Você está na página 1de 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PBL KOMUNITAS III


I. Latar Belakang
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh
darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Hipertensi
atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang
ditandai dengan peningkatan tekanan darah yaitu lebih dari 140/90 mmHg
(Smeltzer, 2006). Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Smeltzer, 2006). Hipertensi
menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius, karena jika tidak terkendali
akan berkembang dan menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Akibatnya bisa
fatal karena sering timbul komplikasi, misalnya stroke (perdarahan otak), penyakit
jantung koroner, dan gagal ginjal.
Hipertensi menempati peringkat ke-2 dari 10 penyakit terbanyak pada
pasien rawat jalan di rumah sakit di Indonesia pada tahun 2006 dengan prevalensi
sebesar 4,67% (Depkes, 2008). Data Riset Kesehatan Dasar (2007) menyebutkan
bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar 30% dengan insiden komplikasi
penyakit kardiovaskular lebih banyak pada perempuan (52%) dibandingkan lakilaki (48%). Data Riskesdas juga menyebutkan hipertensi sebagai penyebab
kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, jumlahnya mencapai 6,8% dari
proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia (Depkes, 2011). Jawa
Timur menempati posisi pertama untuk provinsi dengan prevalensi hipertensi
tertinggi yaitu sebesar 37,4% (Depkes, 2011). Berdasarkan data dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Jember penderita hipertensi adalah 55.691 penderita
(Dinkes Kabupaten Jember, 2011). Berdasarkan hasil pemeriksaan tekanan darah
secara acak pada lansia di daerah Dusun Krajan Timur 1 RW 9, sekitar 80 %
lansia di daerah tersebut sering mengeluhkan sakit kepala dan 60% lansia yang
mengalami hipertensi.
Menenurut para ahli, angka kematian akibat penyakit jantung pada lansia
dengan hipertensi tiga kali lebih sering dibandingkan lansia tanpa hipertensi pada

usia yang sama Faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan atas yang tidak dapat
dikontrol seperti (keturunan, jenis kelamin dan usia) dan yang dapat dikontrol
(seperti kegemukan, kurang olahraga, merokok, konsumsi alkohol, dan garam
yang berlebihan). Hipertensi dapat dicegah dengan pengaturan pola makan yang
baik dan aktivitas fisik yang cukup seperti olahraga secara teratur (Swartz dan
Mark, 2003).
Hipertensi pada lanjut usia sebagian besar merupakan hipertensi sistolik
terisolasi (HST), meningkatnya tekanan sistolik menyebabkan besarnya
kemungkinan timbulnya kejadian stroke dan infark miocard bahkan walaupun
tekanan diastoliknya dalam batas normal (isolated systolic hypertension). Isolated
systolic hypertension adalah bentuk hipertensi yang paling sering terjadi pada
lansia. Pada suatu penelitian, hipertensi menempati 87% kasus pada orang yang
berumur 50 sampai 59 tahun. Adanya hipertensi, baik HST maupun kombinasi
sistolik dan diastolik merupakan faktor risiko morbiditas dan mortalitas untuk
orang lanjut usia. Hipertensi masih merupakan faktor risiko utama untuk stroke,
gagal jantung penyakit koroner, dimana peranannya diperkirakan lebih besar
dibandingkan pada orang yang lebih muda (Kuswardhani, 2007)
Kondisi yang berkaitan dengan usia ini adalah produk samping dari
keausan arteriosklerosis dari arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari
berkurangnya kelenturan. Dengan mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi
semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri. Dinding,
yang kini tidak elastis, tidak dapat lagi mengubah darah yang keluar dari jantung
menjadi aliran yang lancar. Hasilnya adalah gelombang denyut yang tidak terputus
dengan puncak yang tinggi (sistolik) dan lembah yang dalam (diastolik) (Wolff ,
2008).
Menurut Anderson (2011) latihan fisik pada lansia bisa terdiri dari latihan
aerobik, latihan kekuatan dan latihan rentang gerak. Latihan kekuatan biasanya
dilakukan oleh lansia laki-laki yaitu dengan cara mengangkat beban yang tidak
cukup berat untuk melatih kekuatan dan massa otot serta mencegah kehilangan
densitas tulang. Latihan aerobik adalah aktivitas yang menghasilkan peningkatan
denyut jantung 60 sampai 90% dari denyut jantung maksimal seseorang dalam
waktu 15 sampai 60 menit dan dilakukan tiga kali dalam satu minggu. Latihan

