Você está na página 1de 72

PEMBERIAN OBAT

OLEH :
AYU SUSANTI, S. KEP, NERS

PENGERTIAN OBAT
Didefinisikan sebagai suatu substansi /

bahan yang digunakan untuk mendiagnosa,


menyembuhkan, mengatasi,
membebaskan, atau mencegah penyakit.
(Robert Priharjo, 1995)

Obat atau medikasi adalah zat yang

digunakan dalam diagnosis, terapi,


penyembuhan, penurunan, atau
pencegahan penyakit. (Potter, 2005).

NAMA OBAT
Nama kimia, nama yang diberikan

berdasarkan kandungan zat kimianya


Nama generic, nama yang diberikan pada
suatu obat sebelum obat tersebut memiliki
nama resmi dan mendapat ijin dari FDA dan
dilindungi hukum.
Nama dagang/merek/pabrik, nama yang
digunakan pabrik dalam memasarkan obat
yang biasanya diberi symbol disisi kanan
atas nama obat.

Bahan Pembuat Obat

1. Obat yang berasal dari binatang, contoh

hormone tyroid, insulin.


2. Obat dari bahan tumbuhan.
3. Obat dari bahan mineral, contoh
magnesium sulfat (MgSO4)
4. Obat yang dibuat secara sintetis, contoh

kortikosteroid, kemoterapi.

Mekanisme Kerja Obat


1. Absorbsi, proses obat memasuki cairan tubuh
2. Distribusi, proses obat diangkut ke jaringan

atau organ tubuh dimana diharapkan obat


bekerja.
3. Biotransformasi, proses dimana obat dirubah
menjadi bentuk yang kurang aktif
4. Ekskresi, proses dimana obat dikeluarkan dari
tubuh melalui ginjal, hati, usus, paru, dan
kelenjar eksokrin.

Factor yang mempengaruhi daya kerja obat


Usia
Massa tubuh
Jenis kelamin
Lingkungan
Waktu pemberian
Diet
Genetic
Psikologis

Rute Pemberian Obat


1. Pemberian peroral
Obat diberikan melalui mulut kemudian

ditelan
Paling mudah dan umum digunakan
Awitan kerja obat lebih lambat
Efek obat lebih lama

2. Pemberian sublingual
Obat diletakkan di bawah lidah kemudian larut
Mudah diabsorbsi

3. Pemberian bukal
Dilakukan dengan cara menempatkan obat

padat di membrane mukosa pipi sampai obat


larut
Bereaksi secara local pada mukosa

4. Pemberian parenteral
Diberikan dengan cara menginjeksikan ke dalam

jaringan tubuh
Empat tipe umum :

Subcutan (SC)
Intracutan / Intradermal (IC)
Intra Muskular (IM)
Intra Vena (IV)

Tipe lain :
Epidural, diberikanke ruang epidural
Intra tekal, subarachnoid atau ventrikel otak
Intraosseosa, sumsum tulang
Intra peritoneal, rongga peritoneum

5. Pemberian topical
Diberikan melalui kulit dan membrane mukosa
Menimbulkan efek lokal

6. Pemberian inhalasi
Diberikan melalui saluran nafas
Obat diberikan melalui pasase nasal, oral, atau

selang yang dipasang ke dalam trachea.

Peran perawat dalam pengobatan


1. Peran dalam mendukung efektifitas obat
2. Peran dalam mengobservasi efek samping

dan alergi obat


3. Peran dalam menyimpan, menyiapkan,
dan administrasi obat
4. Peran dalam melakukan pendidikan
kesehatan tentang obat

Perhitungan dosis obat pedriatik


1. Berdasarkan luas permukaan tubuh
Luas permukaan tubuh

Dosis obat anak

2. Berdasarkan usia
Rumus Young

Rumus Fried

Perhitungan dosis dari ampul atau vial

Rumus :

Contoh :
1.Dokter memprogramkan seorang klien
mendapat injeksi furosemide 5 mg. Sediaan
furosemide adalah 20 mg / 2 ml atau 10 mg /
ml. Jadi jumlah obat yang diberikan adalah :

2. Dari suatu vial Ampicilin bubuk 1000 mg

(1 gr). Siapkan larutan yang berisi 250 mg /


ml

Jadi cairan yang akan ditambahkan ke dalam


vial sebanyak 4 ml

Jadi dengan menambahkan cairan pelarut


sebanyak 4 ml akan terbuat 4 ml Ampicillin
1000 mg. Maka kandungan Ampicillin tiap
1 ml larutan adalah :

Perhitungan Tetesan Infus


Tentukan terlebih dahulu
Kebutuhan cairan dalam waktu tertentu
Factor tetesan infus (tertera pada kemasan
pembungkus selang infus / infusion set).
Umumnya 15 tetes = 1 ml, 20 tetes = 1 ml, 60
tetes = 1 ml.

