Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
I. Pendahuluan
Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi) secara
permanen. Bila kita mencoba mengubah bentuk suatu massa fluida, maka di dalam fluida
tersebut akan terbentuk lapisan-lapisan di mana lapisan yang satu akan mengalir di atas
lapisan yang lain, sehingga tercapai bentuk baru. Selama perubahan bentuk tersebut,
terdapat tegangan geser (shear stress), yang besarnya bergantung pada viskositas fluida
dan laju alir fluida relatif terhadap arah tertentu. Bila fluida telah mendapatkan bentuk
akhirnya, semua tegangan geser tersebut akan hilang sehingga fluida berada dalam
keadaan kesetimbangan. Pada temperatur dan tekanan tertentu, setiap fluida mempunyai
densitas tertentu. Jika densitas hanya sedikit terpengaruh oleh perubahan yang suhu dan
tekanan yang relatif besar, fluida tersebut bersifat incompressible. Tetapi jika densitasnya
peka terhadap perubahan variabel temperatur dan tekanan, fluida tersebut digolongkan
compresible. Zat cair biasanya dianggap zat yang incompresible, sedangkan gas
umumnya dikenal sebagai zat yang compresible.
Perilaku zat cair yang mengalir sangat bergantung pada kenyataan apakah fluida
itu berada di bawah pengaruh bidang batas padat atau tidak. Di daerah yang pengaruh
gesekan dinding kecil, tegangan geser dapat diabaikan dan perilakunya mendekati fluida-
ideal, yaitu incompresible dan mempunyai viskositas 0. Aliran fluida ideal yang demikian
disebut aliran potensial. Pada lairan potensial berlaku prinsip-prinsip mekanika Newton
dan hukum kekekalan massa. Aliran potensial mempunyai 2 ciri pokok:
1. tidak terdapat sirkulasi ataupun pusaran sehingga aliran potensial itu disebut
aliran irotasional
2. tidak terjadi gesekan sehingga tidak ada disipasi (pelepasan) dari energi mekanik
menjadi kalor.
Prinsip-prinsip dasar yang paling berguna dalam penerapan mekanika fluida
adalah persamaan-persamaan neraca massa atau persamaan kontinuitas; persamaan-
persamaan neraca momentum linear dan neraca momentum angular (sudut), dan neraca
energi mekanik. Persaman-persamaan itu dapat dituliskan dalam bentuk diferensial yang
menunjukkan kondisi pada suatu titik di dalam elemen volume fluida, atau dapat pula
dalam bentuk integral yang berlaku untuk contoh volume tertentu atau massa tertentu.
Halaman1dari 17
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
II. Tujuan
Praktikum modul Aliran Fluida dilakukan dengan tujuan agar praktikan
mempelajari aliran fluida dan peralatan-peralatan yang berkaitan dengan transportasi
fluida.
III. Sasaran
Praktikum ini dilaksanakan dengan sasaran agar praktikan dapat menentukan
parameter-parameter untuk:
1. karakteristik sight gage
2. karakteristik venturimeter
3. karakteristik orificemeter
4. karakteristik elbow
5. karakteristik tee
6. karakteristik gate valve
7. karakteristik pipa tunggal
8. karakteristik pipa paralel
Pipa dan tabung dapat dibuat dengan berbagai material seperti logam, alloy,
keramik, gelas, dan polimer. Untuk praktikum ini digunakan pipa dari PVC dan logam.
Pada indsutri kimia umumnya digunakan pipa dari baja berkarbon rendah.
Ukuran pipa ditentukan oleh diameter dan tebal dindingnya. Tebal pipa
ditunjukkan dengan schedule number. Hal ini berkatitan dengan allowabel stress dan
ultimate strength-nya. Ukuran pipa yang optimum ditentukan oleh biaya relatif untuk
investasi, daya, pemeliharaan, persediaan dan fleksibilitas sambungan.Untuk instalasi
kecil, umumnya kecepatan rendah lebih menguntungkan terutama dalam aliran gravitasi
dari tekanan tinggi.