rentang gerak ada 2 macam yaitu ada yang aktif dan ada yang pasif. Latihan aktif
membantu mempertahankan fleksibilitas dan meningkatkan penampilan kognitif.
Sedangkan gerak pasif hanya membantu mempertahankan fleksibilitas. Menurut
Stanley dan Patricia (2007) dengan penurunan aktivitas fisik maka terjadi
penurunan masa otot dan tonus otot, kehilangan massa otot yang digantikan
dengan jaringan berlemak menyebabkan aktifitas fisik lansia berkurang dan
mempengaruhi sistem kardiovaskular dan mengakibatkan timbulnya berbagai
macam penyakit pada lansia. Latihan fisik pada penderita hipertensi terutama bagi
lansia sangat bermanfaat dimana saat dilakukan latihan fisik terjadi peningkatan
denyut jantung dan peningkatan curah jantung untuk mensirkulasi darah ke
seluruh bagian tubuh. Latihan fisik yang diberikan kepada masayarakat adalah
senam pencegahan stroke. Senam ini merupakan latihan atau gerakan pada tonus
otot, gerak motorik, sensorik, dan keseimbangan. Senam ini dirancang sedemikian
rupa untuk memberikan rangsangan pada beberapa reseptor yang akan dibawa ke
otak, selanjutnya diproses dan menghasilkan gerakan yang terkoordinasi.
II. Diagnosa Keperawatan Komunitas
Berdasarkan uraian data pada latar belakang tersebut, diagnosa yang dapat
ditarik untuk kasus hipertensi pada lansia di Desa Jelbuk Dusun Krajan Timur 1
adalah sebagai berikut.
a. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan komunitas di Desa Jelbuk Dusun
Krajan Timur 1 berhubungan dengan nilai dan keyakinan yang salah tentang
hipertensi serta kurangnya pengetahuan terkait penyakit hipertensi yang
ditandai dengan
Data Subjektif:
1) 80% lansia mengatakan bahwa sering sakit kepala dan kaku pada leher
2) 70% lansia mengatakan bahwa sakit kepala setelah bekerja
3) 90% lansia laki-laki mengatakan bahwa ia merokok dan minum kopi
setiap hari
4) 10% lansia wanita mengatakan bahwa ia sering menginang
5) 70% lansia mengatakan bahwa sakit kepala setelah bekerja itu wajar
6) 70% lansia mengatakan bahwa sakit yang dideritanya adalah penyakit
orang yang sudah lanjut usia

Data Objektif:
1) Lansia laki-laki tampak merokok saat dilakukan pengkajian
2) Bau asap rokok dari mulut lansia laki-laki saat berbicara
3) 40% tekanan darah lansia termasuk dalam golongan normal-tinggi yaitu
tekanan sistolik 130-139 mmHg dan diastolik 85-89 mmHg
4) 50% tekanan darah lansia termasuk dalam golongan hipertensi derajat I
(ringan) yaitu tekanan sistolik 140-159 mmHg dan diastolik 90-99 mmHg
5) 10% tekanan darah lansia termasuk dalam golongan hipertensi derajat II
(sedang) yaitu tekanan sistolik 160-169 mmHg dan diastolik 100-109
mmHg
b. Perilaku kesehatan komunitas cenderung beresiko di Desa Jelbuk Dusun
Krajan Timur 1 berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyebab
penyakit hipertensi yang ditandai dengan
Data Subjektif:
1) 90% lansia laki-laki mengatakan bahwa ia merokok dan minum kopi setiap
hari
2) 10% lansia wanita mengatakan bahwa ia sering menginang
3) 70% lansia mengatakan bahwa sakit yang dideritanya adalah penyakit orang
yang sudah lanjut usia
4) 70% lansia laki-laki mengatakan tidak bisa bekerja apabila tidak meminum
kopi
5) 70% lansia laki-laki mengatakan tidak apa-apa merokok asal tidak terlalu
banyak
Data Objektif:
1) Lansia laki-laki tampak merokok saat dilakukan pengkajian
2) Bau asap rokok dari mulut lansia laki-laki saat berbicara
III. Perencanaan
a. Tujuan Umum:
Selama dilakukan asuhan keperawatan selama dua kali pertemuan diharapkan
masyarakat dapat mengetahui bagaimana pencegahan hipertensi terutama pada
lansia.
b. Tujuan Khusus:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan komunitas masyarakat selama dua hari


