Você está na página 1de 4

A.

Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan memiliki pengertian, yaitu suatu upaya yang dilakukan dalam
sebuah individu atau kelompok dalam sebuah organisasi, bertujuan untuk memelihara
atau

menjaga

kesehatan

dan

meningkatkan

kesehatan,

mencegah

dan

juga

menyembuhkan penyakit, serta mengembalikan kesehatan sebuah individu, keluarga,


kelompok, dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan di Pekalongan didukung oleh fasilitas 8 rumah sakit, 12 puskesmas,
dan 27 Puskesmas Pembantu. Jumlah tenaga kesehatan terdiri dari 175 dokter umum, 72
dokter spesialis, 28 dokter gigi, 470 perawat, dan 108 bidan. Kunjungan pasien rata-rata
250-300 orang per hari. Ketersediaan obat-obtan dirumah sakit dan Puskesmas
mencukupi, sehingga pasien tidak perlu membeli obat-obatan diluar rumah sakit dan
Puskesmas. Untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat, tahun 2011-2012
pemerintah membangun gedung rawat inap Puskesmas Sokorejo, Kecamatan Pekalongan
Timur, dengan anggaran sebesar 1,4 miliar yang berasal dari APBD Kota Pekalongan.
Dengan adanya fasilitas rawat inap di Puskesmas Sokorejo tersebut penduduk kelurahan
Sokorejo dan sekitarnya tidak perlu lagi berobat ke rumah sakit yang lokasinya cukup
jauh. Selain itu pada tahun 2011-2012 dibangun pula Puskesmas Buaran dengan anggaran
Rp 1,8 miliar, dan saat ini pembangunannya telah mencapai sekitar 70%. Tahun 2013
dialokasikan anggaran pembangunan Puskesmas Buaran sebesar Rp 700 juta, dan tahun
2013 direncanakan Puskesmas Buaran beroperasi. Pemerintah juga membangun
Puskesmas Medono tahun 2011-2012 dengan anggaran sebesar Rp 1,4 miliar. Sementara
itu pada tahun 2011 telah dilakukan perbaikan Pustu Podosugih dengan anggaran Rp
217,8 juta dan tahun 2012 perbaikan Pustu Duwet dengan anggaran Rp 255,8 juta. Tahun
2013 direncanakan pembangunan ruang inap Puskesmas Pekalongan Selatan dengan
anggran Rp 900 juta, peningkatan Pustu Salam Manis menjadi Puskesamas Kandang
Panjang dengan anggaran Rp 900 juta, dan perbaikan Pustu Dekoro dengan anggran Rp
235 juta.
Untuk memenuhi tenaga kesehatan yang belum tercukupi, pada tahun 2011
Pemerintahtelah mengangkat 10.810 PTT yang terdiri dari 2.425 dokter, 504
dokter gigi, dan 7.881 bidan . Jadi total sampai dengan tahun 2011 berjumlah
39.452

orang.

Untuk

meningkatkan

mutu

profesi

dokter,

Pemerintah

bekerjasama dengan 13 fakultas kedokteran negeri melaksanakan Program


Intersip

Dokter.

Selama

tahun

2010

sebanyak

401

dokter

telah

menyelesaikan Program, dan pada tahun 2011 sebanyak 1.141 dokter


sedang

mengikuti

program

tersebut.

Khusus

bagi

daerah

terpencil,

pemerintah menyediakan 14 Rumah Sakit Bergerak (RSB) yang dilengkapi


fasilitas pelayanan kesehatan, seperti rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat 24 jam. Pembiayaan operasional RSB pada tahun pertama 100%
ditanggung oleh Kementerian Kesehatan. Pada tahun kedua 75% pada
Kementerian Kesehatan dan 25% pada Pemda, pada tahun ketiga biaya 50%
ditanggung Kementerian Kesehatan dan 50% ditanggung Pemda, sedangkan
pada tahun keempat biaya 100% diserahkan pada Pemda.

Kesimpulan:
Upaya pemerintahan Pekalongan dalam memenuhi kebutuhan Pelayanan Kesehatan
sudah baik demi tercapainya kesejahteraan penduduk pekalongan untuk kebutuhan
Kesehatan.
B. Pelayanan Keperawatan
Judul: Peran Perawat dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Keperawatan Intensif.
Instalasi Rawat Intensif atau unit perawatan intensif adalah suatu unit perawatan di
Rumah Sakit yang khusus mengelola pasien dalam kondisi kritis atau sakit berat, cedera
dengan penyulit yang mengancam jiwa, yang membutuhkan tenaga terlatih dengan
didukung oleh peralatan khusus . Menurut Te Oh (1990), ICU adalah ruang rawat rumah
sakit dengan staf dan perlengkapan khusus ditujukan untuk mengelola pasien dengan
penyakit, trauma atau komplikasi yang mengancam jiwa.
Untuk memberikan pelayanan yang bermutu pada pasien rawat intensif, dibutuhkan
kerjasama antara profesi dokter, perawat, apoteker, radiografer, analis kesehatan, ahli
gizi, fisioterapis, biomedis dan staf pendukung medis di Rumah Sakit. Dalam
memberikan pelayanan pada pasien kritis, peran perawat cukup besar untuk mengelola
pasien dan bersinergi dengan profesi lain untuk menghasilkan pelayanan yang
berkualitas.
Pelayanan keperawatan di ICU merupakan pelayanan yang diberikan kepada pasien
dalam kondisi kritis yang mengancam jiwa, sehingga harus dilaksanakan oleh tim terlatih
dan berpengalaman di ruang perawatan intensif.

