Você está na página 1de 1

Analisa Funding UNDP terhadap komunitas LGBT di Negara-negara Asia Tenggara.

Publik dikejutkan dengan kabar bahwa UNDP(United Nations Development Program)


memberikan bantuan dana sebesar 8 juta dollar kepada program LGBT di negara-negara Asia
Tenggara seperti Thailand, Indonesia dan Filipina. Tujuan UNDP ini sendiri adalah membangun
dan memberdayakan masyarakat untuk mendukung LGBT dan komunitasnya mengetahui hakhaknya. Tujuan akhirnya adalah untuk menggerakan komunitas LGBT mendorong pemerintah
melakukan perubahan kebijakan demi terjaminnya hak-hak LGBT ini, yaitu meningkatkan
kapasitas pemerintah mulai dari otoritas hukum hingga lembaga HAM untuk merumuskan
kebijakan berkaitan dengan orientasi seksual dan identitas gender.1
Bila melihat dari kacamata neo-liberal institusional, sebelumnya kita harus melihat dulu
UNDP sebagai Organisasi Internasional mendapatkan suntikan dana dari negara-negara maju
untuk mensukseskan programnya, dalam kasus ini adalah Amerika Serikat. UNDP bergerak
sebagai sebuah institusi yang membawa pengaruh terhadap aktor lain dalam Hubungan
Internasional.2 Dikutip dari UNDP sendiri, tujuan dari bantuan dana sebagai langkah
mensukseskan program ini adalah untuk meningkatkan peran kaum LGBT dalam pembuatan
kebijakan pemerintah dari berbagai aspek serta meningkatkan pemahaman pemegang saham
dengan dimensi pembangunan yang baru, yaitu dengan keberadaan kaum LGBT ini. 3
Tindakan UNDP ini tentunya menimbulkan respon dari negara-negara terkait karena
bantuan dana tersebut berpotensi menimbulkan polemik karena bertentangan dengan nilai-nilai
norma yang ada, khususnya di Indonesia. Hal tersebut akan menimbulkan efek domino serta
memberikan keuntungan terhadap pihak-pihak tertentu. UNDP sebagai pemberi dana tersebut
justru mampu melahirkan kontroversi di masyarakat negara-negara terkait mengenai apakah
komunitas LGBT harus mendapat bantuan dana dan dukungan atau tidak. Pergesekan nilai di
masyarakat dapat terjadi dan hal ini disebabkan oleh pengaruh besar institusi internasional yaitu
UNDP. Dalam hal tersebut, maka institusi memberi pengaruh yang akan berefek domino
terhadap aktor lainnya satu sama lain dimana akan ada pihak yang untung dan rugi.

1 http://www.thejakartapost.com/news/2016/02/15/kalla-requests-undp-not-fundlgbt-groups.html
2 Robert O Keohane, Neoliberal Institutionalism: a Perspective on World Politics, in
Internasional Institutions and State Power, Boulder: Westview Press, 1989, pp. 1-20
3 http://www.asiapacific.undp.org/content/rbap/en/home/operations/projects/overview/being-lgbt-inasia.html

Você também pode gostar