Você está na página 1de 44

LAPORAN KASUS

Demam tifoid dengan Diare Akut


Dehidrasi Sedang
Andhika Perkasa Sumarto

Identitas Pasien
Nama
: Muhammad Rifqi Alfarisi

Jenis Kelamin : Laki laki

Usia
: 2 tahun 3 bulan 0 hari

Alamat : Polosiri, Bawen

Masuk RS : 13 Januari 2016

Anamnesis dilakukan tanggal 15 Januari


2016, pukul 08.00, secara alloanamnesis

Keluhan Utama :
Demam sejak 4 hari SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang


demam sejak 4 hari.
Demam dirasakan terutama sore hari dan malam hari , naik

perlahan, kadang disertai menggigil (hari pertama dan kedua)


Demam disertai mual, muntah sebanyak 2 kali, pusing dan nafsu
makan berkurang.
Demam tidak disertai pilek dan batuk. Pasien mengeluh nyeri
perut.
Pasien juga mengeluh bab cair 3 kali sehari, ampas sedikit dan
berwarna kehijauan. Bab berwarna merah atau kehitaman
disangkal. buang air kecil seperti biasa.
Pasien tidak mengeluh nyeri sendi, tidak ada mimisan ataupun
gusi berdarah dan tidak timbul bintik merah pada kulit.
Pasien sebelumnya sudah mengkonsumsi obat warung
(namanya tidak diketahui) Demam dirasakan berkurang, tetapi
demam kembali terjadi jika obat dihentikan.

Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak pernah mengalami keluhan serupa


sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga dan
Lingkungan
Di keluarga dan lingkungan keluarga pasien
tidak ada yang menderita demam berdarah
ataupun mengalami sakit serupa.

Silsilah Keluarga / Pedigree

Riwayat Kehamilan dan Kelahiran


Pasien dikandung cukup bulan dan sesuai

masa kehamilan. Ibu pasien memeriksakan


kehamilannya secara teratur selama hamil.
Ibu pasien tidak memiliki keluhan yang
berarti.
Pasien dilahirkan di klinik di Bantu oleh
bidan.
Lahir spontan, langsung menangis,
pergerakan aktif dan tidak ada cacat fisik
maupun trauma lahir. Berat badan lahir
3600 gr, panjang badan lahir 51 cm.
Kesan: Riwayat kehamilan dan persalinan
baik.

Riwayat Perkembangan
Mengangkat kepala
: 4 bulan
Tengkurap dan berbalik
: 6 bulan
Pertumbuhan gigi pertama
: 7 bulan
Duduk
: 8 bulan
Merangkak
: 9 bulan
Berdiri sendiri (bantuan) : 10 bulan
Berjalan
: 13 bulan
Berbicara 2 kata
: 14 bulan
Kesan: Riwayat tumbuh kembang baik

Riwayat Imunisasi
Ibunya nya mengatakan riwayat imunisasi
An.MR sudah lengkap dan imunisasinya
dilakukan di posyandu
Hepatitis B : lahir, bulan 2, bulan 3, bulan 4
Polio : 1 bulan, bulan 2, bulan 3, bulan 4
BCG : bulan 2
DPT: bulan 2, bulan 3, bulan 4
Hib: bulan 2, bulan 3, bulan 4
Campak: bulan 9

Riwayat Makanan
0 - 3 bulan : ASI, > 3x sehari, pasien minum
ASI sampai tertidur dan bergantian pada
kedua payudara.
3 - 12 bulan : ASI diganti oleh susu soya 3
kali sehari.
12 - 24 bulan : Susu sapi kaleng. Makanan
lunak, bubur nasi, hati ayam, sayuran,
telur, 3 piring sehari. Sekali - kali pasien
diberikan buah buahan seperti pepaya
dan pisang sekali sehari.

Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata :
Tampak lemas
Keadaan Umum :
Compos Mentis, Tampak sakit sedang

Tinggi Badan :
85 cm

Berat Badan :
12 Kg

Status gizi (WHO):


BB/U : --2SD--0SD Gizi baik
TB/U: --2SD--0SD normal
BB/TB: --1SD-0SDnormal
Tanda vital

Frekuensi nadi
: 100x / menit
Frekuensi napas : 24x / menit
Suhu tubuh
: 38,0 C

Status Generalis
Kepala : Normochepal
Mata

: Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterus


-/-, edema palpebra(-), mata cekung (+/+)
Hidung : Pernapasan cuping hidung (-), deviasi
septum (-), sekret (-/-), darah (- /-)
Telinga : Normotia, sekret (-/-)
Mulut
: Bibir kering (+), lidah kotor (-),
perdarahan gusi (-), Tonsil T1/T1, faring hiperemis
(-)
Leher
: Pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar
tiroid (-)

