Você está na página 1de 19

Analisa Manajemen Stratejik PT Unilever Indonesia

Pendahuluan
Sejarah perusahaan
Unilever merupakan sebuah perusahaan multinasional yang memproduksi barang
konsumen yang bermarkas di Rotterdam, Belanda. Perusahaan ini didirikan tahun 1930. Memproduksi
makanan, minuman, pembersih, dan konsumen pribadi. Beberapa merek terkenal milik
Unilever adalah: Rinso, Sunsilk, Dove dan Clear.
Di Indonesia, Unilever bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen,
margarin,minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman
dari teh dan produk-produk kosmetik.
Unilever Indonesia didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken
N.V.Lever. Pada 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia dan
pada 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk.
Unilever Indonesia mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya pada tahun 1981.
Unilever merupakan sebuah perusahaan multinasional, berarti Unilever memiliki
pasar yang berbeda-beda karakter di tiap-tiap negara. Hal ini mengharuskan Unilever untuk
memahami kebutuhan pelanggannya di pasar tiap Negara yang berbeda. Unilever tidak selalu
bisa menawarkan produk yang sama di pasar berbeda. Misalnya sampo Clear yang merupakan merek
anti-ketombe terbesar di Indonesia, salah satu kinerja luar biasa Clear adalah karena iklim
tropis Indonesia yang mengakibatkan kelembaban membuat ketombe menjadi masalah umum
masyarakat Indonesia, dan oleh karena itu timbul daya tarik besar untuk menggunakan sampo
anti ketombe di Indonesia. Dan Clear anti ketombe tidak bisa ditawarkan dengan konsep yang
sama diluar daerah tropis seperti Eropa.
Banyaknya bauran produk dari Unilever, keragaman produk ini menunjukkan bahwa
Unilever ingin memenuhi kebutuhan konsumen yang beragam pula. Dengan produk-produk
yang menyentuh kebutuhan sehari-hari, Unilever mencoba menawarkan produknya sebagai
orientasi pemenuhan kebutuhan konsumen sehari-hari, misalnya shampoo clear yang benar-benar
menanamkan image sebagai shampoo anti-ketombe.

Unilever menggunakan riset pasar, sebelum menciptakan dan meluncurkan suatu


produk. Melalui riset yang tepat, sebuah perusahaan akan mampu memenuhi kebutuhan pasar
yang telah dibidik, bahkan mampu menjadi market leader. Itulah mengapa Unilever selalu
berhasil di pasar berbagai Negara yang berbeda.
Di dalam menghadapi persaingan antar perusahan, PT. UNILEVER,tbk memiliki
strategi-strategi dalam menghadapi persaingan-persaingan antar perusahaan, strategi itu
antara lain:
A.

VISI dan Misi


Visi Unilever adalah To become the first choice of consumer, costumer and
community
Misi Unilever adalah :

Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi
konsumen

Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.

Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.

Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi.

Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikan imbalan


di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham.

Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada masyarakat dan lingkungan
hidup.

B.

Stuktur Jabatan PT Unilever Tbk

Pada bagan Pembagian struktur organisasi PT Unilever Indonesia di atas , dapat


diketahui bahwa Pembagiannya berdasarkan pada product yang dihasilkan oleh masing
masing divisi , dan juga dibagi berdasarkan fungtionalnya , berikut adalah perinciannya:

Pembagian pertama adalah berdasarkan pada product yang dihasilkan:

Director Food adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengan produk
makanan yang dihasilkan Unilever

Director Ice Cream adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengan produk
ice cream yang dihasilkan Unilever.

Pembagian kedua adalah berdasarkan functionalnya:

Chief financial officer adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengansemua
keuangan yang ada pada Unilever.

Home dan personal care adalah bekerja mengurusi semua yang ada di dalam perusahaan ,
berkaitan dengan individu kepegawaian.

Supplaychain adalah bagian untuk Mengatasi permasalahan bahan baku (suply chain)
Customer development adalah bagian untuk mengurusi tentang masalah customer,
merangkul customer sebanyak banyak nya.

Human Resources dan corporate relation: adalah bagian untuk human resource dan
hubungan antar perusahaan atau yang bekerjasama dengan perusahaan.
Dapat dilihat pada gambar bagan struktur organisasi di atas, bahwa setiap pembagian
director mempunyai sub divisi yang berada di bawahnya. Contohnya director home dan
personal care,mempunyai sub divisi yaitu comercial HPC dan Marketing HPC , setiap
kegiatan yang dilakukan oleh dua divisi yang ada di bawah director , akan ada dibawah
pengawasan director, begitupula pada marketing HPC ada home care dan personal care ,
home care dan personal care akan berada di bawah pengawasan marketing HPC sehingga
segala pngaduan kerja harus melalui marketing HPC dan tidak boleh langsung ke director.
Walaupun demikian, karena Unilever adalah learning organitation, maka sharing
antar divisi boleh dilakukan, tidak mengenal struktur organisasi. Akan tetapi permasalahan
interen di dalam divisi ini harus diselesaikan per divisi secara urutan struktur organisasi.

