Você está na página 1de 17

BAB I

Lingkungan Hidup
1. surah Ar-Rum ayat 41-42

41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

42. Katakanlah: “Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana


kesudahan orang-orang yang terdahulu. kebanyakan dari mereka itu adalah orang-
orang yang mempersekutukan (Allah).”

1. Isi kandungan surah Ar-Rum ayat 41-42


1. Pengertian menjaga kelestarian lingkungan hidup

menurut kamus besar bahasa indonesia, kata lestari artinya tetap selama-lamanya, kekal,
tidak berubah sebagai sediakala, melestarikan; menjadikan (membiarkan) tetap tidak
berubah dan serasi : cocok, sesuai, berdasarkan kamus ini melestarikan, keserasian, dan
keseimbangan lingkungan berarti membuat tetap tidak berubah atau keserasian dan
keseimbangan lingkungan

Menurut Prof.Dr.Otto Soemarwoto, Lingkungan adalah jumlah semua benda dan kondisi
yang ada dalam ruang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita. Menurut UU
No.4 Tahun 1982 tentang pokok-pokok pengelolaan Lingkungan Hidup, jumto UU No.
23 Tahun 1997, Pasal I bahwa lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan dan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk lainnya.

Menurut Prof. Dr. Emil Salim Lingkungan Hidup adalah segala benda dan kondisi yang
ada dalam ruang yang kita tempati dan mempengaruhi hal-hal yang hidup termasuk
kehidupan manusia.

pelestarian lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan


lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan dampak negatif yang ditimbulkan oleh
suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung kehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya

.
Contoh perbuatan menjaga kelestarian lingkungan hidup

a) Pencegahan masalah air dilakukan dengan cara pencegahan pencemaran,


pengamanan pintu-pintu air, pengunaan air tidak boros. Hutan-hutan disekitar sungai,
danau, mata air dan rawa perlu diamankan. upaya untuk mengurangi pencemaran sungai
diantaranya melalui program kali bersih (prokasih) terhadap sungai-sungai yang telah
tercemar.

b) Mencegah cara ladang berpindah / Perladangan Berpindah-pindah.Terkadang para


petani tidak mau pusing mengenai kesuburan tanah. Mereka akan mencari lahan
pertanian baru ketika tanah yang ditanami sudah tidak subur lagi tanpa adanya tanggung
jawab membiarkan ladang terbengkalai dan tandus. Sebaiknya lahan pertanian dibuat
menetap dengan menggunakan pupuk untuk menyuburkan tanah yang sudah tidak
produktif lagi.

c) Contoh perbuatan yang paling sederhana dalam upaya menjaga kelestarian


lingkungan hidup, yaitu dengan selalu nembuang sampah pada tempatnya, dan tidak
membuangnya sembarangan. Karena perbuatan membuang sampah sembarangan ini,
dapat menyebabkan banjir. Karena banjir bisa terjadi akibat tertutupnya saluran-saluran
air, sehingga air hujan atau air lainnya, tidak dapat mengalir dengan lancar.

1. Tafsir surah ar-rum 41-42

Pada ayat 41 surah ar-rum, terdapat penegasan Allah bahwa berbagai kerusakan yang
terjadi di daratan dan di lautan adalah akibat perbuatan manusia. Hal tersebut hendaknya
disadari oleh umat manusia dan karenanya manusia harus segera menghentikan
perbuatan-perbuatan yang menyebabkan timbulnya kerusakan di daratan dan di lautan
dan menggantinya dengan perbuatan baik dan bermanfaat untuk kelestarian alam.
(syamsuri, 2004: 116)

Kata zhahara pada mulanya berarti terjadinya sesuatu dipermukaan bumi. Sehingga,
karena dia dipermukaan, maka menjadi nampak dan terang serta diketahui dengan jelas.
Sedangkan kata al-fasad menurut al-ashfahani adalah keluarnya sesuatu dari
keseimbangan,baik sedikit maupun banyak. Kata ini digunakan menunjuk apa saja, baik
jasmani, jiwa, maupun hal-hal lain.(quraish shihab, 2005: 76)

Ayat di atas menyebut darat dan laut sebagai tempat terjadinya fasad itu. Ini dapat berarti
daratan dan lautan menjadi arena kerusakan, yang hasilnya keseimbangan lingkungan
menjadi kacau. Inilah yang mengantar sementara ulama kontemporer memahami ayat ini
sebagai isyarat tentang kerusakan lingkungan.( quraish shihab, 2005: 77)

Sedangkan pada ayat 42 surah ar-rum pula, menerangkan tentang perintah untuk
mempelajari sejarah umat-umat terdahulu. Berbagai bencana yang menimpa umat-umat
terdahulu adalah disebabkan perbuatan dan kemusyrikan mereka, mereka tidak mau
menghambakan diri kepada Allah, justru kepada selain Allah dan hawa nafsu mereka.
( syamsuri, 2004: 116). Selain itu pula, ayat ini mengingatkan mereka pada akhir
perjalanan ini bahwa mereka dapat mengalami apa yang dialami oleh orang-orang
musyrik sebelum mereka. Mereka pun mengetahui akibat yang diterima oleh banyak
orang dari mereka. Mereka juga melihat bekas-bekas para pendahulunya itu, ketika
mereka berjalan dimuka bumi, dan melewati bekas-bekas tersebut.(sayyid quthb, 2003:
226) dan dengan melakukan perjalanan dimuka bumi juga dapat membuktikan bahwa
kerusakan-kerusakan di muka bumi ini adalah betul-betul akibat perbuatan manusia yang
tidak bertanggung jawab serta mengingkari nikmat Allah, dan dengan melihat dan
meneliti bukti-bukti sejarah, maka mereka dapat mengambil pelajaran atas peristiwa-
peristiwa yang telah lalu, yang pernah menimpa umat manusia.(Moh.matsna, 2004:84)

Allah SWT menciptakan alam semesta dan segala isinya, daratan, lautan, angkasa raya,
flora, fauna, adalah untuk kepentingan umat manusia (QS an-Nahl: 10-16)

Manusia sebagai khalifah Allah, diamanati oleh Allah untuk melakukan usaha-usaha agar
alam semesta dan segala isinya tetap lestari, sehingga umat manusia dapat mengambil
manfaat, menggali dan mengelolanya untuk kesejahteraan umat manusia dan sekaligus
sebagai bekal dalam beribadah dan beramal shaleh.