Dada

Pulmo
Inspeksi: dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Palpasi
: vocal fremitus kanan dan kiri simetris, tidak
ada bagian dinding dada yang tertinggal
Perkusi : sonor diseluruh lapang paru
Auskultasi : vesikuler, Wheezing -/-, Ronki -/Jantung
Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
Palpasi
: ictus cordis teraba di ICS 5 linea midclavicula
sinistra
Perkusi : batas jantung kanan dan kiri dalam batas normal
Auskultasi : BJ I dan II murni, murmur (-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi: Distensi abdomen (-), asites (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi
: Hepatosplenomegali (-), nyeri tekan
epigastrium (+), turgor kurang
Perkusi : Timpani diseluruh kuadran abdomen
Ekstremitas
atas bawah
Sianosis

: -/- -/Akral dingin : -/- -/Udem : -/- -/RCT : < 2 < 2


Peteki : -/- -/Inguinal : Pembesaran kelenjar inguinal (-)
Genitalia : Tidak ada kelainan

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal 13 Desember 2015

Pemeriksaan
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit
Leukosit
Serologi
Anti Salmonella IgM

Hasil
10,9 gr%
31 vol%
264.000/l
7.100/l
+5

Nilai Normal
10,9-12,8
35-47
150.000-440.000
6.000-17.000
(positif lemah)

Daftar masalah
Demam 4 hari,terutama sore hari kadang
disertai menggigil
Mual, pusing
Nafsu makan berkurang
BAB cair 3x
Turgor kurang, mata cowong

Diagnosis
Diagnosis : Susp. Demam Tifoid
Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan
Sedang

PENATALAKSANAAN
Inf. RL 500cc/5 jam (jika dehidrasi memberat),
lalu lanjut inf KAEN 3B 15 tpm
Inj. Sanmol 6,5 cc/4 jam
Cefotaxime 3x250 mg
L-zync 1x20 mg
L-bio 2x1 sach
DIIT :
3X lunak ( rendah serat, tidak pedas dan asam,
tidak bersoda maupun mengandung gas)

Keadaan umum penderita


TTV
Obs.febris

Ex:
Menjelaskan pada orang tua tentang penyakit

yang diderita oleh anak


Menjaga hygiene
Makan makanan yang lunak dulu, rendah serat
baru berangsur angsur pindah ke makanan biasa
Makanan dan minuman yang diberikan harus dari
RS

PROGNOSA
Ad vitam
: bonam
Ad fungtionam : bonam
Ad sanationam : bonam

FOLLOW UP
Tanggal
14/1/2016

S
-

14/1/2016

Demam masih naik

KU : lemah, CM,

Susp. Thypoid dengan -

Inf. RL 500cc/5 jam (jika dehidrasi

turun

turgor sedang

DADRS

memberat), lalu lanut inf KAEN 3B 15 tpm

BAB cair 3x

Demam semalam

KU : Tampak sakit

Thypoid

BAB cair 3x

sedang, CM

DADRS

Inj. Sanmol 6,5 cc/4 jam

Cefotaxime 3x250 mg

L-zync 1x20 mg

L-bio 2x1 sach

dengan

Terapi lanjutkan

T : 36.6 C
Lab :
Hb : 10.9
Ht : 31.7
Trombosit : 264rb
Leukosit : 7.1
Anti

salmonella

IgM : 5

15/1/2016

Demam turun

KU : tampak sakit

Thypoid

dengan -

BAB 1x , ampas +

sedang

DADRS (perbaikan)

Lanjutkan terapi

Cefixime syr 2x2,5 ml

CM

L-zync 1x20 mg

S : 36,4 C

L-bio 2x1

N : 102x/m

BLPL

TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Demam tifoid disebut juga dengan Typus
abdominalis atau typhoid fever. Demam
ialah penyakit infeksi akut yang biasanya
terdapat pada saluran pencernaan (usus
halus) dengan gejala demam satu minggu
atau lebih disertai gangguan pada saluran
pencernaan dan dengan atau tanpa
gangguan kesadaran.1

EPIDEMIOLOGI
Data World Health Organization (WHO) tahun

2003 memperkirakan terdapat sekitar 17 juta


kasus demam tifoid di seluruh dunia dengan
insidensi 600.000 kasus kematian tiap tahun. 4
Di negara berkembang, kasus demam tifoid
dilaporkan sebagai penyakit endemis dimana
95% merupakan kasus rawat jalan sehingga
insidensi yang sebenarnya adalah 15-25 kali
lebih besar dari laporan rawat inap di rumah
sakit. Umur penderita yang terkena di
Indonesia dilaporkan antara 3-19 tahun pada
91% kasus.3