C.

Analisa Strategi Berdasarkan Analisa Swots


Analisis strategi dapat dilakukan dengan membandingkan pengaruh internal dan
eksternal perusahaan. Dari sisi eksternal yang dilihat adalah peluang dan ancaman dari luar
perusahaan baik dari perusahaan sejenis atau bukan, sedangkan dari sisi internalnya akan

dilihat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.

Hasil analisis tersebut akan digunakan untuk meningkatkan daya saing PT. Unilever
Indonesia, Tbk. Dari hasil analisa tersebut dapat diarnbil kesimpulan tentang baik
buruknya strategi perusahaan, dan dapat dilihat manfaat dan kekurangan dari strategi yang
diambil
1.
A.

a)

Internal perusahaan:
Kekuatan:

Unilever gencar promosi di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen dapat terus
terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah mendorong
pertumbuhan penjualan di tengah pasar yang kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai salah
satu perusahaan dengan belanja iklan terbesar menurut majalah marketing

b)

Strategi promosi produk unilever yang efektif dengan menampilkan model-model yang
tipikal muda, berkulit putih, berambut panjang sehingga memacu konsumen (lebih spesifik
perempuan) untuk membeli produk tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil yang diterima
di model dalam iklan tersebut.

c)

PT Unilever Indonesia tbk sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi
produknya hingga ke daerah-daerah dapat terlayani

d)

PT.

Unilever

Indonesia,

Tbk

banyak

melakukan

CSR (Corporate

social

responsibility) pada lingkungarnya agar dapat lebih dekat dengan konsumen.


Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.

f)

Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terarnpil, dan termotivasi disegenap
jajaran.

g)

Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan distributor
untuk menghantar produk-produk dari pabrik ketempat penjualan.

h)

PT. Unilever Indonesia, Tbk mempunyai moto "Operational excellent with no


compromise on quality" dalam menjalankan operasinya dengan baik tanpa mengabaikan
kualitas produk

Net Profit Margin ratio yang cukup stabil.

j)

Perputaran barang yang cepat.

k)

Perputaran Piutang yang cepat.


l)

Penjualan kuartal I 2013 tumbuh sebesar 14,7 % dengan margin keuntungan sebesar 18,9
% dan laba per lembar saham sebesar Rp 188

m)

Menduduki peringkat ke tujuh perusahaan dengan nilai kapitalisasi terbesar di bursa efek
indonesia tahun 2013

B. Kelemahan:
a)

Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri

b)

Jumlah karyawan yang banyak. Ini akan menyebakan banyaknya


yang

harus

dikeluarkan

beban

gaji

oleh perusahaan.

c)

Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk-produk tertentu

d)

Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan PT. Unilever
Indonesia, Tbk tidak bisa secara cepat memutuskan sesuatu.

e)

Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.

f)

Memiliki jumlah piutang yang terus meningkat

g)

Perputaran Persediaan terus menurun.

h)

Tingkat likuiditasan yang menurun.

i)

Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan

2.

Eksternal
perusahaan:

A. Peluang:
Pasar yang luas dan potensial.
b)

Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat terhadap jenis produk consumer goods

Meningkatnya kebutuhan untuk produk-produk yang sehat

PT. Unilever Indonesia, Tbk telah dikenal sejak lama.


Kemampuan masyarat dalam mengakses data meningkat.
f)

Dikenal

sebagai

perusahaan

yang

sudah

mendunia

dan dikenal baik oleh

biaya bahan

baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa

masyarakat.
B. Hambatan:
a)

Adanya

kenaikan

sawit, gula kelapa, dan bahan berbahan dasar

petroleum

yang

disebabkan

oleh

kenaikan harga minyak, bahan kimia dan komoditas Iainnya.

b)

Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.


Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk.
d)

Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan tingginya biaya
pemasaran produk.
Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.

f)

Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk nasional menjadi produkproduk Iuar negeri.

g)

Adanya kampanye terhadap Unilever oleh greenpeace akibat penggundulan hutan yang
membahayakan komunitas orangutan.

h)

Produk pesaing dengan harga lebih rendah.

Persaingan bisnis yang ketat.

Ancaman produk Zionisme

C.

Matrik Strategi berdasarkan Analisa Swots


Strategi SO

Meningkatkan pemasaran produk melalui berbagai media promosi untuk menambah


pangsa pasar

Mengedukasi pasar tentang produk produk sehat.

Meningkatkan CSR terhadap masyarakat sehingga unilever lebih dikenal lagi

Ekspansi perusahaan dalam rangka memicu pertumbuhan kinerja

Mengeluarkan

beberapa

produk

sejenis

dengan

segmentasi pasar berbeda,

bersaing langsung dengan produk sejenis.