Ketamakan manusia terhadap alam seperti tersebut,telah berakibat buruk terhadap diri
mereka sendiri, seperti longsor, banjir, dll. Diperlukan upaya yang keras dan konsisten
dari kita semua sebagai khalifah Allah agar kewajiban untuk memelihara dan
melestarikan alam demi kesejahteraan bersama tetap terjaga. Dalam melaksanakan
kewajibannya, sebagai khalifah juga umat manusia, kita disuruh untuk mempelajari
sejarah umat-umat terdahulu dan mengambil pelajaran darinya.(syamsuri, 2006:97)

1. Kesimpulan
1. Kerusakan alam bisa terjadi karena ulah perbuatan tangan manusia sendiri
2. Dampak negatif kerusakan akan dirasakan manusia
3. Manusia dianjurkan untuk melihat sejarah, bagaimana akibat umat yang
berbuat di bumi ini, dan jadikanlah itu sebagai peringatan bagi dirinya.
4. Manusia diperingatkan untuk selalu mengingat Allah dan tidak
menyakutukannya dengan sesuatu apapun selain dariNya, karena itu akan
berdampak buruk, baik bagi lingkungan, juga bagi manusia sendiri.

1. ANALISIS

Dari materi yang dipaparkan diatas, maka terdapat beberapa unsur didalamnya, yaitu
Pertama, konsep yang terdapat pada bagian isi kandungan surah Ar-Rum 41-42, yang
didalamnya memaparkan maksud dari manjaga kelestarian lingkungan secara umum.
Kedua, fakta yang juga terdapat pada bagian isi kandungan surah Ar-Rum 41-42, dimana
kehancuran yang dialami oleh umat-umat pada masa dahulu, yang diakibatkan karena
perbuatan mereka, yaitu menyekutukan Allah. Selain itu, juga terdapat contoh-contoh
akibat dari kerusakan lingkungan, seperti adanya banjir, longsor, dll. Yang ketiga yaitu
prinsip yang terdapat pada poin 1, 2, dan 3 pada peta konsep, dimana tercantum dasar-
dasar yang melandasi anjuran menjaga kalestarian lingkungan. Dan yang keempat yaitu
nilai yang terdapat pada bagian 5, dimana terdapat hal-hal yang bisa dijadikan pedoman
dalam berbuat sesuatu untuk menjaga kelestarian lingkungan dan tidak merusaknya.
Kemudian selanjutnya yang kelima, keterampilan yaitu terdapat pada poin 1, yakni
membaca Q.S Ar-Rum 41-42.

BAB II
Mengimani Kitab-Kitab Allah
Iman kepada kitab-kitab Allah adalah mempercayai dan meyakini sepenuh hati bahwa
Allah SWT telah menurunkan kitab-kitabnya kepada para nabi atau rasul yang berisi
wahyu Allah untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Dalam Al Qur’an
disebutkan bahwa ada 4 kitab Allah. Taurat diturunkan kepada nabi Musa a.s, Zabur
kepada nabi Daud a.s, Injil kepada nabi Isa a.s, dan Al Qur’an kepada nabi Muhammad
SAW. Al Qur’an sebagai kitab suci terakhir memiliki keistimewaan yakni senantiasa
terjaga keasliannya dari perubahan atau pemalsuan sebagaimana firman Allah berikut.
Artinya : “ Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al Qur’an dan Sesungguhnya Kami
yang memeliharanya.” (Al Hijr : 9)

Beriman kepada kitab-kitab Allah adalah termasuk salah satu rukun iman, sebagaimana
firman Allah azza wa jalla yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada
Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian,
maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisaa’: 136)

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah ta’ala memerintahkan agar kita beriman
kepada-Nya, kepada Rasul-Nya shallallahu’alaihiwasallam, kepada kitab-Nya yang
Allah turunkan kepada Rasul-Nya yakni Al-Qur’an dan juga memerintahkan agar kita
mengimani kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al-Qur’an. Dalam hadits dari Rasulullah
shallallahu’alaihiwasallam bersabda, “Hendaknya engkau beriman kepada Allah, para
malaikat-Nya, kitab-kitabNya, para rasu-lNya, hari Akhir dan hendaknya engkau
beriman kepada qadar (takdirNya), yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim)

Saudariku, perlu kita ketahui bersama bahwa keimanan kepada kitab-kitab Allah
terkandung di dalamnya empat unsur, yaitu:

Pertama, adalah beriman bahwa kitab-kitab itu benar-benar diturunkan dari sisi Allah
ta’ala.

Kedua, beriman kepada apa yang telah Allah namakan dari kitab-kitabNya dan
mengimani secara global kitab-kitab yang kita tidak ketahui namanya. Allah ta’ala
berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan
membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab
dan neraca supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.” Ayat ini menunjukkan
bahwa terdapat kitab bagi setiap Rasul, akan tetapi kita tidak mengetahui seluruh
namanya. Adapun kitab-kitab yang kita ketahui namanya adalah Al-Qur’an Al-Karim
yang diturunkan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu’alaihiwasallam, Injil yang
diturunkan kepada Nabi Isa ‘alaihissalaam, Zabur yang diturunkan kepada Nabi Dawud
‘alaihissalaam, Suhuf Ibrohim, dan Taurat (Ada sebagian ulama yang menyatakan kitab
yang diturunkan bagi nabi Musa ‘alaihissalaam adalah Taurat, ada pula yang menyatakan
bahwa bagi nabi Musa ‘alaihissalaam terdapat kitab lainnya yaitu Suhuf Musa).

