Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Metodologi
1. Bahan
Polietilen tereftalat (PET) diperoleh dari botol minuman plastik PET berwarna
transparan. Pelarut fenol (Merck Millipore) dan non-solvent adalah akuades yang
diperoleh dari Balai Riset dan Standarisasi Industri Banda Aceh (Baristand). Sebagai
aditiv digunakan polietersulfon (PES) dengan berat molekul rata-rata 65000 diperoleh
dari BASF Co. (Ludwigshafen, German) dan polivinilpirolidon (PVP) diperoloh dari
Sigma Aldrich.
2. Preparasi membran
Botol plastik PET dipotong kecil kecil menyerupai bulir beras. Kemudian
ditimbang bersama aditiv pada komposisi tertentu lalu ditambahkan pelarut fenol
dengan komposisi tertentu. Campuran tersebut diaduk pada suhu 100oC menggunakan
oil bath hingga diperoleh larutan homogen. Diamkan sejenak hingga gelembung gas
hilang. Kemudian, dilakukan pencetakan menggunakan aplikator di media support
kaca berukuran 30x20x0,5 cm. Terakhir, celupkan media support bersama larutan
cetak ke dalam sebuah wadah berisikan non-solvent akuades.
Tabel 1. Komposisi Larutan Polimer
Polimer (%berat)
Aditif (%berat)
Pelarut (%berat)
Polietilentereftalat (20%)
Fenol (80%)
Polietilentereftalat (20%)
Polietersulfon (3%)
Fenol (77%)
Polietilensulfon (20%)
Polietilentereftalat (3%)
Fenol (77%)
Polivinilpirolidon (3%)
Fenol (77%)
Gambar 4. Pencitraan SEM cross section membran : (A) PET 20% , (B) PES 20%
PET 3%, (C) PET 20% PES 3%, (D) PET 20% PVP 3%.
Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa membran memiliki strukur asimetrik. Pencitraan
cross section dari membran PET berbeda tergantung dengan aditif yang ditambahkan.
Membran dengan komposisi PET 20% memiliki struktur tanpa makrovoid. Hal ini
dikarenakan terjadi delay demixing pada saat dicelupkan pada bak koagulasi berisikan
non-solvent air. Terjadinya delay demixing menyebabkan struktur membran menjadi
lebih dense/rapat (Shieh,1997).
Penambahan aditiv memberikan struktur morfologi baru terhadap pori
membran. Pada Gambar 4(B) dan 4(D) terlihat makrovoid kecil yang sangat seragam
dan tersebar. Gambar 4(C) menunjukkan perubahan struktur yang signifikan. Lapisan
cross section didominasikan oleh makrovoid yang besar. Pengaruh aditiv PES
memberikan peran penting dalam pembentukan makrovoid pada membran PET. Ini
dikarenakan polimer PES memiliki perbedaan solubilitas parameter yang jauh
terhadap air. Sehingga memberikan dampak instan demixing penyebab terbentuknya
makrovoid (Hilal, 2015).
3. Permeabilitas air murni
Untuk menentukan nilai-nilai koefisien permeabilitas membran (Lp)
digunakan air murni sebagai umpan pada tekanan operasi yang ditentukan. Hasil
permeabilitas air pada masing masing membrane dapat dilihat pada Gambar 5.
85.61
49.94
27.52
PET 20%
kerusakan lingkungan yang disebabkan sampah botol PET dapat dikurangi dengan
mengubahnya menjadi material yang memiliki nilai pakai tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Arahman. N., (2012), Konsep Dasar Proses Pembuatan Membran Berpori dengan
Metode Non-Solvent Induced Phase Separation Penentuan Cloud Point dan
diagram tiga phasa, Jurnal Rekayasa & Lingkungan, 2 (9) : 68-73
Guo. Y, Cui. W, Xu. W, Jiang. Y, Liu. H, Xu. J, Gao. Z, Liu. L, Effect of PVP
Hydrophilic Additive on the Morphology and Properties of PVDF Porous
Membranes, Advanced Materials Research, (981) : 891-894
Hilal. N., Ismail. A.F., Wright. C.J, (2015), Membrane Fabrication , CRC Press :
London
Mulder. M., (1996), Basic Principle of Membrane Technology, 2nd edition, Kluwer
Academic Publisher : London
Shieh. J-J., Chung, T.S, (1997), Effect of liquid-liquid demixing on the membrane
morphology, gas permeation, thermal and mechanical properties of cellulose
acetate hollow fibers, Journal of Membrane Science, 140 : 67-79
Sleight, K. (2011) : How Quickly Does Plastic Breakdown? The New Biodegradable
Plastic Option, Diakses di : http://www.brighthub.com/environment/greenliving/articles/107380.aspx