Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Identitas Pasien
Nama
: Muhammad Rifqi Alfarisi
Usia
: 2 tahun 3 bulan 0 hari
Keluhan Utama :
Demam sejak 4 hari SMRS
Riwayat Perkembangan
Mengangkat kepala
: 4 bulan
Tengkurap dan berbalik
: 6 bulan
Pertumbuhan gigi pertama
: 7 bulan
Duduk
: 8 bulan
Merangkak
: 9 bulan
Berdiri sendiri (bantuan) : 10 bulan
Berjalan
: 13 bulan
Berbicara 2 kata
: 14 bulan
Kesan: Riwayat tumbuh kembang baik
Riwayat Imunisasi
Ibunya nya mengatakan riwayat imunisasi
An.MR sudah lengkap dan imunisasinya
dilakukan di posyandu
Hepatitis B : lahir, bulan 2, bulan 3, bulan 4
Polio : 1 bulan, bulan 2, bulan 3, bulan 4
BCG : bulan 2
DPT: bulan 2, bulan 3, bulan 4
Hib: bulan 2, bulan 3, bulan 4
Campak: bulan 9
Riwayat Makanan
0 - 3 bulan : ASI, > 3x sehari, pasien minum
ASI sampai tertidur dan bergantian pada
kedua payudara.
3 - 12 bulan : ASI diganti oleh susu soya 3
kali sehari.
12 - 24 bulan : Susu sapi kaleng. Makanan
lunak, bubur nasi, hati ayam, sayuran,
telur, 3 piring sehari. Sekali - kali pasien
diberikan buah buahan seperti pepaya
dan pisang sekali sehari.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata :
Tampak lemas
Keadaan Umum :
Compos Mentis, Tampak sakit sedang
Tinggi Badan :
85 cm
Berat Badan :
12 Kg
Frekuensi nadi
: 100x / menit
Frekuensi napas : 24x / menit
Suhu tubuh
: 38,0 C
Status Generalis
Kepala : Normochepal
Mata
Dada
Pulmo
Inspeksi: dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Palpasi
: vocal fremitus kanan dan kiri simetris, tidak
ada bagian dinding dada yang tertinggal
Perkusi : sonor diseluruh lapang paru
Auskultasi : vesikuler, Wheezing -/-, Ronki -/Jantung
Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
Palpasi
: ictus cordis teraba di ICS 5 linea midclavicula
sinistra
Perkusi : batas jantung kanan dan kiri dalam batas normal
Auskultasi : BJ I dan II murni, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi: Distensi abdomen (-), asites (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi
: Hepatosplenomegali (-), nyeri tekan
epigastrium (+), turgor kurang
Perkusi : Timpani diseluruh kuadran abdomen
Ekstremitas
atas bawah
Sianosis
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal 13 Desember 2015
Pemeriksaan
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit
Leukosit
Serologi
Anti Salmonella IgM
Hasil
10,9 gr%
31 vol%
264.000/l
7.100/l
+5
Nilai Normal
10,9-12,8
35-47
150.000-440.000
6.000-17.000
(positif lemah)
Daftar masalah
Demam 4 hari,terutama sore hari kadang
disertai menggigil
Mual, pusing
Nafsu makan berkurang
BAB cair 3x
Turgor kurang, mata cowong
Diagnosis
Diagnosis : Susp. Demam Tifoid
Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan
Sedang
PENATALAKSANAAN
Inf. RL 500cc/5 jam (jika dehidrasi memberat),
lalu lanjut inf KAEN 3B 15 tpm
Inj. Sanmol 6,5 cc/4 jam
Cefotaxime 3x250 mg
L-zync 1x20 mg
L-bio 2x1 sach
DIIT :
3X lunak ( rendah serat, tidak pedas dan asam,
tidak bersoda maupun mengandung gas)
Ex:
Menjelaskan pada orang tua tentang penyakit
PROGNOSA
Ad vitam
: bonam
Ad fungtionam : bonam
Ad sanationam : bonam
FOLLOW UP
Tanggal
14/1/2016
S
-
14/1/2016
KU : lemah, CM,
turun
turgor sedang
DADRS
BAB cair 3x
Demam semalam
KU : Tampak sakit
Thypoid
BAB cair 3x
sedang, CM
DADRS
Cefotaxime 3x250 mg
L-zync 1x20 mg
dengan
Terapi lanjutkan
T : 36.6 C
Lab :
Hb : 10.9
Ht : 31.7
Trombosit : 264rb
Leukosit : 7.1
Anti
salmonella
IgM : 5
15/1/2016
Demam turun
KU : tampak sakit
Thypoid
dengan -
BAB 1x , ampas +
sedang
DADRS (perbaikan)
Lanjutkan terapi
CM
L-zync 1x20 mg
S : 36,4 C
L-bio 2x1
N : 102x/m
BLPL
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Demam tifoid disebut juga dengan Typus
