Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
OLEH :
NAMA : NUN ISNAN ASWANTO
STAMBUK : D331 04 040
BAB I
PENDAHULUAN
Agar pembahasan dalam laporan ini tidak meluas, maka perlu diberi batasan
anatara lain sebagai berikut :
instalasi listrik, system distribusi fluida yang meliputi system perpipaan dan
system pemompaan.
BAB.III PENYAJIAN DATA
Menyajikan ukuran utama dan koefisen utama kapal
BAB.IV PEMBAHASAN
Meliputi perhitungan daya pompa, perhitungan daya alat-alat penerangan,
perhitungan daya alat-alat khusus dan perhitungan beban daya generator.
BAB.V PENUTUP
Penutup ini berisikan kesimpulan dan saran-saran.
BAB. II
LANDASAN TEORI
Pada dasarnya kapal terdiri atas beberapa sistem yaitu sistem permesinan
kapal yang merupakan alat penggerak kapal, sistem instalasi listrik yang berfungsi
sebagai penyedia listrik yang dibangkitkan oleh generator dan disalurkan melalui
kabel-kabel menuju ke suatu sistem panel untuk berbagai keperluan misalnya untuk
peralatan navigasi, penerangan dan penggerak pompa, sistem ditribusi fluida yang
melayani penyaluran fluida dari tempat yang satu ke tempat lainnya di atas kapal dan
terdiri atas system instalasi perpipaan dan system pemompaan.
Untuk melayani keperluan kerja dari semua sistem permesinan yang ada di
kamar mesin, sistem ini terdiri atas :
untuk sistem hydrophore. Distribusi penggunaan udara bertekanan di atas kapal dapat
dilihat pada gambar diagram di bawah ini :
Pada sistem start mesin utama, udara dikompresikan dari kompressor udara
utama dan ditampung pada botol angin utama (main air receiver) pada tekanan udara
30 bar menurut ketentuan klasifikasi. Sistem udara bertekanan yang digunakan
engine pada start awal mempunyai prinsip-prinsip kerja sebagai berikut :
- Udara tekan mempunyai tekanan yang harus lebih besar dari tekanan kompresi,
ditambah dengan hambatan yang ada pada engine, yaitu tenaga untuk
menggerakkan bagian yang bergerak lainnya seperti engkol, shaft, dan lain-lain.
- Udara tekan diberikan pada salah satu silinder dimana toraknya sedang berada
pada langkah ekspansi.
- Penggunaannya dalam engine membutuhkan katup khusus yang berada pada
silinder head.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja udara tekan adalah motor listrik yang memperoleh daya dari
generator dipergunakan untuk membangkitkan kompresor guna menghasilkan udara
bertekanan. Selanjutnya udara yang dikompresikan tersebut ditampung dalam tabung
bertekanan yang dibatasi pada tekanan kerja 30 bar. Sebelum menuju ke main air
receiver, udara tersebut terlebih dahulu melewati separator guna memisahkan air
yang turut dalam udara yang disebabkan proses pengembunan sehingga hanya udara
kering saja yang masuk ke tabung. Konsumsi udara dari main air receiver digunakan
Sedangkan konsumsi udara untuk beberapa penggunaan di kapal dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 1 : Kebutuhan udara dan tekanan udara untuk beberapa penggunaan di kapal
Tekanan normal udara Kebutuhan udara
Penggunaan
(kg/cm2) (m3/min.)
Air horn 7–9 3
Air motor 4–7 0,25
Spray gun 4 0,5 t hoist 3,7
Air hoist 5 2,7 t hoist 17
Hydrophore unit 3-7 very little
Air operated type pump - 2
Pressure log very little
Selain hal di atas beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu system bahan
bakar dengan menggunakan jenis bahan bakar HFO menurut rules klasifikasi adalah
sebagai berikut :
1. Bunker dari system bahan bakar berada pada deck yang terbawah dan harus
diisolasi dari ruangan yang lain (section 11.G.1.1)
2. Tangki bahan bakar harus dipisahkan dengan cofferdam terhadap tangki-
tangki yang lain (Section 10.B.2.1.3)
3. Pipa bahan bakar tidak boleh melawati tangki yang berisi feed water, air
minum, pelumas dan oil thermal (section 11.G.4.1)
4. Plastik dan gelas tidak boleh digunakan untuk system bahan bakar (section
11.G.4.6)
5. Pompa transfer, feed, booster harus direncanakan untuk kebutuhan temperatur
operasi pada kondisi medium (section 11.G.5.1)
6. Pompa transfer harus disediakan sedangkan untuk pompa service yang lain
digunakan sebagai pompa cadangan yang sesuai dengan pompa transfer bahan
bakar (section 11.G.5.2)
7. Harus ada paling sedikit 2 pompa transfer bahan bakar untuk mengisi tangki
harian. Purifier sebagai pelengkap pengisian (section 11.G.5.3)
8. Pompa feed/booster diperlukan untuk mensupply bahan bakar ke main engine
atau auxiliary engine dan pompa cadangan harus disediakan (section
11.G.5.4)
9. Untuk pendistribusian bahan bakar melalui pompa supply bahan bakar harus
dilengkapi dengan filter duplex dengan control amnual atau otomatis (section
11.G.7.1)
10. Untuk saluran masuk menggunakan filter simplex (section 11.G.7.2)
11. Purifier untuk membersihkan minyak harus mendapat persetujuan pihak
klasifikasi setempat (section 11.G.8.1)
12. Untuk penggunaan filter secara bersamaan antara bahan bakar dan minyak
pelumas pada supply system maka harus ada pemisah (pengontrol) agar bahan
bakar dan minyak pelumas tidak tercampur (section 11.G.8.2)
13. Sludge tank harus disediakan untuk purifier agar kotoran dari purifier tidak
mengganggu kerja dari purifier tersebut (section 11.G.8.3)
14. Untuk pengoperasian dengan heavy fuel oil (HFO) harus dipasang system
pemanas (section 11. G.9.1)
15. Settling tank dan daily tank harus dilengkapi dengan system drain (section
11.G.9.2)
16. Settling tank yang disediakan berjumlah 2 dan kapasitas minimal dapat
menyediakan bahan bakar selama 1 hari atau 24 jam (secion 11.G.9.3.1)
17. Daily tank harus dapat menyediakan bahan bakar selama minimal 8 jam
(section 11.G.9.4.3)
18. Harus tersedia 2 mutually independent pre-heater (section 11.G.9.7)
Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari sistem bahan bakar adalah sebagai berikut, bahan bakar dari
bunker (storage tank) dipompakan melalui pompa pemindah (transfer) bahan bakar ke
settling tank guna proses pengendapan selama 24 jam sebelum dipergunakan oleh
mesin. Dari settling tank dengan menggunakan feed pump bahan bakar dipindahkan
ke tangki service. Dari tangki service inilah bahan bakar selanjutnya dipergunakan
oleh mesin. Volume tangki service disesuaikan dengan kebutuhan mesin untuk
operasional selama 8 – 12 jam.
