Você está na página 1de 33

TATA LETAK DAN TATA RUANG

JALAN KERETA API


Makalah Jalan Rel

Oleh
KARINA HARDIYANTI ANANTA
1115011051

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah dan rahmatnyalah,
makalah RUANG BEBAS DAN RUANG BANGUN KERETA API ini dapat diselesaikan.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas jalan rel yang diberikan oleh Pak Priyo
Pratomo. Selain itu, makalah ini dibuat untuk agar kita dapat memahami tata letak dan tata
ruang perlintasan kereta api.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
saya. Semoga makalah ini dapat berguna untuk kita semua.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................... 2
Daftar Isi ............................................................................................................... 3
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang ........................................................................................ 4
I.2. Tujuan ..................................................................................................... 4
II. PEMBAHASAN
1. Pengertian Ruang Bebas .......................................................................... 5
2. Pengertian dan Ukuran Ruang Bangun .................................................. 5
3. Ukuran Ruang Bebas ............................................................................... 9
4. Pengukuran Garis Bebas ......................................................................... 14
5. Pengalokasian Ruang Untuk Perencanaan .............................................. 14
6. Daerah Manfaat Jalan Kereta Api ........................................................... 15
7. Daerah Milik Jalan Kereta Api ................................................................ 16
8. Daerah Pengawasan Jalan Kereta Api ..................................................... 17
III. PENUTUP
III.1. Kesimpulan ........................................................................................... 32
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 33

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lintas kereta api direncanakan untuk melewatkan berbagai jumlah angkutan barang dan / atau
penumpang dalam suatu jangka waktu tertentu. Perencanaan konstruksi jalan rel harus
direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara teknis dan
ekonomis.
Secara teknis diartikan konstruksi jalan rel tersebut harus dapat dilalui oleh kendaraan rel
dengan aman dengan tingkat kenyamanan tertentu selama umur konstruksinya. Secara
eknomis diharapkan agar pembangunan dan pemeliharaan konstruksi tersebut dapat
diselenggarakan dengan biaya yang sekecil mungkin dimana masih memungkinkan
terjaminnya keamanan dan tingkat kenyamanan.
Selain perencanaan teknis, perencanaan tata letak dan tata ruang konstruksi jalan rel juga
penting. Tata letak dan tata ruang merupakan persyaratan yang harus dipenuhi dan
diperhatikan dalam perencanaan, pembangunan dan pengoperasian kereta api.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui tata letak dan tata ruang jalan kereta api sehingga dapat melakukan
perencanaan jalan kereta api dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut serta untuk
memenuhi tugas Jalan Rel.

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Ruang Bebas


Ruang bebas adalah ruang diatas sepur yang senantiasa harus bebas dari segala
rintangan dan benda penghalang; ruang ini disediakan untuk lalu lintas rangkaian
kereta api.
Di dalam ruang bebas harus bebas dari segala struktur, fasilitas, pohon atau benda
tidak bergerak lainnya.
Ruang bebas digunakan untuk memberi ruang kepada kereta api agar bebas bergerak
tanpa terganggu oleh benda-benda yang tidak bergerak

II.2 Pengertian dan Ukuran Ruang Bangun


Ruang bangun adalah ruang disisi sepur yang senantiasa harus bebas dari segala
bangunan tetap seperti antara lain tiang semboyan, tiang listrik dan pagar.
Batas ruang bangun diukur dari sumbu sepur pada tinggi 1 meter sampai 3,55 meter.
Ukuran ruang bangun :

Gambar : Ruang Bangun Kereta

II.3 Ukuran Ruang Bebas


Ukuran ruang bebas untuk jalur tunggal dan jalur ganda, baik pada bagian lintas yang
lurus maupun yang melengkung, untuk lintas elektrifikasi dan non elektrifikasi, adalah
seperti yang tertera pada gambar dibawah.
Ukuran-ukuran tersebut telah memperhatikan dipergunakannya gerbong kontener/ peti
kemas ISO (Iso Container Size) tipe Standard Height.

