Você está na página 1de 42

Kata pengantar

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “keberhasilan bisnis yang di sebabkan oleh komunikasi”

Terimaksih juga disampaikan kepada Dosen pengajar yang membimbing dan memeberi
pengajaran.Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun dePmikian, tim penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Bandung, 13 Mei 2009

Penyusun

Angga Rahmansyah

NIM. 082050308

Daftar Isi

Kata pengantar...........................................................................................................................1
Daftar Isi.....................................................................................................................................2

1
Bab I Pendahuluan................................................................................................................4
Bab II Isi dan Pembahasan.....................................................................................................5
2.1 Komunikasi.....................................................................................................................5
2.1.1 Definisi Komunikasi menurut para ahli...............................................................5
2.1.2 Model-model Komunikasi...................................................................................7
2.1.3 Komponen Dasar Komunikasi...........................................................................10
2.1.4 Prinsip-prinsip Komunikasi...............................................................................13
2.2 Organisasi....................................................................................................................16
2.2.1 Definisi Organisasi.............................................................................................16
2.2.3 Elemen-elemen Organisasi.................................................................................17
2.2.3.1. nilai dan visi nilai dan visi yang dimaksud merupakan tujuan besar yang akan
dicapai nantinya.jika pada organisasi tidak terdapat nilai dan visi maka organisasi
tersebut akan bermasalah/rusak,karena tidak mempunyai pemikiran kedepan................17
2.2.3.4. profesionalisme profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada sikap
mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa
mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya,jika tidak ada sikap
profesionalisme didalam berorganisasi maka hasilnya pun akan resah............................17
2.2.3.5. insentif jika tidak ada insentif akan lamban organisasi tersebut. insentif yang
dimaksud adalah insentif kerja dalam organisasi.............................................................17
2.2.3.6. sumber daya sumber daya merupakan hal terpenting dalam berorganisasi karen
sumber daya yang dimaksud adalah manusia yang akan menjalankan suatu organisasi.
sumber daya sangat diperlukan karena akan mengacu pada tujuan kerja yang akan
dilakukan kedepannya oleh organisasi tersebut,jika tidak ada sumber daya makan akan
frustasi...............................................................................................................................18
2.2.3.7. rencana kerja didalam suatu organisasi diperlukan rencana kerja untuk menjalan
visi dan misi dalam organiasi jika tidak ada rencana kerja maka akan salah langkah......18
2.2.4 Karakter Organisasi dan Fungsi Organisasi.......................................................18
2.2.5 Asumsi Dasar teori-teori Organisasi..................................................................21
2.3 Komunikasi Organisasi.................................................................................................23
2.3.1 persepsi Komunikasi Organisasi menurut para ahli................................................23
2.3.2 Konsep Kunci dan Pendekatan Komunikasi Organisasi...................................24
2.4 Iklim Organisasi dan iklim Komunikasi.......................................................................27
2.4.1 Definisi Iklim Organisasi dan Iklim Komunikasi....................................................27
2.4.2 Budaya Organisasi..................................................................................................28
2.5 Komunikasi Verbal.......................................................................................................33
2.5.1 Definisi Komunikasi verbal menurut ahli................................................................33
2.5.2 Fungsi Pesan dalam Organisasi...............................................................................33

2
2.5.3 Jaringan Komunikasi Formal dan Informal..........................................................36
2.6 Komunikasi Interpersonal, Komunikasi kelompok Kecil dan Komunikasi Publik.....37
2.6.1 Definisi Komunikasi Interpersonal menurut para ahli.............................................37
2.6.2 Definisi Komunikasi kelompok kecil menurut para ahli.........................................38
2.6.3 Definisi Komunikasi Publik menurut para ahli......................................................38
2.7 Distorsi Pesan............................................................................................................38
2.7.1 Definisi Distorsi Pesan.............................................................................................39
2.7.2 Faktor-faktor Terjadinya Distorsi Pesan.....................................................................39
2.7.2 Usaha-usaha untuk mengurang Distorsi Pesan.............................................................41
Bab III Penutup......................................................................................................................42
3.2 kesimpulan......................................................................................................................42
3.2 Saran...............................................................................................................................43
Daftar Pustaka..........................................................................................................................45

Bab I Pendahuluan

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan
membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu
hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan
sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok/organisasi itu selalu terdapat

3
bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup
kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan bawahan/karyawan. Di antara kedua belah pihak
harus ada two-way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik,
untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-
cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Kerja sama tersebut
terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial/kebudayaan. Hubungan yang
terjadi merupakan suatu proses adanya suatu keinginan masing-masing individu, untuk
memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang
berkelanjutan.

Hubungan yang dilakukan oleh unsur pimpinan antara lain kelangsungan hidup berorganisasi
untuk mencapai perkembangan ke arah yang lebih baik dengan menciptakan hubungan kerja
sama dengan bawahannya. Hubungan yang dilakukan oleh bawahan sudah tentu mengandung
maksud untuk mendapatkan simpati dari pimpinan yang merupakan motivasi untuk
meningkatkan prestasi kerja ke arah yang lebih baik. Hal ini tergantung dari kebutuhan dan
cara masing-masing individu, karena satu sama lain erat hubungannya dengan keahlian dan
tugas-tugas yang harus dilaksanakan.

Bab II Isi dan Pembahasan

2.1 Komunikasi

istilah komunikasi dari bahasa Inggris communication, dari bahasa latin communicatus yang
mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama, komunikasi diartikan sebagai proses
sharing diantara pihak-pihak yang melakukan aktifitas komunikasi tersebut.

4
Menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi
untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang sama
terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya.
Webster’s New Collegiate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain menjelaskan bahwa
komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara individu melalui sistem
lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.

Ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner, tidak bisa
menghindari perspektif dari beberapa ahli yang tertarik pada kajian komunikasi, sehingga
definisi dan pengertian komunikasi menjadi semakin banyak dan beragam. Masing-masing
mempunyai penekanan arti, cakupan, konteks yang berbeda satu sama lain, tetapi pada
dasarnya saling melengkapi dan menyempurnakan makna komunikasi sejalan dengan
perkembangan ilmu komunikasi.

2.1.1 Definisi Komunikasi menurut para ahli

 Hovland, Janis & Kelley:1953

Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan


stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk
perilaku orang-orang lainnya (khalayak).

 Berelson dan Stainer, 1964

Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain.
Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-
lain.

 Lasswell, 1960

Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan
apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what?
In which channel? To whom? With what effect?)

5
 Gode, 1959

Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh
seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih.

 Barnlund, 1964

Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa


ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.

 Ruesch, 1957

Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya
dalam kehidupan.

 Weaver, 1949

Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi
pikiran orang lainnya.

2.1.2 Model-model Komunikasi

Sejauh ini terdapat anyak sekali model komunikasi yang telah dibuat pakar komunikasi.
Maka disini kita “hanya” akan membahas sebagian kecil saja dari sekian banyak model
komunikasi tersebut :

2.1.2.1 Model S – R

Model stimulus – respons (S-R) adalah model komunikasi paling dasar. Model ini
dipengaruhi oleh disiplin psikologi behavioristik.