Ketiga, yaitu membenarkan berita-berita yang benar dari kitab-kitab tersebut


sebagaimana pembenaran kita terhadap berita-berita Al-Qur’an dan juga berita-berita
lainnya yang tidak diganti atau dirubah, dari kitab-kitab terdahulu (sebelum Al-Qur’an).

Keempat, yaitu mengamalkan hukum-hukum yang tidak dihapus (nasakh) serta dengan
rela dan pasrah menerimanya, baik kita ketahui hikmahnya atau tidak. Ketahuilah
saudariku, bahwa seluruh kitab yang ada telah terhapus (mansukh) dengan turunnya Al-
Qur’an. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan Kami telah turunkan kepadamu
Alquran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-
kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan sebagai muhaimin terhadap kitab-kitab yang
lain itu.” (QS. Al-Maa’idah 5:48). Artinya, Al-Qur’an sebagai ‘hakim’ atas kitab-kitab
yang ada sebelumnya. Maka tidaklah diperbolehkan untuk mengamalkan hukum apapun
dari hukum-hukum terdahulu, kecuali yang sah dan diakui oleh Al-Qur’an.

Buah Keimanan Kepada Kitab-Kitab Allah

Setelah mengetahui bagaimana mengimani kitab-kitab Allah secara benar, maka tentunya
keimanan tersebut akan berdampak bagi diri seorang muslim. Diantara buah keimanan
tersebut adalah:

1. Mengetahui pertolongan Allah ta’ala pada hamba-hamba-Nya dimana Allah


menurunkan kepada setiap kaum kitab yang memberi petunjuk pada mereka.
2. Mengetahui dengan hikmah-Nya, Allah ta’ala mensyari’atka kepada setiap kaum
sesuai dengan keadaan mereka. Sebagaimana dalam firman-Nya, “Untuk tiap-
tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.” (QS. Al-
Maa’idah 5:48)

Semoga kini engkau memahamibagaimana beriman kepada kitab-kitab Allah ta’ala


secara benar. Kitab-kitab yang seluruhnya adalah kalamullah yang disampaikan oleh
malaikat Jibril kepada setiap Rasul. Tunduk dan berserah diri dengan apa yang ada pada
kitab terakhir yang diturunkan yaitu Al-Qur’an dengan tanpa menafikan kebenaran yang
ada pada kitab-kitab sebelumnya. Mengamalkan seluruh hukumnya tanpa memilih
sebagian ayat dan menolak ayat lainnya yang ini merupakan tindakan kekufuran –
na’udzubillahi min dzalik-. Semoga Allah memudahkan kita dalam menjalankan syari’at
ini. Hanya Allah-lah tempat bersandar dan memohon pertolongan.
A. Pengertian Kitab dan Suhuf

Kitab yaitu kumpulan wahyu Allah yang disampaikan kepada para rasul untuk
diajarkan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Suhuf yaitu wahyu
Allah yang disampaikan kepada rasul, tetapi masih berupa lembaran-lembaran yang
terpisah.

Ada persamaan dan perbedaan antara kitab dan suhuf

Persamaan

Kitab dan suhuf sama-sama wahyu dari Allah.

Perbedaan

1. Isi kitab lebih lengkap daripada isi suhuf


2. Kitab dibukukan sedangkan suhuf tidak dibukukan.

Allah menyatakan bahwa orang mukmin harus meyakini adanya kitab-kitab suci
yang turun sebelum Al Qur’an seperti disebutkan dalam firman Allah berikut ini.

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-
Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang
Allah turunkan sebelumnya”. (QS An Nisa : 136) lihat al-Qur’an online di
Goole,

Selain menurunkan kitab suci, Allah juga menurunkan suhuf yang berupa
lembaran-lembaran yang telah diturunkan kepada para nabi seperti Nabi Ibrahim a.s dan
nabi Musa a.s. Firman Allah SWT .

Artinya : “ (yaitu) suhuf-suhuf (kitab-kitab) yang diturunkan kepada Ibrahim dan Musa”
(Al A’la : 19) lihat al-Qur’an online di Goole,

Kitab-kitab Allah berfungsi untuk menuntun manusia dalam meyakini Allah SWT
dan apa yang telah diturunkan kepada rasul-rasul-Nya sebagaimana digambarkan dalam
firman Allah SWT berikut.

Artinya : “Katakanlah (hai orang-orang mukmin), kami beriman kepada Allah dan apa
yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail,
Ishak, Yakub, dan anak cucunya dan apa yang kami berikan kepada Musa dan
Isa seperti apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak
membeda-bedakan seorang pun diantara mereka dan kami hanya patuh kepada-
Nya.” (QS Al Baqarah : 136) lihat al-Qur’an online di Goole

,
B. Prilaku yang mencerminkan Keimanan Kepada Kitab Allah

1. Meyakini bahwa Kitab Allah itu benar datang dari Allah.

2. Menjadikan kitab Allah sebagai Pedoman (hudan) khusus kitab yang


diturunkan

kepada kita

3. Memahami isi kandungannya.

4. Mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari

Umat manusia, khususnya umat muslim harus meyakini bahwa Allah SWT telah
menurunkan kitab-kitab Nya kepada para nabi atau Rasul sebagai pedoman hidup bagi
umatnya masing-masing. Al Qur’an sebagai kitab Allah yang terakhir dan penyempurna
sebelumnya telah diturunkan kepada nabi Muhammad SAW.

Upaya memahami isi kandungan Al Qur’an, ada beberapa tahapan yang perlu kita
jalani antara lain sebagai berikut.