Rumus
1. Kecepatan tetesan (tetesan/menit)

Contoh :
Berapa kecepatan tetesan yang diperlukan
untuk memberikan suatu cairan 1500 ml
dalam waktu 10 jam, dengan factor tetesan 1
ml = 15 tetes
Jawab :

2. Waktu yang diperlukan (jam)

Contoh ;
Berapa waktu yang diperlukan untuk 500 ml
cairan infus bila tetesan diatur 20 tts/menit
dan factor tetesan 1 ml = 15 tetes
Jawab :

3. Jumlah cairan

Contoh :
Tentukan jumlah cairan infus yang masuk
selama 6 jam bila tetesan diatur 20
tetes/menit dan factor tetesan 1 ml = 15 tetes
Jawab :

Teknik Pemberian Obat


Prinsip pemberian obat (6 Benar) :
1.Benar obat
2.Benar dosis
3.Benar klien
4.Benar rute pemberian
5.Benar waktu pemberian
6.Benar pendokumentasian

Tips pemberian obat oral pada anak :


Bentuk cair lebih aman ditelan untuk
mencegah aspirasi
Jus, minuman ringan dapat ditawarkan
setelah obat diberikan
Apabila mencampur obat dengan
perencah (rasa) missal syrup atau madu,
gunakan dalam jumlah kecil.

Pemberian Obat Oral


Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Saat pemberian obat per oral, perawat harus
melindungi klien dari kemungkinan aspirasi.
Posisi duduk atau berbaring miring akan mencegah
akumulasi obat di belakang tenggorokan.
Klien yang lambat menelan sebaiknya tidak dipaksa
untuk minum banyak cairan setiap kali menelan.
Apabila klien mulai batuk ketika minum obat, perawat
harus menunda pemberian obat sisa sampai klien
bernapas dengan mudah.

Teknik pemberian :
1.Kaji adanya kontraindikasi.
2.Tetapkan pilihan klien dan toleransinya
terhadap cairan.

3. Siapkan suplai dan peralatan :


Kartu, format catatan.
Kereta obat, nampan.
Mangkuk obat sekali pakai.
Segelas air, jus, atau cairan yang dipilih.
Sedotan.
Alat penghancur bila perlu.
Serbet kertas.

4. Periksa kekuatan obat.


5. Siapkan obat :
Cuci tangan.
Atur nampan dan mangkuk obat.
Pilih obat yang tepat.
Hitung dosis dengan benar.
Tuang obat langsung ke mangkuk obat, jangan sentuh

obat dengan jari-jari.


Jika klien sulit menelan, hancurkan tablet dengan alat
penghancur. Campur obat dengan sejumlah kecil
makanan lunak atau cairan yang dipilih.

6. Berikan obat :
Berikan obat pada klien pada waktu yang benar.
Identifikasi klien.
Bantu klien mengambil posisi duduk, berbaring miring.
Temani klien sampai semua obat ditelan.
Bantu klien kembali ke posisi yang nyaman.
Buang suplai yang kotor.
Cuci tangan.
Bersihkan dan rapikan peralatan dan area kerja

7. Catat waktu actual pemberian obat


8. Kembali 30 menit kemudian untuk mengevaluasi
respon terhadap pengobatan.

Pedoman pemberian obat melalui selang NGT :


Berikan obat dalam bentuk cair untuk mencegah
obstruksi selang.
Baca label dengan teliti sebelum menghancurkan
tablet atau membuka kapsul.
Jangan menghancurkan tablet bukal atau sublingual.
Larutkan tablet yang dihancurkan dan obat-obat
bubuk dalam air hangat.
Aliri air selang dengan air sebelum dan setelah semua
obat diberikan.

Pemberian Injeksi
Menyiapkan injeksi dari ampul dan vial
1.Cuci tangan.
2.Siapkan peralatan :
a.Ampul

Ampul berisi obat.