ETIOLOGI
disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Etiologi demam

tifoid dan demam paratifoid adalah S. typhi, S. paratyphi A,


S. paratyphi B (S. Schotmuelleri) dan S. paratyphi C (S.
Hirschfeldii).
Salmonella typhi sama dengan Salmonella yang lain adalah
bakteri Gram-negatif, mempunyai flagela, tidak berkapsul,
tidak membentuk spora fakultatif anaerob. Mempunyai
antigen somatik (O) yang terdiri dari oligosakarida, flagelar
antigen (H) yang terdiri dari protein dan envelope antigen
(K) yang terdiri polisakarida. Mempunyai makromolekular
lipopolisakarida kompleks yang membentuk lapis luar dari
dinding sel da dinamakan endotoksin. Salmonella typhi
juga dapat memperoleh plasmid faktor-R yang berkaitan
dengan resistensi terhadap multipel antibiotik. 1

PATOGENESIS
Patogenesis demam tifoid melibatkan 4 proses
kompleks yang mengikuti ingesti organism, yaitu:
1) penempelan dan invasi sel- sel pada Peyer Patch,
2) bakteri bertahan hidup dan bermultiplikasi dalam
makrofag Peyer Patch, nodus limfatikus mesenterica,
dan organ- organ extra intestinal sistem
retikuloendotelial
3) bakteri bertahan hidup di dalam aliran darah,
4) produksi enterotoksin yang meningkatkan kadar
cAMP di dalam kripta usus dan meningkatkan
permeabilitas membrane usus sehingga
menyebabkan keluarnya elektrolit dan air ke dalam
lumen intestinal

MANIFESTASI KLINIK
Walupun gejala demam tifoid pada anak lebih
bervariasi, secara garis besar gejala-gejala
yang timbul dapat dikelompokkan :
Demam satu minggu atau lebih.
Gangguan saluran pencernaan
Gangguan kesadaran

Dalam minggu pertama,

keluhan dan gejala menyerupai penyakit infeksi


akut pada umumnya, seperti demam, nyeri
kepala,
anoreksia, mual, muntah, diare,
konstipasi. Pada pemeriksaan fisik, hanya
didapatkan suhu badan yang meningkat.
minggu kedua
tanda klinis menjadi makin jelas demam
remiten, lidah tifoid, pembesaran hati dan limpa,
perut kembung mungkin disertai ganguan
kesadaran dari yang ringan sampai berat.

Demam
Lidah tifoid
Roseola akhir minggu pertama dan awal

minggu kedua.
Limpa umumnya membesar
Rose spot

DIAGNOSIS
(1)

demam,
(2) gangguan saluran pencernaan, dan
(3) gangguan kesadaran.
demam dan gejala konstitusional seperti nyeri
kepala, malaise, anoreksia, letargi, nyeri dan
kekakuan abdomen, pembesaran hati dan limpa,
serta gangguan status mental. Sembelit dapat
merupakan gangguan gastointestinal awal dan
kemudian pada minggu ke-dua timbul diare.
Diare hanya terjadi pada setengah dari anak yang
terinfeksi, sedangkan sembelit lebih jarang terjadi.
Dalam waktu seminggu panas dapat meningkat.

Lemah, anoreksia, penurunan berat badan, nyeri abdomen

dan diare, menjadi berat. Dapat dijumpai depresi mental dan


delirium. Keadaan suhu tubuh tinggi dengan bradikardia
lebih sering terjadi pada anak dibandingkan dewasa.
Rose spots (bercak makulopapular) ukuran 1-6 mm, dapat
timbul pada kulit dada dan abdomen, ditemukan pada 4080% penderita dan berlangsung singkat (2-3 hari). Jika tidak
ada komplikasi dalam 2-4 minggu, gejala dan tanda klinis
menghilang namun malaise dan letargi menetap sampai 1-2
bulan.
Gambaran klinis lidah tifoid pada anak tidak khas karena
tanda dan gejala klinisnya ringan bahkan asimtomatik.
Pemeriksaan laboratorium untuk membantu menegakkan
diagnosis demam tifoid meliputi pemeriksaan darah tepi,
serologis, dan bakteriologis

DIAGNOSIS BANDING
Pada stadium dini demam tifoid, beberapa penyakit
kadang-kadang secara klinis dapat menjadi diagnosis
bandingnya yaitu
influenza,
Gastroenteritis
bronkitis dan bronkopneumonia.
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme intraseluler seperti
tuberkulosis, infeksi jamur sistemik, bruselosis,
tularemia, shigelosis dan malaria juga perlu dipikirkan.
Pada demam tifoid yang berat, sepsis, leukimia,
limfoma dan penyakit hodgkin dapat sebagai dignosis
banding.1