1. Tahap pertama, kita harus mengetahui dan memahami filosofi Islam sebagai
agama yang mendapat ridha Allah SWT.
2. Tahap kedua, kita harus mengetahui tata krama membaca Al Qur’an.
3. Tahap ketiga, kita harus mengetahui bahwa di dalam Al Qur’an itu banyak sekali
surah atau ayat yang mengandung perumpamaan atau berupa perumpamaan.
4. Tahap keempat, kita harus mempergunakan akal ketika mempelajari dan
memahami Al Qur’an.
5. Tahap kelima, kita harus mengetahui bahwa didalam Al Qur’an banyak sekali
surah atau ayat yang mengandung hikmah atau tidak bisa langsung diartikan, akan
tetapi memiliki arti tersirat.
6. Tahap keenam, kita harus mengetahui bahwa Al Qur’an tidak diturunkan untuk
menyusahkan manusia dan harus mendahulukan surah atau ayat yang lebih mudah
dan tegas maksudnya untuk segera dilaksanakan.
7. Tahap ketujuh, kita harus mengetahui bahwa ayat-ayat didalam Al Qur’an terbagi
dua macam (QS Ali Imran : 7) yaitu pertama, ayat-ayat muhkamat yakni ayat-ayat
yang tegas, jelas maksudnya dan mudah dimengerti. Ayat-ayat muhkamat adalah
pokok-pokok isi Al Qur’an yang harus dilaksanakan oleh manusia dan dijadikan
sebagai pedoman dalam kehidupannya. Kedua, ayat-ayat yang mutasyabihat
adalah ayat-ayat yang sulit dimengerti dan hanya Allah yang mengetahui makna
dan maksudnya.
8. Tahap kedelapan, kita harus menjalankan isi kandungan Al Qur’an sesuai dengan
keadaan dan kesanggupannya masing-masing (QS 12 : 22, 4 : 36, 65 : 7, 2 : 215, 3
: 92, 2 : 269).
B. Hikmah Iman Kepada Kita Allah

Ada hikmah yang bisa direnungi mengapa Allah menurunkan Al Qur’an kepada
umat manusia yang diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Menjadikan manusia tidak kesulitan, atau agar kehidupan manusia menjadi aman,
tenteram, damai, sejahtera, selamat dunia dan akhirat serta mendapat ridha Allah
dalam menjalani kehidupan. (keterangan selanjutnya lihat QS Thaha :

Artinya: Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah;

1. Untuk mencegah dan mengatasi perselisihan diantara sesama manusia yang


disebabkan perselisihan pendapat dan merasa bangga terhadap apa yang
dimilkinya masing-masing, meskipun berbeda pendapat tetap diperbolehkan
(keterangan selanjutnya lihat QS Yunus : 19.

Artinya: Manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih.


Kalau tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu
dahulu, pastilah telah diberi keputusan di antara mereka], tentang apa yang
mereka perselisihkan itu. lihat al-Qur’an online di Goole,

1. Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa
(keterangan selanjutnya lihat QS Ali Imran : 138,

Artinya: (Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk
serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. lihat al-Qur’an online di
Goole,

1. Untuk membenarkan kitab-kitab suci sebelumnya (keterangan selanjutnya lihat


QS Al Maidah : 48,

Artinya: Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa


kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang
diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu;
maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan
kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara
kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah
hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali
kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu
perselisihkan itu, lihat al-Qur’an online di Goole,
1. Untuk menginformasikan kepada setiap umat bahwa nabi dan rasul terdahulu
mempunyai syariat (aturan) dan jalannya masing-masing dalam menyembah
Allah (keterangan selanjutnya lihat Al Hajj : 67

Artinya: Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari’at tertentu yang mereka
lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam
urusan (syari’at) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu.
Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus. lihat al-
Qur’an online di Goole,

6 Untuk menginformasikan bahwa Allah tidak menyukai agama tauhid Nya (islam)
dipecah belah (keterangan selanjutnya lihat QS Al Hijr : 90-91, Al Anbiya : 92-
93, Al Mukminun : 52-54, Ar Rum : 30-32, Al Maidah : 54, an An Nisa : 150-152

7. Untuk menginformasikan bahwa Al Qur’an berisi perintah-perintah Allah,


larangan-larangan Allah, hukum-hukum Allah, kisah-kisah teladan dan juga
kumpulan informasi tentang takdir serta sunatullah untuk seluruh manusia dan
pelajaran bagi orang yang bertakwa.

8. Al Qur’an adalah kumpulan dari petunjuk-petunjuk Allah bagi seluruh umat


manusia sejak nabi Adam a.s sampai nabi Muhammad SAW yang dijadikan
pedoman hidup bagi manusia yang takwa kepada Allah untuk mencapai islam
selama ada langit dan bumi (keterangan selanjutnya lihat QS Maryam : 58, Ali
Imran : 33 & 88-85, Shad : 87, dan At Takwir : 27)

Manusia ingin mencapai kehidupan yang selamat sejahtera, baik didunia maupun di
akhirat harus menggunakan pedoman hidup yang lurus dan benar yaitu Al Qur’an
(keterangan selanjutnya lihat QS Maryam : 58, Ali Imran : 33 & 84-85, dan At Takwir :
27).

BAB III
Perilaku Terpuji
Merangkai Perilaku Terpuji. Yang paling berperan dalam diri manusia untuk mengendalikan
setiap gerak – geriknya adalah pikiran dan hati, bersinerginya kedua unsur akan melahirkan
komitmen / prinsip. Namun, tidak tertutup kemungkinan antara pikiran dan hati sudah tidak bisa
disatukan lain yang terpikirkan lain pula yang ada dihati, sehingga apa – apa yang diucapkan
mulut hanya sekedar berita dan kabar kosong belaka ( munafik ). Dengan pikiran, manusia bisa
terbang lebih tinggi dari burung dan sanggup menyelam lebih dalam dari ikan. Itulah pikiran dan
hati sebagai penyaring dari segala rencana manusia. Banyak sudah bentuk kerusakan sampai
memakan korban jiwa dan materi yang tidak terhingga itu semua bersumber dari pikiran dan
tanpa ada hati nurani.
Makhluk Allah yang paling mulia dipermukaan bumi ini adalah manusia, kalau anda kurang
percaya coba sekali waktu pergi kekebun binatang, bandingkanlah wajah serta tingkah laku anda
dengan seluruh penghuni ( binatang ) yang ada disana, kira – kira cantik / ganteng mana diri
anda dengan koloni binatang tersebut ?. Yang menyebabkan manusia itu mulia adalah karena
terdiri dari akal pikiran dan hati yang dianugerahkan oleh Allah SWT, akal pikiran dan hati inilah
yang akan menjadikan manusia itu benar – benar menjadi seorang manusia. Jadi akal pikiran
dan hati nurani tersebut bukan hanya sekedar onggokan daging tampa arti, Dia akan sangat
berarti jikalau manusia yang punya dua unsur diatas sanggup menjadikannya sebagai landasan
dalam bertindak.