abdominalis atau typhoid fever. Demam
ialah penyakit infeksi akut yang biasanya
terdapat pada saluran pencernaan (usus
halus) dengan gejala demam satu minggu
atau lebih disertai gangguan pada saluran
pencernaan dan dengan atau tanpa
gangguan kesadaran.1
EPIDEMIOLOGI
Data World Health Organization (WHO) tahun
ETIOLOGI
disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Etiologi demam
PATOGENESIS
Patogenesis demam tifoid melibatkan 4 proses
kompleks yang mengikuti ingesti organism, yaitu:
1) penempelan dan invasi sel- sel pada Peyer Patch,
2) bakteri bertahan hidup dan bermultiplikasi dalam
makrofag Peyer Patch, nodus limfatikus mesenterica,
dan organ- organ extra intestinal sistem
retikuloendotelial
3) bakteri bertahan hidup di dalam aliran darah,
4) produksi enterotoksin yang meningkatkan kadar
cAMP di dalam kripta usus dan meningkatkan
permeabilitas membrane usus sehingga
menyebabkan keluarnya elektrolit dan air ke dalam
lumen intestinal
MANIFESTASI KLINIK
Walupun gejala demam tifoid pada anak lebih
bervariasi, secara garis besar gejala-gejala
yang timbul dapat dikelompokkan :
Demam satu minggu atau lebih.
Gangguan saluran pencernaan
Gangguan kesadaran
Demam
Lidah tifoid
Roseola akhir minggu pertama dan awal
minggu kedua.
Limpa umumnya membesar
Rose spot
DIAGNOSIS
(1)
demam,
(2) gangguan saluran pencernaan, dan
(3) gangguan kesadaran.
demam dan gejala konstitusional seperti nyeri
kepala, malaise, anoreksia, letargi, nyeri dan
kekakuan abdomen, pembesaran hati dan limpa,
serta gangguan status mental. Sembelit dapat
merupakan gangguan gastointestinal awal dan
kemudian pada minggu ke-dua timbul diare.
Diare hanya terjadi pada setengah dari anak yang
terinfeksi, sedangkan sembelit lebih jarang terjadi.
Dalam waktu seminggu panas dapat meningkat.
DIAGNOSIS BANDING
Pada stadium dini demam tifoid, beberapa penyakit
kadang-kadang secara klinis dapat menjadi diagnosis
bandingnya yaitu
influenza,
Gastroenteritis
bronkitis dan bronkopneumonia.
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme intraseluler seperti
tuberkulosis, infeksi jamur sistemik, bruselosis,
tularemia, shigelosis dan malaria juga perlu dipikirkan.
Pada demam tifoid yang berat, sepsis, leukimia,
limfoma dan penyakit hodgkin dapat sebagai dignosis
banding.1
PENATALAKSANAAN
Medika Mentosa
Chloramphenicol
laparotomi
tranfusi
demam
Simptomatik
Cotrimoxazole
kortikosteroid
Untuk
sudah
Antibiotik
Ampicillin
Sefalosporin
KOMPLIKASI
Komplikasi demam tifoid dapat dibagi 2 bagian : 4
Komplikasi pada usus halus
Perdarahan usus
Perforasi usus
Peritonitis
Komplikasi diluar usus halus
Bronkitis dan bronkopneumonia
Kolesistitis
Typhoid ensefalopati
Meningitis
Miokarditis
Infeksi saluran kemih
Karier kronik
PENCEGAHAN
Berikut beberapa petunjuk untuk mencegah
penyebaran demam tifoid:2
Cuci tangan.
Hindari minum air yang tidak dimasak.
Tidak perlu menghindari buah dan sayuran
mentah.
Pilih makanan yang masih panas.
Hindari makanan yang telah disimpan lama
dan disajikan pada suhu ruang.
PROGNOSIS
Prognosis pasien demam tifoid tergantung ketepatan terapi,
ANALISA KASUS
anamnesa
Diagnosa demam tifoid pada pasien ini
Pemeriksaan fisik
Kesadaran Compos mentis atau sadar penuh, tidak ada
penurunan kesadaran sebagai gejala berat dari demam tifoid
Pada pemeriksaan tanda tanda vital, didapatkan suhu 38,0
derajat celcius, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensinafas
24x/menit, menunjukkan adanya demam sebagai salah satu
gejala dari demam tifoid
Pada pemeriksaan antopometri didapatkan berat badan anak
12 kg, dan tinggi badan 85 cm.
Kesan gizi dari pasien adala status gizi baik
Pada pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan
TERIMAKASIH