Model ini menunjukkan bahwa komunikasi itu sebagai suatu proses “aksi-reaksi” yang sangat
sederhana. Jadi model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat nonverbal, gambar

6
dan tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara
tertentu. Pertukaran informasi ini bersifat timbal balik dan mempunyai banyak efek dan
setiap efek dapat mengubah tindakan komunikasi.

Contoh : Anda menyukai seseorang, lalu anda melihat dan memperhatikan wajahnya sambil
senyum-senyum. Ternyata orang tersebut malah menutup wajahnya dengan buku atau malah
teriak “apa liat-liat, nantang ya?” lalu anda kecewa dan dalam pikiran anda merasa cintanya
bertepuk sebelah tangan dan anda ingin bunuh dia.

2.1.2.2 Model Aristoteles

Model ini adalah model komunikasi yang paling klasik, yang sering juga disebut model
retoris. Model ini sering disebut sebagai seni berpidato.

Menurut Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh siapa anda (etos-kererpercayaan anda),
argumen anda (logos-logika dalam emosi khalayak). Dengan kata lain, faktor-faktor yang
memainkan peran dalam menentukan efek persuatif suatu pidato meliputi isi pidato,
susunannya, dan cara penyampainnya.

Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa komunikasi dianggap sebagai fenomena yang
statis.

2.1.2.3 Model Lasswell

Model ini berupa ungkapan verbal, yaitu :

Who

Says What

In Which Channel

7
To Whom

With What Effect

Lasswell mengemukakan tiga fungsi komunikasi yaitu :

1. Pengawasan Lingkungan – yang mengingatkan anggota-anggota masyarakat akan bahaya


dan peluang dalam lingkungan.

2. Korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan,

3. Transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya.

Akan tetapi model ini dikritik karena model ini mengisyaratkan kehadiran komunikator dan
pesan yang bertujuan. Model ini juga terlalu menyederhanakan masalah.

2.1.2.4 Model Shannon dan Weaver

Model yang sering disebut model matematis atau model teori informasi. Model itu
melukiskan suatu sumber yang menyandi atau menyiptakan pesan dan menyampaikannya
melalui suatu saluran kepada seorang penerima.

Konsep penting Shannon dan Weaver adalah :

Gangguan (noise), Setiap rangsangan tambahan dan tidak dikendaki yang dapat mengganggu
kecermatan pesan yang disampaikan.

Konsep lain yang ikut andil adalah entropi dan redundasi serta keseimbangan yang
diperlukan diantara keduanya untuk menghasilkan komunikasi yang efisien dan dapat
mengatasi gangguan dalam saluran.

Sayangnya, model ini juga memberikan gambaran yang parsial, komunikasi dipandang
sebagai fenomena satu arah.

8
2.1.2.5 Model Newcomb

Komunikasi adalah suatu cara yang lazim dan efektif yang memungkinkan orang orang
mengorientasikan diri terhadap lingkungan mereka. Ini adalah model tindakan komunikatif
dua orang yang disengaja.

Model ini mengisyaratkan bahwa setiap sistem ditandai oleh suatu keseimbangan atau
simetri,karena ketidakkeseimbangan atau kekurangan simetri secara psikologis tidak
menyenangkan dan menimbulkan tekanan internal untuk memulihkan keseimbangan.

2.1.2.6 Model DeFleur

Source dan Transmitter adalah dua fase yang berbeda yang dilakukan seseorang, fungsi
receiver dalam model ini adalah menerima informasi dan menyandi baliknya mengubah
peristiwa fisik informasi menjadi pesan.

Menurut DeFleur komunikasi adalah terjadi lewat suatu operasi perangkat komponen dalam
suatu sistem teoretis, yang konsekuensinya adalah isomorfisme diantara respons internal
terhadap seperangkat simbol tertentu pada pihak pengirim dan penerima

2.1.3 Komponen Dasar Komunikasi

Dari bermacam-macam model komunikasi yang telah dikemukakan di atas kelihatan bahwa
ada bermacam-macam komponen atau elemen dalam proses komunikasi. Kadang-kadang
untuk komponen yang sama digunakan istilah yang berbeda seperti halnya ada yang
menggunakan istilah informasi dan pesan untuk menyatakan komponen pesan yang
dikirimkan dan begitu juga ada yang memakai istilah sender dan source untuk menyatakan
orang yang mengirimkan pesan.

9
Walaupun demikian dapat disimpulkan mana diantara bermacam-macam komponen itu yang
merupakan komponen dasar komunikasi. Dalam hal ini ada empat komponen yang cenderung
sama yaitu : orang yangmengirimkan pesan, pesan yang akan dikirimkan, saluran atau jalan
yang dilalui pesan dari si pengirim kepada si penerima, dan si penerima pesan. Karena
komunikasi merupakan proses dua arah atau timbal balik maka komponen balikan perlu ada
dalam proses komunikasi.

Dengan demikian, komponen dasar komunikasi ada lima, yaitu : pengirim pesan, pesan,
saluran, penerima pesan dan balikan. Masing-masing komponen tersebut akan dijelaskan
kembali secara ringkas.

1. Pengirim Pesan
Pengirim pesan adalah individu atau orang yang mengirim pesan. Pesan atau informasi yang
akan dikirimkan berasal dari otak si pengirim pesan. Oleh sebab itu sebelum pengirim
mengirimkan pesan, si pengirim harus menciptakan dulu pesan yang akan dikirimkannya.
Menciptakan pesan adalah menentukan arti apa yang akan dikirimkan kemudian
menyandikan/encode arti tersebut ke dalam suatu pesan. Sesudah itu baru dikirim melalui
saluran.

Contoh : jika pesan yang dikirim adalah sebuah berita di media cetak, maka si pengirim pesan
disini adalah penerbit.

2. Pesan
Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan kepada si penerima. Pesan ini dapat berupa
verbal maupun nonverbal. Pesan secara verbal dapat secara tertulis seperti surat, buku,
majalah, memo, sedangkan pesan yang secara lisan dapat berupa percakapan tatap muka,
percakapan melalui telepon, radio dan sebagainya. Pesan yang nonverbal dapat berupa isyarat
gerakan badan, ekspresi muka, dan nada suara.

Contoh : pesan yang terdapat pada media koran adalah berita atau informasi

10
3. Saluran
Saluran adalah jalan yang dilalui pesan dari si pengirim dengan si penerima. Channel yang
biasa dalam komunikasi adalah gelombang cahaya dan suara yang dapat kita lihat dan dengar.
Akan tetapi alat dengan apa cahaya atau suara itu berpindah mungkin berbeda-beda.
Misalnya bila dua orang berbicara tatap muka gelombang suara dan cahaya di udara
berfungsi sebagai saluran. Tetapi jika pembicaraan itu melalui surat yang dikirimkan, maka
gelombang cahaya sebagai saluran yang memungkinkan kita dapat melihat huruf pada surat
tersebut. Kertas dan tulisan itu sendiri adalah sebagai alat untuk menyampaikan pesan. Kita
dapat menggunakan bermacam-macam alat untuk menyampaikan pesan seperti buku, radio,
film, televisi, surat kabar tetapi saluran pokoknya adalah gelombang suara dan cahaya. Di
samping itu kita juga dapat menerima pesan melalui lat indera penciuman, alat pengecap dan
peraba.
Contoh: Saluran pesan dalam contoh kasus adalah media cetak, berupa surat kabar/koran

4. Penerima Pesan
Penerima pesan adalah yang menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan yang
diterimanya.