Meningkatkan

promosi

dan menjaga supply chain

dengan memaksimalkan

jaringan distribusi di berbagai daerah

Akuisisi terhadap brand yang telah mempunyai image

Strategi WO

Melakukan perampingan birokrasi sehingga organisasi lebih efektif

Melakukan desentralisasi wewenang

Menggenjot promosi barang barang yang masih kurang dikenal masyarakat


sehingga perputaran persediaan semakin meningkat

Menjaga kualitas produk

Melakukan sertifikasi halal bagi produk yang diragukan kehalalannya

Meningkatkan konsolidasi internal

Outsourcing kepada perusahaan yang pabrikasi produk serta penilaian prestasi


karyawan secara objektif

Inovasi produk dan memperjelas sertifikasi halal terutama pada produk makanan
untuk peningkatkan kepuasan konsumen.

Mengurangi jumlah utang.

Strategi ST

Memperkuat research terhadap produk sehingga inovasi perusahaan dapat bersaing


dengan perusahaan luar negeri

Melakukan kampanye bahwa produk mereka ramah lingkungan

Memperkuat identitas produk dengan keamanan yang baik sehingga sulit dipalsukan

Melakukan kontrak yang panjang terhadap para produsen sehingga gejolak bahan
baku bisa diatasi

Melakukan diversifikasi produk sehingga dapat bersaing dengan produk saingan yang
lebih murah

Strategi agresif dengan memasarkan produk dengan harga yang lebih terjangkau

Efisiensi dengan tetap mengutamakan kualitas produk dan lingkungan

Inovasi produk dengan kelas yang lebih tinggi untuk mengantisifikasi sindrom
konsumsi barang barang luar negeri

Strategi WT

Melakukan evaluasi terhadap produk produk yang pangsa pasarnya menurun


sehingga tidak membebani perusahaan

Mencari sumber daya alternatif sehingga beban perusahaan terutama terhadap gejolak
bahan bakar bisa dikurangi

Meningkatkan pengawasan terhadap para distributor sehingga peluang adanya piutang


yang tidak terbayar semakin berkurang

Mendesak pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur

Fokus terhadap bisnis inti dan melepas bisnis yang tidak terkait dengan bisnis inti

Mengembangkan program pelatihan karyawan

Menggunakan alternatif

distribusi terbaik untuk memasarkan produk kepada

konsumen dengan biaya seekonomis mungkin

D.
1)

Mencari kekuatan bisnis pesaing agar dapat bersaing dengan baik

Mengurangi tingkat HPP yang digunakan untuk meningkatkan jumlah pendapatan

Gambaran Strategi PT Unilever


Strategi Tingkat Korporasi
Pada tahun 2013 petumbuhan ekonomi indonesia di prediksi mengalami perlambatan
kendali tingkat investasi secara keseluruhan tetap menunjukan sinyal positif. Tantangan besar
perseroan adalah menurunnya permintaan komoditas dari china dan volatilitas harga minyak
mentah.
Dari dalam negeri tantangan terbesar adalah tekanan nilai mata uang, kenaikan biaya
pekerja, dan pengurangan subsidi BBM akan menyebabkan inflasi yang semakin meninggi
yang tentunya akan mengurangi margin perusahaan.
Strategi efektif yang harus dilakukan perusahaan adalah menciptakan peluang pasar
terutama bagi pelanggan kelas menengah yang terus tumbuh. Perseroan harus
mengembangkan upaya peningkatan efektifitas biaya internal sehingga jika terjadi gejolak di
tingkat makro ekonomi maka keuangan perusahaan tidak terganggu.
Perseroan juga harus mengembangkan pasar dengan menerika feedback dari konsumen,
memperluas pola konsumsi dan memberikan manfaat yang lebih besari dari setiap produk di
seluruh kategori.

2)

Strategi Manajemen Keuangan


PT. Unilever saat ini sedang fokus melakukan pertumbuhan organik seperti peningkatan
omset penjualan, laba perusahaan dan menekan struktur biaya. Namun tidak menutup
kemungkinan melakukan pertumbuhan anorganik. Sepanjang kiprahnya di Indonesia,
Unilever telah empat kali mengakuisisi merek. Akuisisi teh celup Sari Wangi dilakukan tahun
1990, Yoohan (dengan berbagai merek seperti Molto, Trisol, Whipol) tahun 1998, kecap
Bango tahun 2000 dan Taro tahun 2003.
Dalam melakukan akuisisi, Unilever selalu menggunakan dana keuangan internal, tidak
perlu injeksi dana kantor pusat. Ia menekankan, akuisisi hanya akan dilakukan jika bisa
mendukung bisnis utama Unilever yang telah ada.