diharapkan masyarakat atau penduduk di Dusun Krajan Timur I memiliki
keyakinan nilai dan keyakinan positif tentang hipertensi dan meningkatkan
pengetahuan tentang hipertensi dengan kriteria :
1) 75% masyarakat tahu mengenai hipertensi mulai dari definisi, penyebab,
tanda gejala, komplikasi, pencegahan, dan pengobatan.
2) 70% masyarakat hadir dalam penyuluhan kesehatan atau promosi
kesehatan dan mengikuti senam hipertensi untuk mencegah stroke.
IV. Implementasi (SAP)
Kelompok kami akan melaksanakan 2 kegiatan implementasi yaitu
promosi kesehatan dan senam pencegahan stroke.
A. Promosi Kesehatan
1.

Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi


a. Metode

: ceramah dan diskusi

b. Hari, tanggal : Rabu, 23 April 2014

2.

c. Waktu

: pukul 08.00 WIB

d. Tempat

: rumah kader Posyandu B.Mulyana

Standar Kompetensi
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit, lansia di Desa

Jelbuk Dusun Krajan Timur 1 dapat menjelaskan kembali tentang penyakit


hipertensi dengan benar.
3.

Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit, lansia di Desa

Jelbuk Dusun Krajan Timur 1 mampu:


a. menyebutkan pengertian penyakit hipertensi dengan benar;

b. menyebutkan penyebab penyakit hipertensi dengan benar;


c. menyebutkan tanda dan gejala penyakit hipertensi dengan benar;
d. menjelaskan komplikasi penyakit hipertensi dengan benar;
e. menjelaskan perawatan penyakit hipertensi dengan benar.
4.

Pokok Bahasan
Konsep dasar penyakit hipertensi dan cara perawatannya.

5.

Subpokok Bahasan
a. Pengertian penyakit hipertensi.
b. Penyebab penyakit hipertensi.
c. Tanda dan gejala penyakit hipertensi.
d. Komplikasi penyakit hipertensi.
e. Perawatan penyakit hipertensi.

6.

Waktu
Pukul 08.00-08.30 WIB (1x30 menit)

7.

Bahan/Alat yang Diperlukan


a. Leaflet
b. Lembar balik

8.

Model Pembelajaran
a. Jenis model pembelajaran: ceramah, diskusi
b. Landasan teori: konstruktivisme
c. Langkah pokok:
1) Menciptakan suasana diskusi yang nyaman
2) Mendiskusikan masalah terkait penyakit hipertensi yang terjadi di
masyarakat khususnya lansia
3) Menjelaskan konsep dasar penyakit hipertensi
4) Mengidentifikasi cara perawatan penyakit hipertensi

5) Membuka forum diskusi untuk berbagi pengalaman


6) Memberi tanggapan dan komentar
7) Menetapkan kesimpulan
9.

Persiapan
Pemateri mencari artikel tentang penyakit hipertensi yang ada di

masyarakat dan cara perawatan penyakit hipertensi yang benar dan tepat.
10.

Kegiatan Pendidikan Kesehatan


No
Waktu
1. 10 menit

Kegiatan penyuluhan
Pendahuluan :

Sasaran
Menjawab

- Memberi salam

Mendengarkan

- Menjelaskan cakupan materi


yang akan disampaikan dan
membuat kontrak waktu untuk
melakukan senam hipertensi
- Menginformasikan tujuan
2.

30 menit

senam hipertensi
Kegiatan inti

Memperagakan

Melakukan senam hipertensi


3.