bersinggungan. Selain itu minyak pelumas juga berfungsi sebagai fluida pendinginan
pada beberapa motor. Karena dalam hal ini motor diesel yang digunakan termasuk
dalam jenis motor dengan kapasitas pelumasan yang besar, maka system pelumasan
untuk bagian-bagian atau mekanis motor dibantu dengan pompa pelumas. Sistem ini
digunakan untuk mendinginkan dan melumasi engine bearing dan mendinginkan
piston.
Pada marine engine lubrication oil system dipengaruhi oleh beberapa kondisi
operasi kapal seperti trim, roll & pitching serta list. Acuan regulasi untuk sistem
pelumas sama dengan system bahan bakar yaitu section 11 rules volume 3.
Prinsip Kerja
Minyak pelumas dihisap dari lub. oil sump tank oleh pompa bertipe screw
atau sentrifugal melalui suction filter dan dialirkan menuju main diesel engine
melalui second filter dan lub. oil cooler. Temperatur oil keluar dari cooler secara
otomatis dikontrol pada level konstan yang ditentukan untuk memperoleh viskositas
yang sesuai dengan yang diinginkan pada inlet main diesel engine. Kemudian lub. oil
dialirkan ke main engine bearing dan juga dialirkan kembali ke lub. oil sump tank.
sistem pendingin air tawar menggunakan peralatan sirkulasi pendingin untuk sistem
pendingin air laut yang secara terpisah. Dimana peralatan yang digunakan adalah heat
exchanger/cooler (penukar panas). Air tawar pendingin mesin yang keluar dari mesin
didirkulasikan ke heat exchanger, dan di dalam alat inilah air tawar yang memiliki
suhu yang tinggi akan didinginkan oleh air laut yang disirkulasikan dari sea chest ke
alat heat exchanger. Peralatan-peralatan lainnya pada sistem ini antara lain pengukur
pengukur tekanan pada section dan discharge line pump, termometer pada pipa
sebelum dan sesudah penukar panas, gelas pengukur/gauge glass masing-masing pada
expansion tank dan drain tank. Pengatur suhu umumnya dilengkapi dengan
mekanisme otomatis dengan katup treeway valve untuk mengatur aliran by pass air
pendingin yang diijinkan. Pada sistem pendinginan dengan air laut, air laut masuk ke
sistem melalui high and low sea chest pada tiap sisi kapal. Setiap sea chest dilengkapi
dengan sea water valve, vent pipe, dimana pipa udara ini dipasang setinggi atau lebih
dari sarat kapal untuk membebaskan udara atau uap dan blow out pipe untuk
membersihkan sea chest.
Adapun komponen-komponen peralatan pada instalasi pendingin adalah
sebagai berikut :
Instalasi air laut
1. Sea water pump; berfungsi untuk memompa air laut ke central cooler.
Pompa ini digerakkan oleh elektromotor. Kapasitas dari pompa ditentukan
berdasarkan jenis pendingin yang digunakan dan jumlah panas yang harus
dihilangkan.
2. Central cooler; berfungsi sebagai penukar kalor, panas motor induk diserap
oleh air tawar, pada saat air tawar melalui central cooler terjadi perpindahan
panas dalam central cooler (panas air tawar diserap air laut).
3. Filter air laut; berfungsi melindungi sistem dari beram karat yang berasal
dari sea chest.
instalasi pipa sedapat mungkin direncanakan untuk mengindari stress yang terlalu
tinggi pada struktur.
Sistem instalasi perpipaan di kapal dapat dikelompokkan dalam beberapa
kelompok layanan di atas kapal, antara lain :
1. Layanan Permesinan; yang termasuk disini adalah sistem-sistem yang akan
melayani kebutuhan dari permesinan di kapal (main engine dan auxilliary engine)
seperti sistem start, sistem bahan bakar, sistem pelumasan dan sistem pendingin.
2. Layanan penumpang & crew; adalah sistem yang akan melayani kebutuhan bagi
seluruh penumpang dan crew kapal dalam hal untuk kebutuhan air tawar dan
sistem sanitary/drainase.
3. Layanan keamanan; adalah sistem instalasi yang akan menjamin keselamatan
kapal selama pelayaran meliputi : sistem bilga dan sistem pemadam kebakaran.
4. Layanan keperluan kapal; adalah sistem instalasi yang akan menyuplai kebutuhan
untuk menjamin stabilitas dan keperluan kapal meliputi sistem ballast dan sistem
pipa cargo (untuk kapal tanker).
Head total disebut juga head manometric yang biasa tertulis pada setiap
pompa. Dalam buku “Pompa dan Kompressor” oleh Prof. Dr. Haruo Tahara, dan
Ir. Sularso, hal. 26, diberikan rumus :
Dimana :
Ha = Perbedaan tinggi antara muka air di sisi keluar dan sisi isap (m)
10,666 Q1,85
hf1 = xL (m)
C 1,85 .D 4 ,85
dimana :
Dalam buku “Marine Power Plant”, oleh P. Akimov. hal. 495 diberikan
rumus untuk menghitung besarnya daya pompayang digunakan :
QxHx
N = 3600x75x (Hp)
Dimana :
Q = Lajua aliran pompa (m3/sec)
H = Head total pompa (m)
ρ = Massa jenis air laut (kg/m3)
η = total efisiensi pompa (0,6 ~ 0,9)
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan kamar mesin adalah sebagai
berikut :
a. Ukuran dari kamar mesin, sehingga diketahui luas ruangan dan volume
ruangan.
b. Persyaratan dan ukuran setiap peralatan, hal ini dapat diketahui berdasarkan
hasil perhitungan–perhitungan dan ketentuan–ketentuan yang lain yang telah
mendapat persetujuan dari Biro Kalsifikasi yang ditunjuk.
c. Jumlah unit peralatan, dan ukuran dari peralatan-peralatan tersebut, hal ini
sangat mendukung perhitungan pengoperasian kapal tersebut.
