Você está na página 1de 28

Ê   


Ê         


OLEH:

     

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2010

wahyuadiputratpunsrispt      
wahyuadiputra080c0@ai
c 
 
mobile phone 8c8cc
phone  c8c000
p    


Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah, karena berkat rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan laporan Praktikum Lingkungan Bangunan
Pertanian. Laporan ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Lingkungan
Bangunan Pertanian.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga Laporan ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.
Laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga
laporan ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Indralaya, Juni 2010

Penyusun

  
 
           
’  

KATA PENGANTAR 
DAFTAR ISI 
PENDAHULUAN 
I. LATAR BELAKANG X
II. TUJUAN X
TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI  
HASIL DAN PEMBAHASAN  
KESIMPULAN DAN SARAN 
I. KESIMPULAN 

II. SARAN  
DAFTAR PUSTAKA 

    
           
 ’ Ê 

I. LATAR BELAKANG

Lingkungan Bangunan Pertanian adalah salah satu metode pembelajaran


untuk mempelajari bangunan-bangunan pertanian yang fungsinya untuk menjaga
atau meningkatkan produksi pertanian dari hal kualitas maupun kuantitas. Bidang
pertanian memiliki arti yang luas, mencakup pertanian dalam bercocok tanam,
berkebun, usaha konservasi kehutanan, perikanan, hingga usaha perternakan. Dari
berbagai bidang yang dicakup oleh pertanian sudah dapat ditebak memiliki
banyak tipe-tipe bangunan pertanian sesuai dengan penggunaannya, bahkan dari
keseluruhan bidang tersebut, tipe bangunan satu dengan yang lain itu berbeda.

Pada laporan ini kami hanya membahas tentang bagunan pertanian yang
mencakup bidang pertanian bercocok tanam dan bidang peternakan. Bangunan
pertanian yang mencakup bidang bercocok tanam memiliki arti luas juga. Dimana
di dalamnya terdapat berbagai jenis bangunan, seperti rumah kaca (Y ´,
rumah bayangan, dan juga tempat penyimpanan hasil produksi pertanian. Pada
bidang peternakan ada berbagai jenis tempat perawatan hewan ternak berdasarkan
jenis hewan yang dibudidayakan, seperti kandang ayam atau kandang burung
puyuh dan kandang kambing. Bangunan dari tiap kandang itu juga berbeda
struktur bangunannya, karena dilihat dari fungsionalnya.

II.TUJUAN

Tujuan dari praktikum Lingkungan Bangunan Pertanian ini adalah untuk


mengetahui jenis-jenis bagunan-bangunan dibidang pertanian dalam arti luas dan
bentuk pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari, serta untuk mengetahui
struktur tiap-tipa bangunan pertanian yang sedang diteliti.

X 
   

   p 

Lingkungan dan bangunan pertanian adalah salah satu cabang disiplin ilmu
dalam teknik pertanian yang fokus pada pengendalian lingkungan dalam
bangunan pertanian untuk pertumbuhan produksi dan mempertahankan mutu hasil
pertanian. Pengertian dan definisi dari    
  secara fisik adalah
semua bangunan dengan berbagai macam tipe dan strukturnya, yang digunakan
untuk proses produksi di bidang pertanian dalam arti luas, meliputi bangunan
untuk produksi tanaman pertanian (rumah kaca, hidroponik, dan sebagainya´,
produksi ternak (kandang dan sebagainya´, bangunan untuk penyimpanan dan
penanganan pasca panen (gudang dan sebagainya´, bangunan untuk menyimpan
alat dan mesin pertanian, perbengkelan, serta bangunan pertanian lainnya. Dalam
suatu bangunan pertanian, perlu diperhatikan aspek-aspek lingkungan mikro dan
pengendaliannya yang diperlukan untuk memaksimalkan fungsi dari bangunan
tersebut sesuai dengan tujuan dibangunnya. Aspek lingkungan tersebut meliputi
temperatur, kelembaban, cahaya, kualitas dan aliran udara, bau, hama dan
penyakit, dan sebagainya yang mempengaruhi kenyamanan, produktivitas, dan
kualitas dan masa simpan suatu produk hasil pertanian. Dari sudut pandang
keteknikan, lingkungan dapat dikendalikan secara tertutup.

A.Lingkungan mikro tanaman

Elemen lingkungan yang mempengaruhi produktivitas tanaman adalah


temperatur, kelembaban relatif, intensitas cahaya, angin, polutan, konsentrasi
CO2, serta pH, kadar nutrisi, dan kadar air media tanam. Media tanam yang
digunakan bervariasi, ditentukan oleh praktik menanam yang digunakan.
Penanaman dengan cara hidroponik tentu saja memerlukan penanganan pH,
nutrisi, dan kadar air media tanam yang berbeda jika dibandingkan dengan
menggunakan media tanah, sehingga penanganan lingkungan mikro akan sedikit
berbeda. Penanganan faktor lingkungan dalam rumah kaca juga berbeda jika
dibandingkan dengan penanganan lingkungan mikro tanaman dalam ruangan
terbuka, mengingat bahwa dalam rumah kaca intensitas panas dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan dan struktur bangunan.
 