Contoh: Penerima pesan dalam pengerimi pesan melalui media cetak surat kabar adalah
pembaca

5. Balikan
Balikan adalah respons terhadap suatu pesan yang diterima yang dikirimkan kepada si
pengirim pesan. Dengan diberikannya reaksi ini kepada si pengirim, pengirim akan dapat
mengetahui apakah pesan yang dikirimkan tersebut diinterpretasikan sama dengan apa yang
dimaksudkan oleh si pengirim. Bila arti pesan yang dimaksudkan oleh si pengirim
diinterpretasikan sama oleh si penerima berarti komunikasi tersebut efektif.
Seringkali respons yang diberikan tidak seperti yang diharapkan oleh si pengirim karena si
penerima pesan kurang tepat dalam menginterpretasikan pesan. Hal ini disebabkan oleh
adanya factor-faktor dalam diri si penerima yang mempengaruhi dalam pemberian arti pesan
seperti telah disebutkan dalam model Berlo.

11
Contoh : Balikan atau respon dalam pengriman pesan melalui surat kabar adalah, respon
pembaca setalah membaca berita dan informasi yang disajikan, dapat juga berupa rating,
opini, dan surat pembaca.

2.1.4 Prinsip-prinsip Komunikasi

Prinsip 1 : Komunikasi adalah suatu proses simbolik


Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik,
tetapi terus berkelanjutan.

Prinsip 2 : Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi


Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan
sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses
berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat
dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.

Prinsip 3 : Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan


Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa
memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses
komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat dan antara dosen dan mahasiswa di kelas
berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.

Prinsip 4 : Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan


Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat
kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja
yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada

12
tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan
berharap tujuannya tercapai)

Prinsip 5 : Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktuPesan komunikasi yang
dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan
tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan
kapan komunikasi itu berlangsung.

Prinsip 6 : Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasiTidak dapat dibayangkan jika


orang melakukan tindakan komunikasi di luar norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita
tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan
senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita.
Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses
komunikasi.

Prinsip 7 : Komunikasi itu bersifat sistemik


Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang
budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang berkomunikasi
dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan
lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan
komunikasi.

Prinsip 8 : Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama,
maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling
dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang
saling dipertukarkan.

Prinsip 9 : Komunikasi bersifat nonsekuensial


Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan respon
atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.

Prinsip 10 : Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional


Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu
dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara
pihak-pihak yang melakukan komunikasi.

13
Prinsip 11 : komunikasi bersifat irreversible
Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa
terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik
kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak akan
hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.
Prinsip 12 : Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah.

14
2.2 Organisasi

2.2.1 Definisi Organisasi

 Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan “ organisasi ialah setiap bentuk


persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal
terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang
mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang /
sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.”

 Drs. Malayu S.P Hasibuan mengatakan “organisasi ialah suatu sistem perserikatan
formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam
mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.”

 Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan “organisasi adalah struktur


pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang
posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama

 James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.

 Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih.

15
2.2.3 Elemen-elemen Organisasi

2.2.3.1. nilai dan visi


nilai dan visi yang dimaksud merupakan tujuan besar yang akan dicapai nantinya.jika pada
organisasi tidak terdapat nilai dan visi maka organisasi tersebut akan
bermasalah/rusak,karena tidak mempunyai pemikiran kedepan.

2.2.3.2. misi
misi adalah cara dan tujuan yang harus dicapai dalam waktu jangka pendek. jika tidak
terdapat misi pada organisasi maka akan bingung apa yang akan dikerjakan dalam organisasi
tersebut.

2.2.3.3. aturan
aturan dalam berorganisasi sangat diperlukan karena jika tidak ada aturan maka akan terjadi
konflik kepentingan karena tidak ada yang mengatur dalam berorganisasi.

2.2.3.4. profesionalisme
profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen
dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas
profesionalnya,jika tidak ada sikap profesionalisme didalam berorganisasi maka hasilnya pun
akan resah.

2.2.3.5. insentif
jika tidak ada insentif akan lamban organisasi tersebut. insentif yang dimaksud adalah
insentif kerja dalam organisasi.

16
2.2.3.6. sumber daya
sumber daya merupakan hal terpenting dalam berorganisasi karen sumber daya yang
dimaksud adalah manusia yang akan menjalankan suatu organisasi. sumber daya sangat
diperlukan karena akan mengacu pada tujuan kerja yang akan dilakukan kedepannya oleh
organisasi tersebut,jika tidak ada sumber daya makan akan frustasi.

2.2.3.7. rencana kerja


didalam suatu organisasi diperlukan rencana kerja untuk menjalan visi dan misi dalam
organiasi jika tidak ada rencana kerja maka akan salah langkah.

2.2.4 Karakter Organisasi dan Fungsi Organisasi

2.2.4.1 Karakter Organisasi

Piramida Mendatar(flat)

ciri-ciri :
a.Jumlah satuan organisasi tidak banyak sehingga tingkat-tingkat hirarki kewenangan sedikit
b.Jumlah pekerja (bawahan) yang harus dikendalikan cukup banyak
c.Format jabatan untuk tingkat pimpinan sedikit karena jumlah pimpinan relatif kecil.

Piramida Terbalik

Organisasi piramida terbalik salah satu unit dari tipe piramida


terbalik ialah jumlah jabatan pimpinan lebih besar daripada jumlah
pekerja. Organisasi ini hanya cocok untuk organisasi - organisasi
yang pengangkatan pegawainya berdasarkan atas jabatan fungsional
seperti organisasi-organisasi/lembaga - lembaga penelitian, lembaga

Tipe Kerucut

ciri-ciri organisasi dari tipe kerucut :

17
a.Jumlah satuan organisasi banyak sehingga tingkat-tingkat hirarki/kewenangan banyak.
b.Rentang kendali sempit.
c.Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab dapat dilakukan sampai kepada
pejabat/pimpinan yang bawah/rendah.
d.Jarak antara pimpinan tingkat atas dengan pimpinan tingkat bawah terlalu jauh.
e.Jumlah informasi jabatan cukup besar.

2.2.4.2 Fungsi Organisasi

1. Fungsi informatif

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information-


processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat
memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang
didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya
secara lebih pasti informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang
mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam tataran
manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun
guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan
(bawahan) membutuhkan informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan
kesehatan, izin cuti dan sebagainya.

2. Fungsi Regulatif

Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap
fungsi regulatif ini, yaitu:

1. Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang
memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.
Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi atau
perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada
lapis atas (position of authority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan
sebagaimana semestinya. Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan
perintah banyak bergantung pada:

1. Keabsahan pimpinan dalam penyampaikan perintah.

18
2. Kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi.

3. Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus


sebagai pribadi.

4. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.

2. Berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya


berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan-
peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.

3. Fungsi Persuasif

Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu
membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak
pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah.
Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan
kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan
dan kewenangannya.

4. Fungsi Integratif

Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat


dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal
seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan
kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan
antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan
darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk
berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.