20 menit

bersama masyarakat
Penutup
-Evaluasi
- Mengajukan pertanyaan lisan
untuk mengetahui kemampuan

Mendengarkan
Menjawab
pertanyaan
Menjawab salam

sasaran dalam melakukan senam


hipertensi
- Mengakhiri dengan salam
B.
1.
2.
3.
4.

SENAM PENCEGAHAN STROKE


Nama Kegiatan : Senam Hipertensi
Metode
: Ceramah, demonstrasi
Media
: Laptop, sound system, dan peragaan langsung
Waktu/Tempat

5.
6.

a. Hari/Tanggal
b. Waktu
c. Tempat
Penyuluh
Kegiatan

: Rabu, 22 April 2013


: Pukul 08.00-selesai
: Rumah Ibu Mulyana (Kader)
: Mahasiswa PSIK Universitas Jember

No
Waktu
1. 10 menit

Kegiatan penyuluhan
Pendahuluan

Sasaran
Menjawab

a. Memberi salam
b.Menjelaskan

Mendengarkan

materi

yang

disampaikan

cakupan
akan
dan

membuat kontrak waktu


untuk melakukan senam
hipertensi
c. Menginformasikan tujuan
2.

30 menit

senam hipertensi
Kegiatan inti
Melakukan
hipertensi

3.

20 menit

Memperagakan
senam
bersama

masyarakat
Penutup

Mendengarkan

a. Evaluasi
Menjawab
b. Mengajukan pertanyaan
pertanyaan
lisan untuk mengetahui
Menjawab salam
kemampuan
sasaran
dalam melakukan senam
hipertensi
c. Mengakhiri
salam
Lampiran
a. SOP senam hipertensi
b. Media pembelajaran: laptop dan sound system
c. Daftar hadir peserta senam hipertensi

dengan

V. EVALUASI
1. Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi
a. Struktur
1) Persiapan tempat: pendidikan kesehatan dilakukan di rumah kader
Posyandu B. Mulyana di Desa Jelbuk Dusun Krajan Timur 1.
2) Persiapan media: media yang digunakan leaflet.
3) Persiapan peserta: jumlah target peserta pendidikan kesehatan
adalah 20 orang
b. Proses
1) Kegiatan terlambat 60 menit yang seharusnya pada pukul 08.00
menjadi pukul 09.00 WIB.
2) Selama acara berlangsung, audiens aktif bertanya dan mengikuti
kegiatan pendidikan kesehatan hingga selesai.
c. Hasil
1) 75% masyarakat yang hadir antusias untuk bertanya dan menanggapi
informasi yang telah disampaikan.
2) 80% masyarakat yang datang dapat mengulang informasi yang telah
disampaikan.
3) Masayarakat menanggapi dengan positif saran yang diberikan untuk
menurunkan darah tinggi dengan pernyataan akan mencoba
melaksanakan saran yang diberikan
2. Senam Pencegahan Stroke
a. Struktur
1) Persiapan tempat: pendidikan kesehatan dilakukan di rumah kader
Posyandu B. Mulyana di Desa Jelbuk Dusun Krajan Timur 1.
2) Persiapan media: laptop dan sound system
3) Persiapan peserta: jumlah target peserta senam hipertensi adalah 20
b.

c.

orang
Proses
1) Peserta memperhatikan penjelasan penyaji
2) Media dapat digunakan secara aktif
3) 100% masyarakat dapat mengikuti gerakan senam
4) Masyarakat antusias dalammengikuti gerakan yang diinstruksikan
Hasil
1) 80% masyarakat mengatakan gerakan yang diberikan menyenangkan
2) 75% masyarakat menyatakan senam yang telah diberikan membuat
badan mereka rileks

