Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh :
Khasman Zaini
DEFENISI BIROKRASI
Secara Etimologis :
Kata birokrasi berasal dari :
bureau (bhs Perancis) = kantor
kratia atau kratos (bhs Yunani) = kekuasaan atau aturan.
Dari asal kedua kata bureau dan kratos dapat diartikan birokrasi adalah
bentuk kekuasaan atau pengaturan urusan publik di tangan kantor-kantor
(pemerintah).
Birokrasi menurut para ahli:
Max Weber
Birokrasi adalah suatu organisasi yang berlandaskan sistem kewenangan yang
Birokrasi dicetuskan oleh Max Weber. Bukunya The Theory of Social and Economic
Organizations serta Essay in Sociology menjadi kajian utama para ilmuwan di berbagai
negara tetapi yang paling utama dibahas adalah birokrasi. Bagi Weber birokrasi
adalah metode organisasi terbaik dengan spesialisasi tugas.
Prof. Miftah dengan gaya penulisan yang menarik, ringan dan renyah namun kental
dengan nuansa ilmiah mengajak pembaca untuk menyelami alur berpikir Max Weber
seorang Begawan Ilmu Administrasi. Dengan menggunakan metode novel Prof.
Miftah membuat pembaca memahami Ilmu Administrasi seasyik membaca karya
karangan Dan Brown, Stephanie Meyer bahkan Paulo Cuelho.
Max
Weber
memperkenalkan
sebuah
konsep
universal
dengan
rasional
yang
menjelaskan tata hubungan orang dalam suatu organisasi dalam menjalankan sebuah
1
* Disusun untuk mata kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Publik, Oktober 2014
pekerjaannya yang diatur oleh hukum dalam mencapai suatu tujuan organisasi.
Konsep ini disebut Weber dengan ideal type, ideal type dirancang untuk mampu
menampung
menekankan
prinsi-prinsip
pada
kehidupan
impersonalitas
manusia
untuk
secara
mencapai
berorganisasi,
rasionalitas. Artinya
yang
tidak
tata
jenjang
dalam
kedinasan
dan
tingkat
kewenangan
agar
terjadi
para pejabat
sesuai pembagian
tugas
dan
fungsi
dalam
manajemen
dan apa yang dicita-citakan Max Weber itu akhirnya terwujud. Personal dalam sebuah
organisasi harus bisa memposisikan dirinya kapan dia akan membangun hubungan
personalitas dan pada situasi formal kita membangun hubungan inpersonal.
Di sisi lai, terkait dengan penerapan kebijakan New Public Service yang menyatakan
bahwa seluruh masyarakat berhak untuk mendapatkan pelayanan yang sama tanpa
memandang siapa yang akan dilayani dan standar pelayanan yang akan diberikan,
konsep ideal typenya Weber bisa menjadi solusi. Pelayanan publik di Indonesia
masih kental dengan nuansa personalistik, cauvimisme bahkan penerapan standar
ganda dalam proses penyampaian layanan tersebut. Tentu saja harus ada modifikasi
terhadap konsep ini agar tdak terlalu kaku dan lebih mempertimbangkan sisi humani
personal yang terlibat didalamnya. Membandingkan konsep ideal typenya Weber
dengan kritikan dari mazhab futurologist seperti Waren Bennis dapat ditarik benang
merah bahwa sebuah sistem birokrasi akan bertahan lama jika memberikan porsi yang
lebih besar terhadap sisi manusia dari personel yang terlibat.
Dari beberapa hal tersebut diatas dapat kita simpulkan bahwa hubungan kerja
diantara orang-orang dalam organisasi di indonesia harus didasarkan pada prinsip
persolitas dan inpersonalitas dan dalam pembentukan organisasi disesuaikan dengan
kebutuhan pada saat itu.
Referensi:
1. Thoha, Miftah , 2012, Birokrasi Pemerintah dan Kekuasaan di Indonesia, Thafa
Media, Yogyakarta.
2. Primadoansyah,
Denny,
http://dennybl.blogspot.com/2012/05
2012,
/birokrasi.html,
BIROKRASI,
diakses
tanggal
28
September 2014.