Você está na página 1de 4

Antara Ikhtiar, Doa, dan Khusnul Khatimah

Indeks > Artikel > Nasihat Kyai > Amm 25feb08


Syeikh Sihabuddin Ibn Hajar al Asqalani mendapat Ijazah dari Al 'Allamah Syeikh Muhammad
Al Khotib Asy Syamiy yang berasal dari Syam/sekarang Siria kemudian menjadi penduduk
Madinah dan bermadzhab Hambali, beliau adalah putera Usman bin Abbas bin Usman dari gurugurunya, bersambung sampai Abu Dzar Al Ghifari ra., dari Rasulullah saw. mengenai hal yang
beliau riwayatkan dari Tuhannya. Allah taala berfirman:



.
"Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan perbuatan dhalim atas DzatKu sendiri dan Aku telah menjadikan perbuatan dhalim tersebut sebagai perbuatan yang
diharamkan di antara kamu sekalian; oleh karena itu janganlah kamu sekalian saling berbuat
dhalim.
Wahai para hamba-Ku, setiap orang dari kamu sekalian adalah orang yang sesat, kecuali orang
yang telah Aku beri petunjuk; oleh karena itu mintalah kamu sekalian petunjuk kepada-Ku,
niscaya Aku akan memberi petunjuk kepada kamu sekalian.
Wahai para hamba-Ku, masing-masing dari kamu sekalian adalah orang yang lapar kecuali
orang yang telah Aku beri makan; oleh karena itu mintalah makan kamu sekalian kepada-Ku,
niscya Aku akan memberi makan kamu sekalian.
Wahai para hamba-Ku, masing-masing dari kamu sekalian adalah orang yang telanjang kacuali
orang yang telah aku beri pakaian; oleh karena itu mintalah pakaian kamu sekalian kepada-Ku,
niscaya Aku akan memberikan pakaian kepada kamu sekalian.
Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang berbuat salah
pada malam dan siang hari, sedangkan Aku dapat mengampunkan dosa-dosa semuanya; oleh
karena itu mintalah ampun kamu sekalian kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampunkan dosadosa bagi kamu sekalian.
Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya kamu sekalian tidak akan sampai pada kemelaratan-Ku
sehingga kamu sekalian dapat memberi melarat kepadaku; dan kamu sekalian tidak akan
sampai pada kemanfaatan-Ku sehingga kamu dapat memberi manfaat kepada-Ku.

Wahai para hamba-Ku, sungguh andaikata permulaan kamu dan akhir kamu, manusia kamu dan
jin kamu berada pada keadaan yang paling taqwa dari hati satu orang dari kamu sekalian,
niscaya hal itu tidak menambah sesuatupun pada apa yang ada di kerajaan-Ku.
Wahai para hamba-Ku, sungguh andaikata permulaan kamu dan akhir kamu, manusia kamu dan
jin kamu adalah berada pada keadaan yang paling durhaka dari hati satu orang dari kamu
sekalian, niscaya hal itu tidak mengurangi sedikitpun dari apa yang ada pada kerajaan-Ku.
Wahai para hamba-Ku, sungguh andaikata permulaan kamu dan akhir kamu, manusia kamu dan
jin kamu mereka itu berdiri di sebuah padang, kemudian mereka meminta kepada-Ku, lalu Aku
memberi kepada setiap orang akan permintaannya, niscaya pemberian tersebut tidak
mengurangi dari apa yang ada pada-Ku kecuali seperti pengurangan jarum jahit ketika
dimasukkan ke dalam laut.
Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya amal-amal kamu Aku catat untuk kamu sekalian,
kemudian Aku cukupi kamu sekalian akan balasan dari amal-amal tersebut. Maka barangsiapa
yang mendapat balasan baik, hendaklah dia memuji kepada Allah, dan barangsiapa yang
mendapatkan balasan selain kebaikan, maka janganlah sekali-kali dia mencela kecuali kepada
dirinya sendiri".
Hadits yang kedua telah diijazahkan kepada Syeikh Sihabuddin Ibn Hajar al Asqalani oleh Al
Allamah Sayyid Ahmad Al Marshafi Al Misri, setelah beliau diberi ijazah oleh Sayyid Abdul
Wahhab bin Ahmad Farhat Asy Syafi'i dari guru-gurunya yang bersambung-sambung sampai
Abdullah bin Amar bin Ash dari Nabi saw., bahwa beliau telah bersabda:

.

"Para penyayang itu akan disayangi oleh Yang Maha Penyayang Yang Maha Suci lagi Maha
Tinggi. Sayangilah olehmu sekalian makhluk yang ada di bumi, niscaya akan menyayangi kamu
sekalian makhluk yang ada di langit".
Pengertian dari hadits ini adalah bahwa orang-orang yang sayang kepada makhluk yang ada di
bumi dari manusia dan binatang yang tidak diperintah membunuhnya dengan berbuat baik
kepadanya, maka Dzat Yang Maha Penyayang akan berbuat baik kepada mereka. Sayangilah
olehmu sekalian siapa saja yang kamu sekalian mampu menyayangi mereka dari jenis-jenis
makhluk Allah taala, meskipun makhluk yang tidak berakal, dengan membelasi mereka dan
berdoa bagi mereka dengan rahmat dan ampunan, niscaya para malaikat akan memohonkan
ampun bagi kamu sekalian. Dan siapakah orang yang disayangi oleh penduduk langit pada
umumnya yang mereka itu lebih banyak dari pada penduduk bumi?
Tidak boleh bagi seseorang untuk mendoakan bagi semua orang Islam agar diampunkan semua
dosanya atau mendoakan untuk seorang fakir agar diberi uang seratus dinar. Tidak ada jalan
baginya yang memudahkan berdoa seperti itu dan dia mengatakan:
"Ini adalah termasuk menyayangi makhluk, karena berdoa seperti itu, yaitu menentukan semua
orang, semua dosa, dan seratus dinar adalah bertentangan dengan nash-nash syara.