Keterangan :
Batas I = Untuk jembatan dengan kecepatan sampai 60 km/jam
Batas II = Untuk Viaduk dan terowongan dengan kecepatan sampai
60km/jam dan untuk jembatan tanpa pembatasan kecepatan.
Batas III = Untuk viaduk baru dan bangunan lama kecuali terowongan dan
jembatan
Batas IV = Untuk lintas kereta listrik

Gambar : Ruang bebas pada bagian lurus

Keterangan :
Batas ruang bebas pada lintas lurus dan pada bagian lengkungan
dengan jari-jari > 3000 m.
Batas ruang bebas pada lengkungan dengan jari-jari 300 sampai
dengan 3000 m.
Batas ruang bebas pada lengkungan dengan jari-jari < 300 m.

Gambar : Ruang bebas pada lengkung

Gambar : Ruang bebas pada jalur lurus untuk jalan ganda

Gambar : Ruang bebas pada jalur lengkung untuk jalan ganda

10

Gambar : Ruang Bebas untuk Utilitas Umum

11

Gambar : Ruang Bebas untuk Tower Tegangan Tinggi

12

Gambar : Ruang bebas untuk Aquaduct

13

II.4

Pengukuran Garis Bebas


Tinggi ruang bebas diukur antara garis sejajar permukaan jalan dan permukaan itu
sendiri. Lebar ruang bebas diukur di antara garis tegak lurus permukaan kemiringan
normal jalan. Pada bagian dengan superelevasi, garis batas vertikal harus diukur tegak
lurus terhadap permukaan jalur lalu lintas

Gambar : Pengukuran Garis Bebas

II.5

Pengalokasian Ruang untuk Perencanaan


Untuk kepentingan perencanaan, suatu jalur kereta api harus memiliki pengaturan
ruang yang terdiri dari :
1. ruang manfaat jalur kereta api;
2. ruang milik jalur kereta api; dan
3. ruang pengawasan jalur kereta api.
Ketentuan mengenai ruang manfaat jalur kereta api, ruang milik jalur kereta api dan
ruang pengawasan jalur kereta api sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

14

II.6

Daerah Manfaat Jalan Kereta Api


Damaja merupakan jalan rel beserta bidang tanah atau bidang lain di kiri dan
kanannya yang dipergunakan untuk konstruksi jalan rel serta bagi penempatan fasilitas
operasional sarana kereta api dan/atau saluran air dan/atau bangunan pelengkap
lainnya. Damaja termasuk tanah bagian bawah dan ruang bebas diatasnya
Bidang tanah atau bidang lain di kiri dan kanannya dipergunakan untuk :
a. kontruksi jalan rel;
b. peralatan persinyalan;
c. peralatan telekomunikasi;
d. instalasi listrik;
e. saluran air;
f. bangunan pelengkap lainnya, berupa :
1) menara dan bangunan pelengkapnya;
2) gardu listrik; atau
3) bangunan pengendalian operasi kereta api terpusat.
Apabila akan dilakukan pemasangan, pembangunan, perbaikan, penggantian baru,
pemindahan dan relokasi bangunan utilitas perkeretaapian pada damaja yang terletak
di permukaan tanah dan bergantung, di bawah permukaan tanah dan di atas permukaan
tanah pada jalur kereta api, harus memenuhi persyaratan :
a. tidak mengganggu pengoperasian kereta api;
b. mengutamakan keselamatan konstruksi jalan rel;
c. memperhatikan pengembangan jalan rel;
d. memperhatikan kelestarian lingkungan;
e. memperhatikan utilitas yang ada;
f. keselamatan.
Penggunaan ruang dan/atau bidang tanah di atas dan di bawah daerah manfaat jalan
kereta api dapat dilakukan oleh pihak lain dengan memperhatikan ketentuan sebagai
berikut :
a. tidak membahayakan konstruksi jalan rel;
b. tidak mengganggu fasilitas operasional;
c. tidak mengganggu saluran air;
d. tidak mengganggu bangunan perlengkapan lain;
e. tidak mengganggu operasional kereta api.
15