2.2.5 Asumsi Dasar teori-teori Organisasi

2.2.5.1 Teori Klasik (struktural)

19
 Division of Work (pembagian tugas kerja)

Manusia dibagi-bagi dalam kerja karena mempunyai kemampuan yang terbatas, yang
terbagi mennjadi dua yaitu :

a. Jenis Perkerjaan (fingsi)


b. Wewenang ( Tingkat Hierarki)

 Hierarki Proses Fungsional

Hierarki berfungsi untuk memperjelas otoritas seseorang dalam Organisasi

 Struktur

Struktur dalam organisasi terdiri dari :

a. Lini / Line, yang berfungsi sebagai mata rantai perintah dan fungsi utama Organisasi
formal
b. Staff, yaitu orang yang memberikan pelayan dan nasihat dibawah garis komando

 Pengawasan yang ketat , yang dilakukan oleh supervisor dari organisasi

2.2.5.2 Teori Hubungan Manusia

 Menolak terhadap teori klasik dan menekankan pada hubungan sosial dan kebutuhan
sosial
 Human Relation adalah interaksi orang-orang dalam organisasi kerja secara formal
 Mengutamakan kebutuhan sosial untuk individu dalam organisasi yaitu:
a. Psylogical need (sandang, pangan, papan dan seksual)
b. Safety need (kebutuhan akan keamanan)
c. Sosial need (kebutuhan berkawan dan bersosialisasi)
d. Esteem need (keinginan untuk di hargai)
e. Actualization need (keinginan untuk mengembangakan diri)

20
2.2.5.3 Teori Sistem Sosial

 Organisasi sebagai sebuah jaringan sistem yang terdiri dari setidak-tidaknya 2 orang
atau lebih dengan kesalingtergantungan, input, proses dan output. Menurut pandangan
ini, orang-orang (komunikator) bekerjasama dalam sebuah sistem untuk menghasilkan
suatu produk dengan menggunakan energi, informasi dan bahan-bahan dari
lingkungan

2.2.5.4 Teori Simbolis

 Organisasi memproduksi situasi / lingkungan/ budaya/ realitas sosial melalui


pemaknaan atas interaksi dalam organisasi.

 Organisasi terbentuk karena adanya interaksi (komunikasi) yang terjadi antar anggota
melalui pemaknaan atas simbol-simbol, baik simbol verbal maupun non verbal.

2.3 Komunikasi Organisasi

2.3.1 persepsi Komunikasi Organisasi menurut para ahli

1. Persepsi Redding dan Sanborn Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan


penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk
bidang ini adalah :
a. komunikasi internal
b. hubungan manusia
c. hubungan persatuan pengelola
d. komunikasi downward (komunikasi dari atasan kepada bawahan)
e. komunikasi upward (komunikasi dari bawahan kepada atasan)

21
f. komunikasi horizontal (komunikasi dari orang-orang yang sama tingkatnya
dalam organisasi)
keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan
evaluasi program.
2. Persepsi Katz dan Kahn Komunikasi organisasi merupakan arus informasi,
pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam organisasi.
3. Persepsi Zelko dan Dance Komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang
saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi
eksternal.
4. Persepsi Thayer Dia memperkenalkan tiga sistem komunikasi dalam
organisasi yaitu :
- berkenaan dengan kerja organisasi seperti data mengenai tugas-tugas atau
beroperasinya organisasi;
- berkenaan dengan pengaturan organisasi seperti perintah, aturan dan
petunjuk;
- berkenaan dengan pemeliharaan dan pengembangan organisasi (hubungan
dengan personal dan masyarakat, pembuat iklan
dan latihan)

5. Persepsi Greenbaunm Bidang komunikasi organisasi termasuk arus


komunikasi formal dan informal dalam organisasi. Dia membedakan
komunikasi internal dengan eksternal dan memandang peranan komunikasi
terutama sebagai koordinasi pribadi dan tujuan organisasi serta masalah
menggiatkan aktivitas.
Meskipun bermacam-macam persepsi dari para ahli mengenai komunikasi organisasi, tapi
ada beberapa hal yang dapat disimpulkan :
• Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi
oleh lingkungannya sendiri baik internal
maupun eksternal.
• Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media.
• Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan
keterampilannya.

22
2.3.2 Konsep Kunci dan Pendekatan Komunikasi Organisasi

2.3.2.1 Konsep Kunci Komunikasi Organisasi

 Proses Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan
dan saling menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan
menukar informasi ini berjalan terus menerus tanpa henti maka dikatakan sebagai
suatu proses.
 Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, obyek, kejadian yang
dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. Dalam komunikasi organisasi kita
mempelajari pertukaran pesan dalam seluruh organisasi. Pesan dalam organisasi ini
dapat dilihat menurut beberapa klasifikasi yang berhubungan dengan :
a. bahasa (verbal dan non-verbal)
b. penerima (internal dan eksternal)
c. metode difusi (bagaimana pesan disebarluaskan)
d. arus tujuan dari pesan (berkenaan dengan tugas-tugas dalam organisasi,
pemeliharaan organisasi dan kemanusiaan dan inovasi/Redding dalam Goldhaber,
1986). Menurut Thayer arus tujuan dari pesan adalah untuk memberi informasi,
mengatur, membujuk
dan mengintegrasikan ).
 Jaringan Organisasi terdiri dari satu seri orang yang masing-masing menduduki posisi
atau peranan tertentu dalam organisasi. Pertukaran pesan dari orang-orang tersebut
melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi.
Hakikat dan luas jaringan ini dipengaruhi oleh faktor yang masing-masing
mempengaruhi jaringan komunikasi yaitu :
a. hubungan peranan (formal dan informal)
b. arah dan arus pesan (komunikasi kepada atasan, komunikasi kepada bawahan dan.
komunikasi horizontal)
c. isi dari pesan
 Keadaan saling tergantung Keadaan saling tergantung antara satu bagaian dengan
bagian lainnya telah menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem
terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan

23
berpengaruh pada bagaian lainnya dan mungkin juga pada seluruh sistem organisasi.

 Hubungan Karena organisasi merupakan sistem kehidupan sosial, maka untuk


berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan manusia. Oleh karena itu
hubungan manusia dalam organisasi yang menfokuskan kepada tingkahlaku
komunikasi dari orang yang terlibat dalam satu hubungan perlu dipelajari.
 Lingkungan Yang dimaksud dengan lingkungan adalah semua totalitas secara fisik
dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu
dalam suatu sistem. Lingkungan ini dapat dibedakan :
a. Lingkungan internal (karyawan, golongan fungsional dari organisasi, komponen
organisasi lainnya seperti tujuan, produk/jasa dsb)
b .Lingkungan eksternal ( pelanggan, kompetitor, teknologi, dsb)

 Ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang


diharapkan. Untuk mengurangi ketidakpastian ini organisasi menciptakan dan menukar
pesan di antara anggota, penelitian, pengembangan organisasi dan menghadapi tugas-
tugas yang kompleks dengan integritas yang tinggi.