Gaya hidup yang menyangkut, pilihan pekerjaan, kesibukan, makanan, mode pakaian dan
kesenangan – kesenangan lainya dalam masyarakat telah mengalami perubahan yang sangat
siqnifikan. Cara hidup global yang lebih moderen dan cendrung berorientasi kebarat – baratan
telah berhasil merasuki sisi – sisi kehidupan umat manusia saat ini, tampa kecuali umat Islam.
Akibatnya banyak perilaku menyimpang yang terjadi dan sudah dianggap hal biasa. Anak hidup
dengan cara dan gayanya, orang tuapun semakin sibuk dengan pekerjaannya

Sebagai umat Islam yang konsisten dengan doktrinya, sudah seharunya memiliki kepribadian
yang mencerminkan kemuliaan dan kesucian ajaranya, yaitu akhlakul karimah. Maju mundurnya
ajaran ini, ter interdependensi atau saling tergantung baik atau buruk perilaku dari penganutnya
sendiri, baik perilaku secara individual maupun secara universal dan kelompok. Saat ini, dimana
berbagai pengaruh asing yang masuk tak terkendali ini harus selalu diwapadai dengan
menekankan pada diri, keluarga, dan masyarakat untuk membudayakan akhlak terpuji dalam
setiap lini kehidupannya.

Husnuzzan kepada Allah adalah satu dari rajutan dari rangkaian akhlak karimah yang
diperintahkan untuk menerapkannya. Ini bermakna selalu berprasangka baik ( positive thinking ),
terhadap apa – apa yang diberikan Allah SWT pada kita. Sebaliknya larut dalam sangkaan
buruk / su’uzzan ( negative thinking ) apalagi terhadap Allah akan membuat hidup selalu gelisah,
cemas, stress bahkan sampai depresi dan tekanan jiwa lainnya.

Kalau kita mau menyelami lebih dalam lagi tentang kekuasaan Allah didalam menciptakan alam
plus isinya ini, adalah merupakan rahmat yang paling spektakuler dalam seluruh ciptaan – Nya,
dan semua ini adalah untuk manusia. Rahmat dalam artian yang sebenarnya adalah segala
sesuatu yang dapat mendatangkan manfaat dan nikmat yang besar. Namun, untuk merengkuh
rahmat Allah ini setiap manusia akan selalu dituntut untuk terus menggali dan memperlajari ilmu
pengetahuan. Allah SWT, dalam setiap tingkatan tidak pernah membeda – bedakan umat
manusia dalam usaha meraih manfaat dari nikmat – Nya, hal ini tentunya harus melalui usaha
yang sungguh – sungguh dan terarah dari manusia itu sendiri.

“ Allah yang telah menundukan lautan untukmu supaya kapal – kapal dapat berlayar padanya
dengan seizin – Nya, dan supaya kamu dapat mencari sebagian karunia – Nya dan mudah –
mudahan kamu bersyukur. Dan Dia menundukan untukmu apa yang dilangit dan dibumi
semuanya ( sebagai rahmat ) dari pada – Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar –
benar terdapat kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.” ( qs al jasiyah : 12 – 13 ).

Memang ada sebagian manusia yang tidak beruntung didalam meraih nikmat Allah, atas segala
sesuatu yang diinginkannya, baik itu berupa pangkat, jabatan, kekayaan dsb, hal ini bukan berarti
Allah benci terhadap orang tersebut. Dalam hal ini ada baiknya dilakukan dulu introspeksi,
mungkin ada dari syarat kualitas atau kemampuan yang belum maksimal dilakukan. Didalam
situasi dan kondisi ini yang sangat dibutuhkan adalah kesabaran yang mendalam, doa yang
khusyuk dan tawakal. Prestasi / prestise apapun bentuknya hanya akan menghampiri manusia
yang dengan gigih berusaha didalam hal mewujudkan keinginannya.” Dan bahwasanya seorang
manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.” ( qs. an najm : 39 )
Manusia harus selalu berpositife thinking dan menganggap bahwa tidak ada yang sia – sia
diciptakan Allah dipermukaan bumi ini, dari ini semua diharapkan akan lahir sikap untuk selalu
menghisap diri dalam setiap ruang dan waktu yang diberikan – Nya. Dengan demikian jiwa akan
bersih jauh dari penyakit hati, rasa syukur yang dalam serta akan dapat memacu semangat untuk
lebih agresif penuh inovatif dalam berusaha dan beramal.

Selain itu perilaku giat yang didorong rasa optimisme yang tinggi akan melahirkan rasa percaya
diri dan nilai positif dalam segala bentuk usaha. Keyakinan ini akan melahirkan sugesti yang kuat
dan lapang dada dari para pelakunya, guna mewujudkan hasil yang seimbang baik untuk dunia
( materi ) maupun untuk akhirat ( amal ibadah ).

Berfirman Allah.”…Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah ( nasib ) suatu kaum sehingga
mereka mau mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” ( qs ar ra’du : 11 ). Dan
firman – Nya lagi.” …Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.( qs. yusuf : 87 ). Yang diperkuat lagi
dengan hadis Qudsi.” Aku selalu menurutkan sangkaan hamba – Ku, jika ia baik sangka kepada
– Ku maka ia dapat dari apa yang ia sangkakan. Dan jika ia buruk sangka kepada – Ku maka ia
mendapat apa yang ia sangkakan kepada – Ku.” ( Hr. At Thabrani dan Ibnu Hiban ).