Unilever tidak akan keluar dari bisnis utamanya, memproduksi dan memasarkan
barang-barang konsumer. Strategi manajemen keuangan Unilever dilakukan melalui
pendirian kantor pemasaran Unilever Indonesia ke berbagai negara seperti Singapura, Jepang
dan Australia. Sabun Lux buatan Rungkut, ice cream Walls dan teh Sari Wangi buatan made
in Cikarang bisa ditemukan di ketiga negara ini. Total ekspor produk Unilever Indonesia
mencapai 6% dari omset penjualan.
3)

Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia


Salah satu kekuatan Unilever ada pada kualitas sumber daya manusia. Unilever secara
rutin merekrut lulusan baru dari universitas terkemuka. Setelah itu diberikan pelatihan sistem
produksi, pemasaran dan keuangan selama tiga bulan. Mereka tidak langsung kerja tetapi
ditraining terlebih dahulu di berbagai bidang seperti manufaktur, pemasaran, penelitian dan
pengembangan. Saat ini tenaga kerja yang diserap oleh Unilever secara langsung berjumlah
3.000 orang ini belum termasuk tenaga kerja tidak langsung. Total tenaga kerja yang terserap
berjumlah 25.000 orang. Jika diansumsikan satu orang memiliki empat anggota keluarga
maka perusahaan menanggung nasib sekitar 100.000 orang.
Program pelatihan yang dilakukan PT Unilever, Tbk terhadap para karyawan pada
tahun 2012 mencapai 42.350 program yang menjamin pengembangan kemampuan karyawan
peruahaan

4)

Strategi Manajemen Operasional


Dalam Merumuskan strategi manajemen operasional paling tidak membutuhkan dua
komponen, yaitu adanya sarana dan prasarana yang memadai dan cara menyediakan sarana
dan prasarana tersebut. Dari dua komponen diatas, hal-hal pokok dalam manajemen
operasional dapat dijabarkan menjadi beberapa bidang, yaitu inventarisasi, prosedur,
pembelian barang, pengendalian mutu, biaya produksi, produktivitas kerja, jadwal produksi,
tenaga kerja, penggunaan fasilitas, dan pemeliharaan peralatan.

Strategi Manajemen Operasional Unilever adalah penyertaan, merangkul perbedaan,


menciptakan kemungkinan dan berkembang bersama-sama untuk bisnis yang lebih baik
kinerjanya. Perusahaan merangkul keragaman dalam tenaga kerja. Ini berarti memberikan
perhatian penuh dan adil kepada semua pemohon dan pembangunan berkelanjutan semua
karyawan tanpa memandang jenis kelamin, kebangsaan, ras, kepercayaan, cacat, atau status
sosial. Keanekaragaman memainkan peranan penting dalam memastikan perusahaan

memahami kebutuhan konsumen. Produktivitas kerja yang berusaha ditingkatkan dari tahun
per tahun dengan melatih SDM dalam bidang produksi dan keuangan.
5)

Strategi Manajemen Pemasaran


Ada empat komponen pokok bidang pemasaran yang dapat dikendalikan perusahaan
yang kita kenal dengan sebutan 4P (Product, Price, Place, dan Promotion), termasuk pula
kondisi persaingan.
Dalam strategi pemasaran, Unilever menciptakan brand masing-masing pada setiap
produk, sehingga membagi pasar produk sabunnya dalam 3 merek, yaitu Lux (untuk
kecantikan wanita dengan segala manfaat dari sabun Lux), Lifebuoy (Kesehatan-keluarga)
dan Dove (kecantikan sejati karena cantik itu tidak mengenal usia, ras dan batasan yang lain
sera menonjolkan keistimewaan formulanya yang hingga kini belum bisa dicontoh oleh
produsen sabun dimanapun), atau bagaimana Sosro membagi konsumennya berdasarkan jenis
produk teh botol Sosro (umum), Estee (menyukai volume/isi lebih banyak) dan Fruit tee
(anak muda/khususnya anak sekolah yang menyukai teh rasa buah & cenderung suka rasa
manis).
Unilever tidak saja menjawab kebutuhan pasarnya tetapi juga memastikan
kempetitornya untuk berfikir beberapa kali sebelum menyemplungkan diri kekancah
persaingan tersebut

E.

Analisi Persaingan Porter


Dalam model Porter terdapat Model Lima Kekuatan Porter yaitu :
a.

Ancaman dari Pelaku Bisnis Baru

b. Kekuatan Tawar Menawar Dari Supplier


c.

Kekuatan Tawar Menawar dari Pembeli

d. Ancaman Produk Pengganti


e.

