Você está na página 1de 1

Ada kemunduran berdemokrasi di Untan (?

Dalam minggu-minggu terakhir ini di Untan diselenggarakan pemilihan Dekan di enam


fakultas. Sejauh yang dapat dilihat di media massa, pemilihan itu dilaksanakan oleh para
anggota senat fakultas masing-masing. Katanya, langkah itu didasarkan atas aturan yang
berlaku saat ini.

Pemilihan rector dan dekan yang terakhir sebelum ini dilakukan secara langsung. Para
dosen memberikan suaranya langsung di kotak suara. Saat itu, katanya aturannya tidak
demikian, namun demi mewujudkan demokrasi yang lebih baik cara seperti itu
dilakukan. Warga Untan menyetujuinya. Kecuali Fakultas Teknik yang bertahan dengan
cara pemilihan lewat Senat Fakultas.

Salah satu indikator utama dari berdemokrasi adalah ’kekuasaan di tangan semua
anggota’. Namun, karena tidak mungkin dilaksanakan secara faktual, kewenangan itu
diserahkan kepada seseorang. Ia diserahi wewenang sebagai pemimpin. Ia diserahi
wewenang untuk mengatur dan menjaga agar semua anggota dapat memenuhi kewajiban
dan hak-haknya.

Namun, agar wewenang itu tidak menjadi sewenang-wenang maka juga disertai dengan
berbagai aturan. Dengan tujuan, agar si pemimpin tidak membuat dirinya sendiri
memiliki wewenang tanpa batas.

Salah satu cara pemberian wewenang untuk menjadi pemimpin adalah melakukan
pemilihan. Ada dua cara pemilihan, yaitu pemilihan secara langsung dan pemilihan
secara perwakilan. Pemilihan langsung berarti setiap anggota memberikan pilihannya
kepada siapa wewenang memimpin dirinya itu diserahkan.

Pemilihan secara perwakilan berarti para anggota menyerahkan wewenang itu melalui
wakil-wakilnya. Di Universitas, para dosen diwakili oleh anggota senat (universitas atau
fakultas). Mereka, para anggota senat, diasumsikan membawa suara-suara dari dosen
yang diwakili dalam menjatuhkan pilihannya.

Saat ini, dalam memilih pimpinan fakultas (Dekan) di lingkungan Universitas


Tanjungpura menggunakan cara kedua, yaitu pemilihan melalui senat.

Yang perlu dipertanyakan adalah sungguhkah para anggota senat fakultas itu membawa
suara-suara para dosen yang diwakili atau justru sebaliknya hanya membawa suaranya
sendiri. Kalau jawaban pertanyaan yang pertama ‘sungguh’, berarti demokrasi di
Universtas tanjungpura sudah berjalan. Tetapi, kalau jawaban dari pertanyaan ini adalah
‘tidak’ maka demokrasi di universitas tanjungpura masih perlu dipertanyakan.

Apa jawabannya, kita tunggu penjelasan mereka.

Dr. Leo Sutrisno


Dosen FKIP Untan

Você também pode gostar