2.3.2.2 Pendekatan Komunikasi Organisasi

 Pendekatan Makro
Dalam pendekatan makro organisasi dipandang sebagai suatu struktur global yang
berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam berinteraksi, organisasi melakukan
aktivitas tertentu seperti :

a. Memproses informasi dan lingkungan


b. Mengadakan identifikasi
c. Melakukan intergrasi dengan organisasi lain
d. Menentukan tujuan organisasi

 Pendekatan Mikro

24
Pendekatan ini terutama menfokuskan kepada komunikasi dalam unit dan sub-unit
pada suatu organisasi. Komunikasi yang diperlukan pada tingkat ini adalah komunikasi
antara anggota kelompok seperti :
a. Komunikasi untuk pemberian orientasi dan latihan
b. Komunikasi untuk melibatkan anggota kelompok dalam tugas kelompok
c. Komunikasi untuk menjaga iklim organisasi
d.Komunikasi dalam mensupervisi dan pengarahan pekerjaan
e.Komunikasi untuk mengetahui rasa kepuasan kerja dalam organisasi
 Pendekatan individual berpusat pada tingkahlaku komunikasi individual dalam
organisasi. Semua tugas-tugas yang telah diuraikan pada dua pendekatan sebelumnya
diselesaikan oleh komunikasi individual satu sama lainnya. Ada beberapa bentuk
komunikasi individual :
a. Berbicara pada kelompok kerja
b. Menghadiri dan berinteraksi dalam rapat-rapat
c. Menulis dan mengonsep surat
d. Berdebat untuk suatu usulan

2.4 Iklim Organisasi dan iklim Komunikasi

2.4.1 Definisi Iklim Organisasi dan Iklim Komunikasi

Robert G. Owens mendefinisikan iklim organisasi sebagai studi persepsi individu mengenai
berbagai aspek lingkungan organisasinya.

Keith Davis mengemukakan pengertian iklim organisasi sebagai ”The human environment
within an organization’s employees do their work”. Pernyataan Davis tersebut mengandung
arti bahwa iklim organisasi itu adalah yang menyangkut semua lingkungan yang ada atau
yang dihadapi oleh manusia di dalam suatu organisasi tempat mereka melaksanakan
pekerjaannya.

James L. Gibson mengatakan iklim merupakan satu set perlengkapan dari suatu lingkungan
kerja yang dirasakan secara langsung atau tidak langsung oleh karyawan yang bekerja di

25
lingkungan ini dan beranggapan akan menjadi kekuatan utama yang mempengaruhi tingkah
laku mereka dalam bekerja.

Wayne K. Hoy yang menyebutkan bahwa iklim organisasi merupakan karakteristik yang
membedakan satu organisasi dengan organisasi lainnya dan mempengaruhi orang-orang
dalam organisasi tersebut.

Steers menyebutkan bahwa iklim organisasi dapat dipandang sebagai kepribadian organisasi
yang dicerminkan oleh anggota-anggotanya.

2.4.2 Budaya Organisasi

2.4.2.1 Definisi Budaya Organisasi

Umar Nimran mendefinisikan budaya organisasi sebagai “Suatu sistem makna yang
dimiliki bersama oleh suatu organisasi yang membedakannya dengan organisasi lain

Taliziduhu Ndraha Mengartikan Budaya organisasi sebagai “Potret atau rekaman hasil
proses budaya yang berlangsung dalam suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini

Edgar H. Schein Suatu pola sumsi dasar yang ditemukan, digali dan dikembangkan oleh
sekelompok orang sebagai pengalaman memecahkan permasalahan, penyesuaian terhadap
faktor ekstern maupun integrasi intern yang berjalan dengan penuh makna, sehingga perlu
untuk diajarkan kepada para anggota baru agar mereka mempunyai persepsi, pemikiran
maupun perasaan yang tepat dalam mengahdapi problema organisasi tersebut

Moorhead dan Griffin budaya organisasi diartikan sebagai Seperangkat nilai yang diterima
selalu benar, yang membantu seseorang dalam organisasi untuk memahami tindakan-tindakan
mana yang dapat diterima dan tindakan mana yang tidak dapat diterima dan nilai-nilai
tersebut dikomunikasikan melalui cerita dan cara-cara simbolis lainnya

Amnuai membatasi pengertian budaya organisasi sebagai pola asumsi dasar dan keyakinan
yang dianut oleh anggota sebuah organisasi dari hasil proses belajar adaptasi terhadap
permasalahan ekternal dan integrasi permasalahan internal.

26
2.4.2.2 Terbentuknya Budaya Organisasi

Pada hakekatnya budaya organisasi merupakan program mental kolektif yang bisa
dirumuskan, diterapkan, dan dikembangkan dalam sebuah organisasi. Budaya merupakan
satu set nilai, penuntun kepercayaan atau suatu hal, pengertian dan cara berfikir yang
dipertemukan oleh para anggota organisasi dan diterima oleh anggota baru seutuhnya yang
pada ujung pangkalnya adalah melengkapi para anggotanya dengan rasa (identitas) organisasi
dan menimbulkan komitmen terhadap nilai-nilai yang dianut oleh organisasi. Beberapa unsur
yang membentuk budaya organisasi antara lain:

1. Lingkungan organisasi; lingkungan demana organisasi itu beroperasi akan menentukan apa
yang harus dikerjakan oleh organisasi tersebut untuk mencapai keberhasilan.

2. Nilai-nilai (values); merupakan konsep dasar dan keyakinan dari suatu organisasi.

3. Panutan atau keteladanan; orang-orang yang menjadi panutan atau teladan individu lainnya
karena keberhasilannya.

4. Upacara-upacara (rites and ritual); acara-acara rutin yang diselenggarakan oleh organisasi
dalam gambaran pola hubungan dengan individu organisasi.

5. “Network”, jaringan komunikasi informal didalam organisasi yang dapat menjadi sarana
penyebaran nilai-nilai dari budaya organisasi.

2.4.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Budaya Organisasi

Menurut Higgins (1994:477-478) ada empat prinsip faktor-faktor yang mempengaruhi iklim,
yaitu :

27
 Manajer/pimpinan
Pada dasarnya setiap tindakan yang diambil oleh pimpinan atau manajer
mempengaruhi iklim dalam beberapa hal, seperti aturan-aturan, kebijakan-kebijakan,
dan prosedur-prosedur organisasi terutama masalah-masalah yang berhubungan
dengan masalah personalia, distribusi imbalan, gaya komunikasi, cara-cara yang
digunakan untuk memotivasi, teknik-teknik dan tindakan pendisiplinan, interaksi
antara manajemen dan kelompok, interaksi antar kelompok, perhatian pada
permasalahan yang dimiliki karyawan dari waktu ke waktu, serta kebutuhan akan
kepuasan dan kesejahteraan karyawan.

Tingkah laku karyawan
Tingkah laku karyawan mempengaruhi iklim melalui kepribadian mereka, terutama
kebutuhan mereka dan tindakan-tindakan yang mereka lakukan untuk memuaskan
kebutuhan tersebut. Komunikasi karyawan memainkan bagian penting dalam
membentuk iklim. Cara seseorang berkomunikasi menentukan tingkat sukses atau
gagalnya hubungan antar manusia.
Berdasarkan gaya normal seseorang dalam hidup atau mengatur sesuatu, dapat
menambahnya menjadi iklim yang positif atau dapat juga menguranginya menjadi
negatif.

Tingkah laku kelompok kerja
Terdapat kebutuhan tertentu pada kebanyakan orang dalam hal hubungan
persahabatan, suatu kebutuhan yang seringkali dipuaskan oleh kelompok dalam
organisasi. Kelompok-kelompok berkembang dalam organisasi dengan dua cara, yaitu
secara formal, utamanya pada kelompok kerja; dan informal, sebagai kelompok
persahabatan atau kesamaan minat.