IV.2 Valve
Sistem instalasi pipa biasanya terdiri dari banyak sekali valve dengan ukuran dan
bentuk yang beragam. Beberapa jenis valve sangat cocok untuk membuka dan menutup
penuh aliran, ada valve yang cocok untuk mengurangi tekanan dan laju aliran fluida, ada
pula valve yang berfungsi mengatur agar aliran fluida terjadi pada satu arah saja.
Dua jenis valve yang paling dikenal adalah gate valve dan globe valve. Pada gate
valve, bukaan tempat aliran fluida hampir sama besar dengan pipa sehingga aliran fluida
tidak berubah. Akibatnya, gate valve yang terbuka penuh hanya menyebabkan penurunan
tekanan sedikit. Dalam gate valve terdapat piringan tipis yang berada pada dudukan yang
tipis pula. Bila gate valve dibuka, piring naik ke selongsong atas, sehingga seluruhnya
berada di luar lintasan fluida. Valve ini tidak cocok digunakan sebagai pengendali aliran,
dan biasanya dipakai dalam keadaan terbuka atau tertutup penuh.
Sebaliknya, globe valve banyak digunakan sebagai pengendali aliran. Bukaannya
bertambah secara hampir linear menurut posisi batang valve, sehingga keausan di
sekeliling piringan terdistribusi secara seragam. Fluida mengalir melalui bukaan yang
terbatas dan berubah arah beberapa kali. Akibatnya, penurunan tekanan pada globe valve
cukup besar.
Untuk suhu di bawah 250 0C, tipe plug cock yang terbuat dari logam banyak
digunakan dalam sistem pipa pengolahan bahan kimia. Seperti tipe stop cock yang biasa
terdapat di laboratorium, tipe plug cock dapat berubah dari posisi terbuka penuh sampai
tertutup sempurna dengan memutar batang seperempat putaran. Pada posisi terbuka
penuh, saluran di dalam plug cock dapat sebesar penampang pipa sehingga penurunan
tekanan kecil sekali. Pada ball valve, elemen penutup ini berbentuk bola. Daerah kontak
antara elemen yang bergerak dan dudukannya biasanya besar, dan valve ini dapat
digunakan untuk menurunkan laju alir fluida atau mengendalikan tekanan.
Check valve menyebabkan aliran hanya berlangsung pada satu arah saja. Valve
terbuka oleh tekanan fluida pada arah yang dikehendaki, bila aliran berhenti atau akan
berbalik, valve menutup otomatis karena gravitasi atau dengan bantuan pegas yang
menekannya ke piringan.
Beberapa rule of thumb yang penting dalam penyusunan aliran pipa, antara lain:
1. Pipa-pipa harus sejajar dengan belokan-belokan tegak lurus pipa-pipa disusun
sedemikian sehingga dapat dibuka bila perlu untuk mengganti pipa yang rusak
atau membersihkannya.
2. Dalam sistem aliran gravitasi, pipa harus dibuat lebih besar daripada seharusnya
dan belokan dirancang sesedikit mungkin. Pengotoran saluran sangat
mengganggu bila aliran berlangsung dengan gravitasi saja, karena tinggi tekan
fluida tidak dapat ditambah untuk meningkatkan laju aliran saat pipa mengecil
karena fouling.
3. Kebocoran valve harus selalu diperhtungkan. Valve harus dipasang vertikal
dengan batangnya ke atas. Valve harus mudah dicapai, dan didukung tanpa
mengalami regangan, dan diberi allowance untuk menampung ekspansi termal
pipa di sebelahnya.
IV.3 Pompa
Pemindahan fluida melalui pipa, peralatan, atau udara terbuka dilakukan dengan
pompa, kipas, blower, dan kompresor. Alat-alat tersebut berfungsi meningkatkan energi
mekanik fluida. Tambahan energi itu lalu digunakan untuk meningkatkan kecepatan,
tekanan, atau elevasi fluida. Metoda yang umum untuk penambahan energi tersebut
adalah dengan positive displacement dan aksi sentrifugal yang diberikan dengan gaya dari
luar. Kedua metoda tersebut menyebabkan ada 2 jenis utama peralatan pemindah fluida,
yaitu menggunakan tekanan langsung pada fluida dan menggunkaan momen puntir untuk
membangkitkan rotasi
Pompa digunakan untuk mengalirkan fluida (umumnya cair) dari satu unit
operasi ke unit operasi yang lain. Fluida mengalir akibat terjadinya perpindahan energi.
