Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
oleh:
Dewa Ayu Eka Chandra M. S, S.Kep
NIM 11231101047
Gambar 1. Pneumonia
b. Klasifikasi Pneumonia
Menurut PDPI (2003) pneumonia dapat diklasifiasikan menjadi 3, yaitu:
1.
atau
pada
penderita
dengan
daya
tahan
lemah
2. Menggigil;
3. Nyeri dada pleuritik seperti ditusuk-tusuk ketika bernapas dan batuk;
4. Takipneu;
5. Pernapasan mendengkur;
6. Pernapasan cuping hidung;
7. Penggunaan otot-otot aksesori pernapasan
8. Sakit kepala;
9. Bibir dan kuku sianosis;
10. Sputum berbusa pada pneumonia yang diakibatkan oleh pneumonia
pneumokokus, stafilokokus, klebsiella, dan sstreptokokus;
11. Sputum kental pada pneumonia yang diakibatkan oleh pneumonia
klebsiella;
12. Sputum berwarna hijau pada pneumonia yang dakiatkan oleh H.
Influenza.
f. Komplikasi
Menurut Betz dan Sowden (2002) komplikasi yang sering terjadi
menyertai pneumonia adalah:
1. abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang,
2. efusi pleural adalah terjadi pengumpulan cairan di rongga pleura,
3. empiema adalah efusi pleura yang berisi nanah,
4. gagal nafas,
5. endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial,
6. meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak,
7. pneumonia interstitial menahun,
8. atelektasis adalah (pengembangan paru yang tidak sempurna) terjadi
karena obstruksi bronkus oleh penumukan sekresi
g. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah (Soemantri, 2007):
1. Chest X-ray, teridentifikasi penyebaran dan menunjukan multiple
abses atau infiltrate.
2. Pewarnaan gram dilakukan dengan melakukan biopsy dan biopsy paru
terbuka untuk mengeluarkan organisme penyebab
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai
yang ditentukan oleh pemeriksaan sputum mencakup :
a. Oksigenasi 1-2 L/menit.
b. Humidifikasi dengan nebulizer
c. Fisioterapi dada
d. Pengaturan cairan
e. Pendidikan kesehatan terkait pneumonia
Nama
Nama klien sangat dibutuhkan sebagai identitas klien dan untuk
membangun hubungan saling percaya sehingga mempermudah dalam
melakukan asuhan keperawatan.
2.
Umur
Angka kejadian tertinggi pada usia balita sedangkan pada usia dewasa
dapat ditemukan akibat satu atau lebih penyakit dasar yang mengganggu
daya tahan tubuh. Pneumonia merupakan penyebab mortalitas pada
dewasa muda
3.
Jenis kelamin
Insidensi pneumonia pada laki-laki dan wanita sama
4.
Agama
Untuk mengakaji status spiritual sehingga kebutuhan fisik, psikis dan
spiritual dapat dipenuhi.
5.
Pendidikan
Untuk mengkaji tingkat pengetahuan klien terkait penyakit yang
dideritanya.
6.
Pekerjaan
Beberapa pekerjaan yang sering dihubugkan dengan resiko tinggi
terjadinya pneumonia
7.
Alamat
Untuk mengkaji status lingkungan tempat tinggal yang mungkin
mempengaruhi keadaan sakitnya.
8. Diagnosa medik
Mengetahui penyakit apa yang diderita oleh pasien
b) Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan utama yang biasanya dirasakan pasien yaitu sesak napas, demam
dan batuk
b. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan sekarang adalah hal-hal yang berkaitan dengan keluhankeluhan baik keluhan utama maupun keluhan yang menyertai. Riwayat
kesehatan sekarang yang dialami pasien diantaranya sesak napas, demam,
batuk, myalgia, malaise, dan nyeri kepala
c. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat penyakit dahulu, perlu ditanyakan tentang penyakit-penyakit yang
pernah diderita pasien baik yang berhubungan secara langsung maupun
tidak serta riwayat pernah masuk RS.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Tanyakan apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit yang sama.
c) Pola Pengkajian Gordon
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Kondisi lingkungan klien perlu dikaji termasuk kebersihan lingkungan klien
6. Pola neurosensory
Dapat muncul nyeri dada subternal yang akan muncul saat batuk dan nyeri
kepala.
7. Pola mekanisme koping
Klien dapat mengalami stress karena ketidaknyamanan yang diakibatkan
oleh penyakitnya.
8. Pola konsep diri
Gangguan konsep diri dapat muncul akibat penyakit yang dialami
9. Pola hubungan
Dapat terjadi ketegangan hubungan antara klien dan keluarga tergantung
dari mekanisme koping yang dimiliki
10. Pola reproduksi
Dapat terganggu akibat gejala yang muncul akibat penyakit
11. Pola kepercayaan
Berkaitan dengan keyakinan dan agama klien dalam mengahadapi penyakit
d) Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum: terlihat lemah maupun sesak
2. Kesadaran
Nadi meningkat
:suhu meningkat
:RR takipneu
3. Kepala
4. Mata
: konjungtiva anemis
5. Hidung
6. Paru
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Perkusi
d. Auskultasi
7. Jantung
8. Ekstremitas
e) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah (Soemantri, 2007):
1. Chest X-ray, teridentifikasi penyebaran dan menunjukan multiple abses
atau infiltrate.