   

B.Cahaya

Cahaya merupakan faktor lingkungan yang paling penting bagi tanaman


karena merupakan sumber energi bagi fotosintesis tanaman. Cahaya yang paling
penting bagi tanaman adalah cahaya tampak, yang memiliki panjang gelombang
antara 390-700 nm. Mengendalikan intensitas cahaya agar optimum bagi tanaman
merupakan hal yang sulit. Rekayasa lingkungan untuk mendapatkan kondisi
cahaya yang sesuai dapat dilakukan dengan sistem perlampuan. Hal ini umum
dilakukan jika intensitas cahaya alami yang tersedia kurang atau tidak ada. Namun
perlu diperhatikan bahwa tidak semua tanaman pertanian menyukai intensitas
cahaya tinggi, ada tanaman pertanian yang tumbuh subur dengan naungan, atau
tanaman pertanian dinaungi untuk tujuan tertentu (misal pohon teh untuk
membuat teh putih atau tembakau untuk mendapatkan daun yang lebar dan tipis´.

Selain intensitas, durasi ketersediaan cahaya juga merupakan hal yang


penting. Sebagian tipe tanaman dipengaruhi oleh lamanya penyinaran agar
berbunga atau menghasilkan hasil yang baik, namun ada juga yang tidak;
misalnya, anggrek cattleya tidak akan berbunga jika lamanya penyinaran melebihi
15 jam sehari, bit gula tidak akan menghasilkan gula yang banyak jika tidak
mendapatkan cahaya lebih dari 8 jam sehari, dan tomat tidak dipengaruhi lamanya
penyinaran. Fenomena ini disebut fotoperiodisme.

C.Temperatur

Temperatur merupakan salah satu parameter lingkungan yang sangat


penting bagi tumbuhan. Temperatur di sekitar tanaman, baik temperatur udara, air,
ataupun tanah, dipengaruhi oleh banyak hal seperti durasi dan intensitas radiasi
matahari, laju pindah panas, laju transpirasi dan evaporasi, dan aktivitas biologis
di sekitar tanaman. Mudah mengukur temperatur udara di sekitar tanaman, namun
sulit mengukur temperatur tanaman itu sendiri. Biasanya temperatur daun
digunakan sebagai data yang mewakili karena permukaan daun yang luas serta
kegunaan daun sebagai organ transpirasi menjadikannya tolok ukur pengukuran

 
   

temperatur tanaman. Selain itu, temperatur tanah juga digunakan untuk mengukur
temperatur organ perakaran tanaman.

Hubungan antara temperatur udara dan pertumbuhan tanaman sangat


kompleks, namun pada umumnya mempengaruhi kinerja enzim tanaman dan
aktivitas air. Tanaman, selayaknya makhluk hidup lain di bumi ini,
kehidupannnya dikendalikan oleh aktivitas enzim di dalam maupun di luar sel.
Jika temperatur terlalu dingin, sel tidak akan aktif dan cenderung dorman,
sedangkan ketika temperatur terlalu tinggi, enzim perlahan-lahan akan mengalami
pengurangan aktivitas hingga akhirnya mati. Jika tidak ada aktivitas enzim,
kehidupan tidak akan berlangsung dengan baik. Selain itu, temperatur yang tinggi
juga akan menyebabkan laju transpirasi meningkat melebihi penyerapan air oleh
akar sehingga sel tanaman akan mengering dan mati. Temperatur bersama-sama
dengan kelembaban udara adalah yang paling mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan hama dan penyakit tanaman.

D.Kelembaban udara relatif

Kelembaban udara relatif (atau RH, à


  
´, adalah rasio
antara tekanan uap air aktual pada temperatur tertentu dengan tekanan uap air
jenuh pada temperatur tersebut. Pengertian lain dari RH adalah perbandingan
antara jumlah uap air yang terkandung dalam udara pada suatu waktu tertentu
dengan jumlah uap air maksimal yang dapat ditampung oleh udara tersebut pada
tekanan dan temperatur yang sama. Dalam konteks budidaya tanaman,
kelembaban udara dipengaruhi dan mempengaruhi laju transpirasi tanaman.
Tingginya laju transpirasi akan meningkatkan laju penyerapan air oleh akar
hingga pada batas tertentu, namun jika terlalu tinggi melampaui laju penyerapan
dan terjadi secara terus menerus akan menyebabkan tanaman mengering.
Kelembaban udara, bersama dengan temperatur paling banyak mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan hama dan penyakit tanaman.

 
   

E.Kadar karbon dioksida di udara

Karbon dioksida adalah gas yang diperlukan oleh tanaman sebagai bahan
dasar berlangsungnya fotosintesis. Tanpa Karbon dioksida, tanaman tidak akan
menghasilkan hasil pertanian karena karbon dioksida bersama air dan cahaya
matahari merupakan bahan dasar proses pembentukan hasil-hasil pertanian
melalui fotosintesis tanaman.

F. Kecepatan angin

Kecepatan angin dalam hal ini adalah besarannya dan tidak bergantung
pada arah. Angin mempengaruhi laju transpirasi, laju evaporasi, dan ketersediaan
karbon dioksida di udara. Tanaman akan mengalami kemudahan dalam
mengambil karbon dioksida di udara pada kecepatan udara antara 0,1 hingga 0,25
m/s. American Society of Agricultural Engineering merekomendasikan kecepatan
angin dalam budidaya tanaman tidak melebihi 1 m/s. Pengendalian kecepatan
angin dapat dilakukan jika budidaya dilakukan dalam greenhouse dengan ventilasi
yang tidak terlalu terbuka serta dinding yang kedap udara.