Imam Al Ghozali telah dimimpikan dalam tidur lalu dikatakan kepadanya:


"Apakah yang diperlakukan oleh Allah swt. kepadamu?"
Beliau berkata:
"Aku telah dihadapkan kehadapan Allah swt. seraya Allah swt. berfirman kepadaku: "Sebab apa
engkau dihadapkan kepada-Ku?" Maka aku mulai menyebutkan amal-amalku.
Kemudian Allah swt. berfirman:
"Aku tidak menerima amal-amal tersebut. Sesungguhnya yang Aku terima dari kamu hanyalah
pada suatu hari ada sekor lalat yang hinggap pada tinta penamu untuk meminum tinta tersebut,
sedangkan engkau lagi menulis, lalu engkau berhenti menulis karena sayangmu pada lalat
tersebut sehingga lalat tersebut dapat mengambil bagiannya".
Allah swt. berfirman:
"Wahai para malaikat, bawalah hamba-Ku Al Ghozali ini ke dalam sorga!"
Dalam hadits Nabi saw. tersebut di atas, lafal ada dua riwayat; ada yang membaca jazam
sebagai jawab amar dan ada yang membaca rafa' sebagai jumlah du'aiyyah. Dan membaca rafa'
adalah lebih utama, karena doa Nabi saw. tidaklah ditolak.
Di antara sebab-sebab untuk mendapatkan husnul khatimah adalah mengajegkan membaca doadoa berikut:

.

"Ya Allah, muliakanlah ummat Nabi Muhammad ini dengan kebagusan dari kebiasaanmu di
dunia dan akhirat dengan benar-benar kemuliaan bagi orang yang telah Engkau menjadikannya
termasuk ummat Nabi Muhammad saw".
Melanggengkan doa berikut pada waktu antara shalat sunnat subuh dan fardlu subuh:
-2




.
"Ya Allah, ampunkanlah dosa bagi ummat pemimpin kami Nabi Muhammad.
Ya Allah, berilah rahmat ummat dari pemimpin kami Nabi Muhammad.
Ya Allah, tutupilah cacat dari ummat pemimpin kami Nabi Muhammad.
Ya Allah, tamballah kekurangan dari ummat pemimpin kami Nabi Muhammad.

Ya Allah, perbaikilah kerusakan dari ummat pemimpin kami Nabi Muhammad.


Ya Allah, sejahterakanlah ummat dari pemimpin kami Nabi Muhammad.
Ya Allah, jagalah ummat pemimpin kami Nabi Muhammad.
Ya Allah, berilah rahmat ummat pemimpin kami Nabi Muhammad dengan rahmat yang umum
wahai Tuhan seru sekalian alam.
Ya Allah, ampunkanlah dosa dari ummat pemimpin kami Nabi Muhammad dengan ampunan
yang umum wahai Tuhan seru sekalian alam.
Ya Allah, berilah jalan keluar dari kesulitan ummat pemimpin kami Nabi Muhammad dengan
jalan keluar yang segera wahai Tuhan seru sekalian alam".
Mengajekkan membaca doa berikut:
-3

.
"Wahai Tuhan dari setiap sesuatu, demi kekuasaan-Mu terhadap setiap sesuatu, ampunilah daku
pada setiap sesuatu, janganlah Engkau menanyai daku tentang setiap sesuatu, janganlah
Engkau memperhitungkan daku pada setiap sesuatu, dan berilah daku setiap sesuatu".
Kedua hadits yang diterima oleh Syeikh Sihabuddin tersebut diatas, mengisyaratkan kepada kita
untuk tidak pernah berhenti untuk selalu berdoa disamping upaya ikhtiar kita dalam menjalani
kehidupan. Dan larangan untuk meremehkan setiap amal kebaikan sekecil apapun dan
menyepelekan kemaksiatan remeh apapun. Karena akhiran yang diburu orang mukmin dalam
kehidupan ini adalah Khusnul Khotimah/akhiran yang baik, maka kita harus selalu ingat bahwa
Allah menyimpan ridlanya dalam setiap amal kebaikan dan menyimpan amarahnya dalam setiap
kemaksiatan. Jangan-jangan Allah meridloi pekerjaan yang kita anggap remeh dan mengabaikan
segala amal yang kita anggap besar dan patut dibanggakan.
Begitu juga ketika kita menjalankan kemaksiatan yang menurut kita dosa kecil tetapi Allah
marah dan memasukkan kita ke neraka. Untuk itu upaya selalu melanggengkan membaca doa
agar mendapat akhiran yang baik sebagai bukti kerelaan Allah atas kita haruslah diistiqamahkan
disertai upaya untuk menghindar dari perbuatan dzalim dan kemaksiatan dengan sabar. Semoga
sukses!

Você também pode gostar