Spiut dan jarum.
Bantalan kassa kecil, swab alcohol.
Wadah tempat membuang bahan gelas.

b. Vial
Vial berisi obat.
Spiut dan jarum.
Swab alcohol
Pelarut.
c. Kartu format

3. Siapkan injeksi dari ampul


Ketuk bagian atas ampul dengan perlahan dan

cepat dengan jari sampai cairan meninggalkan


leher ampul.
Tempatkan bantalan bantalan kassa kecil atau
swab alcohol kering di sekeliling leher ampul.
Patahkan leher ampul dengan cepat dan
matap,jauhkan dari tangan.

Isap obat dengan cepat. Pegang ampul terbalik atau

letakkan diatas permukaan datar. Masukkan jarum


spuit ke dalam bagian tengah pembukaan muara
ampul. Jangan biarkan ujung atau batang jarum
menyentuh tepi ampul.
Aspirasi obat ke dalam spuit secara perlahan.
Apabila gelebung udara teraspirasi, jangan
keluarkan udara kedalam ampul.
Pasang tutup jarum, ganti jarum pada spuit.
Buang bahan yang kotor. Letakkan ampul di wadah
khusus untuk bahan gelas.

4. Siapkan injeksi dari vial.


Lepas penutup logam yang menutup bagian atas vial,

sehingga penyekat karet terlihat.


Usap permukaan penyekat karet dengan swab
alcohol.
Ambil spuit. Lepaskan tutup jarum. Tarik penghisap
untuk mengalirkan sejumlah udara yang ekuivalen
dengan volume obat yang akan diaspirasi dari vial.
Masukkan ujung jarum, dengan bevel mengarah ke
atas, melalui bagian tengah penyekat karet. Beri
tekanan pada ujung jarum selama insersi.

Masukkan udara ke dalam vial dengan memegang

penghisap.
Balik vaial sementara spuit dan penghisap di pegang
dengan kuat. Pegang vial dengan tangan yang tidak
dominan, diantara ibu jari dan jari tengah. Pegang
bagian ujung spuit dan penghisap dengan ibu jari dn
jari telunjuk tangan yang dominan.
Biarkan tekanan udara membuat spuit terisi obat
secara bertahap.
Ketuk sisi badan spuit dengan hati-hati supaya
gelembung udara lepas. Keluarkan udara sisa di
bagian spuit ke dalam vial.

Setelah volume obat yang benar diperoleh,

5.

pindahkan jarum dari vial, pastikan tidak ada


sisa gelembung udara dalam spuit.
Ganti jarum dan tutup.
Untuk vial multidosis, buat label yang memuat
tanggal pencampuran, konsentrasi obat per
millimeter.
Buang bahan kotor di tempat yang benar.
Bersihkan area kerja, cuci tangan.

Pemberian secara intramuskuler


Cuci tangan.
Baca daftar obat, larutan yang dibutuhkan dan

spuit sesuai kebutuhan.


Cocokkan nama obat dan anak.
Baca minimal 3 x sebelum melakukan injeksi pada
anak.
Atur posisi dan tentukan tempat yang akan
disuntikkan.
Desinfeksi area yang akan disuntik

Jika massa otot kecil, cubit badan otot tubuh.


Injeksikan jarum ke dalam otot pada sudut 90

derajat.
Lakukan aspirasi.
Injeksikan obat perlahan.
Setelah obat masuk seluruhnya jarum ditarik
dengan cepat.
Tekan kulit dengan kapas.
Anak di rapikan, cuci tangan.

Pemberian Intradermal
Cuci tangan
Lakukan prinsip 6 benar pemberian obat
Atur posisi anak, kulit didesinfeksi lalu

renggangkan dengan tangan yang tidak dominan


Insersi jarum dengan lubang jarum menghadap ke
atas dengan sudut 5 15 derajat dari permukaan
kulit, ujung jarum dapat terlihat melalui kulit.

Injeksikan obat dengan perlahan sampai terjadi

gelembung lingkaran berwarna terang.


Tarik jarum, jangan dihapus dengan swab alcohol
Anak dirapikan, cuci tangan.
Catat reaksi setelah 5 15 menit.

Pemberian Subkutan
Cuci tangan
Lakukan prinsip 6 benar pemberian obat.
Tentukan area yang akan di lakukan injeksi, dan

lakukan desinfeksi
Regangkan kulit dengan tangan yang tidak
dominan
Injeksikan jarum dengan cepat dan mantap pada
sudut 45 derajat

Lakukan aspirasi
Injeksikan obat secara perlahan
Tarik jarum, tekan area injeksi dengan kapas /

swab alcohol
Anak dirapikan, cuci tangan.