PENATALAKSANAAN

Non Medika Mentosa


Tirah

Medika Mentosa
Chloramphenicol
laparotomi
tranfusi
demam
Simptomatik
Cotrimoxazole
kortikosteroid
Untuk
sudah
Antibiotik
Ampicillin
Sefalosporin

KOMPLIKASI
Komplikasi demam tifoid dapat dibagi 2 bagian : 4
Komplikasi pada usus halus
Perdarahan usus
Perforasi usus
Peritonitis
Komplikasi diluar usus halus
Bronkitis dan bronkopneumonia
Kolesistitis
Typhoid ensefalopati
Meningitis
Miokarditis
Infeksi saluran kemih
Karier kronik

PENCEGAHAN
Berikut beberapa petunjuk untuk mencegah
penyebaran demam tifoid:2
Cuci tangan.
Hindari minum air yang tidak dimasak.
Tidak perlu menghindari buah dan sayuran
mentah.
Pilih makanan yang masih panas.
Hindari makanan yang telah disimpan lama
dan disajikan pada suhu ruang.

Beberapa tips untuk pasien demam tifoid atau baru


saja sembuh dari demam tifoid agar tidak
menginfeksi orang lain:
Sering cuci tangan.

Bersihkan alat rumah tangga secara teratur.


Bersihkan toilet, pegangan pintu, telepon, dan keran air

setidaknya sekali sehari.


Hindari memegang makanan.
Hindari menyiapkan makanan untuk orang lain. Jika anda
bekerja di industri makanan atau fasilitas kesehatan, anda
tidak boleh kembali bekerja sampai hasil tes
memperlihatkan anda tidak lagi menyebarkan bakteri
Salmonella.
Gunakan barang pribadi yang terpisah.
Sediakan handuk, seprai, dan peralatan lainnya untuk anda
sendiri dan cuci dengan menggunakan air dan sabun.

PROGNOSIS
Prognosis pasien demam tifoid tergantung ketepatan terapi,

usia, keadaan kesehatan sebelumnya, dan ada tidaknya


komplikasi.
Di negara maju, dengan terapi antibiotik yang adekuat, angka
mortalitas <1%.
Di negara berkembang, angka mortalitasnya >10%, biasanya
karena keterlambatan diagnosis, perawatan, dan pengobatan.
Munculnya komplikasi, seperti perforasi gastrointestinal atau
perdarahan hebat, meningitis, endokarditis, dan pneumonia,
mengakibatkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi.
Relaps
dapat timbul beberapa kali. Individu yang
mengeluarkan S.ser. Typhi 3 bulan setelah infeksi umumnya
menjadi karier kronis. Resiko menjadi karier pada anak anak
rendah dan meningkat sesuai usia. Karier kronik terjadi pada
1-5% dari seluruh pasien demam tifoid. 1

ANALISA KASUS

An M. Usia 2 tahun, datang ke IGD RSUD


Ambarawa dengan keluhan demam sejak 4
hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan
disertai diare cair 3x sehari

anamnesa
Diagnosa demam tifoid pada pasien ini

dapat ditegakkan berdasarkan hasil


anamnesa yaitu :
Pasien demam sejak 4 hari debelum masuk
rumah sakit, demam dirasakan terutama
sore hari dan malam hari , naik perlahan,
kadang disertai menggigil (hari pertama
dan kedua)
Demam disertai mual, muntah sebanyak 2
kali, pusing dan nafsu makan berkurang.
Demam tidak disertai pilek dan batuk.
Pasien juga mengeluh bab cair 3 kali
sehari, ampas sedikit dan berwarna

Pemeriksaan fisik
Kesadaran Compos mentis atau sadar penuh, tidak ada
penurunan kesadaran sebagai gejala berat dari demam tifoid
Pada pemeriksaan tanda tanda vital, didapatkan suhu 38,0
derajat celcius, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensinafas
24x/menit, menunjukkan adanya demam sebagai salah satu
gejala dari demam tifoid
Pada pemeriksaan antopometri didapatkan berat badan anak
12 kg, dan tinggi badan 85 cm.
Kesan gizi dari pasien adala status gizi baik
Pada pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan

epigastrium.Nyeri perut merupakan gejala khas dari demam


tifoid. Pada palpasi didapatkan turgor kulit berkurang
Pada pemeriksaan inspeksi pada bagian mata didapatkan
mata cowong +

TERIMAKASIH

Você também pode gostar