Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh :
NIM : J1C107057
Kelompok : I (Satu)
PENDAHULUAN
secara mikroskopis. Dalam mikroteknik, sediaan yang dibuat berbahan dasar sel.
Sel yang digunakan yaitu sel hewan dan sel tumbuham. Mikroteknik semakin
berkembang dewasa ini. banyak metode yang digunakan untuk pembuatan sediaan
tergantung bahan yang akan digunakan. sel hewan yang kebanyakan digunakan
untuk pembuatan sediaan dengan metode smear ataupun embedding dan sering
kali pula dengan metod whole mount. Sedangkan sel tumbuhan kebanyakan
dibuat dengan menggunakan metode yang lebih ringan dari pada sel hewan karena
struktur sel hewan an sel tubuhan yang berbeda (Djukri, 2007). Praktikum ini
metode oles.
adalah metode oles (smear method). Metode oles adalah suatu cara membuat
sediaan mikroskopis dengan jalan mengoles atau membuat selaput tipis dari bahan
yang berupa cairan atau bukan cairan di atas gelas obyek, dimana metode ini
atau dikenal dengan Pap Smear yang artinya pemeriksaan untuk melihat sel-sel
leher rahim dimana sampel diambil melalui vagina, kemudian diusapkan pada
kaca benda, lalu diwarnai, untuk kemudian dilihat di bawah mikroskop oleh
1.2 TUJUAN
metode oles yaitu mengenal tahap-tahap pembuatan, alat dan bahan dalam
TINJAUAN PUSTAKA
Metode Smear atau Oles, yaitu metode pembuatan preparat dengan cara
mengoles atau membuat selaput tipis dari bahan yang berupa cairan atau bukan
diatas gelas objek. Metode ini dipakai untuk pembuatan sediaan darah,
ditetesi dengan EITA atau heparin agar tidak terjadi pembekuan darah. untuk
metode ini biasanya digunakan bahan dari sel hewan (Pujawati, 2002).
manusia yang tujuannya untuk mencari ada atau tidak adanya parasit darah yang
biasanya jarang terdapat didalamnya. Cara fiksasi sediaan oles ada 2, yaitu: fiksasi
sediaan sebelum kering dan fikasasi sediaan setelah kering. Fiksaktif yang
cairan, yang palng banyak digunakan adalah metyl alkohol, alkohol absolute, dan
alkohol eter. Cara fiksatif semacam ini sangat baik untuk bakteri dan eritrosit yang
menjadi kering, metode ini dapat juga dipakai untuk leukosit apabila tujuannya
untuk melihat bentuk normal. Biasanya fiksaktif yang digunakan untuk sediaan
oles yang belum kering adalah fiksaktif-fiksatif yang dapat membentuk uap atau
pun gas. Apabila fiksatif berbentuk cairan yang dipergunakan maka sediaan darah
yang masih basah ini akan larut seperti dicuci. Fiksatif yang biasa digunakan
untuk sediaan semacam ini adalah osmic acid 2%, hendaknya dalam
menggunakannya hati-hati karena uapnya sangat berbahaya yaitu dapat
Ilmu yang mempelajari tentang pembuatan preparat dan sediaan mikroskopis pada
mengacu pada cara preparat itu sendiri dibuat. Pada praktikum kali ini metode
atau teknik yang digunakan adalah metodeapusan atau tekniksmear. Dalam setiap
Sedangkan fiksasi itu sendiri adalah suatu cara atau proses (metode) yang
bertujuan untuk mematikan sel tanpa mengubah fungsi dan struktur di dalam sel
itu sendiri. Jika telah dilakukan fiksasi maka preparat yang dibuat akan menjadi
cara dioleskan di atas kaca benda dengan bantuan kaca benda yang lain. Hal ini
dimaksudkan agar diperoleh apusan yang setips – tipisnya sehingga bentuk dari
sel yang dijadikan bahan apusan tersebut dapat terlihat dengan jelas di bawah
mikroskop. Dengan kata lain teknik pembuatan perparat dengan metode apusan
ini bertujuan untuk memperoleh gambaran bentuk sel yang sejelas – jelasnya
sehingga sel tersebut dapat dengan mudah untuk diketahui dan diamati (Santoso,
2002).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah spuit, gelas objek, gelas
objek yang ditempeli gelas penutup, gelas penutup, gelas ukur, staining jar, pipet
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah darah (ikan, katak,
ayam, mencit), metanol, larutan Giemsa 10%, aquadest, entellan, air (kolam,
rendaman Hydrilla sp, sawah dan rendaman jerami), NaCl Fisiologis, Alkohol
3. Dibuat apusan tipis dengan bantuan gelas objek yang lain dan dikering
anginkan.