Pemberian Intravena
Cuci tangan
Lakukan prinsip 6 benar pemberian obat
Atur posisi anak
Setelah tempat injeksi ditentukan, lakukan

pembendungan di bagian atas pada area yang akan


disuntik
Lakukan desinfeksi
Regangkan kulit, injeksikan jarum ke dalam
pembuluh darah vena.
Lakukan aspirasi, buka pembendung

Masukkan obat perlahan sampai habis


Tarik jarum, tekan bekas tusukan dengan swab

alcohol
Pastikan tidak ada lagi darah keluar dari bekas
tusukan
Anak dirapikan, cuci tangan
Bila pemberian cairan atau obat dalam jumlah
banyak dan waktu lama, maka pemberian melalui
kateter intra vena atau infus.

Pemberian Obat Topikal


Pemberian obat kulit
Obat dapat diberikan dengan cara
digosokkan, ditepukkan, disemprot, dioles,
atau iontoforesis.

Prinsip kerja :
Gunakan tehnik steril bila ada luka pada kulit,
gunakan sarung tangan
Bersihkan kulit sebelum memberikan obat
Ambil obat dari tempatnya menggunakkan
aplikator
Bila obat perlu digosok berikan tekanan halus
Oleskan obat tipis-tipis, kecuali ada petunjuk lain
Bila digunakan kompres atau kapas lembab, maka
pelembab harus steril

Irigasi dan instilasi mata


Irigasi mata merupakan suatu tindakan

pencucian kantung konjungtiva mata.


Obat mata biasanya berbentuk cairan dan
ointment / salep mata.

Cara irigasi dan instilasi mata


Pastikan order pengobatan.
2. Siapkan peralatan.
Untuk irigasi :
1.

Tabung steril untuk tempat cairan


Cairan irrigator
Bengkok steril
Bola kapas mata setril
Cairan normal saline bila perlu
Perlak
Sarung tangan steril

Untuk instilasi :

Obat yang diperlukan


Kapas kering steril
Kapas basah (normal saline)
Kassa / penutup mata dan plester bila
perlu

3. Siapkan pasien, jelaskan prosedur tindakan.


4. Posisikan pasien duduk atau berbaring miring kepala

ke arah mata yang sakit.


5. Pasang kain penutup untuk melindungi pasien dan
bajunya, letakkan bengkok di bawah mata yang sakit.
6. Kaji mata pasien.
7. Bersihkan kelpak mata dan bulu mata dengan bola
kapas yang telah dibasahi cairan irigasi dengan arah
dari kantus dalam menuju kantus luar.

8. Masukkan cairan irigasi atau obat mata, dengan

cara :
Lakukan prinsip 6 benar pemberian obat
Anjurkan pasien memandang keatas
Buka mata dengan cara menarik kelopak mata
bawah.
Pegang obat tetes
Dekatkan ke mata sampai jarak 1 2 cm dari
mata lalu teteskan obat sesuai kebutuhan pada
kantung konjungtiva bawah 1/3 dari luar.

Bila obat berupa salep mata, pegang pipa salep

diatas kantung konjungtiva atas dan oleskan


sekitar 3 cm salep dari kantus dalam ke luar.
Anjurkan pasien menutup mata tanpa
mengusap obat keluar
Bila obat berbentuk cair, anjurkan pasien
menutup mata 30 detik dan menekan hati-hati
duktus lakrimalis.
Bersihkan mata
Tutup mata dengan kassa steril bila perlu
Rapikan peralatan dan catat tindakan.

Instilasi hidung
Tujuan :
Untuk menimbulkan efek astringent guna
mengkerutkan selaput lemdir yang bengkak.
Mengobati / menyembuhkan infeksi pada
rongga atau sinus-sinus hidung.

Cara kerja :
1.Pastikan adanya order pengobatan
2.Siapkan peralatan
3.Siapkan pasien, beritahu tentang tindakan yang
akan dilakukan
4.Posisikan pasien berbaring terlentang dengan bahu
disokong bantal sehingga kepala menengadah
5.Elevasikan lubang hidung dengan cara menekan
ujung hidung dengan jempol

6. Pegang obat tetes hidung diatas lubang hidung,

teteskan obat pada bagian tengah konka superior


tulang etmoidalis, anjurkan pasien bernafas lewat
mulut
7. Diamkan selama 1 menit, atur kembali posisi
nyaman pasien, dan anjurkan bernafas lagi lewat
hidung.
8. Rapikan peralatan dan catat tindakan.