Memang sesuatu hal yang sangat manusiawi sekali kalau setiap orang selalu memiliki keinginan
untuk meningkatkan taraf kehidupannya hari demi hari. Ajaran Islampun selalu membukakan
jalan kearah itu. Bahkan secara tegas dikatakan bahwa Islam bukan ajaran yang memiskinkan
umatnya, tapi ajaran Allah ini selalu mendorong umatnya mencari kekayaan dan kesuksesan
dengan mendorongnya untuk giat dan rajin bekerja dalam aturan – aturan yang telah ditetapkan
syariat. Islam tidak ingin umatnya selalu miskin dan papa, karena hal ini dekat dengan kekufuran
bahkan bisa kafir.

Sebagai stimulasi untuk meraih kekayaan dan kesuksesan itu Allah memberikan jalan.” Apabila
telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu dimuka bumi, dan carilah karunia Allah ( rizki )
dan ingatlah Allah sebanyak – banyaknya supaya kamu beruntung.” ( qs al jumuah : 10 ).

Berinisiatif merupakan rangkaian sifat terpiji yang harus selalu dikembangkan bagi insan muslim
yang akan melahirkan sikap mandiri dengan mendayagunakan segenap kemampuan akal pikiran
dan hatinya guna meraih suatu keberhasilan dan kesuksesan didunia dan diakhirat.

Berbagai bentuk penyimpangan sosial yang kerap terjadi akhir – akhir ini menandakan bahwa
sebagian masyarakat sudah mulai meninggalkan nilai dan norma yang dianut selama ini. James
W. Van der Zenden, menyatakan bahwa penyimpangan sosial itu merupakan suatu prilaku yang
oleh semua orang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi.

Tak bisa kita pungkiri realita dari berbagai bentuk penyimpangan sosial yang kita temui sehari –
hari telah mengikis sedikit demi sedikit nilai moral yang selama ini kita jaga sedemikian rupa.
Penjarahan uang negara ( korupsi ), perampokan, tawuran yang bukan saja dilakukan para
pelajar, namun juga oleh para kaum intelektual mahasiswa bahkan sampai para wakil rakyat.
Pembunuhan, penyalahgunaan narkoba, tindakan kekerasan dalam institusi pendidikan yang
berakhir pada kematian, tidak senang menerima kekalahan dsb, telah mewarnai sisi – sisi
kehidupan manusia Indonesia yang notabene sebagai makhluk sosial dan berperadapan ini.

Seharusnya sebagai manusia yang memiliki adat dan budaya, harus saling melindungi dan saling
menghargai antar sesama, sudah seharusnya mengedepankan asas musyawarah dan mufakat,
tolong – menolong guna mencapai tujuan hidup bersama. Islam sebagai agama yang rahmatan
lill allamin didalam usaha merangkai perilaku terpuji akan selalu memberikan jalan dan kekuatan
luar biasa kalau setiap manusia dengan penuh kesadaran menjalankan setiap perintah dan
menghentikan setiap larangan – Nya.
Karena itu Islam sangat menganjurkan untuk memulai hari – hari kita dengan kebaikan yang
harus bersumber dari hati yang paling dalam. Dalam pandangan Islam muslim / muslimah yang
baik itu adalah, manusia yang menjaga dan mengamplikasikan perilaku terpuji dalam
kehidupannya sehari – hari. Janganlah sekali – kali berniat menodai akhlak Islam, dengan
perilaku yang mencemarkan kesucian dan keagunganya. Mulailah hari – harimu dengan kesan
baik, ucapkanlah kata – kata positif tentang dirimu dipagi hari mudah – mudahan sampai sore
bahkan malamnya dirimu akan tetap diliputi kebaikan. Allah Hu A’llam.

BAB IV
Perilaku Tercela
SIFAT SIFAT TERCELA DAN DOSA-DOSA BESAR

Islam sangat menutamakan dan menghargai eksistensi manusia. Oleh karena itu,
Allah sangat murka apabila manusia bersikap menghancurkan manusia lain tanpa dasar
aturan Nya. Perilaku tercela seperti merampok, membunuh, asusila, dan pelanggaran hak
asasi manusia merupakan tindakan yang melecehkan eksistensi manusia yang
sesungguhnya telah dimuliakan oleh Allah. Nah, untuk mengenali hal tersebut sehingga
kita mampu membentengi diri, marilah kita bersama-sama menganalisisnya dalam
pembahasan kali ini.

A. Merampok

Merampas atau merampok harta orang lain yang kadang disertai dengan
kekerasan, ancaman dan bahkan pembunuhan emrupakan perilaku yang sangat
menggelisahkan dan mengerikan. Itu termasuk perbuatan haram dam merupakan dosa
besar yang wajib dijauhi oleh setiap individu. Apabila dalam suatu masyarakat banyak
terjadi perampasan dan perampokan, warga masyarakat yang ada di lingkungan tersebut
akan mengalami keresahan. Oleh karena itu, tetap sekali penegasan Allah SWT dan
rasulnya. Mereka dianggap perang terhadap Allah dan rasulnya karena yang mereka
lakukan merupakan perbuatan melawan hukum Allah SWT dan mengganggu masyarakat
yang dilindungi oleh hukum. Orang-orang yang memerangi Allah dan rasul Nya
disebutkan dalam firman Allah SWT sebagai berikut.