Secara umum peralatan-peralatan yang ada di dalam kamar mesin terdiri dari :
1. Mesin utama (Main engine), berfungsi sebagai penggerak utama baling-baling
(propeller) kapal.
2. Mesin bantu (Auxiliary engine), berfungsi sebagai sumber tenaga listrik yang
akan digunakan untuk semua kegiatan pendukung diatas kapal, seperti untuk
penerangan, penggerak pompa-pompa, penggerak peralatan bongkar muat, alat
tambat, perlengkapan dapur, peralatan navigasi dan peralatan lainnya.
3. Pompa beserta instalasinya untuk memindahkan cairan yang ada di atas kapal.
Adapun jenis-jenis pompa antara lain sebagai berikut :
menyaring kotoran yang terdapat pada sisa bahan bakar setelah masuk pada
tangki di mesin untuk dimasukkan kembali ke tangki harian.
e Peralatan pendingin (Cooler), berfungsi sebagai tempat pertukaran panas
antara fluida panas dan fluida dingin.
Penempatan peralatan tersebut di atas disesuaikan dengan fungsi dan
kegunaannya di atas kapal. Untuk pompa peletakannya disesuaikan dengan fungsinya
dan sebaiknya dekat dengan tangki yang akan di pompa. Sedangkan untuk peralatan
lainnya disesuaikan dengan fungsinya dalam suatu rangkaian instalasi untuk
pemindahan cairan di atas kapal.
BAB III
DATA KAPAL
Data kapal awal diperoleh dari perancangan kapal I beserta data General
Arangement, berikut adalah data kapal Rancangan :
LBP = 66,05 M
LWL = 67,71 M
B = 12,85 M
H = 5,72 M
T = 4,42 M
Vs = 12 knot = 6,1728 m/s
Displasemen = 2655,36 Ton
DWT = 1650 Ton
Rute Pelayaran
Kapal rancangan ini memiliki rute pelayaran sebagai berikut :
Makassar - Balikpapan = 302 mil laut
Balikpapan - Makassar = 302 mil laut
Maka, jarak pelayaran Kapal ini pulang pergi adalah 604 mil laut
Sesuai perencanaan, maka trayek kapal ini adalah Makassar – Balikpapan (PP).
Sesuai dengan radius pelayaaran sekali perjalanan adalah 250 mil laut.
Dengan perincian sebagai berikut :
Makassar – Balikpapan 302 Mil
Balikpapan – Makassar 302 Mil
604 Mil
Waktu yang diperlukan untuk menempuh 1 kali perjalanan adalah sebagai berikut
T = S/V
= 604/12
= 50,33 Jam
= 2,10 Hari
Untuk mengantisipasi gangguan dalam pelayaran, ditambahkan 15% maka diperoleh
:
15% x 50,33
T = + 50,33
= 57,879 Jam
Waktu yang diperlukan untuk bongkar muat di pelabuhan-pelabuhan yang disinggahi
diperkirakan 24 jam. Jadi waktu yang
dibutuhkan dalam satu kali round trip adalah 81,879 jam atau 4 hari.
Untuk menentukan berapa tahanan dari kapal rancangan ini maka perlu
diketahui berapa besar tahanan totalnya. Untuk itu maka perhitungan Tahanan
menggunakan metode Ghuldhammer sebagai berikut.
1. Kecepatan Dinas
n = 12 Knots
2 .Kecepatan dalam m/s
ns = 6,1728 m/s
2
3. Nilai harga 0,5 . r . S . ns
dimana :
r = 1,025 Ton/m2
S = Luas bidang basah
= 1,025 x LBP x ( Cb x B + 1,7 x T )
= 1,025 x 66.05 x ( 0,687 x 12.8 + 1,7 x 4.42 )
S = 620,432 m2
S = 12115,801 ton m2/s2
Susunan Crew
Berdasarkan buku "Ship design & Ship Construction" hal.144 -155 oleh
R.Tagguat tahun 1980, diberikan perincian Crew diatas kapal sebagai
berikut :
- Kapten / Master : 1
Deck
- Department
a. Mualim I : 1
b. Mualim II : 1
c. Kelasi /
Seaman : 1
d. Steer man : 1
e. Bagian Pemeliharaan Deck : 2
- Staff
a. Radio
Operator : 1
b. Perwira yg memegang keuangan : 1
- Engineering Department
a. Kepala kamar mesin : 1
b. Masinis I : 1
c. Masinis II : 1
d. Juru minyak (Oil Man) : 2
e. Juru listrik : 1
Bag. Pelayanan / Steward
- Department
a. Kepala pelayan (Chief steward) : 1
b. Juru masak : 1
c. Juru pengatur hidangan (Pantry Man) : 1