Tujuan keperawatan intensif sesuai Standar Pelayanan Keperawatan di ICU (Dep. Kes.
RI , 2006) adalah :
a. Menyelamatkan nyawa
b. Mencegah terjadinya kondisi memburuk dan komplikasi melalui observasi dan
monitoring yang ketat, disertai kemampuan menginterpretasikan setiap data yang
didapat dan melakukan tindak lanjut
c. Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mempertahankan kehidupan
d. Mengoptimalkan kemampuan fungsi organ tubuh pasien
e. Mengurangi angka kematian dan kecacatan pasien kritis dan mempercepat proses
penyembuhan pasien
Untuk mencapai tujuan tersebut, perawat di unit perawatan intensif perlu bekal ilmu dan
pengalaman yang cukup, sehingga kompeten dalam penanganan pasien kritis.
Kompetensi teknikal perawat merupakan kompetensi tidak terbatas pada kemampuan
melakukan tindakan keperawatan namun lebih penting adalah keterampilan mendapatkan
data yang valid dan terpercaya serta keterampilan melakukan pengkajian fisik secara
akurat,

keterampilan

mendiagnostik

masalah

menjadi

diagnosis

keperawatan,

keterampilan memilih dan menentukan intervensi yang tepat (Rosjidi & Harun, 2011).
Selain mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien kritis, perawat di unit
perawatan intensif juga dituntut untuk mampu menjaga mutu pelayanan yang berkulitas.
Dalam menjaga mutu pelayanan di unit perawatan intensif, fungsi dan peran perawat
sangat besar, karena proses perawatan pasien diantaranya dengan observasi kondisi
pasien secara ketat yang dilakukan oleh perawat. Beberapa peran perawat dalam menjaga
mutu pelayanan intensif yaitu : mencuci tangan setiap five moment berinteraksi dengan
pasien, mampu mengatasi pasien dalam keadaan gawat secara cepat, menjaga kesterilan
setiap alat invasive yang terpasang pada pasien, memonitor pasien yang terpasang alat
invasif, mengubah posisi pasien yang tirah baring lama, menjaga keamanan pasien yang
beresiko jatuh, merawat pasien dengan luka post operatif, menjaga kesterilan saat
melakukan suctioning pada pasien dengan ventilasi mekanik serta memelihara kesterilan
selang pada mesin ventilator. Apabila semua staf perawat dapat melaksanakan perannya
dengan, mutu pelayanan unit perawatan intensif seperti dibawah ini dapat terjamin :
a. Memberikan respon time yang cepat dalam penanganan kegawatan

b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Mencegah terjadinya dekubitus


Menurunkan resiko jatuh
Mencegah terjadinya infeksi akibat kateter vena perifer
Mencegah terjadinya infeksi akibat kateter vena sentral
Mencegah terjadinya infeksi atau reaksi alergi akibat transfusi
Mencegah terjadinya infeksi luka operasi
Mencegah terjadinya infeksi saluran kencing akibat pemasangan catheter urin
Mencegah terjadiya ventilator acquired pneumonia
Kompetensi perawat dalam penanganan pasien kritis dan menjaga mutu pelayanan ini
tidak hanya membutuhkan ilmu dan pengalaman yang cukup, namun juga tingkat
kepedulian dalam merawat pasien dengan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang
dimaksud adalah komunikasi perawat dengan pasien, keluarga pasien serta profesi
atau unit lain. Perawat wajib berkomunikasi dengan pasien sadar maupun yang tidak
sadar pada saat melakukan tindakan keperawatan dan komunikasi penting dilakukan
dalam penentuan tingkat kesadaran pasien. Kepada pihak keluarga, perawat perlu
mengorientasikan ruangan, kondisi pasien yang berubah-ubah setiap saat dan hal-hal
penting lainnya agar informasi tentang pasien diterima dengan baik dan kepuasan
keluarga pasien dapat tercapai. Hubungan perawat dengan unit lain atau profesi
kesehatan lain juga memerlukan komunikasi dan kerjasama yang baik agar
pengelolaan pasien kritis bisa optimal serta sasaran keselamatan pasien dapat
tercapai.

Husna Yulianingsih, S.Kep., Ners


Ners Instalasi Rawat Intensif RS UGM
Kesimpulan:
Sebagai perawat untuk mencapai pelayanan keperawatan dalam ICU, perawat di unit
perawatan intensif perlu bekal ilmu dan pengalaman yang cukup, sehingga kompeten
dalam penanganan pasien kritis. Kompetensi teknikal perawat merupakan kompetensi
tidak terbatas pada kemampuan melakukan tindakan keperawatan namun lebih penting
adalah keterampilan mendapatkan data yang valid dan terpercaya serta keterampilan
melakukan pengkajian fisik secara akurat, keterampilan mendiagnostik masalah menjadi
diagnosis keperawatan, keterampilan memilih dan menentukan intervensi yang tepat.

Você também pode gostar