G.Polutan

Polutan adalah segala sesuatu yang mencemari lingkungan. Polutan yang


mempengaruhi pertumbuhan tanaman dapat berupa polutan udara, tanah, maupun
air ketika dilakukan irigasi. Kerusakan tanaman dapat terjadi ketika udara di
sekitar tanaman mengandung amonia dalam kadar 8-40 ppm atau SO2 sebesar 1
ppm. Merkuri, baik dalam bentuk uap, polutan air, maupun dalam tanah, dapat
menyebabkan akumulasi merkuri pada hasil pertanian. Keberadaan gas etilena
dapat mencegah terbentuknya kuncup bunga.

8 
   

H.Zona perakaran

Akar yang ditanam dalam media hidroponik

Zona perakaran merupakan tempat berdirinya tanaman dan sekaligus


berfungsi sebagai media tumbuh tanaman. Lingkungan perakaran juga menjadi
sumber air dan tempat tersimpannya nutrisi tanaman sebelum diserap oleh
tanaman. Zona perakaran juga merupakan tempat berlangsungnya difusi oksigen
ke akar. Zona perakaran tidak hanya berupa media tanah; penanaman secara
hidroponik memungkinkan tanaman ditanam di media non tanah. Media tersebut
antara lain sabut kelapa, arang, vermiculite, rockwool, perlite, air, dan sebagainya.
Bahkan tanaman yang ditanam secara aeroponik tidak memerlukan media tanam
apapun; akar langsung terekspos oleh udara.

I. Lingkungan mikro hewan

Lingkungan mikro hewan adalah faktor yang mempengaruhi kenyamanan


hidup hewan dan interaksinya dengan lingkungan sekitar (kandang, padang
rumput, dan sebagainya´. Dalam bangunan pertanian kandang, pengendalian
kelembaban, temperatur, intensitas cahaya, dan bau serta pengaturan jarak antara
satu hewan dengan hewan lainnya penting untuk dilakukan demi kenyamanan dan
produktivitas hewan ternak.

 
   

Hewan dikatakan nyaman jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:

ë Pembuluh darah tidak mengembang atau mengkerut, disebabkan


temperatur yang mengganggu kenyamanan hewan tersebut.
ë Evaporasi dari kulit dan saluran nafas hewan minimum, dapat dilakukan
dengan mengendalikan temperatur dan kelembaban kandang.
ë Rambut dan bulu tidak tegang.
ë Respon dan tingkah laku terhadap lingkungan (temperatur panas atau
dingin, bau, dan sebagainya´ tidak terlihat.

J. Temperatur udara

Peranan temperatur udara dalam lingkungan mikro hewan sangat penting


dalam menentukan kenyamanan hewan ternak. Temperatur yang dibutuhkan
untuk setiap jenis hewan dan dalam kondisi tertentu berbeda-beda, menyebabkan
pengaturan temperatur mikro hewan menjadi sulit. Seperti contoh, hewan ternak
besar yang baru saja dilahirkan membutuhkan temperatur yang sedikit lebih tinggi
dibandingkan dengan hewan ternak besar dalam kondisi biasa agar tidak
mengalami hipotermia akibat proses adaptasi yang belum terlalu lama.
Temperatur kenyamanan bagi hewan ditentukan oleh jenis hewan ternak, usia,
jenis kelamin, jumlah pakan, dan kondisi kesehatan dan fisiologis hewan ternak.

Temperatur yang berada di luar temperatur kenyamanan hewan akan


menyebabkan hewan stress. Jika terlalu ekstrim panas akan menyebabkan hewan
mati akibat hipertermia, dan pada kondisi tersebut hewan mengalami penyerapan
panas yang terlalu tinggi. Sedangkan jika terlalu ekstrim dingin akan
menyebabkan hewan mati akibat hipotermia, dan hewan ketika itu mengalami
pengeluaran panas yang terlau tinggi.

Semua jenis hewan ternak yang umum berada di pasaran adalah hewan berdarah
panas, yang berarti hewan tersebut dapat mempertahankan temperatur tubuhnya
dengan mengatur kecepatan aliran darah, lebar penampang pembuluh darah, kadar
gula, ion tubuh, dan sebagainya.

c0 
   

Perilaku dan perubahan fisiologis hewan yang mungkin muncul ketika berada
dalam kondisi kedinginan yaitu:

ë Pembuluh darah mengkerut, rambut menjadi tegang, dan kulit menebal


diisi oleh kandungan lemak dan minyak. Kombinasi dari ketiganya
mengurangi besarnya pindah panas dari tubuh ke lingkungan
ë Metabolisme akan meningkat untuk meningkatkan panas tubuh. Hal ini
akan menyebabkan hewan cepat lapar dan membutuhkan makanan yang
lebih banyak

K.Jenis dan bangunan pertanian

Sebagai alat produksi, bangunan pertanian digunakan dalam kegiatan-


kegiatan atau proses produksi pertanian baik pra maupun pasca panen.
Berdasarkan fungsinya, maka bangunan pertanian dapat dikelompokkan dalam
berbagai macam atau jenis bangunan sebagai berikut:

1. Bangunan untuk produksi tanaman

Rumah tanaman, salah satu jenis bangunan untuk budidaya pertanian yang
paling umum

Bangunan untuk produksi tanaman umum disebut   atau


rumah kaca atau rumah tanaman; istilah terakhir muncul sejak
pembangunan greenhouse tidak lagi menggunakan kaca, tetapi juga plastik
dan fiberglass dengan alasan teknis maupun ekonomi. Rumah kaca
umumnya dibangun di wilayah subtropis dan wilayah dengan empat

cc 
   

musim. Bangunan ini dperlukan agar kegiatan bercocok tanam dapat
dilakukan ketika temperatur cuaca mematikan bagi tanaman pertanian.
Dengan rumah kaca, tanaman yang di dalamnya terlindungi dari
temperatur lingkungan serta mendapatkan temperatur yang cukup untuk
pertumbuhannya. Hal ini dikarenakan cahaya matahari masih dapat
menembus atap dan dinding rumah kaca, sedangkan panas yang dihasilkan
dari elemen-elemen di dalam rumah kaca sulit keluar dan terperangkap di
dalam sehingga temperatur di dalam rumah kaca menumpuk dan
mengimbangi temperatur dingin di luar sehingga memungkinkan bagi
tanaman untuk hidup.

Tetapi, efek rumah kaca tidak dapat diterapkan di wilayah tropis


karena temperatur yang meningkat akan mematikan tanaman yang
didalamnya, mengingat bahwa temperatur lingkungan di wilayah tropis
sudah cukup untuk pertumbuhan tanaman. Greenhouse yang dibangun di
wilayah tropis umumnya tidak melindungi tanaman dari temperatur udara
luar. Hal ini karena konstruksi tembok yang tidak kedap udara dan atap
yang berventilasi, memungkinkan udara panas naik dan keluar dari
greenhouse. Namun greenhouse ini dapat melindungi tanaman dari
hujan dan serangan hama.

Bagunan rumah tanaman di negara Tropis

c 
   

2. Bangunan untuk produksi ternak

Tipe-Tipe Kandang

Bangunan ternak yang dimaksud adalah bangunan untuk ternak


besar, ternak kecil, dan unggas. Di Indonesia, pada umumnya sudah
digunakan dalam skala luas kadang ayam yang dibangun dalam skala besar
untuk tujuan komersial, dilengkapi dengan peralatan-peralatan mekanis.
Usaha ternak sapi belum mampu berkembang sebesar usaha peternakan
ayam, karena umumnya usaha ternak sapi masih diusahakan petani baik
secara individu maupun berkelompok. Sistem perkandangannya pun masih
sederhana dan hanya mampu menampung dua hingga lima ekor sapi.
Peternakan besar sudah ada, namun jumlahnya terbatas sehingga masih
berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia.

Usaha di bidang peternakan memerlukan fasilitas perkandangan


yang baik agar produksinya baik. Untuk itu, diperlukan perancangan dan
desain yang baik pula, dan disesuaikan dengan jenis ternak dan skala usaha
yang ada. Yang paling utama adalah kandang tersebut berfungsi dengan
baik, menyediakan perlindungan dan lingkungan yang sesuai bagi
pertumbuhan dan kenyamanan hewan ternak.

3. Bangunan untuk penyimpanan hasil pertanian

Penyimpanan bahan hasil pertanian telah dilakukan oleh manusia


sejak 8000 tahun sebelum masehi pada saat manusia mulai menanam,
sedangkan penyimpanan bahan pangan sudah dimulai sejak manusia
c 
   

melakukan budaya berburu dan mengumpulkan makanan untuk mencegah
kelaparan ketika musim yang tidak diinginkan datang. Produk hasil
pertanian secara luas, baik berupa hasil pertanian, perikanan, peternakan,
maupun kehutanan memerlukan fasilitas penyimpanan sebelum diproses
atau sebelum dipasarkan. Tujuan penyimpanan secara fisik adalah untuk
mempertahankan mutu dan mencegah kerusakan produk. Penyimpanan
diperlukan karena berkaitan dengan tujuan pemasaran, yaitu menunggu
hingga harga pasar baik untuk menjual hasil pertanian.

Jenis-jenis bangunan penyimpanan hasil pertanian:

ë Rumah pengepakan
ë Bangunan penyimpanan hasil pertanian dalam karung (gudang´
ë Bangunan penyimpanan hasil pertanian dalam bentuk curah (silo´
ë Bangunan penyimpanan kayu
ë Rumah beku untuk penyimpanan buah-buahan dan sayuran serta
hasil peternakan

Gudang adalah suatu bangunan penyimpanan yang memiliki


bagian-bagian konstruksi yang terdiri dari atap (penutup´, dinding, dan
lantai, membentuk suatu ruangan perlindungan yang cukup luas untuk
menempatkan atau menyimpan berbagai macam barang atau komoditas.
Definisi ini membedakan fasilitas penyimpanan yang lain seperti lumbung,
peti, kotak, atau perlengkapan pengemasan lainnya. Gudang secara
konstruksi tidak banyak berbeda dengan gedung yang bersifat statis dan
memerlukan pondasi untuk memantapkan dan menstabilkan posisi dan
kedudukan bangunan tersebut.

cX 
   

Silo yang terdapat di Port Giles, Australia Selatan, yang digunakan untuk
menampung gandum

Penyimpanan hasil tanaman berupa biji-bijian dapat dilakukan


secara curah atau karung. Bangunan penyimpan biji-bijian curah umumnya
berbentuk lumbung atau silo berupa silinder tegak. Di Indonesia, yang saat
ini digunakan adalah lumbung yang berbentuk rumah panggung persegi.
Pada penyimpanan dengan sistem karung, biji-bijian dimasukan ke dalam
karung dan disimpan di gudang secara berumpuk-tumpuk.