1. Diambil protozoa dari air kolam, rendaman Hydrilla sp, air sawah dan
rendaman jerami untuk seluruh protozoa dari air kolam maupun air
objek.
4. Digoyang objek gelas agar terbentuk lapisan tipis pada gelas objek.
5. Dikering anginkan.
dengan air.
10. Didehidrasi dengan alkohol bertingkat 30%, 50%, 70%, 80%, 95%,
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
2. Darah Ikan
- Berwarna merah
- Mempunyai inti
- Perbesaran 400 x
3. Darah Katak
- Berwarna merah
- Mempunyai inti
- Perbesaran 400 x
4. Darah Ayam
- Berwarna merah
- Tidak mempunyai inti
- Perbesaran 400 x
2. Air Kolam
– Membran sel
– Berbentuk bulat
– Perbesaran 400 x
– Spesies : Volvox sp.
3. Air Sawah
– Membran sel
– Berbentuk batang
– Berflagel
– Perbesaran 400x
– Spesies : Euglena sp.
4. Rendaman Hydrilla sp.
Membran sel
- Berbentuk batang
- Perbesaran 400x
- Spesies : -
4.2 Pembahasan
oles/apusan/smear. Pada metode ini, sediaan dibuat dengan cara mengoles atau
membuat selaput tipis dari bahan yang berupa cairan atau bukan cairan di atas
pada preparat darah ikan, katak, ayam atau mencit, selain itu juga, dapat juga
dan mencit yaitu : metanol untuk proses fiksasi yaitu untuk membunuh sel-sel
pada sediaan tersebut tanpa mengubah posisi (struktur) organel yang ada di
dalamnya yang dilakukan selama 2 menit, pewarna Giemsa 10% sebagai pewarna
yang umum digunakan agar sediaan terlihat lebih jelas. Pewarnaan ini sering
untuk mempelajari morfologi darah, sel-sel sumsum dan juga untuk identifikasi
parasit-parasit darah misalnya dari jenis protozoa. Zat ini tersedia dalam bentuk
serbuk atau larutan yang disimpan di dalam botol yang gelap. Di dalam
sawah, air rendaman jerami dan air rendaman Hydrilla sp. NaCl fisiologis
berfungsi untuk mencairkan protozoa dari air sampel. Pewarna yang digunakan
adalah haematoksilin dan eosin yang fungsinya sama seperti pewarna giemsa pada
pembuatan preparat smear darah katak dan mencit. Selain itu juga digunakan xilol
kandungan alkohol yang ada di dalam sel. Secara umum, proses pewarnaan itu
Hasil yang didapatkan pada pengamatan protozoa air sawah, air rendaman
Hydrilla sp. dan air rendaman jerami yaitu adanya protozoa berbentuk batang
dengan pengamatan ini dilakukan pada perbesaran 40x10 dan pada air kolam di
temukan berbentuk bulat. Sedangkan hasil dari preparat darah yaitu didapat darah
ikan berwarna merah dan memiliki inti, perbesaran 400x. Darah katak berwarna
merah, mempunyai inti, perbesaran 100x. Darah ayam berwarna merah, tidak
memiliki inti perbesaran 400x. Terakhir darah mencit berwarna ungu susunan sel
darahnya rapat, tidak memiliki inti perbesaran 400x. Adanya perbedaan dari hasil-
hasil yang didapat karena tergantung dari tebal dan tipisnya sediaan yang dibuat
serta waktu yang diperlukan baik itu selama proses fiksasi ataupun proses
pewarnaannya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
sediaan dengan jalan mengoles atau membuat selaput tipis dari bahan
darah mencit didapatkan sel yang berwarna ungu dan tidak berinti,
pada darah katak dimana selnya berwarna merah dan mempunyai inti
di tengah, dan pada protozoa air jerami yaitu adanya sel berbentuk
batang.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada percobaan ini adalah agar praktikum
Johansen, D.A. I 940. Plant Microtechnique. Ist ed. New York: McGraw-Hill
Publications in the Botanical Sciences.
Saas. J.E. 1958. Botanical Microrechniques. 3 ed. Ames, iowa: The Iowa State
College Press.