Faktor eksternal organisasi
Sejumlah faktor eksternal organisasi mempengaruhi iklim pada organisasi tersebut.
Keadaan ekonomi adalah faktor utama yang mempengaruhi iklim. Contohnya dalam
perekonomian dengan inflasi yang tinggi, organisasi berada dalam tekanan untuk
memberikan peningkatan keuntungan sekurang-kurangnya sama dengan tingkat
inflasi. Seandainya pemerintah telah menetapkan aturan tentang pemberian upah dan
harga yang dapat membatasi peningkatan keuntungan, karyawan mungkin menjadi
tidak senang dan bisa keluar untuk mendapatkan pekerjaan pada perusahaan lain. Di

28
lain pihak, ledakan ekonomi dapat mendorong penjualan dan memungkinkan setiap
orang mendapatkan pekerjaan dan peningkatan keuntungan yang besar, sehingga
hasilnya iklim menjadi lebih positif.

2.4.2.4 Hubungan Budaya Organisasi dengan kepuasan kerja

Suatu organisasi/Perusahaan terdiri dari input, proses dan outcomes. Input adalah komponen-
komponen yang ada di luar lingkungan organisasi antara lain sumber daya manusia dan
peraturan pemerintah. Proses meliputi komponen-komponen antara lain motivasi, persepsi,
komunikasi, kepemimpinan dan konflik. Sedangkan komponen outcomes antara lain meliputi
kinerja individu dan kelompok, serta efektivitas organisasi.

Memahami lebih dalam mengenai salah satu komponen dari organisasi ini , maka kit aperlu
memahami bahwa setiap individu sebagai sumber daya ,manusia dalam suatu
organisasi/perusahaan memiliki Nilai-nilai kerja (work value), yaitu suatu keyakinan pribadi
seorang pekerja tentang hasil apa yang diperkirakan dari pekerjaaannya dan bagaimana
seharusnya dia berprilaku dalam bekerja.

Nilai-nilai kerja dibadi 2 yaitu nilai kerja intrinsik (intrinsic work values) dan nilai kerja
ekstrinsik (extrinsic work value). George & Jones memberikan perbandingan antara kedua
nilai kerja sebagai berikut dalam tabel:

Nilai kerja intrinsik Nilai kerja ekstrinsik


- Kerja yang menarik - Gaji tinggi
- Kerja yang menantang - Keamanan kerja
- Belajar sesuatu yang baru - Keuntungan kerja
- Membuat konstribusi penting - Status pada komunitas yang lebih luas
- Berpotensi tinggi - Kontak sosial
- Tanggung jawab dan otonomi - Waktu dengan keluarga
- Menjadi kreatif - Waktu untuk hobi

29
dan karena mereka mempunyai nilai nilai kerja, mereka juga memiliki sikap kerja. Sikap
menurut Robbins (2001) adalah suatu pernyataan atau pertimbangan evaluatif mengenai
obyek, orang, atau peristiwa. Sikap tidak sama dengan nilai, namun keduanya dihubungkan.

Robbins mengetengahkan bahwa riset perilaku organisasi atau perusahaan telah


memfokuskan pada tiga jenis sikap yaitu:
1. Kepuasan kerja (job satisfaction)
Merujuk pada sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya.
2. Keterlibatan kerja (job involvement)
Merupakan ukuran derajat sejauh mana seseorang memihak secara
psikologis terhadap pekerjaannya dan menganggap kinerjanya sebagai
ukuran harga diri.
3. Komitmen organisasional (organizational commitment)
Adalah derajat sejauh mana seorang karyawan memihak suatu organisasi \
tertentu dan berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi tersebut

dari ketiga jenis sikap yang menjadi komponen penentuan sikap pegawai, maka terbentuklah
suatu sikap puas/tidaknya seseorang terhadap pekerjaannya.

kepuasan kerja didefinisikan sebagai suatu sikap umum seseorang terhadap pekerjaannya.
Definisi ini mengandung pengertian yang luas. Dengan kata lain kepuasan kerja merupakan
penjumlahan yang rumit dari sejumlah unsur pekerjaan yang terbedakan dan terpisahkan satu
sama lain (discrete job elements). Jika mengacu pada George & Jones (2002), kepuasan kerja
merupakan kumpulan feelings dan beliefes yang dimiliki orang tentang pekerjaannya.
Pengungkapan ketidak puasan pegawai bisa disampaikan dalam 4 cara:
1. Respon Voice (aktif & konstruktif, memberikan saran)
2. Respon Loyalty (pasive: tidak melakukan apapun/constructive:harapan kondisi membaik)
3. Repon neglect (Pasive : tidak mau tau/Destructive:membiarkan kondisi memburuk)
4. Respon Exit (Destructive:karyawan keluar/Active: mencari pekerjaan baru)

30
2.5 Komunikasi Verbal

2.5.1 Definisi Komunikasi verbal menurut ahli

Deddy Mulyana, Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan
satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal

Jalaluddin Rakhmat , mendefinisikan bahasa secara fungsional dan formal. Secara


fungsional, bahasa diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan
gagasan.

Higgins, Komunikasi verbal (verbal communication) adalah bentuk komunikasi yang


disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis atau lisan.

Gorys Keraf, Komunikasi verbal adalah komunikasi yang pesannya berbentuk pesan verbal
yakni pesan yang berbentuk kata.

2.5.2 Fungsi Pesan dalam Organisasi

1. Peranan antarpersona seorang manajer meliputi tiga hal:


a). Peranan tokoh. Kedudukan sebagai kepala suatu unit organisasi, membuat seorang
manajer melakuan tugas yang bersifat keupacaraan. Karena ia merupakan seorang
tokoh, maka selain memimpim berbagai upacara di kantornya, ia juga diundang oleh
pihak luar untuk menghadiri berbagai upacara. Dalam peranan ini seorang manajer
berkesempatan untuk memberikan penerangan, penjelasan, imbauan, ajakan, dll.

b). Peranan pemimpin. Sebagai pemimpin, seorang manajer bertanggung jawab atas
lancar-tidaknya pekerjaan yang dilakukan bawahannya. Beberapa kegiatan

31
bersangkutan langsung dengan kepemimpinannya pada semua tahap manajemen:
penentuan kebijaksanaan, perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan,
dan penilaian. Ada juga kegiatan-kegiatan yang tidak langsung berkaitan dengan
kepemimpinannya, antara lain memotivasi para karyawan agar giat bekerja. Untuk
melaksanakan kepemimpinannya secara efektif, maka ia harus mampu melaksanakan
komunikasi secara efektif. Dalam konteks kepemimpinan, seorang manajer
berkomunikasi efektif bila ia mampu membuat para karyawan melakukan kegiatan
tertentu dengan kesadaran, kegairahan, dan kegembiraan. Dengan suasana kerja
seperti itu akan dapat diharapkan hasil yang memuaskan.

c). Peranan penghubung. Dalam peranan sebaga penghubung, seorang manajer


melakukan komunikasi dengan orang-orang di luar jalur komando vertikal, baik
secara formal maupun secara tidak formal.