Driving force yang umum digunakan untuk mengalirkan fluida adalah gravitasi,
displacement, gaya sentrifugal, gaya elektromagnetik, perpindahan momentum, impuls
mekanik, atau kombinasinya. Saat ini, yang paling umum diaplikasikan adalah gaya
sentrifugal dan gravitasi.
Ada 2 kelompok utama pompa:
1. Positive Displacement Pump
Pada pompa jenis ini, volume tertentu zat cair terperangkap di dalam satu ruang
yang berganti-ganti diisi melalui pemasuk dan dikosongkan pada tekanan yang
lebih tinggi melalui pembuang. Ada 2 jenis positive displacement pump. Pada
reciprocating pump ruang tersebut adalah silinder stasioner yang berisi piston
atau plunger. Pada pompa putar ruangnya bergerak dari pemasuk sampai
pembuang dan masuk lagi ke inlet. Contoh reciprocating pump antara lain pompa
piston, pompa plunger, dan pompa diafragma. Sedangkan jenis-jenis pompa
putar antara lain gear pump, lobe pump, screw pump, cam pump, dan vane pump.
2. Pompa Sentrifugal
Pada jenis pompa ini energi mekanik zat cair ditingkatkan dengan aksi
sentrifugal. Pompa ini paling banyak digunakan dipabrik.
Pada pompa, densitas fluida konstan dan besar. Perbedaan tekanan biasanya
cukup besar dan konstruksinya harus kuat. Pompa dipasang untuk memberikan energi
yang diperlukan untuk menarik zat cair dari sumber dan membuatnya mengalir dengan
laju alir volumetrik yang konstan pada waktu keluar pada ketinggian tertentu di atas
pompa. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 1. Pada pompa zat cair masuk melalui
sambuangan isap (a) dan keluar melalui sambungan buangan (b). Persamaan Bernoulli
dapat digunakan untuk kedua titik tersebut. Gesekan hanya terjadi pada dinding pompa
sendiri, dan dapat dihitung dalam efisiensi mekanik η dan hf = 0. Dengan
penyederhanaan tersebut, persamaan Bernoulli menjadi:
p b g.Z b α b .Vb 2 p a g.Z a α a .Va 2
η .Wp = + + − + + (1)
ρ gc 2.g c ρ gc 2.g c
Jumlah dalam urung disebut total head dan ditandai dengan H
p g.Z α.V 2
H = + + (2)
ρ gc 2.g c
Jumlah kerja yang dihasilkan oleh pompa atau kompresor bergantung pada
kapasitas dan head. Kapasitas adalah laju alir massa atau volume fluida yang dialirkan,
sedangkan head adalah perbedaan total tekanan masuk dan keluar alat, yang biasanya
dinyatakan dalam tinggi kolom fluida dalam kondisi adiabatik.
1. Kapasitas
Dalam SI, kapasitas pompa dinyatakan dalam m3/jam, baik untuk fluida cair maupun
gas. Dalam satuan U.S kapasitas dinyatakan dalam gallon/ menit untuk cairan dan
ft3/menit untuk gas. Kapasitas dalam satuan volume dapat dikonversi ke dalam
satuan massa dengan menggunakan densitas atau specific gravity. Apabila fluida
yang dialirkan adalah gas, kapasitas harus dihubungkan dengan temperatur dan
tekanan inlet.
2. Head
• Total Suction Head
Total suction head merupakan hasil pembacaan hgs dari gauge yang berada pada
bagian suction pompa, ditambah dengan velocity head pada gauge tersebut :
hs = hgs + atm +hvs (3)
Sebelum instalasi, total suction head dapat diestimasi sebagai berikut :
hs = hss - hfs (4)
dimana hss = static suction head dan hfs = suction friction head
• Static Suction Head
Static suction head, hss, merupakan jarak vertikal yang diukur dari permukaan
sumber cairan hingga garis pusat pompa, ditambah dengan tekanan absolut pada
permukaan pompa.
• Total Discharge Head
Total discharge head, hd, merupakan hasil pembacaan hgd dari gauge yang
berada pada bagian discharge pompa, ditambah dengan velocity head pada
gauge tersebut :
hd = hgd + atm +hvd (5)
Sebelum instalasi, total suction head dapat diestimasi sebagai berikut :
hds = hsd - hfd (6)
dimana hsd = static discharge head dan hfd = discharge friction head.
• Static Discharge Head
Static discharge head, hsd, merupakan jarak vertikal yang diukur dari permukaan
penerima cairan hingga garis pusat pompa, ditambah dengan tekanan absolut
pada permukaan cairan.
Perbedaan tinggi sambungan masuk dan sambungan keluar pada pompa biasanya
dapat diabaikan, sehingga Za dan Zb dapat dikeluarkan. Jika Ha adalah tekanan total
hisap, dan Hb adalah tekanan total buang, dan ΛH=Hb-Ha, maka berlaku persamaan:
H b − H a ∆H
Wp = = (9)
η η
Daya yang diberikan kepada penggerak pompa dari sumbu luar ditandai dengan
lambang Pb. Nilainya dihitung dari Wp dengan:
m.∆.
Pb = = m.Wp (10)
η
Daya yang diberikan pada fluida dihitung dari laju alir massa dan tinggi-tekan yang
dibangkitkan pompa. Daya ini ditandap dengan lambang Pf dan didefinisikan sebagai:
Pf = m.∆H (11)
Sehingga dapt didefinisikan faktor efisiensi:
Pf
Pb = (12)
η
bertekanan lebih tinggi, lalu tiba-tiba pecah. Kavitasi menyebabkan pelepasan logam,
getaran, kebisingan, melemahnya aliran, dan berkurangnya efisiensi. Untuk menghindari
fenomena ini, maka Required Net Positive Suction Head (NPSH)R harus dipenuhi.
(NPSH)R sama dengan total head cairan pada garis pusat pompa dikurangi tekanan uap p.
Nilai NPSH yang diperlukan adalah 5 sampai 10 feet untuk pompa sentrifugal
kecil, tetapi meningkat dengan kapasitas pompa, kecepatan impeller, dan tekanan buang.
Untuk pompa yang sangat besar nilai NPSH sebaiknya 50 ft. Nilai NPSH dapat dihitung
dengan persamaan:
gc Pa − Pv
NPSH = − h fs − Z a (16)
g ρ
dimana pv adalah tekanan uap dan hfs adalah gesekan dalam pompa hisap.
Tiap pompa yang diproduksi telah dilengkapi dengan kurva hubungan (NPSH)R
dengan kapasitas. Dalam instalasi pompa, Available Net Positive Suction Head (NPSH)A
harus lebih besar atau sama dengan (NPSH)R untuk kapasitas yang diinginkan. Nilai
(NPSH)A dapat dihitung sebagai berikut :
(NPSH)A = hss - hfs – p (17)
Jika (NPSH)A akan ditentukan pada pompa yang sudah diinstalasi, maka persamaan
yang dipakai adalah sebagai berikut :
(NPSH)A = atm + hgs + hvs – p (18)
Pada prakteknya, NPSH yang dibutuhkan untuk operasi lebih besar daripada nilai
teoritiknya. (NPSH)R aktual bergantung pada karakteristik cairan, total head, kecepatan
pompa, kapasitas, dan desain impeler.
2 2 2.g c (ρ a - ρ b )
α b .v b - α a .v a = (19)
ρ
1 2.g c (ρ a − ρ b )
vb = . (21)
4
α b - β .α a ρ
Persamaan tersebut hanya berlaku untuk aliran ideal tanpa gesekan. Untuk
memperhitungkan rugi gesekan yang terdapat sedikit antara lokasi a dan b persamaan
tersebut dikoreksi dengan faktor empirik Cv:
Cv 2.g c (ρ a − ρ b )
vb = . (22)
α b - β 4 .α a ρ
inlet. Pengaruh laju alir inlet va diperhitungkan dalam suku 1 / 1 − β 4 . Bila Db lebih
kecil dari Da/4, va dan suku β diabaikan. Untuk venturi yang baik, nilai Cv rata-rata 0.98
untuk diameter pipa kecil.