d. Pemeliharaan ruangan : 2
Sehingga jarak pelayaran terjauh dari Makassar ke Balikpapan yaitu 302mil laut
yang dapat ditempuh dalam waktu :
t = S/v
= 25,167 jam
= 25 jam
Dari"Ship Design and Ship Theory" oleh Prof Havald Phoels, hal.10 tahun 1979,
diberikan formula :
= 1,4144 Ton
5.) Berat Crew dan Barang bawaan (Ship Design & Ship Theory hal. 13)
Wcpd = Nc. (WABK + Wcbb) . 10-3
Dimana:
WABK = Berat ABK = 75 kg
6.) Berat bahan makanan (W propission) Ship Design & Ship Theory hal. 13
Wprov = Nc . n . S/n . 10-3 +10% addition
Dimana:
untuk kebutuhan makan/crew = 3 ~ 5 Kg/hari n = 4 kg
Sehingga,
Wprov = 0,2512 Ton
7.) Berat Ballast (Ship Design & Ship Theory hal. 13)
Kapasitas Ballast antara (10% ~ 50%) DWT
Ballast = 367,3861 Ton
Jadi,
Total Supply = Wfo + Wlo + Wdo + Wfw + Wcpd + Wprov
= 34,6068 ton
Lcb = 3 . a0 m
= 1,836 m
Disesuaikan dengan bentuk ceruk buritan dan jarak gading dibelakang sekat
ceruk buritan,
Lcb = 6 . A0 dari after perpendiculer
= 3,673 m
b. Poop Deck
1 Kamar Muallim I + toilet = 12,24 (m2)
2 Kamar Muallim II + toilet = 12,24 (m2)
3 Kamar Koki = 7,344 (m2)
4 Ruang makan crew = 11,628 (m2)
5 Dapur = 3,33 (m2)
6 Toilet dan Shower = 4,49 (m2)
7 Laundry = 7,344 (m2)
8 Ruang santai crew = 8,81 (m2)
9 Gudang perbekalan = 8,01 (m2)
c. Boat Deck
1 Kamar Nahkoda + toilet = 8,82 (m2)
2 Kantor = 6,36 (m2)
3 Ruang Rapat = 12,24 (m2)
4 Kamar Juru Mudi / Stearman = 5,88 (m2)
5 Kamar Operator Radio / Juru Mudi = 5,88 (m2)
d. Navigation Deck
1 Ruang kemudi / Wheel House = 55,08 (m2)
2 Ruang Peta = 7,34 (m2)
3 Ruang Radio = 7,34 (m2)
WL 0,5 l= 0,612
Gdng.ke ordinat FS HK
25 3,371 1 3,371
26 3,532 4 14,126
27 3,693 1,5 5,540
27,5 3,775 2 7,549
28 3,856 0,5 1,928
32,515
A WL 0,5 = 2/3 . l . = 13,268 m2
WL hdb l= 0,612
Gdng.ke ordinat FS HK
25 4,000 1 4,000
26 4,178 4 16,712
27 4,357 1,5 6,536
27,5 4,447 2 8,894
28 4,537 0,5 2,268
38,410
A WL hdb = 2/3 . l . = 15,674 m2
Vol = 1/3 . l .
= 12,315 m3
2. Tangki Minyak Diesel
Wdo = 1,414 ton
Berat
jenis = 0,88 ton/m3
( marchant ship design handbook III hal.III-9 : 0,88 ~ 0,90 ton/m3)
Vol. Tangki yang dibutuhkan = 1,6073 m3
WL 0 l= 0,306
Gdng.ke ordinat FS HK
29 3,325 1 3,3253
29,5 3,401 4 13,6058
30 3,478 1 3,4776
20,4087
A WL 0 = 2/3 . l . = 4,164 m2
WL 0,5 l= 0,306
Gdng.ke ordinat FS HK
29 4,0195 1 4,0195
29,5 4,1006 4 16,4022
30 4,1816 1 4,1816
24,6033
A WL 0,5 = 2/3 . l . = 5,020 m2
WL hdb l= 0,306
Gdng.ke ordinat FS HK
29 4,7137 1 4,7137
29,5 4,7997 4 19,1986
30 4,8856 1 4,8856
28,7979
A WL hdb = 2/3 . l . = 5,876 m2
Vol = 1/3 . l .
= 4,65914 m3
3. Tangki Minyak Pelumas
Wlub = 0,057 ton
Berat jenis = 0,9 ton/m3
( marchant ship design handbook III hal.III-9 : 0,90 ~ 0,93 ton/m3)
Vol. Tangki yang dibutuhkan = 0,064 m3
4. Tangki Air Tawar (Wfw)
Wfw = 23,112 ton
Berat jenis = 1 ton/m3
( marchant ship design handbook III hal.III-9 : 1,0 ton/m3)
Vol. Tangki yang dibutuhkan = 23,1121 m3
WL 0 l= 0,612
Gdng.ke ordinat FS HK
31 3,63 1 3,63
32 3,79 4 15,16
33 3,95 2 7,90
34 4,11 4 16,44
35 4,27 2 8,54
36 4,41 4 17,64
37 4,55 1 4,55
73,86
2/3 . l .
A WL 0 = = 30,140 m2
WL 0,5 l= 0,612108
Gdng.ke ordinat FS HK
31 4,340 1 4,34
32 4,495 4 17,98
33 4,645 2 9,29
34 4,789 4 19,15
35 4,927 2 9,85
36 5,052 4 20,21
37 5,176 1 5,18
86,00
2/3 . l .
A WL 0,5 = = 35,095 m2
WL hdb l= 0,612108
Gdng.ke ordinat FS HK
31 5,0493 1 5,05
32 5,2 4 20,80
33 5,34 2 10,68
34 5,467 4 21,87
35 5,584 2 11,17
36 5,694 4 22,78
37 5,801 1 5,80
98,14
2/3 . l .
A WL hdb = = 40,049 m2
Vol = 1/3 . l .