LAMPIRAN 1
MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN PENYAKIT HIPERTENSI
1. Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal bervariasi
sesuai usia, sehingga setiap diagnosis hipertensi harus bersifat spesifik usia.
Namun, secara umum seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan
darahnya lebih tinggi daripada 160mmHg sistolik atau 90mmHg diastolik.
(Corwin, 2000).
2. Penyebab
Menurut Gunawan (2001) penyebab hipertensi adalah sebagai berikut.
a. Faktor keturunan
Data statistik menunjukkan bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan
besar mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi.
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah usia,
jenis kelamin, dan ras. Semakin bertambah usia, maka tekanan darah juga
akan meningkat. Tekanan darah pria umumnya lebih tinggi daripada
wanita. Data statistik di Amerika menunjukkan prevalensi penyakit
hipertensi pada orang kulit hitam dua kali lebih banyak daripada orang
kulit putih.
c. Kebiasaan Hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah
konsumsi garam yang tinggi, kegemukan atau makan berlebihan, stres dan
pengaruh lain seperti merokok, minum minuman beralkohol, minum obatobatan seperti ephedrin, prednison, epinefrin.

3. Tanda dan Gejala


Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan gejala
sampai bertahun-tahun. Gejala bila ada menunjukan adanya kerusakan vaskuler,
dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh
pembuluh darah

bersangkutan. Perubahan patologis pada ginjal dapat

bermanifestasi sebagai nokturia

(peningkatan urinasi pada malam hari) dan

azetoma (peningkatan nitrogen urea darah dan kreatinin). Keterlibatan pembuluh


darah otak dapat menimbulkan stroke atau

serangan iskemik transien yang

bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi

(hemiplegia) atau

gangguan tajam penglihatan (Wijayakusuma, 2000).


Gejala terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba, seperti, orang
bingung, limbung atau bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu bagian
tubuh terasa lemah atau sulit digerakan (misalnya wajah, mulut, atau lengan
terasa kaku, tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan diri secara
mendadak (Santoso, 2001).
4. Komplikasi
Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi.
Stroke dapat terjadi

pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang

memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal, sehingga aliran darah ke


daerah-daerah yang diperdarahinya berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami
arterosklerosis

dapat

melemah

sehingga

meningkatkan

kemungkinan

terbentuknya aneurisma (Corwin, 2000).


Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi
pada kapiler-kepiler ginjal, glomerolus. Dengan rusaknya glomerolus, darah akan
mengalir keunit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut
menjadi hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya membran glomerolus, protein
akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang,
menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi kronik (Corwin, 2000)

5. Perawatan Penyakit
Perawatan penderita hipertensi pada umumnya dilakukan oleh keluarga
dengan memperhatikan pola hidup dan menjaga psikis dari anggota keluarga
yang menderita hipertensi. Pengaturan pola hidup sehat sangat penting pada klien
hipertensi guna untuk mengurangai efek buruk dari pada hipertensi. Adapun
cakupan pola hidup antara lain berhenti merokok, mengurangi kelebihan berat
badan, menghindari alkohol, modifikasi diet dan yang mencakup psikis antara
lain mengurangi sres, olahraga, dan istirahat.
Merokok sangat besar perananya meningkatkan tekanan darah, hal ini
disebabkan

oleh nikotin yang terdapat didalam rokok yang memicu hormon

adrenalin yang

menyebabkan tekana darah meningkat. Nikotin diserap oleh

pembuluh-pembuluh darah didalam paru dan diedarkan keseluruh aliran darah


lainnya sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah. Hal ini menyebabkan
kerja jantung semakin meningkat untuk memompa darah keseluruh tubuh melalui
pembuluh darah yang sempit. Dengan berhenti merokok tekanan darah akan turun
secara perlahan, disamping itu jika masih merokok maka obat yang dikonsumsi
tidak akan bekerja secar optimal dan dengan berhenti merokok efektifitas obat
akan meningkat.
Mengurangi berat badan juga menurunkan resiko diabetes, penyakit
kardiovaskular, dan kanker. Secara umum, semakin berat tubuh semakin tinggi
tekanan darah, jika menerapkan pola makan seimbang maka dapat mengurangi
berat badan dan menurunkan tekanan darah dengan cara yang terkontrol.
Referensi
a.

Corwin, Elizabeth J. 2000. Patofisiologi: Buku Saku. Jakarta: EGC

b.

Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi: Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta:


Kanisius

c.