Sedangkan penyimpanan buah-buahan, sayur-sayuran, hasil ternak,


dan hasil pertanian lainnya yang cepat membusuk akibat serangan mikroba
dan jamur, umumnya disimpan di ruangan berpendingin.

4. Bangunan untuk penyimpanan bahan, alat, dan mesin budidaya pertanian

Jenis bangunan ini sangat penting dalam usaha tani skala besar dan
komersial. Kondisi yang harus dipenuh dalam konstruksi bangunan
pertanian jenis ini adalah faktor keselamatan dan kesehatan kerja, mengingat
bahwa bangunan ini berguna untuk menyimpan bahan-bahan yang
diperlukan dalam kegiatan budidaya pertanian seperti benih, bahan-bahan
kimia seperti pupuk, pestisida, dan bahan bakar serta alat dan mesin
pertanian seperti traktor. Sebaiknya bangunan ini dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan seperti pemadam kebakaran serta pintu darurat. Konstruksi
bangunan juga sebaiknya tahan api dan tidak mudah runtuh dalam kondisi
apapun. Kebutuhan fasilitas lainnya disesuaikan, misalnya untuk bangunan
penyimpanan traktor dan implemennya, diperlukan pintu yang besar.

c 
   

5. Bangunan pertanian lainnya

Dalam usaha tani komersial, biasanya ada banyak jenis bangunan


pertanian karena banyaknya kebutuhan, misalnya infrastruktur jalan menuju
ladang atau kandang, pagar, bendungan, dan sebagainya.

L.Pengendalian lingkungan pada bangunan pertanian

Bangunan pertanian harus mampu mengatasi pengaruh buruk dari


lingkungan di luar bangunan. Pengendalian lingkungan di dalam bangunan
pertanian meliputi cahaya, temperatur, kelembaban, komposisi gas, dan
sebagainya. Untuk mempertahankan temperatur lingkungan di dalam suatu
bangunan pertanian, harus ada keseimbangan antara input dan output sumber
panas di dalam bangunan tersebut. Panas dapat masuk ke dalam bangunan
pertanian dari berbagai sumber, misalnya aliran udara masuk, peralatan mekanis,
lampu pencahayaan, aktivitas manusia, dan panas yang dihasilkan dari tanaman
maupun hewan di dalamnya. Sedangkan, panas dapat keluar dari bangunan
pertanian melalui udara keluar, konduksi bangunan pertanian, penyerapan panas
oleh elemen-elemen dalam bangunan, dan sebagainya. Besarnya kehilangan panas
konduksi dari suatu bangunan bergantung pada resistansi aliran panas pada
bangunan, luas dinding dan atap, serta perbedaan temperatur antara struktur
bangunan dan atmosfer.

Nilai konduktivitas panas bahan


Bahan Nilai konduktivitas (W/m.K´
Udara 0,024
Hidrogen 0,17
Air 0,61
Busa poliuretan 0,026
Polistirena 0,034
Papan gabus 0,043
Kayu 0,115

c 
   

Salju 0,17-0,52
Gelas 0,34-1,21
Tanah 1,04-1,73
Beton 1,73
Baja 45,00
Aluminium 212,80
Tembaga 385,80

M.Pengendalian lingkungan pada bangunan produksi tanaman

Faktor lingkungan yang ada dalam greenhouse adalah cahaya, temperatur,


kelembaban, aliran udara, komposisi udara, dan media tanam. Sedangkan arah
pengendalian faktor lingkungan tersebut bergantung pada tujuan penggunaan
greenhouse. Pada daerah dengan empat musim, greenhouse digunakan untuk
melakukan kegiatan bercocok tanam di musim dingin atau menanam tanaman
pertanian yang tidak sesuai dengan iklim dan musim setempat dengan
mengendalikan kondisi lingkungan di dalamnya. Misalnya, untuk menghindari
udara dingin, ventilasi diminimalisasi sehingga udara dingin luar tidak dapat
masuk dan panas yang terperangkap di dalam tidak keluar dengan mudah.
Umumnya, tipe rumah kaca seperti ini membutuhkan bahan transparan yang
sangat bening namun tidak dapat ditembus oleh gelombang inframerah yang
dipancarkan oleh tanaman di dalamnya setelah menerima cahaya matahari
sehingga panas di dalam dapat dipertahankan. Bahan konstruksi bangunan juga
perlu diperhatikan, yaitu harus terbuat dari bahan dengan konduktivitas termal
yang rendah untuk mencegah hilangnya panas keluar dari bangunan dan yang
tahan terhadap cuaca ekstrim.