= 32,572 m3
5. Tangki Ballast
Wball = 367,3861 ton
Berat jenis = 1,025 ton/m3
( marchant ship design handbook III hal.III-9 : 1,025 ton/m3)
Vol. Tangki yang dibutuhkan = 358,425 m3
Tangki Ballast I Tangki Ballast II
WL 0 l= 0,612 WL 0 l= 0,612
Gdng.ke ordinat FS HK Gdng.ke ordinat FS HK
38 4,66 1 4,66 63 5,02 1 5,02
39 4,75 4 19,00 64 5,02 4 20,08
40 4,83 2 9,66 65 5,00 2 10,00
41 4,90 4 19,60 66 4,95 4 19,80
42 4,95 2 9,90 67 4,88 2 9,76
43 5,01 4 20,04 68 4,80 4 19,20
44 5,02 2 10,04 69 4,71 2 9,42
45 5,02 4 20,08 70 4,61 4 18,44
46 5,02 2 10,04 71 4,49 2 8,98
47 5,02 4 20,08 72 4,35 4 17,40
48 5,02 2 10,04 73 4,20 2 8,40
49 5,02 4 20,08 74 4,03 4 16,12
50 5,02 2 10,04 75 3,86 2 7,72
51 5,02 4 20,08 76 3,69 4 14,76
52 5,02 2 10,04 77 3,53 2 7,06
53 5,02 4 20,08 78 3,38 4 13,52
54 5,02 2 10,04 79 3,23 2 6,46
55 5,02 4 20,08 80 3,07 4 12,28
56 5,02 2 10,04 81 2,91 1,5 4,37
57 5,02 4 20,08 81,5 2,82 2 5,64
58 5,02 2 10,04 82 2,73 0,5 1,37
59 5,02 4 20,08 107 1,46 4 5,84
60 5,02 2 10,04 108 1,30 2 2,60
61 5,02 4 20,08 109 1,12 4 4,47
62 5,02 1,5 7,53 110 0,96 2 1,92
62,5 5,02 2 10,04 111 0,80 4 3,20
63 5,02 0,5 2,51 112 0,62 1 0,62
374,02 235,79
2 2
A WL 0 2/3 . l . 152,627 m A WL 0 = 2/3 . l . 96,219 m
= = =
WL 0 l= 0,612
Gdng.ke ordinat FS HK
82 2,73 1 2,73
83 2,54 4 10,16
84 2,34 2 4,68
85 2,15 4 8,60
86 1,96 2 3,92
87 1,78 4 7,12
88 1,62 2 3,24
89 1,46 4 5,84
90 1,30 2 2,60
91 1,15 4 4,60
92 1,00 2 2,00
93 0,85 4 3,40
94 0,70 2 1,40
95 0,56 4 2,24
96 0,44 2 0,88
97 0,33 4 1,32
98 0,24 2 0,48
99 0,17 4 0,68
100 0,11 2 0,22
101 0,06 4 0,24
102 0,02 1 0,02
66,37
A WL 0 = 2/3 . l . = 27,084 m2
WL 0,5 l= 0,612
Gdng.ke ordinat FS HK
82 3,63 1 3,63
83 3,46 4 13,84
84 3,28 2 6,56
85 3,11 4 12,42
86 2,93 2 5,86
87 2,76 4 11,02
88 2,59 2 5,17
89 2,42 4 9,66
90 2,25 2 4,49
91 2,08 4 8,30
92 1,91 2 3,81
93 1,74 4 6,94
94 1,57 2 3,13
95 1,40 4 5,58
96 1,24 2 2,48
97 1,09 4 4,34
98 0,94 2 1,88
99 0,81 4 3,24
100 0,68 2 1,36
101 0,56 4 2,24
102 0,95 1 0,95
116,90
A WL 0,5 = 2/3 . l . = 47,704 m2
WL hdb l= 0,612
Gdng.ke ordinat FS HK
82 4,53 1 4,53
83 4,38 4 17,52
84 4,22 2 8,44
85 4,06 4 16,24
86 3,90 2 7,80
87 3,73 4 14,92
88 3,55 2 7,10
89 3,37 4 13,48
90 3,19 2 6,38
91 3,00 4 12,00
92 2,81 2 5,62
93 2,62 4 10,48
94 2,43 2 4,86
95 2,23 4 8,92
96 2,04 2 4,08
97 1,84 4 7,36
98 1,64 2 3,28
99 1,45 4 5,80
100 1,25 2 2,50
101 1,06 4 4,24
102 1,88 1 1,88
167,43
1/3 . l
Vol = .
= 44,275 m3
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada buku “Pompa dan Kompresor” Oleh Ir.Sularso, M SME & Prof. Dr.
Haruo Tahara pada hal 26 diformulakan :
H = ha + Δhp + hl+ (V2/2g)
Dimana :
ha = Perbedaan tinggi antara titik sembarang dipipa keluar dan sembarang titik
dipipa isap (m).
= ht + hi
untuk tinggi permukaan pipa buang minimal 30 cm diatas sarat.
Jadi : ht = T – hdbkm + 0,3
Dimana : hdb = ( 350 + 45B ) = 0,928 m
hdbkm = 1,392 m (dari rencana umum)
ht = 3,63 m
hi = hdbkm – 0,05 m (jarak pipa isap dari dasar tangki)
= 1,342 m
ha = 4,974 m
Δhp = Perbedaan tekanan statis yang bekerja pada kedua permukaan.
= hp2 - hp1
Dimana: hp1 = tekanan air statis pada tangki isap.
= 0 (tidak ada tekanan tangki isap)
hp2 = tekanan air statis pada tangki tekan.
=0
Δhp = 0 - 0 = 0 m
hl = kerugian head di pipa, katup, belokan & sambungan.
= kerugian pada pipa lurus + kerugian pada belokan pipa + kerugian pada
katup-katup.
= hf1 + hf2 + hf3
Dalam buku “Pompa dan Kompresor” Oleh Ir.Sularso, M SME & Prof. Dr.
Haruo Tahara pada hal 31 Hazen-William.s memberikan formula untuk
menghitung kerugian gesek pada pipa lurus.
10,666xQ 1,85 xL
hf1 =
C 1,85 xD 4,85
Dimana : Q = laju aliran pompa = 0,02 m3/s
L = panjang pipa lurus (sketsa) = 85,08 m
C = koef. Jenis pipa (tabel 2.14 hal 30)
= 130 (pipa besi cor)
D = diameter pipa = 0,1 m
hf1 = 1,33 m
Pada buku “Pompa dan Kompresor” Oleh Ir.Sularso, M SME & Prof. Dr.
Haruo Tahara pada hal 32 terdapat formula untuk menghitung kerugian head
yang terdapat dalam jalur pipa :
V 2
hf2 = f ( Rumus umum untuk kerugian head yang terdapat dalam
2g
jalur pipa )
= Total kerugian head yang terdapat dalam jalur pipa.