Artinya : “sesungguhyna pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan


rasulnya dan membuat kerusakan di bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib
atau dipotong tangan dan mereka dengan bertimbal balik atau dibuang dari
negeri (tempat kediamannya) dengan demikian itu (sebagai) suatu penghinaan
untuk mereka di dunia dan diakhirat mereka beroleh siksaan yang besar.” (QS Al
Maidah : 33)

Firman Allah yang lain perihal pencurian yang dapat dihukum dengan potong tangan
adalah sebagai berikut.
Artinya : “Laki-laki dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya,
(sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari
Allah dan Allah maha perkasa dan maha bijaksana.” (QS Al Maidah : 38) lihat
al-Qur’an online di Goole,

Pengertian hukum potong tangan dapat beraneka macam pendapat. Selain


pengertian tangannya yang dipotong, dipenjarakan kemudian dibimbing sehingga sifat
tercela tersebut dapat hilang. Perbuatan mencuri, merampok dan merampas jelas sangat
berbahaya, baik terhadap diri sendiri maupun terhadapa orang lain atau masyarakat.
Terhadap dirinya sendiri dapat berakibat antara lain kehidupan si pelaku pasti tidak akan
merasa tenang. Jiwanya akan merasa dikejar-kejar oleh bayangan dosa, bahkan sedikit
demi sedikit keimanan dan keislamannya akan terlepas dari dirinya. Rasulullah SAW
pernah bersabda.yamg artinya : “Tidaklah seorang pencuri ketika mencuri itu ia
beriman.” (HR Bukhari)

B. Membunuh

Hak-hak yang paling utama bagi setiap manusia yang dijamin pula oleh Islam
adalah hak hidup, hak pemilikan, hak pemeliharaan kehormatan, hak kemerdekaan, hak
persamaan, dan hak menuntut ilmu pengetahuan.

Diantara hak-hak tersebut, hak yang paling penting dan mendapat perhatian
adalah hak hidup. Firman Allah SWT.

Artinya : “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah


(membunuhnya), melainkan dengan suatu alasan yang benar.” (QS Al Isra : 33)

Islam memberikan perhatian terhadap perlindungan jiwa dan Allah mengancam


orang yang merampas hal tersebut dengan hukuman berat. Allah SWT berfirman.

Artinya :“Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka
balasannya adalah jahanam. Ia kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya
dan mengutuknyaserta menyediakan azab yang pedih baginya.” (QS An Nisa :
93)

Hadis nabi Muhammad SAW.artinya :“Barang siapa membunuh dirinya dengan sesuatu
maka kelak ia akan disiksa di hari kiamat nanti dengan barang tersebut.” (HR Muslim)

Pembunuhan dapat terjadi akibat berselisih pendapat, dengki, dendam, iri hati
atau cemburu. Hal ini merupakan akibat tipu daya setan agar manusia senantiasa bertikai
dan saling membunuh.

Jenis-jenis pembunuhan dan hukumannya berdasarkan Al Qur’an dan hadis


dijelaskan sebagai berikut.
1. pembunuhan yang dilakukan dengan sengaja yaitu merencanakan pembunuhan dalam
keadaan jiwa sehat dan penuh kesadaran. Pembunuhan semacam ini dapat dihukum
qisas artinya dihukum mati, kecuali dimaafkan oleh pihak keluarga korban dan
kepadanya dituntut denda.

2. Pembunuhan yang terjadi tanpa disengaja dengan alat yang tidak mematikan.
Hukumannya adalah penjara atau denda yang cukup berat

3. pembunuhan karena kesalahan atau kekhilafan semata-mata tanpa direncanakan dan


tidak ada maksud sama sekali, misalnya kecelakaan. Hukuman tersangka penjara atau
denda ringan

Untuk memperkecil peluang terjadinya ha-hal buruk tersebut, kita selalu


memupuk perilaku terpuji, baik terhadap diri pribadi maupun terhadap lingkuang atau
masyarakat. Hal-hal di bawah ini dapat melatih diri kita untuk membentengi diri dari
perilaku tercela, khusunya perbuatan membunuh.

1. Membiasakan bersilaturahmi
2. Mampu menahan amarah
3. Mampu memaafkan kesalahan
4. Berbuat adil
5. Memperbanyak berbuat kebajikan
6. Suka menolong
7. Bersikap lemah lembut
8. Meninggalkan hal-hal yang menyangkut riba
9. Meneguhkan hati untuk mengikuti jalan yang lurus
10. Memakan makanan yang halal dan thayyib
11. Senantiasa berdoa kepada Allah SWT
12. Berlaku lurus terhadap manusia
13. Tidak pelit atau kikir

C. Asusila

Asusila adalah perbuatan atau tingkah laku yang menyimpang dari norma-norma
atau kaidah kesopanan yangsaat ini cenderung banyak terjadi di kalangan masyarakat,
terutama remaja. Islam dengan Al Qur’an dan sunah telah memasang bingkai bagi
kehidupan manusia agar menjadi kehidupan yang indah an bersih dari kerusakan moral.
Menurut pandangan Islam, tinggi dan rendahnya spiritualitas (rohani) pada sebuah
masyarakat berkaitan erat dengan segala perilakunya, bukan saja tata perilaku yang
bersifat ibadah mahdah (khusus) seperti salat dan puasa, namun juga yang bersifat
perilaku ibadah ghairu mahadah (umum) seperti hal-hal yang berkaitan dengan sosial
kemasyarakatan.

Didalam Al Qur’an terdapat bebeapa ayat yang memuat informasi dan


pengetahuan tentang hubungan antara laki-laki dan perempuan. Firman Allah SWT
Artinya : “katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan
pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih
suci bagi mereka. Sesungguhyna Allah maha mengetahui apa yang mereka
perbuat.” (QS An Nur : 30)

Hadis Nabi Muhammad SAW menyatakan sebagai berikut.yang artinya : “Maka


bertakwalah kepada Allah dalam hal wanita. Sebab kalian telah mengambil mereka
dengan dasar amanah Allah dan telah kalian halalkan kemaluan mereka dengan kalimah
Allah.” (HR Muslim)

Ada beberapa hal yang menjadi faktor pemicu munculnya perilaku asusila di dalam suatu
masyarakat tersebut.

1. Faktor lingkungan atau masyarakat yang cukup besar memberikan pengaruh terhadap
tingkah laku sesorang, khususnya remaja yang kondisinya berada pada masa
puberitas dan pencarian jati diri sehingga mereka rentan terhadap pengaruh tersebut.

2. Kurangnya keteladanan yang diberikan oleh pihak yang seharusnya memberi atau
menjadi teladan. Keteladanan ini mutlak diperlukan, khusunya oleh remaja karena
contoh atau teladan memberikan kemudahan untuk proses pembiasaan perilaku pada
kehidupan sehari-hari mereka.

