Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1. Melalui KONI Secara oprasional memang KONI hanya bersifat koordinator pada
cabang olahraga prestasi. Pengda yang telah resmi menjadi anggota KONI sebagai
anggotanya, tetapi pada saat ini kelihatannya KONI harus lebih berperan aktif dengan
membentuk pelatda jangka panjang, yang dikelola langsung oleh KONI, tentunya hanya
diarahkan pada cabang-cabang olahraga prioritas, dibawah kordinasi Bidang
Pembinaan Prestasi (BINPRES). Karena kalau kita percayakan sepenuhnya pada
Pengda belum tentu dapat dilakukan secara optimal, hal ini terbentur pada SDM, dana,
Sarana dan prasarana, dan masih banyak permasalahan lainnya, sehingga hasil yang
didapat belum tentu optimal. Untuk KONI harus mengambil inisiatif dalam pembinaan
menuju prestasi tinggi baik ditingkat propinsi maupun KONI ditingkat Kabupaten / Kota,
dengan membentuk tim yang professional, artinya ia bekerja sesuai dengan
keilmuannya dan dapat dipertanggungjawabkan kinerjanya.
2. Melalui Pengprov, pada saat ini Pengprov masih belum optimal dalam melaksanakan
kinerjanya. Artinya masih banyak Pengprov yang belum mandiri. Untuk itu Pengprov
harus lebih mandiri di dalam menangani cabang olahraga yang dikelolanya, terutama
dalam segi pendanaan.. Untuk mengoptimalkan kinerja Pengprov harus mandiri dan
harus memberdayakan Pengcap. Karena keberhasilan Pengda bila Pengda dapat
membentuk Pengcab disetiap Kabupaten / Kota dan Keberhasilan Pengcab dapat
membentuk club-club olahraga sebanyak mungkin. Ujung tombak pembinaan olahraga
di masyarakat terletak pada club olahraga tersebut, dengan memperbanyak club-club
olahraga di tingkat kecamatan dan Kelurahan / Desa di kecamatan sebagai organisasi
olahraga masyarakat yang bersifat volunter, dan memperbanyak kompetisi baik antar
club, antar kecamatan, Kabupaten/ Kota dan pada akhuirnya di tingkat Provinsi
(PORDA). Karena kompetisi merupakan salah satu komponen yang paling efektif untuk
motivasi dalam pembinaan olahraga.prestasi. Karena Olahraga selalu berbentuk
pertandingan dan latihan-latihan yang dikerjakan, karena pertandingan yang akan
dating harus dimenangkan (Ateng: 1987.6). jadi setiap olahragawan yang mengikuti
kompetisi bertujuan untuk memenangkan kompetisi tersebut. Sehingga perlu adanya
latihan-latihan yang keras agar tujuan untuk menjadi juara dapat tercapai.
Bila semua jalur dapat berjalan secara sinergis, harmonis dan berkesinambungan,
maka prestasi olahraga akan mudah untuk diciptakan, karena pada dasarnya prestasi
akan tercipta bila pemasalan dan pembibitan/pemanduan bakat berjalan dengan baik,
dengan dilakukan pembinaan yang terus menerus dengan program-program yang jelas,
maka prestasi akan terlahir dengan sendirinya, Pembibitan / pemanduan bakat dapat
dilakukan melalui kompetisi yang teratur terarah dan terprogram sesuai hirarki
pembinaan (dari tingkat bawah). Pembinaan olahraga untuk mencapai prestasi tinggi
diperlukan waktu yang cukup panjang melalui berbagai tahapan. Adapun pentahapan
tersebut dimulai dari:
(2) Tahap Pemanduan bakat, pemanduan bakat merupakan tahap kedua setelah
permasalan sebagai sarana untuk memilih atlet-atlet yang berpotensi / berbakat untuk
dikembangkan lebih tinggi. Proses pemanduan bakat perlu dilakukan secara cermat,
dengan melibatkan instrument-instrumen baku berdasarkan IPTEK. Pemanduan bakat
tidak hanya berdasarkan hasil juara pada setiap kompetisi, tetapi juga harus lebih detil
dalam mendiagnose atlet yang berpotensi baik dari segi athropometri terutama cabang
olahraga yang memiliki persyaratan tinggi badan, seperti basket, volley ball, mental
(psikologis), kesegaran fisik, teknik/taktik dan keterampilannya.
(3) Tahap pembinaan/pelatihan, dalam proses pelaksanaan latihan, setelah dilakukan
pemanduan bakat untuk olahraga pelajar dan mahasiswa dipusatkan pada PPLP
(Pusat Pendidikan Latihan Pelajar) & PPLM (Pusat Pendidikan Latihan Mahasiswa)
dikelola oleh Dispora. Sedangkan untuk jalur masyarakat dilakukan memalui PELATDA
jangka panjang atau sering disebut Pelatda berjalan yang langsung dikelola oleh KONI
bersama Pengprov dibawah kendali Bidang Pembinaan Prestasi (BINPRES) KONI
Propinsi ditingkat propinsi KONI Kabupaten / Kota di Kabupaten / Kota. Kegiatan ini
harus dilakukan secara terus menerus sebagai trening camp olahraga baik ditingkat
kabupaten Kota, Provinsi maupun di tingkat nasional, Latihan adalahn proses yang
sistimatis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian
hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya (Harsono: 1982.101), bila
kegiatan ini di lakukan disetiap daeran diseluruh Indonesia, maka prestasi olahraga
Indonesia sebagai Negara besar akan diperhitungkan ditingkat internasional.
