Você está na página 1de 14

AKU DIEWE TETANGGA BARU

aku punya tetangga baru, si bapak lelaki tampan umur kukira 40an, atletis
badannya, istrinya kliatannya umurnya beda jauh sama si bapak dan
seorang anak lelaki, masi balita. Aku pertama2 kenal keluarga itu melalui
sang istri, kemudian kenal dengan seluruh kluarga. Si bapak, yang aku
panggil mas itu sering melahap tubuhku dengan pandangan yang lapar,
padahal dia punya istri yang belon tua dan cukup sexy dan cantik, masi ja
jelalatan ngeliatin aku. Pelahap memek juga rupanya (ni niru pelahap
mautnya Harpot). Ya aku biarkan aja dia ngeliatin aku kaya gitu, malah aku
sengajain kalo kerumahnya aku gak pake bra sehingga dia bisa melihat
goyangan toketku kalo aq bergerak, pernah dia gak nahan dan kebetulan
istrinya ada diruang laen, dia menepuk pantatku sambil berbisik, "Nes
kamu bahenol banget deh". "Ih si mas, genit, ntar ketauan mbaknya lo",
jawabku sambil tersenyum, "tapi mas suka kan liat aku". Sengaja aku bikin
dia tambah penasaran. "Banget". Aku tertawa ja mendengar jawabannya.
Ya sampe disitu ja omongan nakalnya karena ada istrinya dirumah.

Sampe pada satu hari, mereka berencana keluar kota mengunjungi mertua
si mas. Rencananya pulang ari, si mbak minta aku nungguin rumah, aku
iyakan aja, walaupun tau si mas kan nyopirin mobil keluar kota. Waktu
mereka berangkat, si mas berbisik saat kita berdua ada diluar rumah,
"sayang aku mesti nyopir". "Kalo enggak?" Gak keburu dia jawab, istri dan
anaknya dah kluar rumah. Sepeninggal mereka, aku gak da kerjaan ya
brosing rumahnya ja he he. Karena mereka percaya banget ma aku, gak
da tuang yang dikunci, demikian pula lemari kuncinya nempel dipintunya
semuanya. Aku memang gak niat buat nyolong, cuman iseng ja pengen tau
apa aja si yang mereka punya. Mulai dari ruang tamu, gak da yang aneh,
ruang makan pun demikian pula, kecuali dilemari es banyak sekali
disediain makanan jadi dehingga aku tinggal ngangetin pake microwave. Di
kamar anak juga maenan mlulu, maka terkahir aku brosing dikamar mreka.
Besar kamarnya, ranjang besar, jendelanya juga besar2 sehingga terang
sekali siang itu tanpa menyalakan lampu. Aku melongok kelemari, isinya
pakean mulu, si mbak demen banget blanja rupanya sampe lamrinya
penuh ma pakean sedang pakean si mas cuma setumpuk saja, gak
sebanyak pakean istrinya. Aku melihat2 perangkat audio visual yang ada di
kamarnya. Mataku tertumbuk pada seonggok film dvd, kulihat satu persatu,
sampe pada dua dvd yang gak da judulnya, yang lainnya ada judulnya
semua dan umunya filme terbaru yang masi diputar di bioskop. Aku
penasaran juga ma 2 dvd tanpa judul itu. Aku keluar kamar karena diruang
keluarga yang merangkap ruang makan ada juga pengakat audiovisual
malah dengan tv lcd 42 inch. Pembantu gak ada karena memang
pembantu mereka pulang, alias gak nginep. si mbak takut pembantunya
dimakan ma suaminya kali, karena aku liat pembantunya masi abege juga,
lumayan manis lah. Karena aku sendirian ya aku santai ja, pintu depan
sudah kukunci dan kuncinya kucabut, kuletakkan di meja dekat pintu itu.
Aku rebahan di sofa dan menyalakan dvd dengan remote control. Rupanya
film bokep, bule ma cewek tampang asia, diawal film gak tau cewek thai pa
indonesia, mirip banget sih, kalo dari omongannya sih cewek thai. Mereka
maennya dipinggir kolam renang. Aku jadi hanyut melihatnya, palagi waktu
tu cewek ngemut kontol si bule yang besar dan panjang. Memekku
langsung gatel liatnya, kebetulan dah lama juga aku gak ngrasain kon tol
ngegesek memekku kluar masuk sejak bubaran ma cowokku. Aku milai
menggosok2 memekku sembari memlintir2 pentilku. Karena pakean
menghalangi keasikanku, maka akupun berbugil ria ja, lagian dirumah
ndirian kan. aku ngangkang sembari ngilik tilku dan memilin pentil sembari
terdanag meremas toketku sendiri. Aku makin terhanyut sampa akhirnya
akupun klimax, film dah lama abis gak aku perhatiin. Aku ampe lemes
saking asiknya ngilik diri ndiri. aku haus, aku ambil airputih dingin dari
lemari es dan memasang film kedua, wah 3 some rupanya. pemainnya
orang jepang dan ceweknya thai juga. Kontol jepang gede2 juga rupanya,
tu cewek dibolak balik ma 2 lelaki jepang itu, aku kembali terhanyut dan
melakukan ngilik ronde ke 2. Itilku jadi sasaran, juga jari tengah
kumasukkan ke memekku untuk menggesek gspotku sembari terus
memilin pentil dan merems2 toketku ndiri. sampe akhirnya aku klimax lagi,
lebi dahsyat rasanya klimax yang kedua ini, sampe aku lemes banget. Aku
tertidur setelah 2 kali klimax, gak tau brapa lama.

Aku terbangun karena ada yang manggil2 aku, "Nes, ngapain". Aku buka
mata dan kaget melihat si mas dengan matanya yang berbinar2 sedang
melahap tubuh tlanjangku. "wah kamu mrangsang sekali Nes, maen ndiri
ya, gak ngajak2 si". Aku segera duduk dan menutupi badanku yang
telanjang itu dengan bantal besar. "Gak usah malu, aku dah liat lama kok
badan kamu, asik banget deh Nes, jadi pengen ikutan maen ma kamu,
mau gak?", katanya sembari menarik bantal dari pelukanku. "Kok mas dah
pulang, mbaknya mana?" "Mreka mo ngeinep, jadi aku pulang ja karena
besok mesti kerja, lusa nanti aku jemput mreka lagi. Besok ada miting
penting yang aku haruis hadiri dan hari ini ada miting yang lebi penting lagi
ma kamu, mau ya Nes". Aku sampe gelagepan ketika dia duduk
disebelahku dan menarik aku ke pelukannya. "Kamu rajin olahraga ya,
makanya badan kamu kenceng dan montok". "Memang aku rutin berenang
di club house. Aku jadi member disana, untuk menghindari orang2 jail yang
suka usil kalo liat prempuan berenang pake bikini". "Wah seksi banget,
pengen aku ngeliat kamu pake bikini". Skarang kan mas dah liat aku
tlanjang, ngapain lagi liat aku pake bikini". Kusautin ja omongannya, dah
nanggung, aku juga pengen kok maen ma dianya. Biar tadi dah 2 kali
bucat, tapi kan lebi afdol kalo bucat gak pake jari tangan tapi pake jariny
tengahnya yang ada dislangkangannya.

Dia mulai merayuku "Kamu seksi sekali Nes, toket kamu besar, pantat
kamu juga padet. