TR (Total Pendapatan)

P.Q = FC + V.Q

8.500 Q = 500.000 + 7.500 Q

3. FC (Biaya Tetap)

8.500 Q 7.500 Q = 500.000

4. V (Biaya Variabel)

1.000 Q = 500.000

5. P (Harga Barang)

Q = 500.000 / 1.000

Q = 500 Biji

Kesimpulan BEP unit 500 Biji dan BEP Rupiah adalah Rp. 8.500 x 500 = Rp.
4.250.000,-

Politeknik Negeri Batam

2. TC (Total Biaya)

= PxQ

= FC + V.Q

Contoh Studi Kasus 3 BEP (Break Even


Point)

3.

Misalkan anda akan membuka gerai Frenchise makanan / minuman dengan modal awal Rp.
25.000.000. Keuntungan bersih yang didapat (keuntungan setelah dikurangi semua biaya
produksi) selama 3 tahun adalah Rp. 30.000.000. Berarti BEP usaha tersebut kurang dari 3
tahun dan layak dipertibangkan untuk dilakukan. Bagaimana bila BEP usaha tersebut 10
tahun kedepan.. ?

Rumusnya adalah seperti berikut ini : Keterangan : TR


Pendapatan

TR = TC

P.X = TFC + V.X X

P.X V.X = TFC TC (Total Cost) / Biaya Total

(P-v).X = TFC

X = TFC/(P-V)

Politeknik Negeri Batam

(Harga Jual per Unit)


(Jumlah Unit)

TFC (Total Fix Cost) / Biaya Tetap Total


V

(Produksi) Biaya variabel per unit

(Total Revenue) / Total

Contoh Studi Kasus 3 BEP (Break Even


Point)

3.

Jawab :

Misalkan kita ingin menghitung BEP usaha Frenchise ayam goreng. Modal awal yang
diperlukan hingga usaha berjalan adalah Rp. 21.000.000. Biaya ongkos produksi untuk 1
item (potong) ayam goreng adalah Rp. 5.000,- (sudah termasuk untuk minyak goreng,
tepung, bumbu, gaji, dan lain sebagainya) sedangkan harga jual adalah Rp. 8.000,- per
potong ayam, maka perhitungan BEP usaha tersebut adalah :

BEPUnit : x = TFC / (P V)

Rp. 21.000.000 / (Rp. 8.000 Rp. 5.000) = 7.000 unit (Potong)

Lantas berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk BEP ? (tergantung frekuensi penjualan).
Jika anda berpikir bahwa rata rata anda dapat menjual 20 potong ayam per hari maka
waktu yang dibutuhkan adalah 7.000/20 = 350 Hari. Jika bisa laku 35 potong per hari
maka 7.000/35 = 200 Hari, dan juga seterusnya...

Politeknik Negeri Batam

Contoh Studi Kasus 3 BEP (Break Even


Point)

Jadi berapa Omzet (Rupiah) yang harus diperoleh untuk BEP ? Jawabannya adalah jumlah
unit barang dikali harga jual :

BEPRupiah = 7.000 x Rp. 8.000 = Rp. 56.000.000

Bila anda ingin menghitung jumlah Omzet (Rupiah) saat BEP tanpa menghitung jumlah
unit terlebih dahulu, maka gunakan rumus seperti berikut ini :

BEPNilai = Rp. 21.000.000 / (1-[Rp. 5.000 / Rp. 8.000] )

Rp. 21.000.000 / (1 - 0,625) = Rp. 56.000.000

Yang paling penting dalam perhitungan BEP adalah bagaimana anda mengelompokkan
biaya yang termasuk Fix Cost dan Variabel Cost, dan untuk memahami biaya mana yang
termasuk dalam Fix Cost dan Variabel Cost anda harus sering berlatih dengan contoh
kasus BEP yang lebih kompleks

Politeknik Negeri Batam

10

Contoh Studi Kasus 4 BEP (Break Even


Point)

Untuk menghitung titik impas multi produk, terlebih dahulu harus dihitung bauran
penjualan produknya atau perbandingan volume penjualan antar produk. Kemudian rumus
yang sama dapat Anda gunakan.

Ilustrasi : PT. Pelangi Indonesia memproduksi 4 jenis produk yang dikasih label A,B,C
dan D

Direncanakan diproduksi dan dijual :

Produk A= 20.000 Unit @ Rp. 11.000

Produk B

Produk C= 10.000 Unit @ Rp. 21.000

Produk D= 5.000 Unit @ Rp. 26.000

= 15.000 Unit @ Rp. 16.000

Biaya tetap pada kapasitas diatas Rp. 144.000.000

Politeknik Negeri Batam

11

Contoh Studi Kasus 4 BEP (Break Even


Point)

Biaya Variabel masing masing produk :

Produk A= Rp. 7.000

Produk B= Rp. 8.000

Produk C= Rp.11.000

Produk D= Rp. 14.000

Maka titik impas dihitung sebagai berikut : perbandingan volume ke 4 produk adalah : 20 :
15 : 10 : 5 atau 4 : 3 : 2 : 1

Titik Impas = Biaya tetap total / biaya variabel

Titik impas = Rp. 320.000.000

Titik impas dalam unit (produk) = titik impas dalam Rp. (Rupiah) dibagi dengan harga
penjualan

Politeknik Negeri Batam

12

Contoh Studi Kasus 4 BEP (Break Even


Point)

Harga Penjualan = (4 x Rp.11.000) + (3 x Rp.16.000) + (2 x Rp. 21.000) + (1 x Rp.


26.000)
= Rp. 160.000

Maka titik impas dalam Unit = Rp. 320.000.000 : Rp. 160.000 = 2.000 Paket

Komposisi titik impas tersebut adalah sebagai berikut :

Produk A= 2.000 x 4 = 8.000 unit

Produk B

= 2.000 x 3 = 6.000 unit

Produk C

= 2.000 x 2 = 4.000 unit

Produk D= 2.000 x 1 = 2.000 unit

Politeknik Negeri Batam

13
Politeknik Negeri Batam

Apapun yang kamu bisa lakukan,


atau kamu mimpi bisa lakukan,
Mulailah itu;
Di dalam keberanian terdapat
kejeniusan, kekuatan dan
keajaiban;
Mulailah Sekarang
- Goethe -

Você também pode gostar