Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ipem4425/HubunganKewenanganPusatDaerahMenurutUU.htm
2
http://www.rumahpemilu.org/in/read/105/Rancangan-Undang-undang-tentangPemerintahan-Daerah
3
http://www.rumahpemilu.org/in/read/105/Rancangan-Undang-undang-tentangPemerintahan-Daerah
yang lama. Mekanismenya adalah melalui pengusungan oleh pasrtai pengusung oleh DPRD,
asalkan sisa masa jabatannya minimal selama 18 bulan.
Selain itu, Pasal 65 Ayat (2) UU Pemda yang baru memberikan wewenang kepada kepala daerah
untuk mengambil kebijakan khusus apabila terjadi kondisi di daerah sebagai wewenang atributif
yang diamanatkan dalam undang-undang.
Aturan baru ini juga mengatur bahwa kepala daerah yang tersangkut kasus hukum baik yang
ditangkap ataupun menjadi tersangka tidak diperbolehkan untuk menjalankan tugas dan
wewenangnya sebagai kepala daerah. Dengan begitu, Kementerian Dalam negeri akan
menetapkan wakil kepaa daerah sebagai pelaksana tugas agar pemerintahan dan pelayanan
terhadap masyarakat terus berjalan secara stabil.
Beberapa kewenangan pemerintah tingkat kabupaten kota ditarik ke pemerintah tingkat di
atasnya. Misalnya kewenangan bidang kelautan, energi sumber daya alam dibagi dua dengan
pemerintah tingkat provinsi. Pembagian itu dilakukan agar menjadi upaya penguatan hubungan
antara pemerintah daerah tingkat satu dan dua dalam menciptakan tata kelola yang efektif. 4
Selain itu, UU Pemda memberikan kelelluasaan Pemda melakukan hal-hal demi kemakmuran
daerahnya tanpa dihantui pelanggaran hukum maupun kriminalisasi. UU Pemda ini
mengamanatkan rambu pemerkaran daerah dengan cara gubernur memang berwenang
mengajukan usulan daerah otonomi yang baru kepada DPR. Namun, mesti melalui persiapan
dengan proses yang memakan waktu tiga tahun. Apabila dalam jangka waktu tersebut tidak
menunjukkan kesiapan, maka usulan otonomi daerah baru tersebut dikembalikan ke Pemda asal.
Jika siap, maka akan dibentuk perundangan tersendiri terkait usulan daerah otonomi yang baru.
Dalam UU Pemda yang lama, urusan pemerintahan tersebut menyangkut terjaminnya
kelangsungan hidup bangsa dan negara secara keseluruhan,yakni urusan pemerintahan yang
terdiri dari: 5
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt54258076a876a/saatnya-memperbaiki-tatakelola-pemerintahan-daerah
5
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ipem4425/HubunganKewenanganPusatDaerahMenurutUU.htm
a.
Politik Luar Negeri, dalam arti mengangkat pejabat diplomatik dan menunjuk warga
negara untuk duduk dalam jabatan lembaga internasional, menetapkan kebijakan luar negeri,
melakukan perjanjian dengan negara lain, menetapkan kebijakan perdagangan luar negeri, dan
sebagainya;
b.
damai dan perang, menyatakan negara atau sebagian wilayah negara dalam keadaan bahaya,
membangun dan mengembangkan sistem pertahanan negara dan persenjataan, menetapkan
kebijakan untuk wajib militer, bela negara bagi setiap warga negara dan sebagainya;
c.
Moneter, misalnya mencetak uang dan menentukan nilai mata uang, menetapkan
Agama, misalnya menetapkan hari libur keagamaan yang berlaku secara nasional,
antara
lain
meliputi
eksternalitas,akuntabilitas,
dan
efisiensi
dengan
menjadi urusan kabupaten/kota, yang bersifat lintas kabupaten/kota menjadi urusan provinsi dan
yang bersifat lintas provinsi menjadi kewenangan pusat. Untuk mencegah suatu daerah
menghindari sesuatu urusan yang sebenarnya esensial untuk daerah tersebut, maka perlu adanya
penentuan standar urusan dasar atau pokok yang harus dilakukan oleh suatu daerah sesuai
dengan kebutuhan masyarakat setempat seperti pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.