2. Peranan informasi. Dalam organisasinya, seorang manajer berfungsi sebagai pusat


informasi. Ia mengembangkan pusat informasi bagi kepentingan organisasinya.
Peranan informasional meliputi peranan-peranan sebagai berikut:

a). Peranan monitor. Dalam melakukan peranannya sebagai monitor, manajer


memandang lingkungan sebagai sumber informasi. Ia mengajukan berbagai ertanyaan
kepada rekan-rekannya atau kepada bawahannya, dan ia menerima informasi pula dari
mereka tanpa diminta berkat kontak pribadinya yang selalu dibinanya.

b). Peranan penyebar. Dalam peranannya sebagai penyebar ia menerima dan


menghimpun informasi dari luar yang penting artinya dan bermanfaat bagi organisasi,
untuk kemuian disebarkan kepada bawahannya

c). Peranan juru bicara. Peranan ini memiliki kesamaan dengan peranan penghubung,
yakni dalam hal mengkomunikasikan informasi kepada khalayak luar. Perbedaannya
ialah dalam hal caranya: jika dalam peranannya sebagai penghubung ia
menyampaikan informasi secara antarpribadi dan tidak selalu resmi, namun dalam
perananya sebagai juru bicara tidak selamanya secara kontak pribadi, tetapi selalu
resmi. Dalam peranannya sebagai juru bicara itu ia juga harus mengkomunikasikan
informasi kepada orang-orang yang berpengaruh yang melakukan pengawasan
terhadap organisasinya. Kepada khalayak di luar organisasinya ia memberikan

32
informasi dalam rangka pengembangan organisasinya. Ia meyakinkan khalayak
bahwa organisasi yang dipimpinnya telah melakukan tanggung jawab sosial
sebagaimana mestinya. Ia meyakinkan pula para pejabat pemerintah bahwa
organisasinya berjalan sesuai dengan peratruran sebagaimana harusnya.

3. Peranan memutuskan. Seorang manajer memegang peranan yang sangat penting


dalam sistem pengambilan keputusan dalam organisasinya. Ada empat peranan yang
dicakup pada peranan ini:

a). Peranan wiraswasta. Seorang manajer berusaha memajukan organisasinya dan


mengadakan penyesuaian terhadap perubahan kondisi lingkungannya. Ia senantiasa
memandang ke depan untuk mendapatkan gagasan baru. Jika sebuah gagasan muncul,
maka ia mengambil prakarsa untuk mengembangkan sebuah proyek yang iawasinya
sendiri atau didelegasikannya kepad bawahannya.

b). Peranan pengendali gangguan. Seorang manajer berusaha sebaik mungkin


menanggapi setiap tekanan yang menimpa organisasi, seperti buruh mogok, para
pelanggan menghilang, dsb.

c). Peranan penentu sumber. Seorang manajer bertanggung jawab untuk memutuskan
pekerjaan apa yang harus dilakukan, siapa yang akan melaksanakan, dan bagaimana
pembagian pekerjaan dilangsungkan. Manajer juga mempunyai kewenangan
mengenai pengambilan keputusan penting sebelum implementasi dijalankan. Dengan
kewenangan itu, manajer dapat memastikan bahwa keputusan-keputusan yang
berkaitan semuanya berjalan melalui pemikran tunggal.

d). Peranan perunding. Manajer melakukan peranan perunding bukan saja mengenai
hal-hal yang resmi dan langsung berhubungan dengan organisasi, melainkan juga
tentang hal-hal yang tidak resmi dan tidak langsung berkaitan dengan kekaryaan. Bagi
manajer, perundingan merupakan gaya hidup karena hanya ialah yang mempunyai
wewenang untuk menanggapi sumber-sumber organisasional pada waktu yang tepat,
dan hanya ialah yang merupakan pusat jaringan informasi yang sangat diperlukan
bagi perundingan yang penting

33
2.5.3 Jaringan Komunikasi Formal dan Informal

Istilah jaringan komunikasi menyatakan suatu sistem yang menyalurkan informasi di an tara
anggota sebuah kelompok. Jaringan komunikasi dapat dipandang sebagai satu dari dua jenis
utama, informal atau formal. Jaringan informal sering kali disebut sebagai jaringan
komunikasi sesaat.

Jaringan-jaringan ini terjadi dalam komunikasi antarpribadi di mana tak seorang pun secara
sadar menentukan atau menggunakan titik kontak tertentu. Namun, jaringan-jaringan itu
muncul ketika para peserta secara bebas berinteraksi dengan setiap orang, dalam tingkat
frekuensi dan intensitas yang berbeda. Beberapa kajian telah menunjukkan bahwa sepanjang
waktu jaringan-jaringan sesaat ini cenderung menjadi sumber informasi yang stabil dan dapat
diandalkan. Rumor, gossip dan bentuk pertukaran informasi tak berbentuk lain adalah jenis
transaksi dasar dalam jaringan ini.

Jaringan formal sering kali dianggap sebagai jaringan komunikasi terencana. ]aringan ini
adalah suatu jenis komunikasi antarpribadi di mana interaksinya terjadi dalam jaringan yang
secara sengaja dirancang. ]adi, jaringan ini mempunyai bentuk. Dalam proses
pembentukannya, pertimbangan utamanya adalah faktor status dan peranan. Banyak
kehidupan masyarakat dewasa ini membutuhkan terbentuknya jaringan komunikasi. Kedua
jenis jaringan ini mempunyai jaringan keterhubungan yaitu tingkat di mana seorang peserta
memiliki akses komunikasi kepada anggota jaringan lainnya. Dalam jaring “semua saluran”
(aD-channel), semua anggota dapat berhubungan satu sarna lain. Dalam jaring “terbatas”,
sejumlah peserta memiliki akses terbatas atau sama sekali tidak memiliki akses kepada
beberapa anggota jaringan

Contoh: Jaringan Komunikasi dan pertukaran Informasi dengan Organisasi lain atau dengan
lembaga pemerintah

jaringan komunikasi organisasi informal yang terjadi dalam sebuah organisasi. Ini bisa
berupa rumor,gosip dan sebagainya. Tentu saja jaringan komuikasi seperti ini memiliki
dampak positif dan negatif. Salah satu dampak positifnya adalah keluarnaya pemikiran-
pemikiran dan pendapat dengan lebih fleksibel dan cepat. Akan tetapi kalau tidak ada
pengendalian juga berbahaya bagi organisasi itu sendiri.

34
Contoh : jaringan komunikasi yang tercipta antar Anggota Organisasi yang bersifat non-
formal dan pribadi

2.6 Komunikasi Interpersonal, Komunikasi


kelompok Kecil dan Komunikasi Publik

2.6.1 Definisi Komunikasi Interpersonal menurut para


ahli

Devito, komunikasi antarpribadi merupakan pengiriman pesan dari seseorang dan diterima
oleh orang lain dengan efek dan umpan balik yang langsung

LittleJohn, Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi


antara individu-individu

Hardjana, Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) atau komunikasi antar


pribadi adalah interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, di mana pengirim dapat
menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima dapat menanggapi secara langsung pula

Steward L. Tubbs dan Sylvia Moss (dalam Deddy Mulyana, 2005) mengatakan ciri-ciri
komunikasi diadik adalah:

1. Peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat;

2. Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik
secara verbal maupun nonverbal.

2.6.2 Definisi Komunikasi kelompok kecil menurut para


ahli

35
Anwar arifin Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa
orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan
sebagainya

Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai


interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui,
seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya
dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.

Devito Komunikasi kelompok kecil (small group communication) merupakan proses


komunikasi antara tiga orang atau lebih yang berlangsung secara tatap muka. Dalam
kelompok tersebut anggota berinteraksi satu sama lain. Tipe komunikasi ini oleh banyak
kalangan dinilai sebagai pengembangan dari komunikasi antarpribadi.

2.6.3 Definisi Komunikasi Publik menurut para ahli

Devito, Komunikasi publik adalah komunikasi yang di sampaikan kepada khalayak secara
langsung dan dua arah.

Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Publik adalah proses penyampaian Pesan dari


komunikator kepada banyak komunikan. Secara serempak dan langsung.

Anwar Arifin, Komunikasi Publik adalah proses Pengiriman pesan kepada khalayak yang
bertujuan untuk memperoleh feedback yang langsung.

2.7 Distorsi Pesan

2.7.1 Definisi Distorsi Pesan

Anwar Arifin , Distorsi pesan adalah hambatan penyampaian pesan yang dipengaruhhi
banyak hal dari komunikator ke komunikan

36
LittleJohn, Distorsi pesan adalah gangguan dalam penerimaan pesan yang terjadi didalam
proses komunikasi

Devito, Distorsi pesan adalah hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses penyampaian
pesan

2.7.2 Faktor-faktor Terjadinya Distorsi Pesan


Hambatan dari Proses Komunikasi

 Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum
jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau
situasi emosional sehingga mempengaruhi motivasi, yaitu mendorong seseorang
untuk bertindak sesuai dengan keinginan, kebutuham atau kepentingan.

 Hambatan dalam penyandian/symbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang
dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang
dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang
dipergunakan terlalu sulit.
 Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media
komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak
dapat mendengarkan pesan. Pada situasi pasca gempa tersebut jaringan listrik
dan telekomunikasi terputus sehingga untuk menyampaikan dan menyalurkan
pesan baik dari para korban kepada pemerintah/tim rekonstruksi maupun
sebaliknya
 Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh
si penerima

 Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat


menerima / mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan
tidak mencari informasi lebih lanjut.

 Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak


menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat
waktu atau tidak jelas dan sebagainya.

37
Hambatan Fisik

Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat
komunikasi, dan lain lain, misalnya: a) gangguan kesehatan karena banyak masyarakat
menjadi korban baik luka berat maupun ringan akibat tertimpa reruntuhan serta kondisi
mereka yang masih berada di tenda-tenda darurat sehingga keadaan fisik mereka tidak
terjamin, b) sehubungan dengan teputusnya jaringan listrik dan telekomunikasi pasca gempa
di beberapa wilayah di DIY-Jateng menyebabkan komunikasi terganggu

Hambatan Semantik

Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadangkadang mempunyai arti mendua yang
berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan mdan penerima, dengan kata lain
bahasa yang digunakan berbeda.

Hambatan Psikologis

Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi. Dalam musibah


misalnya, maka komunikan akan masih trauma dengan musibah yang menimpa mereka.

2.7.2 Usaha-usaha untuk mengurang Distorsi


Pesan

Untuk menetralkan gangguan dalam sebuah komunikasi, Shannon mengemukakan empat


cara untuk menetralkankannya seperti berikut :

1. Menambah kekuatan ( power ) dari signal. Misalnya kalau kita berbicara dengan
seseorang di jalan yang suasananya hiruk pikuk, kita perlu memperkeras suara kita

38
dalam berbicara supaya tidak diteln suara hiruk pikuk dan agar dapat didengar oleh
lawan kita berbicara.

2. Mengarahkan signal dengan persis. Seperti halnya dalam pembicaraan diatas, taktik lain
yang bisa dipakai untuk mengatasi gangguan adalah berbicara dekat sekali dengan lawan
berbicara sehingga suara kita itu dapat menetralkan gangguan suara lain.

3. Menggunakan signal lain. Sebagai tambahan terhadap dasar pertama, dapat digunakan
taktik lain untuk menetralisir gangguan yaitu dengan memperkuat pesan dengan signal
lain misalnya, dengan gerakan kepala, gerakan badan, sentuhan, dan sebagainya.

4. Redudansi. Redudansi dalam situasi yang normal kurang baik digunakan., tetapi dalam
suasana yang hiruk pikuk pengulangan kata-kata kunci dalam pembicaraan perlu
dilakukan untuk membantu memperjelas pesn yang disampaikan.

Bab III Penutup

3.2 kesimpulan

Dalam proses pengembangannya, budaya organisasi dipengaruhi oleh faktor-faktor:


kebijakan organisasi (organization wisdom), gaya organisasi (organization style), dan jati diri
organisasi (organization identity).
Dengan kata lain, dahulu budaya organisasi adalah “akibat”, sekarang dijadikan sebagai
“sebab”. Pernyataan yang masih tetap simetris dengan ini adalah budaya organisasi yang
unggul akan menciptakan organisasi yagn sehat dengan “produktivitas” individu yang tinggi.
Buday organisasi dikembangkan sedemikian rupa, sehingga mampu menjadi pemersatu dan
cambuk gerak langkah anggota organisasi. Nilai-nilai yang itdak mendukung tujuan

39
organisasi dibuang, sementara nilai-nilai yang mendukung tujuan organisasi dijadikan
andalan daya dan merupakan intangible asset yang sangat berharga bagi organisasi.

Pada saat ini organisasi menjadi lebih memahami bahwa komponen-komponen budaya
seperti adat istiadat (kebiasaan), tradisi, peraturan-peraturan (rules), aturan aturan
(regulation), kebijaksanaan dan prosedur bisa membuat nuansa yang menyenangkan,
sehingga proses gerak dari organisasi akan berjalan dengan sinergi.
Budaya bisa menjadi asset tetapi bisa juga menjadi beban (liability). Budaya merupakan
suatu aset karena budaya mempermudah pengambilan keputusan dan pengendalian
organisasi, dapat mempertinggi tingkat kerjasama dan komitmen didalam organisasi.
Ada tujuh dasar dari kehidupan perusahaan yabg dipengaruhi oleh aspek budaya perusahaan,
yaitu: Kerja sama (coorporation), Pengambilan keputusan (decision making), Pengendalian
(controlling), Komunikasi (communication), Komitmen (commitment), Persepsi (perception)
dan Pembenaran perilaku (Justification of behaviour)

3.2 Saran

Sebaiknya perlu adanya pemahaman yang dalam tentang komunikasi Organisasi dalam setiap
terbentuknya Organisasi, karena dengan penerapan komunikasi dalam Organisasi dapat
menjadikan organisasi dapat berjalan sebagiamana mestinya dan mencapai hasil yang
maksimal

40
41
Daftar Pustaka

Muhammad Arni, Psikologi Komunikasi (2007) Bumi Aksara

http://gurutisna.wordpress.com/2009/03/05/iklim-organisasi/

http://kuliah.dagdigdug.com/2008/07/22/komunikasi-dalam-organisasi-kdo/

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/iklim-organisasi-definisi-pendekatan.html

http://adiprakosa.blogspot.com/2008/07/komunikasi-organisasi.html

http://meiliemma.wordpress.com/2006/10/02/18/

http://elqorni.wordpress.com/2009/04/24/iklim-komunikasi-organisasi/

42

Você também pode gostar