Ancaman Pesaing
Pengaplikasian strategi menurut porter adalah

1. Ancaman dari Peserta Bisnis Baru : Procter & Gamble Indonesia (P&G) adalah pendatang

baru di industri Consumer Goods di tanah air. Produk-produk P&G antara lain memiliki
empat merek: Pantene, Rejoice Pro V, Head & Shoulders serta Ascends, yang dicanangkan

buat merebut pasar Asia. Di perawatan wajah, ada Oil of Olay (dulunya Oil of Ulan). Di
pembalut wanita, ada Whisper. Untuk perawatan bayi, ada Pampers. Sabun mandi: Camay,
Zest. Obat-obatan bebas diterobosnya dengan Vicks Formula 44, Vicks Inhaler dan Vicks
Vaporub. Pasar permen pun dijajakinya dengan Vicks (rasa mint dan rasa jeruk).
Manajemen Strategi Perusahaan :

Dalam menghadapi para pendatang baru, unilever terus memperbarui dan


memperkenalkan produk-produk baru dengan tetap mempertahankan kemasan, bahan
baku, dan kualitas yang baik.

Selalu mengikuti perkembangan trend di masyarakat, dan memenuhi kebutuhan


mereka.

2. Kekuatan Tawar Menawar Suplier


Salah satu pemasok dari produk unilever yaitu produk kecap bango adalah di daerah
pedesaan Jawa, unilever mengajak kelompok tani kedelai hitam menjadi pemasok kecap
bango.
Pembudidayaan dan pengolahan ikan air tawar untuk dijadikan bahan baku penyedap
rasa royco. Bahan baku diperoleh dari jenis ikan yang sangat umum di Indonesia, namun
pengolahannya perlu penanganan khusus agar hasilnya sesuai dengan yang ditetapkan.
Manajemen Strategi Perusahaan ,
Melalui program manajemen kualitas pemsok (Supplier Quality Management
Programme -SQPM) unilever mendorong para pemasok untuk menerapkan standar tertinggi
dalam berbisnis. SQPM mencakup seluruh pemasok unilever termasuk pemasok lemasan,
bahan baku hingga bahan parfum. Maksud program ini tidak hanya pada peningkatan
hubungan bisnis, tapi juga mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih baik.
3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli :

Pangsa pasar Produk-produk unilever telah mencakup hampir seluruh lapisan


masyarakat, yang muda maupun yang tua dan produk-produk unilever sudah dipercaya oleh
seluruh masyarakat Indonesia.
Produk-produk Unilever yang paling banyak disukai konsumen antara lain Sari Wangi
(kategori the celup), Blue Band (kategori margarine), Buavita (kategori minuman sari buah)
siap minum, Ponds (kategori pelembab wajah), Lifebuoy (kategori sabum mandi padat),
Vaseline (kategori hand & body lotion), Rexona (kategori deodorant), Clear (kategori
shampoo), Pedsodent (kategori pasta gigi), Sunlight (kategfori sabum cuci piring) dan Molto
(kategori pewangi dan pelembab pakaian).

Manajemen strategi perusahaan :


Secara proaktif mendengarkan kebutuhan konsumen
Menanggapi dengan serius setiap persoalan pelanggan, pembeli, dan masyarakat.
Selalu aktif mencari masukan, usulan, dan komentar para stakeholder, terutama dari
masyarakat agar dapat menciptakan kontribusi perusahaan lebih efektif, efisien, dan tepat
sasaran.
4. Ancaman dari Produk Pengganti :
Produk-produk pengganti terhadap produk PT Unilever yaitu produk-produk yang
masih terbuat dari bahan-bahan alami. Seperti shampo nature, perawatan kulit dari buahbuahan atau bahan alami lainnya yang dibuat sendiri, minuman-minuman jamu seperti tolak
angin, kuku bima.
Manajemen strategi perusahaan :
Unilever harus meyakinkan konsumen bahwa bahan-bahan yang digunakan untuk
membuat produk aman untuk dikonsumsi dan tidak membahayakan konsumen. Dan selalu
memproduksi dan terus meningkatkan dalam aspek pemasaran agar produk-produk unilever
selalu tersedia di segala penjuru daerah.
5.

Ancaman dari Para Pesaing :


Pesaing utama unilever adalah Prector & Gamble dan Kraft Foods memiliki penjualan
di kira-kira 140-150 negara yang berbeda pada tahun 2003 dan Nestle, termasuk saingan
utama unilever, memiliki penetrasi pasar di hampir setiap negara di dunia. Pesaing-pesaing
lainnya :PT Wings, PT Kao, PT Mandom, PT Johnson & Jhonson.

Manajemen strategi perusahaan :


-

Unilever harus mampu memperluas operasinya ke 50 atau lebih negara-negara baru dan

memusatkan kampanye iklan pada preteransi konsumen, bisa secara signifikan meningkatkan
pangsa

pasar

dalam

ekonomi

global.

- Unilever mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi trend dan kebutuhan konsumen dan
kemudian memenuhi kebutuhan mereka.
F.