Untuk penggunaan di wilayah tropis, greenhouse umumnya digunakan


untuk melindungi tanaman dari hujan dan mencegah serangan hama dan penyakit,
akibat tingginya kelembaban udara wilayah tropis karena curah hujan yang tinggi
serta temperatur yang tinggi. Untuk itu, dinding greenhouse umumnya terbuat dari
kain kasa yang cukup rapat namun masih memungkinkan aliran udara dari luar

c 
   

masuk ke dalam maupun sebaliknya. Selain itu, atapnya berventilasi sehingga
udara panas di dalam dapat keluar dengan mudah. Untuk pemilihan bahan
konstruksi bangunan, tipe greenhouse ini tidak membutuhkan jenis bahan
pertanian khusus melainkan bahan yang tahan terhadap korosi mengingat wilayah
tropis memiliki kelembaban udara yang tinggi.

Untuk penggunaan di daerah gurun, rumah kaca berfungsi untuk


menurunkan temperatur udara di dalam sehingga tidak sepanas udara di
lingkungan luar. Hal ini bertujuan agar tanaman dapat tumbuh, karena pada
umumnya kondisi gurun terlalu ekstrim untuk tanaman pertanian. Tipe
greenhouse seperti ini umumnya tertutup dengan atap yang tidak bening, namun
agak teduh untuk mengurangi intensitas cahaya yang masuk. Pengendalian
kelembaban udara juga diperhatikan, mengingat lingkungan gurun sangat kering.

Masalah yang mungkin timbul dari rapatnya konstruksi greenhouse dan


cenderung tertutup dari lingkungan luar adalah kadar karbon dioksida. Ventilasi
yang terlalu rapat dapat menyebabkan turunnya kadar karbon dioksida dalam
greenhouse. Fotosintesis yang terjadi di dalam greenhouse cenderung lebih intens
dibandingkan dengan kondisi di luar, menyebabkan penyerapan karbon dioksida
melebihi kondisi normal. Hal ini dapat diatasi dengan memperkaya kandungan
karbon dioksida di dalam greenhouse dengan suatu generator agar kadar kardon
dioksida di dalam tidak jatuh hingga di bawah normal.

N.Pengendalian lingkungan pada bangunan produksi ternak

Hubungan antara hewan ternak dan faktor lingkungannya sangat


kompleks; pemahaman terhadap hal ini sangat penting untuk menciptakan
lingkungan mikro hewan yang sesuai bagi pertumbuhan hewan. Pemenuhan
kondisi lingkungan yang sesuai merupakan salah satu syarat menciptakan
kenyamanan bagi hewan ternak yang pada akhirnya akan memberikan
produktivitas terbaiknya.

c8 
   

Kondisi temperatur yang baik bagi hewan yaitu kondisi di mana hewan
ternak tidak menunjukkan gejala responsif terhadap temperatur. Temperatur juga
mempengaruhi tingkat kenyamanan hewan ternak, di mana temperatur
kenyamanan bagi setiap jenis hewan ternak dan dalam kondisi tertentu berbeda-
beda. Hal ini berarti memerlukan desain kandang yang berbeda untuk setiap jenis
hewan ternak dalam setiap kondisi (kandang untuk hewan ternak yang baru lahir,
kandang untuk hewan ternak yang sedang hamil, kandang untuk hewan ternak
yang sedang sakit, dan sebagainya´. Karena sesungguhnya, sulit untuk
menciptakan kondisi temperatur yang berbeda bagi hewan yang berbeda pada satu
kandang. Meski hewan ternak memiliki adaptasi homeostasis (pengkodisian
temperatur tubuh atau mempertahankan temperatur tubuh dan menyesuaikan diri
dengan lingkungan untuk menciptakan kenyamanan bagi dirinya sendiri´, namun
hal itu membutuhkan energi yang tinggi dari hewan tersebut, yang dapat
mengakibatkan berkurangnya hasil hewan ternak yang dikehendaki.

Pengaturan temperatur dalam satu kandang dapat dilakukan dengan


pengaturan ventilasi. Jenis-jenis ventilasi yaitu ventilasi alamiah, dan ventilasi
mekanis di mana AC dan tungku penghangat juga termasuk di dalamnya.

Fasilitas di dalam kandang hewan ternak dibangun dengan memperhatikan


aspek tingkah laku dan kesehatan hewan. Umumnya hewan ternak termotivasi
untuk beristirahat, makan, minum, dan bergerak-gerak tergantung kondisi
lingkungan dan fisiologis yang didapatkan oleh hewan, dan itu membutuhkan
adaptasi struktur terhadap hal-hal tersebut, seperti contoh, sapi menghabiskan
sebagian besar hidupnya dengan beristirahat, sehingga diperlukan konstruksi
kandang yang memungkinkan bagi sapi untuk merasa nyaman ketika ia
beristirahat.

Faktor lainnya yang digunakan untuk konstruksi kandang hewan adalah


pembebanan terhadap lantai kandang oleh peralatan-peralatan kandang dan beban
hewan ternak. Selain itu, diperlukan konstruksi lantai yang mudah dilakukan
pembersihan dan anti slip, khususnya pada kandang hewan ternak besar untuk
mencegah terjadinya kecelakaan bagi hewan ternak. Selain itu, diperlukan
c 
   

drainase yang baik agar kotoran dan sisa-sisa makanan serta air yang tergenang
tidak menjadi sarang penyakit.