2. Pewarnaan gram dilakukan dengan melakukan biopsy dan biopsy paru
terbuka untuk mengeluarkan organisme penyebab
3. Tes serologi, membantu membedakan diagnosis padaorganisme secara
spesifik
4. Pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan leukositosis meningkat umumnya
menandai adanya infeksi bakteri
5. Analisa gas darah, dilakukan untuk menilai tingkat hipoksia dan
kebutuhan oksigen
6. LED, terjadi peningkatan
k. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan pneumonia :
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
sekresi mucus
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan terjadinya konsolidasi dan
pengisian rongga alveoli oleh eksudat
3. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penyumbatan bronkus
4. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme akibat
proses peradangan
5. Nyeri pleuritik berhubungan dengan proses peradangan pada parenkim
paru
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tidak adekuatnya pemenuhan
oksigen ddan peningkatan laju metabolisme
7. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan intake berhubungan dengan faktor biologis
Diagnosa
keperawatan
Bersihan jalan
napas tidak
a.
Respiratory status :
efektif
Ventilation
berhubungan
b.
dengan
peningkatan
sekresi mucus
Respiratory status :
Airway patency
c.
Intervensi keperawatan
Aspiration Control
Rasional
1. Untuk
memastikan
kepatenan
pasien
5. Lakukan dan bantu dalam terapi
gas yang
nebulizer
6. Instrusikan kepada pasien tentang batuk
efektif dan teknik nafas dalam
7. Pengisapan jalan napas ( suction )
8. Kolaborasi pemberian obat :
bronkodilator
jalan napas
dan pertukaran
adekuat
2. Memfasilitasi
kepatenan
jalan napas
3. Membantu
jalan napas
4. Untuk
memfasilitasi
dyspneu (mampu
kesejahteraan
mengeluarkan sputum,
fisiologis dan
psikososial,
serta
memudahkan
mengeluarkan
skeret
5. Mengencerkan
secret ,
mempermudah
pernapasan
6. Memudahkan
c. Mampu mengidentifikasikan
dan mencegah faktor yang
pengeluaran
penyebab.
sekret
7. Untuk
menghilangka
n secret
8. Untuk
normal
perawatan paru
2.
Gangguan
NOC:
1. Mengetahui
pertukaran gas
a.
berhubungan
dengan
Gas exchange
b.
terjadinya
konsolidasi dan
Respiratory Status :
Keseimbangan asam
Basa, Elektrolit
c.
pengisian rongga
Respiratory Status :
ventilation
alveoli oleh
d.
eksudat
TTV.
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilasi
3. Keluarkan sekret dengan batuk atau
suction
4. Auskultasi suara nafas, catat adanya
suara tambahan
5. Monitor respirasi dan status O2
6. Catat pergerakan dada,amati
kesimetrisan, penggunaan otot tambahan,
retraksi otot .
7. Monitor suara nafas, seperti dengkur,
monitor pola nafas
8. Auskultasi suara nafas, catat area
penurunan / tidak adanya ventilasi dan
suara tambahan
9. Kolaborasi pemberian obat
tindakan yang
akan dilakukan
selanjutnya
2. Memaksimalk
an ventilasi
3. Mengoptimalk
an pernapasan
4. Melakukan
tindakan
selanjutnya
5. Mengoptimalk
an jalan napas
6. Mengetahui
adanya
keabnormalan
pada
distress pernafasan
pernapasan
c. Mendemonstrasikan batuk
efektif dan suara nafas yang
untuk
mengoptimalk
an tindakan
7. Melakukan
tindakan
selanjutnya
8. Mendengarkan
bunyi
pernapasan
9. Mengoptimalk
normal
e. AGD dalam batas normal
an pengobatan
yang diberikan
normal
3.
Ketidakefektifan
NOC:
pola napas
berhubungan
dengan
penyumbatan
bronkus
patency
c. Vital sign Status
1. memfasilitasi
kepatenan
jalan napas
2. Untuk
menentukan
dan mencegah
komplikasi
3. Mengetahui
tindakan
selanjutnya
yang akan
dilakukan serta
mengetahui
adanya suara
tambahan
4. Untuk
memperbaiki
pola
pernapasan
5. Mengeluarkan
sekret
6. Untuk
membantu
pola
pernapasan
7. Mengoptimalk
an pernapasan
8. Mengoptimalk
an pola
pernapasan
4. Hipertermi
berhubungan
NOC:
Thermoregulasi
1. Untuk mengetahui
kondisi
umum
dengan
peningkatan laju
metabolisme
adanya
akibat proses
peningkatan suhu
peradangan
hasil:
hipertermi.
a. Suhu 36 37C
b. Nadi dan RR dalam rentang
normal
c. Tidak ada perubahan warna
kulit dan tidak ada pusing,
merasa nyaman
pasien.
2. Untuk memantau
tubuh pasien.
3. Untuk mengetahui
adanya tanda dan
gejala hipertermi.
4. Agar
dapat
mengontrol
perubahan
TTV
pasien.
5. Untuk
membuat
tubuh
merasa
nyaman.
6. Untuk
menghindari
terjadinya
dehidrasi
7. Untuk
menurunkan
panas badan.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta : Medica
Aesculpalus, FKUI
Betz, C. L., & Sowden, L. A .2002. Buku saku keperawatan pediatri. Jakarta:
RGC
Dahlan, Zul. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 2 edisi 4. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Misdiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Nafas Pneumonia pada Anak, Orang
Dewasa, Usia Lanjut, Pneumonia Atipik & Pbeumonia Atypik
Mycobacterium. Jakarta: Pustaka Obor
Price, S. 2005. Infeksi Pada Parenkim Paru: Patofisiologi Konsep Klinis dan
Proses-proses Penyakit volume 2 edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Smeltzer, Suzan C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 1, EGC,
Jakarta.
Somantri, Irman. 2007. Keperawatan Medikal Bedah Asuhan Keperawatan
Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika