Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1. TENTANG TEMBAKAU
F - 4.1
F - 4.1
dalam negeri selama kurang dari 10 tahun, sejak tahun 1999 hingga tahun
2009 telah meningkat lebih dari 100%.
Dari penerimaan cukai tersebut, 95% berasal dari cukai hasil
tembakau yang diperoleh dari jenis hasil tembakau (JHT) berupa rokok
sigaret kretek mesin, rokok sigaret tangan, dan rokok sigaret putih mesin
yang dihasilkan oleh industri rokok (Wibowo, 2003). Dari sisi penguasaan
pasar, selama 2004 rokok kretek jelas masih perkasa dengan merebut pangsa
hampir 92%. Sisanya, dinikmati oleh rokok putih. Pada kelompok rokok
kretek ini, pasar terbesar selama bertahun-tahun masih dikuasai oleh
Gudang Garam dengan penguasaan pangsa 30,3%, atau setara 64,7 miliar
batang. Peringkat kedua kini ditempati oleh Sampoerna, yang menggeser
Djarum (39 miliar batang, atau setara 18,2%). Sementara jarak dengan
peringkat ke-4, Bentoel, memang terlalu jauh. Saat ini Bentoel baru
memproduksi 4,1 miliar batang, atau setara 1,9% (Warta Ekonomi, 2005).
Sayangnya industri rokok di Indonesia masih mengandalkan pasar
domestik saja. Itu sebabnya, meski sejumlah produsen sudah melakukan
ekspor, angkanya belum terlalu signifikan. Dalam kurun waktu delapan
tahun terakhir, ekspor rokok terbesar terjadi pada 2004 dengan nilai US$
185,9
juta
meski
secara
umum
nilainya
cenderung
berfluktuasi.
F - 4.1
F - 4.1
F - 4.1
F - 4.1
F - 4.1
ii.
dipakai
Air
Alat
Bak air
Pisau
Botol plastik ukuran 250 ml
Kertas label
Tinta printer
b. Kapasitas produksi
F - 4.1
produksi
pestisida
nabati
dari
tembakau
ini
tidak
5. ANALISIS KEUNTUNGAN
a. Penjualan
Produksi
Penjualan
Rp
Rp
250.000/bulan
50.000/bulan
Rp
300.000/bulan
Rp 1.200.000
Rp 786.000
Rp
15.000
Rp 340.000
Rp 2.100.000
Rp 1.250.000
Rp 1.920.000
Rp 2.100.000
Rp 9.711.000
Rp
Rp
Rp
Rp
25.000
20.000
50.000
5.000
F - 4.1
Rp
100.000
Total Biaya Produksi (TC)= Biaya tetap + Biaya variable + Biaya administrasi
= Rp 300.000 + Rp 9.711.000 + Rp 100.000
= Rp 10.111.000
Keuntungan
10
F - 4.1
DAFTAR PUSTAKA
11