Material yang digunakan dalam konstruksi kandang di segala aspek secara


umum harus resisten terhadap hal-hal berikut:

ë Serangan bahan kimia dan pelapukan


ë Kondisi iklim dan temperatur ekstrim
ë Pengaruh hama
ë Pengaruh kegiatan pencucian kandang (tekanan air dan sebagainya´

  ’ Ê 

Metodologi praktikum ini adalah dengan mengamati secara langsung tipe-


tipe bangunan pertanian di lapangan, mencatat tiap bagian bangunan serta
mengambil gambar bangunan dengan kamera sebagai bukti praktikum. Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Senin, 7 Juni 2010 di lahan percobaan Fakultas
Pertanian Universitas Sriwijaya.

0 
   

 Ê 
  

A.Rumah Tanaman

Rumah tanaman yang t apat di lahan percobaan Fakultas Pertanian


Uni ersitas Sri ijaya adalah tipe rumah bangunan tanaman untuk perlindungan
terhadap sinar matahari langsung dan perlindungan dari hujan. Struktur bangunan
rumah tanaman tersebut memiliki panjang 21 m, lebar 16 m, dan tinggi bangunan
sekitar 3.75 m serta tinggi atap sekitar 3 m. rumah tanaman ini berbentuk persegi
dan struktur penopang bangunan menggunakan tiang besi dan bagian tengah
bangunan ditopang oleh 8 buah tiang besi (terlihat pada gambar di bawah yang
dilingkari) dan tinggi masing-masing tiang besi itu sekitar 2.5 m. Dinding rumah
tanaman itu tidak terbuat dari kaca atau plastic melainkan dengan menggunakan
jaring-jaring kawat.

Struktur bagian atap tidak menggunakan bahan dari kaca atau plastic tetapi
dengan menggunakan kasa plastic yang berlubang serta bewarna hitam. Tujuan
dari penggunaan kasa plastic ini adalah bukan untuk merangkap panas, tetapi
untuk melindungi tanaman dari sinar matahri langsung dan hujan.

Tanaman yang terdapat dalam rumah tanaman tesebut adalah berupa


tanaman hias seperti ÿ ÿ  , palem,
! !" , suji, purin, asoka hitam,
 ! , duku, jambu merah, bambu merah, lidah mertua dan lain-lainnya.

c 
 

Isi dari rumah tanaman yang terdapat di lahan percobaan. Sebagian besar berisi
tanaman hias

Rumah tanaman merupakan sebutan untuk tempat tanaman dibudidayakan


atau hanya sekadar tempat perlindungan. Rumah tanaman memiliki banyak fungsi
dan memiliki struktur bangunan yang berbeda ditiap belahan dunia. Sebagai
contoh di negara empat musim atau subtropics, rumah tanaman lebih sering disbut
rumah kaca atau greenhouse. Rumah kaca adalah suatu struktur dengan atap kaca
atau plastik dan sering kaca atau dinding plastik; itu memanas karena radiasi
matahari masuk terlihat dari matahari diserap oleh tanaman, tanah, dan hal-hal
lainnya di dalam gedung. Greenhouse yang dibangun di wilayah tropis umumnya
tidak melindungi tanaman dari temperatur udara luar. Hal ini karena konstruksi
tembok yang tidak kedap udara dan atap yang berventilasi, memungkinkan udara
panas naik dan keluar dari greenhouse. Namun greenhouse ini dapat melindungi
tanaman dari hujan dan serangan hama.

Rumah kaca di negara subtropis (kiri´ dan rumah kaca di negara tropis (kanan´
 
   

Rumah kaca dapat dibagi ke dalam rumah kaca rumah kaca kaca dan
plastik. Plastik banyak digunakan adalah PEfilm dan lembar multiwall di PC atau
PMMA. rumah kaca kaca komersial untuk sayuran atau bunga sering sarana
produksi berteknologi tinggi. Rumah kaca kaca penuh dengan peralatan seperti
instalasi skrining, pemanasan, pendinginan, pencahayaan dan dapat secara
otomatis dikendalikan oleh komputer.

B.Bangunan Peternakan

Bagunan peternakan yang terdapat di lingkungan Fakultas Pertanian


adalah kandang kambing peranakan Etawa dan kandang ayam serta kandang
burung puyuh. Pada bangunan kandang kambing memiliki panjang sekitar 6 m,
lebar sekitar 3 m, dan tinggi 4 m. Jika dilihat dari ukurannya, kandang kambing
tersebut bukanlah kandang kambing yang besar.

Struktur bangunan kandang kambing

Kandang itu hanya dapat menampung 10 ekor kambing. Kemudian dari


struktur bangunannya dinding dan lantai terbuat dari papan kayu dan terdapat
jaring-jaring kawat yang berfungsi sebagai ventilasi udara dan memudahkan sinar
matahari masuk. Bangunan kandang tersebut bentuk rumah panggung, fungsinya
agar kotoran kambing dapat langsung jatuh ke bawah dan mudah dibersihkan.
Kemudian atap yang digunakan adalah seng. Pada bagian bawah pondasi kandang
sudah dicor atau diberi semen.