Wijayakusuma,H.M. 2000. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Darah


Tinggi. Jakarta: Penebar Swadaya

d. Santoso, et al. 2001. Artikel Faktor-Faktor Yang Mendorong

Penderita

Hipertensi Kepengobatan Tradisional. Jakarta: Puslitbang Ekologi Kesehatan

LAMPIRAN 2
LEAFLET PROMOSI KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI

LAMPIRAN 3
SOP SENAM PENCEGAHAN STROKE

SENAM PENCEGAHAN &


PENANGGULANGAN STROKE
PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
NO
DOKUMEN:
PROSEDUR TETAP
TANGGAL
TERBIT
1. PENGERTIAN

2. TUJUAN

3. INDIKASI
4. KONTRAINDIKASI
5. PERSIAPAN PASIEN

NO
REVISI:

HALAMAN:

DITETAPKAN OLEH:

Senam pencegahan dan penanggulangan stroke


merupakan latihan atau gerakan pada tonus otot,
gerak motorik, sensorik, dan keseimbangan. Senam
ini dirancang sedemikian rupa untuk memberikan
rangsangan pada beberapa reseptor yang akan
dibawa ke otak, selanjutnya diproses dan
menghasilkan gerakan yang terkoordinasi
a. Melatih koordinasi otot
b. Menunjang tercapainya tujuan program
fisioterapi khusus dan rehabilitasi pada
umumnya
c. Memberikan motivasi baru bagi klien stroke
dalam bentuk terapi latihan dan terapi relaksasi
d. Meningkatkan kebersamaan antara sesame
klien dengan terapis, klien dengan keluarga,
dan keluarga dengan terapis
Klien stroke dalam masa rehabilitas
Klien stroke dalam fase akut dan kritis
Dibagi kedalam tiga gelas, masing-masing kelas
disesuaikan dengan kondisi penderita. Hal ini
dimaksudkan agar klien dapat mengikuti setiap
gerakan
senam
berdasarkan
kemampuan
fisiknya,yaitu:
a. Kelas satu
Klien yang belum mampu gerak stabil
b. Kelas dua
Klien yang mampu duduk stabil dikursi

6. PERSIAPAN ALAT

a.
b.
c.
d.
e.

7. CARA KERJA
8. HASIL

dengan sandaran
c. Kelas tiga
Klien yang mampu berdiri stabil tanpa alat
bantu
Baju training yang tidak terlalu sempit dan
menyerap keringat
Alas tidur
Kursi
Lingkungan sekitar cukup kondusif untuk
digunakan sebagai sarana untuk melakukan
senam pencegahan dan penanggulangan stroke
Keluarga berkeinginan untuk membantu dan
ikut terlibat dalam memotivasi dan membantu
klien atau terapis dalam pelaksanaan program
tersebut

a. Respon verbal
Klien akan mengungkap perasaan rileks yang
dirasakan baik secara fisik maupun psikologis,
merasa senang telah menunjukkan peningkatan
kemampuan dalam melakukan gerak motorik,
tidak mengalami ketegangan otot, dan dapat
beristirahat
b. Respon non verbal
Klien tampak lebih rileks, menunjukkan
peningkatan kemampuan gerak motorik, dan
segar.