= hf21 + hf22 + hf23
Dimana : f = koefisien kerugian belokan pipa, dan dalam buku yang
sama hal. 34 diberikan formula untuk menghitung kerugian
belokan pipa sebagai berikut:
D 3 .5
f = [0.131 1.847 ( ) ]( ) 0.5 ,
2R 90
f = 0,24
V = kecepatan aliran dalam pipa = 2 m/s( Gambar 2.4 pada
buku yang sama)
= 27,8721 m
d = 26 + 2,7L (B H ) mm
Dimana :
L = panjang kapal (LBP)
= 66,05 m
B = lebar kapal
= 12,85 m
H = tinggi kapal
= 4,42 m
Diperoleh :
D = 84,391 mm
= 100 mm
b) Perhitungan Kapasitas Pompa
Sumber " Marine Pawer Plan" by P. Amikov, hal 492 diformulakan :
Q = (3/4 d)2 m3/jam
Dimana :
d = diameter dalam pompa dalam cm
= 10 cm
Diperoleh :
Q = 57,491 m3/jam
c.) Perhitungan Head Total Pompa
Dalam buku "Machinery Outfitting Design Manual" hal 63 diberikan formula
untuk menghitung head total pompa :
H = H1 + H2 + H3 (m)
Dimana :
H1 = Head tekan pompa (jarak maksimum antara sarat dan level pompa)
= T - hdbkm + lt (m)
Dimana lt = tinggi permukaan pipa di atas sarat
= 0.6 m
Jadi : ht = T – hdbkm + 0,3
Dimana : hdb = ( 350 + 45B ) = 0.928 m
hdbkm = 1,392 m (dari rencana umum)
H1 = 3,63 m
H2 = Head isap pompa (jarak antara pompa dan bilga suction)
= hdbkm - li (m)
Dimana: li = jarak pipa isap dari dasar kapal/ tangki
= 0,05 m
H2 = 1,342 m
Pada buku “Pompa dan Kompresor” Oleh Ir.Sularso, M SME & Prof. Dr.
Haruo Tahara pada hal 38 diberikan formula untuk menghitung kerugian head
pada katup :
V 2
hf3 = Σf
2g
Dimana :
Σf = koef. Kerugian pada katup yang terdiri atas :
Jenis katup Jumlah (n) koefisien (f) hasil kali (nxf)
Type = 040-160(I)
Out put = 3 KW
Rpm = 2900
Dimensi:
Panjang = 340 mm
Lebar = 300 mm
Tinggi = 550 mm
Sehingga diperoleh
N = 2,531 Hp
= 1,888 Kw
e.) Spesifikasi Pompa
Dari brosur pompa (dilampirkan) diperoleh:
Merek = Ampco Centrifugal
Type = EC 1 ½ x 1 1/4
Out put = 2,23 KW
Rpm = 1750
Dimensi:
Panjang = 24 – 15/16 Inchi
Lebar = 8 Inchi
Tinggi = 11Inchi
hf2 = 0,05 m
Dalam perencanaan, belokan 900 yang dipakai oleh desainer = 37 buah
sehingga hf2 = 0.062 x 37 = 1,854 m
Pada buku “Pompa dan Kompresor” Oleh Ir.Sularso, M SME & Prof. Dr.
Haruo Tahara pada hal 38 diberikan formula untuk menghitung kerugian head
pada katup dan sambungan pipa :
V 2
hf3 = Σf
2g
Dimana :
Σf = koef. Kerugian pada katup yang terdiri atas :
Jenis katup Jumlah (n) koefisien (f) hasil kali (nxf)
sehingga;
hf (total) = hf1 + hf2 +hf3 m
= 20,325 m
maka:
* H3 = 19,135 m
* H4 = Head isap pompa
=0m
Sehingga head total pompa dapat diketahui :
H = H1+H2+H3+H4
= 34,655 m
d.) Perhitungan Daya Pompa
Pada buku “Marine power plan” oleh P. Akimov hal 514 diformulakan
QxHx
N=
3600x 75x
dimana :
Q = kapasitas pompa = 76,655 m3/jam
ρ = massa jenis air laut = 1025 kg/m3
η = efisiensi pompa = 0,9
H = Head total pompa = 34,655 m
Jadi N = 11,205 Hp
= 8,359 Kw
e.) Spesifikasi Pompa
Dari brosur pompa (dilampirkan) diperoleh:
Merek = AOLI pump
Type = XBD 8.8 / 5-50 x 8
Out put = 11 KW
Rpm = 1480
Dimensi:
Panjang = ---- mm
Lebar = ----mm
Tinggi = ---- mm
dimana :
Q = kapasitas pompa = 6,42 m3/jam
ρ = massa jenis air tawar= 1000 kg/m3
η = efisiensi pompa = 0,9
H = Head total pompa
Dalam buku "Machinery Outfitting Design Manual" hal 62, head total pompa
biasanya berkisar antara (40 ~ 50) meter untuk sistem hydrophore dan (30 ~
40) meter untuk continous running system. Karena dalam perencanaan,
desainer menggunakan hydrophore, maka head total dari pompa yang
digunakan = 50 m
Jadi N = 1,321 Hp
= 0,985 Kw
c.) Hydrophore Unit
Dalam buku "Machinery Outfitting Design Manual" hal 61, volume tangki
hydrophore dapat dihitung dengan menggunakan formula :
P1
V= q ( a ) (m3)
P1 P2
dimana : q = volume air yang disuplai oleh pompa dalam waktu 1~2 menit.
= 0,214 (m3)
P1 = Tekanan akhir pompa
= 4,5 (kg/c m2)
P2 = Tekanan awal pompa
= 3 (kg/c m2)
a = Staying water quantity in hydrophore
= 1,5
Sehingga:
V = 0,963 (m3)
Dengan demikian volume yangki hydrophore yang digunakan adalah 1 (m3)
e.) Spesifikasi Pompa
Dari brosur pompa (dilampirkan) diperoleh:
Merek = Ampco Centrifugal
Type = EC 1 ½ x 1 1/4
Out put = 2,2 KW
Rpm = 1450
Dimensi:
Panjang = 24 – 15/16 Inchi
Lebar = 8 Inchi
Tinggi = 11 Inchi
= kerugian pada pipa lurus + kerugian pada belokan pipa + kerugian pada
katup-katup.
= hf1 + hf2 + hf3
Dalam buku “Pompa dan Kompresor” Oleh Ir.Sularso, M SME & Prof. Dr.
Haruo Tahara pada hal 31 Hazen-William.s memberikan formula untuk
menghitung kerugian gesek pada pipa lurus.
10,666xQ 1,85 xL
hf1 =
C 1,85 xD 4,85
Dimana : Q = laju aliran pompa = 0,003044 m3/dt
L = panjang pipa lurus (sketsa) = 9,408 m
C = koef. Jenis pipa (tabel 2.14 hal 30)
= 130 (pipa besi cor)
D = diameter pipa = 0,045 m
Hf1 = 0,927 m
Pada buku “Pompa dan Kompresor” Oleh Ir.Sularso, M SME & Prof. Dr.
