Você está na página 1de 1

Walaupun telah disampaikan mengenai keuntungan dilakukannya tindakan ambulasi

awal, pasien biasanya masih merasa enggan untuk diberikan tindakan operasi. Mengingatkan
mereka mengenai pentingnya mobilitas awal dalam mencegah terjadinya komplikasi
mungkin dapat membantu mereka untuk menghadapi rasa takutnya. Satu hal yang menjadi
perhatian saat pasien mencoba untuk meninggalkan tempat operasi untuk pertama kali adalah
resiko terjadinya ortostatik hipotensi, juga dikenal dengan istilah hipotensi postural.
Ortostatik hipotensi adalah suatu kondisi abnormal dimana terjadi penurunan tekanan darah
secara tiba-tiba yang umumnya terjadi saat pasien berganti posisi dari berbaring ke berdiri.
Hal ini umum terjadi setelah proses operasi karena terjadinya perubahan posisi sirkulasi dan
volume dari posisi beristirahat di tempat tidur. Tanda dan gejala yang terjadi meliputi
penuruan tekanan darah sistolik sebesar 20-mmHg atau penurunan tekanan darah diastolik
sebesar 10-mmHg, letih, pusing, dan pingsan. Pada pasien dewasa dengan usia yang lebih tua
memiliki resiko untuk mengalami ortostatik hipotensi yang lebih tinggi terkait dengan
perubahan ketebalan pembuluh darah karena faktor usia. Untuk mendeteksi terjadinya
ortostatik hipotensi, biasanya perawat menanyakan mengenai bagaimana perasaan pasien
terkait dengan pusing yang dialami atau tekanan darah saat pertama kali pasien berada dalam
posisi tidak tertidur, setelah pasien duduk, kemudian saat pasien berdiri, dan 2 3 menit
kemudian. Perubahan posisi secara bertahap dilakukan dengan tujuan untuk memberikan
kesempatan agar sistem peredaran darah dapat menyesuaikan. Jika pasien merasa pusing,
maka sebaiknya segera dikembalikan ke posisi berbaring, dan tindakan beranjak dari tempat
tidur ditunda dulu untuk beberapa jam.

Você também pode gostar