Strategi Budaya PT Unilever, Tbk


Dalam bahasa strategi bisnis, strategi Unilever ini diberi nama prospektor. Artinya
perusahaan

selalu

melakukan

inovasi

agar

produk-produknya

tetap

dikonsumsi

konsumennya. Strategi prospektor tidak melulu melakukan inovasi produk baru, tetapi juga
memperbarui produk lamanya agar tetap sejalan dengan perkembangan zaman dan perubahan
perilaku konsumen.
Visi yang kemudian diejawantahkan ke dalam misi perusahaan akan berpengaruh besar
terhadap budaya perusahaan. Budaya perusahaan merupakan aturan, nilai-nilai, prinsip dan
asumsi dasar yang dapat mengarahkan perilaku organisasi. Bagi perusahaan, budaya
merupakan aset yang sangat berharga karena kemampuannya mengarahkan perilaku seluruh
warga organisasi menuju cita-cita yang dikehendaki. Perusahaan yang memiliki budaya kerja
kuat akan mempunyai karyawan yang berkomitmen tinggi, berorientasi pada hasil, selalu
melakukan pengembangan, bermotivasi superior dan memiliki tekad kuat untuk menjaga
keberadaan perusahaan.
Membangun organisasi tidak berhenti pada memperkokoh budaya perusahaan semata.
Untuk mewujudkan budaya perusahaan seperti yang sudah dideklarasikan, perusahaan harus
mempunyai lima kompetensi manajemen: proses, kualitas, perubahan, pengetahuan dan
orang. Manajemen proses, kualitas dan perubahan sudah lazim dilakukan perusahaan. Di era
kekinian, manajemen pengetahuan dan orang menjadi bidang garapan paling serius dilakukan
perusahaan. Dalam bahasa sederhana, perusahaan yang unggul adalah perusahaan yang selalu
konsisten mengembangkan manajemen pengetahuan.

Pengembangan budaya kerja Pengendalian Mutu Terpadu dimaksudkan guna


menambah wawasan akan pentingnya kualitas dalam pelaksanaan setiap pekerjaan.

Pengetahuan merupakan salah satu aset utama dalam suatu organisasi, tanpa pengetahuan
maka suatu organisasi akan kehilangan kemampuan untuk berkompetisi. Agar suatu
organisasi siap dalam mengantisipasi dan beradaptasi dengan setiap perubahan yang selalu
terjadi, maka diperlukan kemampuan organisasi untuk selalu dapat memelihara,
memanfaatkan dan mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Pengembangan budaya
kerja Organisasi Berbasis Pengetahuan dimaksudkan untuk menambah wawasan mengenai
konsep Organisasi Berbasis Pengetahuan menjadi lebih peduli dengan pengembangan budaya
belajar di dalam organisasi dalam rangka mewujudkan organisasi yang berbasis pengetahuan.
Membangun budaya yang kuat tentulah bukan pekerjaan mudah, banyak biaya, tenaga,
energi, dan kreatifitas yang mesti dicurahkan untuk mencapai image, reputasi, budaya
perusahaan yang diinginkan.
Salah satu cara untuk membangun budaya yang dapat diterima dalam lingkungan
pekerjaan terlebih dahulu harus dilakukan pengenalan kepada masyarakat sehingga karyawan
yang masuk dalam PT Unilever telah sedikit banyak menyiapkan diri untuk bergabung
dengan budaya yang diterapkan PT Unilever. Harapannya adalah perusahaan membangun
Budaya Organisasi lebih dini, sehingga bisa lebih fokus pada peningkatan performa, disribusi
dan penjualan atau target dari perusahaan. Pengenalan budaya perusahaan tetap dilakukan
untuk memperoleh persamaan persepsi dan langkah karyawan. Langkah ini jamak dilakukan
oleh berbagai perusahaan di dunia.
Memiliki hirarkhi organisasi yang jelas dan tanggungjawab masing-masing tugas
dipegang oleh tenaga ahli dan pakar diberbagai daerah karena area geogerafik. Suasana
kantor terkesan antic dan anggun, serius dan seragam yang rapi, suasana hening dengan irama
klasik. Para manajer bekerja dengan tekun, budaya memperbaiki diri untuk meningkatkan
kompetensi menjadikan budaya organisasi unilever menjadi kuat. Ruang rapat tersusun
formal, rapi, bersih dan anggun.