Pada praktiknya, besaran yang dicari biasanya bukan kecepatan melalui leher
venturi vb. Laju aliran yang lebih penting adalah laju alir massa atau laju alir volumetrik
melalui venturi tersebut. Laju alir massa dihitung dengan persamaan:
C v .Sb
m = v b .S b .ρ = . 2.g c (ρ a − ρ b ).ρ (23)
α b - β 4 .α a
m C v .S b 2.g c (ρ a − ρ b )
q= = . (24)
ρ 4
α b - β .α a ρ
Jika aliran melalui venturi meter benar-benar tanpa gesekan, tekanan fluida
masuk dan keluar venturi sama sehingga penempatan venturi meter di jalur pipa tidak
menyebabkan terjadinya pressure drop permanen. Gesekan tidak dapat dihilangkan
sepenuhnya, sehingga pasti terjadi pressure drop dan head loss. Karena sudut kerucut
divergen cukup kecil, pressure drop venturi meter relatif kecil, kira hanya 10%.
kontrakta, juga terhadap gesekan dan terhadap faktor kinetika αa dan αb. Co ditentukan
dari percobaan, dan nilainya bervariasi sesuai perubahan β dan angka Reynolds pada
orifice. Bilangan Reynolds didefinisikan sebagai:
D o .u o.ρ 4.m
N RE,o = = (26)
µ π.D o .µ
dimana Do adalah diameter orifice.
Persamaan tersebut sangat berguna untuk perancangan karena Co hampir konstan
dan tidak bergantung pada β selama NRE,o lebih dari 20000. Pada kondisi ini Co dapat
dianggap 0,61 untuk lokasi pengamatan di flens maupun di vena kontrakta. Jika β kurang
dari 0,25 suku 1 − β 4 jauh lebih kecil dari 1 sehingga persamaan orifice dapat
disederhanakan menjadi:
2.g c (ρ a − ρ b )
u 0 = 0,61. (27)
ρ
Dalam sistem orifice meter ini diperlukan pipa lurus di bagian hulu dan bagian
hilir orifice untuk menjamin agar pola aliran yang normal tidak terganggu oleh
perlengkapan sambungan pipa, valve, dan peralatna lain. Jika tidak, distribusi kecepatan
menjadi tidak normal, dan koefisien orifice akan terganggu.
V. Rancangan Percobaan
V.1 Perangkat dan Alat Ukur
1. satu set sistem perpipaan dari technovate seperti pada Gambar
2. Stopwatch
3. Gelas ukur
V 9,9.10 −4
Q= = = 3,047.10 − 4 m 3 /s
t 3,249
V.5.2 Perhitungan Konstanta Venturimeter
Persamaan yang digunakan:
2.g.∆h
Q V = CV . A.
1- β 4
Q V = K V . ∆h
∆h = beda ketinggian pada manometer
Misalkan didapat data kalibrasi venturimeter adalah sebagai berikut:
0.0003
0.0002
QV
y = 0.0009x
0.0001 R2 = 0.8681
0
0.2 0.22 0.24 0.26 0.28 0.3 0.32 0.34
(delta hV)^0.5
2.g.∆h
Q 0 = C 0 . A.
1- β 4
Q 0 = K 0 . ∆h
Jika K0 = 0,0007 → didapat dari meregresikan data percobaan kalibrasi
orificemeter
dengan nilai β = 0.6097 dan A0 = AV = 1,9793.10-4 m2
K0 1- β 4
C0 = .
A 2.g
0,0007 1 - 0,6097 4
C0 = . = 0,741
1,9793.10 − 4 2.9,81
sehingga didapat Kpipa untuk setiap pipa baik dengan basis orificemeter maupun
venturimeter.
∆h. π 2 .D 5 .g
f =
B 2 .L.Q 2
4.ρ .Q
N RE =
π .µ .D
Daftar Pustaka
1. Geankoplis, C.j., Transport Process and Unit Operations, 2nd Edition, Allyn and
Bacon Inc., Boston, 1978
2. Mc Cabe, W.L., Unit Operation of Chemical Engineering, 3rd Edition, McGraw-Hill
Book Co., New York, 1978
3. Perry, R., Green, D.W., and Maloney, J.O., Perry’s Chemical Engineers’ Handbook,
6th Edition, McGraw-Hill, Japan, 1984