Tema : Aliran Sesat : Bagian Dari Usaha Yang Sistematis Untuk Mencegah Kesatuan Ummat Audience : Tokoh-tokoh masyarakat, DKM, aparat Alur :
• Berapa jumlah aliran sesat di Indonesia?
• Pada tahun 2006, jumlah aliran sesat di Indonesia ada sekitar 250 • Apa yang dimaksud dengan aliran sesat? • Aliran sesat adalah aliran/ajaran yang mengaku Islam atau menggunakan simbol-simbol Islam tetapi berbeda dari pokok-pokok ajaran Islam • Apa bahaya bagi masyarakat dengan menyebarnya aliran sesat? • Bahaya dibiarkannya aliran sesat adalah timbulnya kekaburan pemahaman tentang pokok-pokok ajaran Islam, padahal ini merupakan pengikat untuk menyatukan ummat • Mengapa tumbuh subur aliran sesat di tengah masyarakat? Aliran sesat tumbuh subur di tengah masyarakat karena: • Rendahnya pemahaman masyarakat tentang tsaqofah Islam, khususnya tentang pokok-pokok ajaran Islam • Lemahnya pemerintah dalam menindak aliran sesat • Merupakan satu di antara isu-isu (medium) untuk mengopinikan paham sekularisme, pluralisme, dan liberalisme (sipilis) yang merupakan bagian dari usaha yang sistematis untuk mencegah kesatuan ummat • Mengapa pemahaman masyarakat tentang tsaqofah Islam rendah? Pemahaman masyarakat tentang tsaqofah Islam rendah karena: • Tidak ada keseriusan pemerintah dalam mendidik masyarakat dengan tsaqofah Islam • Da'wah yang belum efektif • Mengapa pemerintah lemah dalam menindak aliran sesat? Pemerintah lemah dalam menindak aliran sesat karena: • Aparat yang tidak lekas tanggap dan tidak tegas • Lemahnya payung hukum untuk menindak aliran sesat. Aliran sesat ditindak hanya jika dipandang menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, bukan karena tanggung jawab untuk menjaga kemurnian ajaran Islam • Bagaimana penjelasan bahwa isu aliran sesat merupakan medium yang digunakan untuk mengopinikan paham sekularisme, pluralisme, dan liberalisme (sipilis)? Isu aliran sesat digunakan sebagai medium untuk mengopinikan paham sekularisme, pluralisme, dan liberalisme (sipilis) terlihat dari argumentasi dan individu-individu para pembelanya. • Para proponen (pembela) aliran sesat mendasarkan argumentasinya (premis) pada ide kebebasan berpendapat, kebebasan beragama, dan kebebasan individu. Ide-ide kebebasan ini, yang sering diistilahkan sebagai "hak asasi manusia" (HAM), tidak lain merupakan bagian dari paham liberalisme. • Oleh karena, agama (kebenaran) merupakan hasil dari penafsiran masing-masing individu, atau dengan kata lain tidak ada kebenaran mutlak -ini merupakan paham pluralisme-, maka menurut para proponen aliran sesat adalah tidak relevan atau tidak layak untuk menyatakan bahwa suatu pemahaman agama itu sesat atau tidak sesat. • Lebih lanjut, berdasarkan ide bahwa tidak ada kebenaran mutlak, semua agama bisa dikatakan benar atau semua agama bisa dikatakan salah, maka dalam masyarakat yang pluralistik, yang terdiri dari individu-individu yang berbeda keyakinan agamanya, dasar argumentasi (premis) untuk membangun aturan kemasyarakatan (hukum) tidak boleh diambil dari teks-teks (dalil-dalil) agama, khususnya Islam. Ide ini tidak lain merupakan bagian dari paham sekularisme. • Selain dari pola argumentasi yang bergulir seperti di atas, indikasi bahwa isu aliran sesat digunakan sebagai medium untuk mengopinikan paham "sipilis" adalah bahwa para proponen (pembela) aliran sesat dikenal sebagai