Penciptaan suasana kerja akan mendorong kinerja karyawan lebih baik. Suasana rapat
jarang terjadi konfrontasi langsung namun digunakan sebagai sarana pemberitahuan
keputusan perusahaan dan informasi-informasi. Budaya menciptakan produk yang
bermutu/berkualitas adalah hal yang utama agar suatu organisasi dapat bersaing dan unggul
dalam persaingan global.
Pengembangan lintas budaya Unilever sangat dimungkinkan melakukan merger,
akuisisi atau kerjasama dengan perusahaan Korea, Jepang atau Amerika. Dengan melakukan

pendekatan kesamaan ciri-ciri budaya di Negara tersebut pasti akan diperoleh kesamaan cara
pandang atau bahkan melakukan sinergi budaya sehingga bias jadi akan tercipta Unilever
dengan budaya yang dinamis di seluruh Negara yang terdapat bisnis Unilever.
Pelaksanaan pengembangan budaya kerja pada suatu unit kerja, termasuk masalahmasalah atau kendala yang dihadapi. Laporan budaya kerja juga dimaksudkan untuk
memberikan masukan (feedback) kepada pimpinan guna pengambilan keputusan dalam
rangka pengembangan budaya kerja yang selanjutnya dapat digunakan untuk langkah merger
atau opsi lainnya. Negara-negara Korea, Jepang dan Amerika memiliki kesamaan budaya
disiplin yang tinggi dengan dukungan system informasi yang memadai maka akan dapat
mudah menyesuaikan dengan budaya organisasi PT Unilever sehingga hal tersebut justru
dapat memperkuat intensitas dan clarity budaya organisasi.
Organisasi sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusianya. Pengembangan
dan perbaikan kualitas SDM akan sangat membantu organisasi dalam mencapai tujuannya. Di
Negara tersebut telah memiliki row material (atau bahan baku sumber daya manusia) yang
baik sehingga dengan tingkat pendidikan dan kemajuan Negara yang terus berkembang dapat
dimungkinkan menciptakan merger antar perusahaan

1)

Poin penting tentang strategi budaya PT Unilever, Tbk


Memiliki hirarkhi organisasi yang jelas dan tanggungjawab masing-masing tugas dipegang

oleh tenaga ahli dan pakar diberbagai daerah karena area geogerafik.
2) Suasana kantor terkesan antic dan anggun, serius dan seragam yang rapi, suasana hening
dengan irama klasik.
3)
Para manajer bekerja dengan tekun, budaya memperbaiki diri untuk meningkatkan
4)

kompetensi menjadikan budaya organisasi unilever menjadi kuat.


Ruang rapat tersusun formal, rapi, bersih dan anggun. Penciptaan suasana kerja akan

mendorong kinerja karyawan lebih baik.


5)
Suasana rapat jarang terjadi konfrontasi langsung namun digunakan sebagai sarana
6)

pemberitahuan keputusan perusahaan dan informasi-informasi.


Budaya menciptakan produk yang bermutu/berkualitas adalah hal yang utama agar suatu
organisasi dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global.

G.

Program Pelaksanaan, Pengendalian, dan Evaluasi


Program pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi yang dilakukan PT Unilever, Tbk
harus dilakukan secara menyeluruh terutama dalam sektor internal dan eksternal

a.

Sektor Internal
Unilever memiliki kerangka kerja pengendalian yang didokumentasikan, ditelaah dan
diperbaharui secara berkala oleh Direksi. Kerangka kerja tersebut meliputi manajemen risiko,
prosedur pengendalian internal dan pengendalian pengungkapan informasi. Yang dirancang
guna memberikan jaminan yang memadai, namun tidak mutlak, bahwa aset-aset Perseroan
terjaga, risiko bisnis telah dinyatakan dan seluruh informasi yang perlu diungkapkan sudah
dilaporkan ke Direksi. Pengendalian ini mencakup risiko finansial, operasional, sosial,
strategis dan lingkungan, serta ketentuan perundang-undangan.

Kerangka kerja pengendalian didukung melalui CoBP, yang menetapkan standar


profesionalisme dan integritas untuk operasional Unilever di seluruh dunia, kepatuhan
terhadap Sarbanes-Oxley Act, khususnya section 404 tentang proses Operational Control
Assessment untuk keperluan pelaporan entitas induk, yang mensyaratkan manajemen senior
di setiap unit untuk melakukan penilaian terhadap efektivitas pengendalian finansial
b.

Sektor External
Implementasi Sistem Manajemen Mutu
Operasional usaha kami berlandaskan pada sejumlah sistem manajemen dengan
persyaratan mutu yang ketat. Produk-produk, pabrik-pabrik operasional dan sistem-sistem
internal kami telah memperoleh sertifikasi ISO 9001 selama lebih dari sepuluh tahun, yang
diverifikasi setiap tahun. Bahkan kami telah menerapkan ISO 22000 Food Safety System
untuk proses fabrikasi Foods & Beverages kami, sedangkan sistem manajemen lingkungan
kami telah memenuhi ISO 14001 Environmental Management Standard.
Keamanan produk selalu merupakan prioritas utama kami, dan kami telah membangun
lembaga Safety and Envrionmental Assurance Center (SEAC) guna memberikan penilaian
sekaligus jaminan terhadap produk maupun proses yang berlangsung. Produk-produk baru
dan teknologi baru menjalani proses keamanan secara mandiri dan ketat, dan keseluruhan
proses inovasi produk dihadapkan pada penilaian keamanan dan kesehatan yang intensif,
termasuk dari aspek penilaian kepatuhan terhadap ketentuan peraturan maupun persyaratan
legal. Serangkaian penilaian tersebut dilakukan kembali sebelum peluncuran suatu produk.