Dalam Bab III Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
ditegaskan bahwa pemerintah daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang tentang pemerintahan
daerah ini ditentukan menjadi urusan pemerintah (politik luar negeri, pertahanan, keamanan,
yustisi, moneter dan fiskal nasional, dan agama). Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah, pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan. Pelaksanaan urusan pemerintahan oleh daerah dapat diselenggarakan secara
langsung oleh pemerintahan daerah itu sendiri dan dapat pula penugasan oleh pemerintah
provinsi ke pemerintah kabupaten/kota dan desa atau penugasan dari pemerintah kabupaten/kota
ke desa. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah terdiri atas urusan
wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib dalam kaitan ini adalah urusan yang sangat mendasar
yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga negara, antara lain perlindungan hak
konstitusional; perlindungan kepentingan nasional, kesejahteraan masyarakat, ketentraman dan
ketertiban umum dalam kerangka menjaga keutuhan negara kesatuan republik Indonesia;
pemenuhan komitmen nasional yang berhubungan dengan perjanjian dan konvensi internasional.
Sedangkan urusan pilihan dalam kaitan ini adalah urusan yang secara nyata ada di daerah dan
berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan
potensi unggulan daerah. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib berpedoman
pada standar pelayanan minimal, dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh pemerintah.
Urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan,
pengalihan
sarana
dan
prasarana
serta
kepegawaian
sesuai
dengan
urusan
yang
didesentralisasikan.
Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi merupakan urusan dalam
skala provinsi yang meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
fasilitasi
pengembangan
koperasi,usaha
kecil,
dan
menengah
termasuk
lintas
kabupaten/kota;
j.
k.
l.
m.
n.
o.
kabupaten/kota; dan
p.
Urusan pemerintahan provinsi yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara
nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi,
kekhasan, dan potensi unggulan daerah provinsi yang bersangkutan.
Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota merupakan
urusan berskala kabupaten/kota meliputi :
a.
a.
b.
c.
d.
e.
penyelenggaraan pendidikan;
f.
g.
h.
i.
j.
pelayanan pertanahan;
k.
l.
m.
n.
o.
Urusan pemerintahan kabupaten/kota yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang
secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan
kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan.
Dengan demikian, hubungan pusat-daerah dalam bidang kewenangan akan terlihat dalam
pelaksanaan berbagai urusan yang bersifat concurrent dan urusan wajib yang menjadi
kewenangan pemerintah daerah.
Sedangkan dalam UU Pemda yang baru, pada bagian I terdapat penjelasan mengenai hubungan
pemerintah pusat dan daerah. Hubungan Pemerintah Pusat dengan Daerah dapat dirunut dari
alinea ketiga dan keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Alinea ketiga memuat pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia. Sedangkan alinea
keempat memuat pernyataan bahwa setelah menyatakan kemerdekaan, yang pertama kali
dibentuk adalah Pemerintah Negara Indonesia yaitu Pemerintah Nasional yang bertanggung
jawab mengatur dan mengurus bangsa Indonesia. Lebih lanjut dinyatakan bahwa tugas
Pemerintah Negara Indonesia adalah melindungi seluruh bangsa dan tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut memelihara
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Selanjutnya
Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa
Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai
Negara kesatuan adalah dibentuknya pemerintah Negara Indonesia sebagai pemerintah nasional
untuk pertama kalinya dan kemudian pemerintah nasional tersebutlah yang kemudian
membentuk Daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Kemudian Pasal 18 ayat
(2) dan ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan
bahwa Pemerintahan Daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan
Pemerintahan menurut Asas Otonomi dan Tugas Pembantuan dan diberikan otonomi yang
seluas-luasnya. Pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada Daerah diarahkan untuk
mempercepat
terwujudnya
kesejahteraan
masyarakat
melalui
peningkatan
pelayanan,
pemberdayaan, dan peran serta masyarakat. Di samping itu melalui otonomi luas, dalam
lingkungan strategis globalisasi, Daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan
memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta
potensi
dan
keanekaragaman
Daerah
dalam
sistem
Negara
Kesatuan
Republik
terwujudnya
kesejahteraan
masyarakat
melalui
peningkatan
pelayanan,
pemberdayaan, dan peran serta masyarakat. Di samping itu melalui otonomi luas, dalam
lingkungan strategis globalisasi, Daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan
memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta
potensi
dan
keanekaragaman
Daerah
dalam
sistem
Negara
Kesatuan
Republik