II.7

Daerah Milik Jalan Kereta Api


Damija terdiri dari damaja beserta bidang tanah atau bidang lain di kiri dan kanannya
yang dipergunakan untuk pengamanan konstruksi jalan rel dan operasional sarana
kereta api.
Batas damija untuk jalan rel yang terletak di permukaan tanah adalah batas paling luar
sisi kiri dan kanan daerah manfaat jalan kereta api, masing-masing sebesar 6 (enam)
meter.
Batas damija untuk jalan rel yang terletak di bawah permukaan tanah adalah batas
paling luar sisi kiri dan kanan serta bagian bawah daerah manfaat jalan kereta api,
masing-masing 2 (dua) meter, serta bagian atas hingga permukaan tanah.
Batas damija untuk jalan rel yang terletak di atas permukaan tanah adalah batas paling
luar sisi kiri dan kanan daerah manfaaat jalan kereta api, masing-masing sebesar 2
(dua) meter.
Penggunaan lahan pada damija dengan persyaratan sebagai berikut :
a. tidak membahayakan konstruksi jalan kereta api;
b. tidak mengganggu fasilitas operasional;
c. tidak mengganggu saluran air;
d. tidak mengganggu operasional kereta api;
e. tidak mengganggu bangunan pelengkap lainnya.
Kegiatan yang dapat membahayakan konstruksi dan operasi berupa kegiatan yang
dapat merubah kinerja prasarana kereta api antara lain :
a. pemasangan utilitas;
b. pekerjaan galian dan/atau penimbunan;
c. pekerjaan pemancangan.

16

II.8

Daerah Pengawasan Jalan Kereta Api


Dawasja di luar damaja merupakan bidang tanah di kiri kanan selebar 9 (sembilan)
meter dari daerah milik jalan kereta api yang berfungsi sebagai pengamanan dan
kelancaran operasi kereta api.
Dawasja dapat digunakan untuk kepentingan lain selain pengamanan operasi kereta
api dengan ketentuan tidak mengganggu operasional kereta api.
Batas dawasja di luar damaja harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. pada perlintasan dan lengkung, harus daerah bebas pandang;
b. pada jalur kereta api yang terletak di bawah permukaan tanah/terowongan, batas
dawasja berhimpit dengan damija;
c. pada jembatan, batas dawasja berhimpit dengan damija.
Hal-hal yang mengganggu kelancaran dan operasi kereta api di daerah untuk jari- jari
lengkungan minimum, berupa :
a. bangunan dan tanaman dengan tinggi tidak lebih dari 2 (dua) meter dari kepala rel;
b. jarak 15 (lima belas) meter dari sisi terluar jalan rel.

17

Gambar : Damaja Kereta Api Potongan Melintang Tubuh Baan pada Jalur Tunggal

18

Gambar : Daerah Manfaat Jalan Kereta Api Potongan Melintang Tubuh Baan pada Jalur Ganda

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

BAB III
PENUTUP

III.1. Kesimpulan
Perencanaan tata ruang dan lingkungan merupakan persyaratan yang harus
diperhatikan dalam perencanaan, pembangunan dan pengoperasian jalur kereta api.
Untuk kepentingan operasi suatu jalur kereta api harus memiliki pengaturan ruang
yang terdiri dari ruang bebas dan ruang bangun.
Ruang bebas adalah ruang diatas sepur yang senantiasa harus bebas dari segala
rintangan dan benda penghalang; ruang ini disediakan untuk lalu lintas rangkaian
kereta api.
Ruang bangun adalah ruang disisi sepur yang senantiasa harus bebas dari segala
bangunan tetap seperti antara lain tiang semboyan, tiang listrik dan pagar.
Untuk kepentingan perencanaan, suatu jalur kereta api harus memiliki pengaturan
ruang yang terdiri dari :
1. ruang manfaat jalur kereta api;
2. ruang milik jalur kereta api; dan
3. ruang pengawasan jalur kereta api.
Damaja merupakan jalan rel beserta bidang tanah atau bidang lain di kiri dan
kanannya yang dipergunakan untuk konstruksi jalan rel serta bagi penempatan
fasilitas operasional sarana kereta api dan/atau saluran air dan/atau bangunan
pelengkap lainnya.
Damija terdiri dari damaja beserta bidang tanah atau bidang lain di kiri dan kanannya
yang dipergunakan untuk pengamanan konstruksi jalan rel dan operasional sarana
kereta api.
Dawasja di luar damaja merupakan bidang tanah di kiri kanan selebar 9 (sembilan)
meter dari daerah milik jalan kereta api yang berfungsi sebagai pengamanan dan
kelancaran operasi kereta api.

32

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Perhubungan No. 60 Tahun 2013 tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta
Api
Keputusan Menteri Perhubungan No. 52 Tahun 2000 tentang Jalur Kereta Api
Ruang Bebas dan Geometri Jalan KA, 2005:Sekolah Tinggi Transportasi Darat

33

Você também pode gostar