tokoh-tokoh lintas agama. • Bagaimana penjelasan bahwa pengopinian paham sekularisme, pluralisme, dan liberalisme (sipilis) merupakan bagian dari usaha yang sistematis untuk mencegah kembalinya kesatuan ummat? Keterkaitan pengopinian paham sekularisme, pluralisme, dan liberalisme (sipilis) dengan usaha untuk mencegah kembalinya kesatuan ummat adalah sebagai berikut: • Pengopinian paham sipilis bertujuan agar masyarakat menjadikan paham tersebut sebagai dasar penalarannya (dasar logika berpikirnya). Di antara ide-ide utama yang ingin ditanamkan adalah bahwa tidak ada kebenaran mutlak (tidak ada agama yang benar) dan agama hanya merupakan penafsiran masing-masing individu. • Jika ide ini diterima oleh masyarakat, maka akan terjadi pengaburan ajaran Islam, yaitu seolah-olah dalam Islam tidak ada sesuatu yang pasti (qath'i) untuk membedakan antara iman dan kufur atau antara Islam dan non-Islam. • Jika terjadi kekaburan ajaran Islam di tengah masyarakat, maka kembalinya kesatuan ummat akan tercegah. Pokok-pokok ajaran Islam adalah pengikat untuk menyatukan ummat. Jika pokok-pokok ajaran Islam ini kabur di tengah ummat, maka ummat kehilangan pengikat yang dapat menyatukannya. Usaha untuk mencegah kembalinya kesatuan ummat merupakan usaha yang sistematis terlihat dari: • Fenomena aliran sesat ini terjadi secara sporadis • Usaha mempermaslahkan konsep-konsep yang pasti (qath'i) dalam Islam dilakukan secara terencana • Ada usaha untuk mempopularkan orang-orang yang mempermasalahkan konsep-konsep yang pasti (qath'i) dalam Islam sebagai cendikiawan muslim pembaharu pemikiran Islam • Pembelaan terhadap aliran sesat dengan mengaburkan realitas ikhtilaf (perbedaan pendapat) dengan infiraq (perpecahan) • Sumber daya, dana maupun orang, berasal dari negara-negara kafir Apa motif negara-negara kafir dalam mencegah kembalinya kesatuan ummat? • Motif negara-negara kafir dalam mencegah kembalinya kesatuan ummat adalah untuk melanggengkan dominasi kafir atas ummat, sehingga mereka dapat mengeksploitasi ummat. • Bagaimana mengatasi upaya pengaburan ajaran Islam? • Penjagaan kemurnian ajaran Islam seharusnya juga dilakukan oleh negara, tetapi saat ini, negara tidak memandang bahwa dirinya adalah penanggung jawab terjaganya kemurnian Islam. • Oleh karena itu, saat ini, penjagaan kemurnian ajaran Islam tertumpu pada gerakan da'wah dan individu-individu muslim. • Banyak munculnya aliran-aliran sesat menunjukkan bahwa da'wah belum efektif. Apa penyebab tidak efektifnya da'wah? • Tidak efektifnya da'wah karena: • Kesalahan para pengemban da'wah dalam memprioritaskan subjek pembinaan tsaqofah Islam kepada masyarakat, "... mulai dari hal yang kecil ..." • Tidak ada atau kurang sinergi di antara para pengemban da'wah sehingga banyak sumber daya yang terkuras secara sia-sia • Terjadi penyimpangan dari metode da'wah • Mencukupkan diri dengan pengetahuan yang dimilikinya, sehingga sering pengetahuan para pengemban da'wah tidak memadai untuk menghadapi permasalahan nyata yang dihadapi di tengah masyarakat • Apa peran tokoh masyarakat dalam mengatasi upaya pengaburan ajaran Islam? • Para tokoh masyarakat berperan sebagai garda terdepan dalam menjaga kemurnian Islam, • Aktif dalam pembinaan keislaman masyarakat, • Memotivasi (mendorong) masyarakat untuk sungguh-sungguh mengkaji Islam, • Membantu memfasilitasi pembinaan masyarakat