Você também pode gostar

  • Gizi Semibang Masa Balita
    Gizi Semibang Masa Balita
    Documento8 páginas
    Gizi Semibang Masa Balita
    Jordan Mason
    Ainda não há avaliações
  • Jadwal Makan Sandi
    Jadwal Makan Sandi
    Documento3 páginas
    Jadwal Makan Sandi
    Jordan Mason
    Ainda não há avaliações
  • MATERI Bladder-Training
    MATERI Bladder-Training
    Documento5 páginas
    MATERI Bladder-Training
    Jordan Mason
    Ainda não há avaliações
  • Senam Kaki
    Senam Kaki
    Documento6 páginas
    Senam Kaki
    Jordan Mason
    Ainda não há avaliações
  • Soal Patient Safety
    Soal Patient Safety
    Documento1 página
    Soal Patient Safety
    Jordan Mason
    Ainda não há avaliações
  • MATERI
    MATERI
    Documento2 páginas
    MATERI
    Jordan Mason
    Ainda não há avaliações
  • Senam Kaki
    Senam Kaki
    Documento6 páginas
    Senam Kaki
    Jordan Mason
    Ainda não há avaliações
  • LKM Dewa Eka
    LKM Dewa Eka
    Documento11 páginas
    LKM Dewa Eka
    Jordan Mason
    Ainda não há avaliações
  • Nervus I
    Nervus I
    Documento4 páginas
    Nervus I
    Jordan Mason
    Ainda não há avaliações
  • Bahan LP Ginjal
    Bahan LP Ginjal
    Documento24 páginas
    Bahan LP Ginjal
    Jordan Mason
    Ainda não há avaliações
  • Bayi BMK
    Bayi BMK
    Documento23 páginas
    Bayi BMK
    Zumrotul Mina
    Ainda não há avaliações
  • Implementasi Tuna Grahita
    Implementasi Tuna Grahita
    Documento16 páginas
    Implementasi Tuna Grahita
    Jordan Mason
    Ainda não há avaliações
  • LP Pneumonia
    LP Pneumonia
    Documento21 páginas
    LP Pneumonia
    Jordan Mason
    Ainda não há avaliações
  • Tabel Anatomi Fisiologi
    Tabel Anatomi Fisiologi
    Documento26 páginas
    Tabel Anatomi Fisiologi
    Jordan Mason
    Ainda não há avaliações
  • Soal Reproduksi
    Soal Reproduksi
    Documento8 páginas
    Soal Reproduksi
    Jordan Mason
    Ainda não há avaliações
  • Asuhan Keperawatan (Implementasi) Klien Dengan Tuna Grahita
    Asuhan Keperawatan (Implementasi) Klien Dengan Tuna Grahita
    Documento16 páginas
    Asuhan Keperawatan (Implementasi) Klien Dengan Tuna Grahita
    Jordan Mason
    Ainda não há avaliações
  • K3 Dewa
    K3 Dewa
    Documento7 páginas
    K3 Dewa
    Jordan Mason
    Ainda não há avaliações
  • LP Combustio
    LP Combustio
    Documento54 páginas
    LP Combustio
    agus1416
    100% (1)
  • Patofiiologi
    Patofiiologi
    Documento2 páginas
    Patofiiologi
    Jordan Mason
    Ainda não há avaliações
  • Hasil Evaluasi Kegiatan
    Hasil Evaluasi Kegiatan
    Documento1 página
    Hasil Evaluasi Kegiatan
    Jordan Mason
    Ainda não há avaliações
  • Sias
    Sias
    Documento2 páginas
    Sias
    Jordan Mason
    Ainda não há avaliações
  • Liflet Senam Nifas Kel 4
    Liflet Senam Nifas Kel 4
    Documento2 páginas
    Liflet Senam Nifas Kel 4
    Jordan Mason
    Ainda não há avaliações
  • Askep Tuna Rungu
    Askep Tuna Rungu
    Documento17 páginas
    Askep Tuna Rungu
    Jordan Mason
    Ainda não há avaliações
  • Implementasi Tuna Grahita
    Implementasi Tuna Grahita
    Documento16 páginas
    Implementasi Tuna Grahita
    Jordan Mason
    Ainda não há avaliações
  • Mekanisme Alin Sebagai Antibakteri
    Mekanisme Alin Sebagai Antibakteri
    Documento2 páginas
    Mekanisme Alin Sebagai Antibakteri
    Jordan Mason
    Ainda não há avaliações
  • SOAL
    SOAL
    Documento13 páginas
    SOAL
    Jordan Mason
    Ainda não há avaliações
  • LKM Dewa Eka
    LKM Dewa Eka
    Documento11 páginas
    LKM Dewa Eka
    Jordan Mason
    Ainda não há avaliações
  • K3 Dewa
    K3 Dewa
    Documento7 páginas
    K3 Dewa
    Jordan Mason
    Ainda não há avaliações
  • K3 Dewa
    K3 Dewa
    Documento7 páginas
    K3 Dewa
    Jordan Mason
    Ainda não há avaliações