Gunung Kidul (Atlet-atlet yang pernah dan selalu meraih medali dalam
kejuaraan tingkat daerah maupun nasional).
3. Atlet-atlet peserta PUSLATDA PON KONI DIY
b. Menyelenggarakan Tes Kesehatan & Fisik
Setelah terjaring dan terseleksi secara administrasi, maka calon-calon atlet
PUSLATKOT harus mengikuti dan lolos tes kesehatan dan tes fisik dengan
kriteria sesuai cabang olahraganya masing-masing. Kegiatan ini akan dibawah
koordinasi Bidang Kesehatan dan Fisik Atlet PUSLATKOT KONI Kota
Yogyakarta. Kegiatan tes akan dilakukan sebanyak 2 kali dalam tahun 2012 ini,
yaitu pada minggu terakhir bulan April atau awal bulan Mei 2012 (pretest) dan
pada bulan Desember 2012 (post-test). Kegiatan tes meliputi tes kesehatan dan
fisik. Tes kesehatan meliputi : TB, BB, Tekanan Darah dan HB. Dan tes fisik
meliputi : Tes Kekuatan dengan Tes Kekuatan Otot Tungkai atau Lompat Tegak
(Vertical Jump), Tes Kecepatan dengan Lari (Sprint) 20 meter atau Lari bolakbalik
(Shuttle Run), Tes Daya tahan dengan Lari 15 menit(Balke) atau Multi
Stage Run dan Tes Kelentukan dengan Sit and Reach. Kegiatan tes dapat
dilakukan di luar jadual tersebut jika terdapat atlet yang dipromosikan oleh
pengurus cabang olahraga setelah diadakanya tes pertama (pretest)
c. Menyelenggarakan HTF (Atlet Tangkas), Latihan Fisik dan Mental Bersama
Setelah terjaring dan terseleksi secara administrasi, kesehatan dan kondisi
fisiknya maka calon-calon atlet PUSLATKOT akan ditetapkan sebagai atlet
PUSLATKOT dengan SK KONI Kota Yogyakarta, menandatangi surat perjanjian
secara tertulis dan harus mau menjalani serangkaian kegiatan latihan bersama.
Latihan-latihan tersebut meliputi :
1. Latihan menjadi Atlet Tangkas atau HTF (How To Find A Fine Fighter)
Latihan HTF berupa kegiatan atau aktifitas luar ruangan dengan waktu
setengah hari (halfday outbond). Kegiatan ini direncanakan sebanyak 2 (dua)
kali, yaitu akan pada bulan Juni 2012, tidak menginap dan latihan mental
Pengolahraga
Tenaga Keolahragaan
Tenaga keolahragaan adalah setiap orang yang memiliki kualifikasi dan sertifikat
kompetensi dalam bidang olahraga (UU RI Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional Bab I pasal 1 ayat 9), yang di dalamnya terdapat pelatih, wasit,
guru, manajer, instruktur dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya
(Kemenegpora RI, 2006: 13).
Pelatih adalah tokoh sentral dalam proses pelatihan olahraga. Pelatih adalah orang
yang memberi bimbingan/tuntunan kepada atlet agar dapat dicapai prestasi olahraga
yang optimal (Widijoto, 2007). Pelatih adalah seorang yang profesional yang bertugas
membantu, membimbing, membina, dan mengarahkan atlet terpilih berbakat untuk
merealisasi prestasi maksimal dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (KONI tentang
Proyek garuda Emas, 1998: B-16). Pelatih adalah orang yang berperan untuk
membantu atlet memantapkan penampilan serta meningkatkan seluruh potensinya,
sehingga mampu berprestasi tinggi dalam cabang olahraganya (Harsuki, 2003, 374).
Wasit adalah seorang pengadil di lapangan pada setiap pertandingan olahraga. Setiap
pertandingan olahraga dipimpin oleh seorang wasit yang memiliki wewenang penuh
untuk memimpin suatu pertandingan olahraga dan memegang teguh peraturan
permainan pertandingan olahraga, terhitung mulai dari saat masuk sampai dengan
meninggalkan lapangan tersebut. Wasit adalah seorang yang memiliki wewenang untuk
mengatur jalannya suatu pertandingan olahraga. Ada bermacam-macam istilah wasit.
Dalam bahasa Inggris dikenal referee, umpire, judge atau linesman (Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas, http://id.wikipedia.org/wiki/Wasit).
3.
Pengorganisasian.
Pendanaan
Metode
Penghargaan Keolahragaan
bentuk material dan /atau nonmaterial (UU RI No.3 Tahun 2005 tentang SKN pasal 1
ayat 19). Dalam UU RI
No. 3 tahun 2005 tentang SKN pasal 86 ayat 1 disebutkan bahwa setiap pelaku
olahraga, organisasi olahraga,