3. Kurangnya sikap konsisten dari pihak yang seharusnya memiliki tugas tersebut. Sikap
tidak konsisten terkadang membuat seseorang tidak memiliki patokan yang jelas
mengenai hal-hal mana yang boleh dan mana yang tidak.

D. Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)

Masalah hak asasi manusia menjadi salah satu pusat perhatian manusia sedunia
sejak pertengahan abad lalu. Kaum muslim di seluruh dunia juga mempunyai perhatian
yang sungguh-sungguh terhadap isu global ini. Islam selalu mendorong umatnya untuk
mendorong umatnya untuk menemukan hal-hal yang baru dan mencari pemecahan-
pemecahan baru demi kemajuan umat Islam, bahkan umat manusia di seluruh di dunia.

Ada beberapa pengertian dari hak asasi manusia antara lain :

1. hak-hak dasar atau pokok bagi manusia sejak dilahirkan yang merupakan
anugerah dari Allah yang Mahakuasa
2. hak yang melekat pada martabat manusia sebagai insan ciptaan Allah yang tidak
bisa dilanggar oleh siapapun juga, atau
3. hak dan kewajiban dasar manusia.

Darah manusia tidak boleh ditumpahkan tanpa alasan yang benar. Hukum Islam
pun telah memberikan penjelasan mengenai hal tersebut, diantaranya larangan menindas
wanita, anak-anak, orang tua, orang-orang sakit atau orang cidera, kehormatan dan
kesucian, baik laki-laki maupun perempuan harus dihormati dalam segala keadaan, orang
lapar harus diberi makan, orang telanjang diberi pakaian dan orang-orang sakit atau
terluka di tolong tanpa memperdulikan apakah ia seorang muslim atau bukan, bahkan
musuh sekalipun (lihat QS Al Maidah)

Islam pada dasarnya adalah ajaran yang komprehensif karena Al Qur’an adalah
kitab yang berfungsi memberi petunjuk, penjelasanatas petunjuk, serta pembeda antara
kebenaran dan kesalahan (lihat QS Al Baqarah : 185)

Berikut ini adalah isi yang terkandung dalam hak asasi manusia yang disepakati
hampir di seluruh dunia

a. Kebebasan berpendapat, beragama, dan bergerak (Personal Right)

b. Hak memiliki, memberi, menjual dan memanfaatkan sesuatu (Properti Right)

c. Perlakuan sama dalam hukum dan pemerintahan (Right of legal Equality)

d. Ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih dan dipilih (Political Right)

e. Hak untuk memilih pendidikan dan pengembangan kebudayaan (Social Culture


Right)

f. Perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan (Prosedur Right)

Bangsa Indonesia, khususnya kaum muslimmempunyai tugas dan kewajiban


untuk membuktikan bahwa Islam cinta damai dan menghormati hak asasi manusia.
Ajaran Islam membimbing pemeluknya menjadi umat yang mampu meberikan
kedamaian dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia di dunia

Ada beberapa contoh perilaku yang merupakan pelanggaran terhadap hak asasi
manusia. Perilaku yang harus di jauhi tersebut adalah sebagai berikut.

1. Membunuh manusia
2. Membunuh anak-anak meskipun karena takut miskin
3. Mencuri
4. Berzina
5. Menipu atau berlaku curang
6. Melakukan riba
7. Melakukan judi atau maasyir.
8. mengambil sesuatu yang bukan hak milik tidak halal
9. Memakan harta anak yatim yang bukan hak
10. menyuruh atau mendukung kemungkaran dan melarang atau mencegah kebaikan.
11. Menganiaya
12. Mengkhianati amanah dan menipu
13. Menipu dan merusak hakim
14. Membela pengkhianat
15. Berkata-kata palsu dan memberi kesaksian palsu.
16. Menyembunyikan kebenaran
17. Berkata buruk
18. Mengumpat
19. Mengejek atau mengolok-olok
20. Mematai-matai orang atau mencari kesalahan orang lain.
21. Memperlakukan anak yatim dan orang miskin dengan buruk
22. Menganggap rendah orang lain atau sombong
23. Bermaksud jahat atau menuduh wanita yang baik berzina.
24. Kikir atau bakhil
25. Merugikan atau mengambil hak orang lain
26. Membenci
27. Merusak
28. Menghina
29. Memaksakan kehendak.

Iblis atau setan senantiasa berusaha menggoda manusia untuk melakukan


perbuatan tercela. Mereka telah bersumpah untuk menyesatkan manusia sepanjang masa.
Oleh karena itu, kita harus berusaha semaksimal mungkin agar tidak terjebak atau
tergoda rayuan iblis atau setan. Beberapa sikap yang menjadi perwujudan kita membenci
sifat-sifat tercela tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Kita meyakini bahwa Allah SWT adalah tuhan semesta alam yang Mahakuasa
serta maha berkehendak, sedangkan semua makhluk Nya derada didalm
kekuasaan Nya. Oleh karena itu, kita harus mendekatkan diri kepada Allah SWT
dengan cara memohon perlindungan hanya kepada Allah SWT dari segala godaan
setan yang terkutuk, mengingat Allah dan sifat-sifatnya setiap saat, selalu
mengembalikan sesuatu baik ide atau niat apapun juga didalam hati kepada Allah
sebelum berbuat atau melakukan niat tersebut, melaksanakan segala perintah
Allah, terutama yang berkaitan dengan ibadah rukun Islam secara konsisten, dan
gemar melakukan amal saleh seperti aksi bakti sosial.
2. Menyisihkan harta atau rezeki yang digunakan untuk membantu orang-orang
yang memerlukan bantuan atau terkena musibah
3. Selalu mendukung, turut serta membantu, atau aktif mengikuti kegiatan yanng
bersifat syiar atau dakwah
4. Menggembirakan kaum dhuafa seperti anak yatim piatu, orang yang sedang sakit,
fakir miskin dan lain sebagainya agar mereka turut merasakan kegembiraan dan
perhatian dari saudaranya sesama muslim.

Você também pode gostar