Irigasi dan instilasi telinga


Pastikan order pengobatan
2. Siapkan peralalatan :
a. Untuk irigasi :
1.

Tabung berisi cairan irigasi


Spuit
Bengkok
Perlak handuk
Kapas pengusap
Sarung tangan

b. Untuk instilasi :
Obat tetes telinga
Kapas dibungkus kassa
Bola kapas
3. Siapkan pasien
4. Posisikan pasien berbaring miring dengan

telinga yang sakit menghadap ke atas

5. Pasang perlak handuk di bahu pasien dan pasang

bengkok di bawah telinga


6. Kaji keadaan daun telinga dan saluran telinga
bagian luar. Bila ditemukan adanya benda asing
atau gendang telinga (membrane timpani) tidak
utuh, jangan lakukan irigasi.
7. Bersihkan daun telinga dan lubang telinga dengan
kapas basah.

8. Masukkan cairan irigasi atau obat tetes telinga :


a. Untuk irigasi

Buka daun telinga ( untuk bayi daun telinga ditarik


kebawah)
Masukkan ujung spuit atau tabung irigasi dan
pancarkan cairan pada dinding atas saluran
telinga.
Keringkan bagian luar telinga dengan kapas dan
bantu pasien miring kea rah telinga yang sakit.

b. Untuk instilasi
Buka dan luruskan lubang telinga
Teteskan obat pada sisi telinga
Biarkan selama 5 menit
Pasang kapas pada lubang telinga tanpa ditekan
selama 15 20 menit.
9. Kaji respon terhadap adanya nyeri, keadaan

saluran telinga, kotoran yang ada pada irigasi,


amati keadaan dan bau cairan yang keluar.
10. Rapikan pasien, peralatan dan catat tindakan

Lokasi Penyuntikan Intra Muskuler

Letak

Vastus
Lateralis

Keuntungan

Kerugian

Besar, bisa mentoleriri


Trombosis arteri
jumlah cairan yang banyak
femoralis dari
Tidak ada saraf dan
penyuntikan di daerah
pembuluh darah yang
tengah paha/mid
penting
thight
Mudah dicari dengan posisi Kerusakan saraf
anak prone, supine, sideskiatrik dari jarum
lying, atau duduk
panjang yang
Tourniquet dapat dipasang
disuntikkan secara
diatas area suntikan untuk
posterior dari medial
menunda reaksi
ke ekstremitas yang
hipersensitifitas terhadap
kecil.
obat jika diperlukan

Letak

Ventro Gluteal

Keuntungan

Bebas dari saraf-saraf da


struktur pembuluh darah
penting
Mudah diindentifikasi
dengan prominent body
landmark
Jaringan subkutan lebih
tipis daripada dorsogluteal,
lebih kecil kemungkinan
untuk terjadi disposisi obat
di subkutan daripada
intramuskuler
Mudah diakses bila anak
dalam posisi supine, prone,
atau side-lying
Kurang nyeri dibandingkan
vastus lateralis

Kerugian

Tenaga kesehatan
kurang terbiasa
dengan sisi ini
Tidak dapat
menggunakan
tourniquet

Letak

Dorso Gluteal

Keuntungan

Kerugian

Massa otot lebih besar


Kontraindikasi pada anak
pada anak yang lebih tua
yang belum bisa berjalan
Otot yang telah
atau kurang dari satu
berkembang dengan
tahun
baik dan dapat
Berbahaya terhadap
mentolerir jumlah
injuri saraf sciatrik
cairan yang lebih banyak Lapisan subkutan tebal,
Anak tidak dapat
predisposisi terjadinya
melihat jarum suntik
deposisi lemak di
Mudah diakses ketika
subkutan daripada
anak prone, side-lying
intramuskular
Tidak dapat
menggunakan tourniquet
Tidak bisa dilakukan
dengan posisi anak
supine
Pembukaan area tersebut
memalukan bagi anak
yang lebih besar

Letak

Deltoid

Keuntungan

Kerugian

Absorbsi lebih cepat daripada Massa otot lebih kecil,


daerah gluteal
hanya jumlah obat
Tournequet dipasang di
terbatas bisa
bagian atas tempat injeksi
dimasukkan
Mudah dicapai dengan tidak Batas keamanan yang
perlu membuka pakaian
kecil terhadap
terlalu banyak
kerusakan pada saraf
radial
Nyeri dengan suntikan
yang berulang

TERIMA KASIH

Você também pode gostar