Haruo Tahara pada hal 32 terdapat formula untuk menghitung kerugian head
yang terdapat dalam jalur pipa :
V 2
hf2 = f
2g
QxHx
N=
3600x 75x
dimana :
Q = kapasitas pompa = 10,958 m3/jam
ρ = massa jenis bahan bakar = 900 kg/m3
η = efisiensi pompa = 0,9
H = Head total pompa = 17,256 m
Jadi N = 0.7003 Hp
= 0,5224 Kw
e.) Spesifikasi Pompa
Dari brosur pompa (dilampirkan) diperoleh:
Merek = AOLI PUMP
Type = 2CY 1. 08/10
Out put = 0,75 Kw
Rpm = ------
Dimensi:
Panjang = ------ mm
Lebar = ------mm
Tinggi = -------mm
Q = 7,101 m3/jam
Penetuan Diameter Pipa Pompa
Dalam buku "Marine Power Plan" by P. Akimov hal 492 diberikan formula
d = 4/3 x (Q)1/2
= 35,529 mm
Maka diameter pipa yang digunakan sesuai pasaran adalah 40 mm
c.) Perhitungan Head Total Pompa
Pada buku “Pompa dan Kompresor” Oleh Ir.Sularso, M SME & Prof. Dr.
Haruo Tahara pada hal 26 diformulakan :
H = ha + Δhp + hl+ (V2/2g)
Dimana :
ha = Perbedaan tinggi antara titik sembarang dipipa keluar dan sembarang titik
dipipa isap (m).
= ht + hi
Jadi : ht = T – hdbkm + 0,3
Dimana : hdb = ( 350 + 45B ) = 0,928 m
hdbkm = 1,392 m (dari rencana umum)
ht = 3,217 m
hi = hdbkm – 0,05 m (jarak pipa isap dari dasar tangki)
= 1,342 m
Jadi, ha = 4,559 m
Δhp = Perbedaan tekanan statis yang bekerja pada kedua permukaan pelumas
(m).
= Tekanan pelumas statis pada tangki isap + tekanan pelumas statis pada
tangki tekan
= hp2 - hp1
Dimana: hp1 = tekanan air statis pada tangki isap.
Diketaahui :
Jumlah crew = 20 orang
lma pelyaran = 3 hari
jadi, volume kotoran = Volume x Jumlah crew x lama pelayaran
V = 1140 liter = 1,14 m3
Volume sewage tank adalah volume kotoran ditambah margin = 0,5
V = 1710 liter = 1,71 m3
N = (Q . H . )/(3600 . 75 . )
N = (Q . H . )/(3600 . 75 . )
= 0,3663 (Hp)
= 0,2733 (kW)
2.) Penerangan
a.) Penerangan Dalam
Asumsi untuk kebutuhan penerangan lampu-lampu kamar adalah
Untuk lampu dengan daya sebesar 20 Watt kurang lebih dapat menerangi
Ruangan sebesar 3 x 3 meter = 9 m²
Sedangkan pada Toilet digunakan lampu sebesar 10 Watt
Sehingga diperoleh :
No. Ruangan Luas (m2) n Kebutuhan Daya (W)
1 a. Main Deck
Kamar kepala kamar mesin + Toilet 12,18 1 30
Kamar Masinis II + toilet 8,12 1 30
Kamar Masinis III 7,56 1 20
Kamar Oiler 7,45 1 20
Kamar Serang 6,88 1 20
Ruangan CO2 4,51 1 20
Toilet dan Shower 8,132 2 20
Ruang Battery 4,51 1 20
Ruang Genset darurat 6,88 1 20
Kamar mandor Mesin/olir 11,34 1 20
Ruang Lobby 8,43 1 20
Gudang Peralatan 8,43 1 20
Gudang Cat 7,69 1 20
Work Shop 7,69 1 20
Dalam Rules BKI Vol.III tahun 2005 tentang Konstruksi Mesin hal 2-22 G.3.1.2
diberikan formula untuk menghitung kapasitas total botol angin :
J=
H
a 3 (z b pme nA 0,9) vh c d
dimana : D
D = diameter silinder
= 25 (cm)
H = langkah torak mesin
= 30 (cm)
vh = volume langkah torak satu silinder
= 14726,216 (cm3)
= 14,726 (dm3)
z = jumlah silinder
= 8 buah
p = tekanan kerja maksimum dari botol angin
= 30 (kg/cm2)
pme = q = tekanan kerja efektif dalam silinder
= 9 (kg/cm2)
a= 0,419 untuk mesin 4 tak
N= Q*H *
HP
3600 * 75 *
dimana :
Q = Kapasitas botol angin dan kompresor = 8,8316 (m3/ jam)
ρ = Massa jenis udara = 1,293 (kg/ m3)
η = Total efisiensi botol angin dan kompresor (0,6 ~ 0,9) = 0,9
H = Head total pompa kompresor (m)
Dalam buku yang sama diberikan formula untuk menghitung head total botol angin
dan kompresor :
v2 p
H= z (m)
2g
dimana :
v = kecepatan udara = 3 (m/s)
g = percepatan garavitasi bumi = 9,81 (m/s2)
p = tekanan kerja pada head tekan kompresor
= 25000 (kg/m2)
γ = berat jenis udara = 1,293 (kg/m3)
z = tinggi kedudukan kompresor dan botol angin = 0 m
sehingga :
H= 19335,339 (m)
Dengan demikian daya botol angin dan kompresor
dapat diketahui :
N= 0,9086 Hp
= 0,6778 kW
Mke nk
N= (Hp)
71620
dimana :
nk = besar sudut yang ditempuh tiap menit
= 70 o
Mke = Momen putar efektif poros kemudi (Nm)
Untuk menghitung Mke, dalam Rules BKI Vol.II Section 14.4.1 diberikan formula :
3
6 D
Mke = (Nm)
1000
diamana :
D = Diameter tongkat kemudi (mm)
= 4,2 x (Qr/kr)1/3 (mm)
diamana :
Qr = Momen torsi tongkat kemudi (N)
= Cr x σ
Cr = X1 x X2 x 132 x A x Vo2 x Xt (N)
dimana :
X1 = Koefisien kemudi
0,800
X2 = Koefisien yang tergantung pada letak daun kemudi
0,800
Xt = Koefisien kecepatan
1
A = Luas permukaan kemudi (m2)
A= T L B 2
(1 25.( ) )
100 L
= 5,686 (m2)
Vo = Kecepatan kapal (knot)
= 12 knot
Jadi Cr = 69165,44684 (N)