 
   

Kemudian bangunan kandang burung puyuh. Bangunan ini terbuat dari
papan kayu dengan panjang sekitar 6 m, lebar sekitar 3.5 m, dan tinggi sekitar 4
m. Dinding bangunan tersebut dari beton dan bagian atas bangunan terdiri dari
jaring-jaring kawat. Sebagian jaring kawat ditutupi plastik yang berfungsi untuk
mencegah masuknya air hujan secara langsung ke kandang burunh puyuh. Pada
bagian atap terbuat dari kayu dan atap sendiri dari seng.

Struktur bangunan kandang burung puyuh

Perlu diperhatikan dalam perawatan kandang baik kandang kambing dan


juga kandang burung puyuh yaitu adalah sanitasi dan tempat pembersihan dari
kotoran hewan tersebut. Secara rutin kandang harus dibersihkan, dan usahakan
kandang selalu dalam keadaan bersih dan kering. Kandang yang basah dan terlalu
lembab dapat menyebabkan produktivitas hewan ternak tidak maksimal
dikarenakan sakit. Terutama bagi hewan unggas, dimana kandang harus selalu
steril dan tidak kotor. Agar tidak muncul penyakit, seperti flu burung dan
sejenisnya. Bagi kandang kambing, dimana kotoran harus sesering mungkin
dibersihkan, dan kandang tidak basah dan lembab. Karena dapat menimbulkan
penyakit kulit pada kambing dan juga dapat terinfeksi bakteri Antrax. Kandang
juga harus disterilkan sesuai jadwal dan hewan ternak diberi vaksinasi agar kebal
dari berbagai penyakit. Dengan demikian produktivitas hewan ternak akan
maksimal.

X 
   

p Ê ’   

I. KESIMPULAN

Dari penjabaran dan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa:

ë Lingkungan dan bangunan pertanian adalah salah satu cabang disiplin ilmu
dalam teknik pertanian yang fokus pada pengendalian lingkungan dalam
bangunan pertanian untuk pertumbuhan produksi dan mempertahankan
mutu hasil pertanian.
ë Aspek lingkungan meliputi temperatur, kelembaban, cahaya, kualitas dan
aliran udara, bau, hama dan penyakit, dan sebagainya yang mempengaruhi
kenyamanan, produktivitas, dan kualitas dan masa simpan suatu produk
hasil pertanian.
ë Terdapat pembagian bangunan-bangunan pertanian yaitu, bangunan untuk
produksi tanaman (rumah tanaman, greenhouse´, bagunan peternakan
(kandang´, bangunan penyimpanan hasil pertanian (gudang, silo, dolog´,
bangunan untuk menyimpan alat dan mesin pertanian.
ë Rumah tanaman merupakan sebutan untuk tempat tanaman dibudidayakan
atau hanya sekadar tempat perlindungan.
ë Struktur bangunan dan bahan bangunan rumah tanaman banyak
macamnya. Ada yang terbuat dari kaca, plastik, dan fiberglass, bahan itu
biasa digunakan di negara subtropis karena untuk merangkap panas yang
baik untuk pertumbuhan tanaman.
ë Sedangkan struktur rumah tanaman di negara tropis dengan menggunakan
jaring-jaring kawat dan atap dengan kasa plastic, yang fungsinya tempat
naungan dari sinar matahari langsung dan hujan.
ë Pada bangunan kandang harus memperhatikan sirkulasi udara dan sanitasi.
Bangunan peternakan/kandang seperti pada kambing biasa dibuat rumah
panggung agar mudah dalam pembersihan kotorannya. Kalau untuk hewan
unggas juga harus diperhatikan adalah sirkulasi udara dan sanitasi serta
pencahayaan.

 
   

II.SARAN

Untuk negara tropis seperti Indonesia, rumah kaca tidak efektik digunakan
sebagai tempat pembudidayaan tanaman, karena fungsi dari rumah kaca adalah
untuk merangkap energy panas dari matahari, jika diterapkan di negara tropis,
akan mematikan tanaman di dalamnya. Maka lebih tepat digunakannya rumah
tanaman/rumah kaca yang terbuat dari kasa plastic berlubang dan dinding rumah
rumah tanaman dari jaring kawat. Dengan demikian tanaman dapat terlindungi
dari sinar matahari langsung dan hujan.

Untuk bangunan kandang, lebih diperhatikan sanitasi dan tempat


pencahayaan alami. Sanitasi sangat dibutuhkan dalam pengembangan usaha
ternak. Karena dapat mempengaruhi produktivitas hewan ternak dari segi
kesehatan. Kandang yang baik adalah kandang yang selalu dibersihkan kotoran
hewan secara berkala dan kandang tidak basah dan lembab. Sterilisasi kandang
secara berkala dapat memperkecil terjangkitnya penyakit yang dapat menyerang
hewan ternak kapan saja dengan vaksinasi secara berkala tentunya.

 
   

’     

Rokhani, H. 2009. „          „


  .
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor.

http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan_Bangunan_Pertanian (diakses pada


tanggal 11 Juni 2010´

http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_Kaca (diakses pada tanggal 11 Juni 2010´

 
   



8 
   


Você também pode gostar