Kadangkala, suatu produk secara insidental diluncurkan ke pasar tanpa melalui standar
keamanan dan kualitas yang tinggi. Produk-produk demikian mungkin mengalami cacat
kualitas, kontaminasi bahan mentah, ataupun pelabelan ingredient yang salah.

Untuk memastikan terpenuhinya kualitas dalam mata rantai pasokan, para pemasok
hanya dapat diluluskan setelah menjalani audit yang cermat tentang keandalan produk,
manajemen mutu dan kepatuhan terhadap berbagai kriteria atas dasar praktik bisnis yang
wajar dan berkelanjutan. Setiap pasokan bahan mentah harus melalui serangkaian checkpoint
untuk memastikan keamanan dan kepatuhannya dengan ketentuan peraturan dan persyaratan
hukum yang berlaku.
Suara Konsumen
Perseroan menangani keluhan dan pertanyaan konsumen melalui sebuah layanan
konsumen khusus yang disebut Suara Konsumen. Melalui Suara Konsumen, kami berupaya
untuk mempererat hubungan antara Perseroan dengan para konsumen dan pelanggan kami
dengan memberikan respon atas aspirasi dan ekspektasi mereka terhadap produk-produk
unilever, sekaligus untuk meningkatkan kepuasan mereka dalam mengonsumsi produkproduk unilever.
Suara Konsumen melayani Saluran Peduli Konsumen yang beroperasi selama lima hari
dalam seminggu, pada jam-jam kerja. Rincian dari para penelpon dijaga kerahasiaannya. Para
konsumen didorong untuk memanfaatkan saluran layanan telepon untuk memberikan saran
dan menyatakan kepuasan sekaligus keluhan dan pertanyaan. Hasilnya, selama tahun 2011,
terdapat 48.726 penerimaan telepon berupa umpan-balik, dimana 90% berbentuk permintaan
penjelasan. Seluruh keluhan dan pertanyaan dapat dijawab dengan memuaskan.
Umpan balik dilayani sesuai dengan prosedur tetap yang ketat. Agen Consumer
Advisory Service (CAS) atau Layanan Saran Konsumen menerima umpan balik dan
memberikan tanggapan secara cepat, dimana mungkin, menggunakan databaseproduct
knowledge. Bila Agen CAS tidak dapat memberikan tanggapan, selanjutnya dirujuk ke
departemen yang terkait. Keluhan dikelompokkan dalam kategori normal, prioritas utama dan
urgent, selanjutnya tanggapan dikoordinasikan dengan divisi yang terkait melalui perorangan
yang ditunjuk.

Temuan dan wawasan yang diperoleh dari Suara Konsumen dikomunikasikan melalui
Perseroan dalam bentuk Laporan Bulanan dan Online untuk masing-masing brand. Setiap
bulan, daftar Umpan Balik Sepuluh Tertinggi diserahkan kepada manajemen senior untuk
ditelaah lebih lanjut.
Kinerja dari Suara Konsumen kemudian di evaluasi melalui Studi Kepuasan Konsumen
secara berkala dan melalui pengecekan spontan dengan menggunakan mystery caller untuk
memastikan bahwa prosedur penanganan layanan telepon sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
Pengadaan Barang dan Jasa
Praktik-praktik pengadaan Unilever diatur oleh Prinsip Kemitraan Bisnis Unilever dan
Etika Sumber Pertanian Lestari. Prinsip Kemitraan Bisnis Unilever dirancang untuk
memastikan berlangsungnya kondisi kerja yang adil dalam mata rantai pasokan, termasuk
penghargaan terhadap hak-hak azasi manusia, kebebasan berserikat, sistem penggajian dan
waktu kerja yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di Indonesia. Kami juga
berupaya untuk memastikan bahwa para pemasok kami memenuhi standar kesehatan,
keamanan dan perlindungan lingkungan. Sedangkan Etika Sumber Pertanian Lestari
bertujuan untuk mendorong para pemasok dan petani untuk mengadopsi praktik-praktik
perkebunan lestari.
Kebijakan Unilever dalam memperoleh sumber material memprioritaskan pada sumbersumber lokal dimana memungkinkan. Seluruh calon pemasok menjalani proses audit atas
dasar keandalan dan manajemen mutu mereka, dan kinerja lingkungan, hak-hak azasi, serta
semua isu sosial disaring melalui sejumlah kriteria Prinsip Kemitraan Bisnis kami.
Sumber : www.unilever.co.id
www.idx.co.id/ keterbukaan informasi emiten
www.etrading .co.id/ news unilever

Você também pode gostar