σ= c x (α - kb)
c= Lebar rata-rata daun kemudi (m)
= A /(0,6 T) (m)
= 2,143874062 (m)
α= 0,66
kb = 0,08
Jadi σ = 1,2434 (m)
Qr = 86003,5643 (Nm)
kr = (ReH/235)0.75 untuk ReH > 235 kN/mm2
= 1,6278 Reh = 450 kN/mm2
Jadi D = 157,598 (mm)
Sehingga :
Mke = 23485,8933 (Nm)
Dengan demikian daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan kemudi :
N= 22,9547 (Hp)
= 17,1242 (kW)
Dari angka petunjuk Z pada tabel 18.2 hal.18-5 diperoleh data jangkar sbb :
Jumlah jangkar = 3 buah Panjang tali tarik = 180 m
Berat tiap Jangkar = 1440 kg Beban tali tarik = 275 kN
Panjang rantai total = 412,5 m Jlm. Tali tambat = 4 buah
Diameter D1 = 38 mm Panj. Tali tambat = 140 m
D2 = 34 mm Beban tali tambat = 110 kN
D3 = 30 mm
Dalam buku "Sistem dan Perlengkapan Kapal" Vol I oleh Soekarsono hal.38 - 40
diberikan formula untuk menghitung daya efektif windlass jangkar :
dimana :
= 82,5 (m)
Yw = Berat jenis air laut (kg/m3)
1025 (kg/m3)
Ya = Berat jenis material rantai jangkar (kg/m3)
7750 (kg/m3)
Jadi Tcl
= 1771,357841 (kg)
Dcl = Diameter efektif cable lifter (mm)
= 0.013*d (mm)
= 0,39 (mm)
= 0,00039 (m)
cl = Efisiensi cable lifter (0.9 ~ 0.92)
= 0,92
a= 0,116
Mm = 3,807817918 (kgm)
dengan demikian daya efektif windlass jangkar :
N= 6,167367754 (Hp)
= 4,600856344 (kW)
4.) Windlass Sekoci
Dari perencanaan umum menurut buku "Sistem dan Perlengkapan Kapal" oleh Soekarsono
hal 75 diperoleh spesifikasi sekoci dengan
N= (Hp)
dimana :
W = Berat total sekoci
= 1710 (kg)
V = Kecepatan windlass sekoci (m/menit)
= tinggi kedudukan sekoci/ waktu yang dibutuhkan untuk
menggerakkan sekoci (m/menit)
s = Tinggi kedudukan sekoci (m)
= 8,6 (m)
t = Waktu yang dibutuhkan untuk menggerakkan sekoci (m)
= 3 (menit)
V= 2,8667 (m/menit)
formula :
N= (Hp)
dimana :
PQ = Tegangan tarik winch cargo (kg)
V = Kecepatan derrick/ alat angkat (m/s)
= 0,3 (m/s)
Dalam buku "Marine Power Plan" by P. Akimov diberikan formula untuk
menghitung tegangan tarik winch cargo :
PQ = (kg)
dimana :
P = Safety Load Factor (SWL) (ton)
= 10 (ton)
= 10000 (kg)
Q = Tambahan beban akibat tegangan tarik (kg)
= 25 (kg)
N= (Hp)
dimana :
W= Berat tangga (kg)
= 700 (kg)
V= Kecepatan yang dibutuhkan untuk mengerakkan tangga (m/menit)
= tinggi kedudukan tangga/waktu yang dibutuhkan untuk menggerakkan tangga (m/menit)
s= Tinggi kedudukan tangga (m)
= 6,64 m
t= Waktu yang dibutuhkan untuk menggerakkan tangga (menit)
= 1 (menit)
V= 6,64 (m/menit)
N= Q * H *
HP
3600 * 75 *
dimana :
2 Kantor 15,264
3 Ruang Rapat 29,376
4 Kamar Juru Mudi / Stearman 14,112
5 Kamar Operator Radio / Juru Mudi 14,112
6 Ruang makan 21,144
7 Toilet dan Shower 4,4064
8 Kamar Owner + toilet 21,144
9 Ruang Santai 14,088
d. Navigation Deck
1 Ruang kemudi / Wheel House 132,192
2 Ruang Peta 17,6256
3 Ruang Radio 17,6256
Dari perhitungan daya yang terpakai maka dapat ditentukan jenis generator yang dipilih.
Dimana dalam pemilihn generator ditentukan besar daya yang diambil adalah = 128
kW untuk satu Generator.
Dalam perencanaan untuk memenuhi semua kebutuhn dalam setiap operasi
digunakan 2 Generator.
Sesuai denganPeraturan BKI, bhwa daya generator yang terpakai harus ditambah
15 % untuk faktor keamanan.
Jadi, Daya yang dihasilkan untuk satu buah Generator
adalah :
N = Total Daya + 15% * (Total Daya) kW
= 147,477 kW
= 197,691 HP
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Setelah mengerjakan laporan ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Desain perancangan lay-out kamar mesin, space dalam kamar mesin harus
dimanfaatkan seefektif dan seefisien mungkin sehingga Ruangan dalam kamar
mesin tertata rapi sesuai dengan ketentuan standar peraturan regulasi.
2. Penempatan pompa-pompa dan equipment lainnya harus diatur secara
proporsional sehingga dapat berfungsi dengan baik.
3. Kebutuhan daya terbesar di atas kapal terjadi pada saat bongkar muat diwaktu
malam hari, yaitu sebesar 128 kW. Sebagai faktor keamanan ditambahkan 15%,
sehingga daya totalnya adalah 147,477 kW.
V.2 Saran
Sekiranya semua mata kuliah non-tatap muka yang berhubungan dengan
penggambaran harus diberikan jadwal kegiatan studio gambar agar studio gambar
dapat diberdayakan oleh semua mahasiswa. Selain itu, hal ini juga bertujuan agar
tugas gambar dari mahasiswa tersebut dapat terselesaikan sesuai dengan batas waktu
yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA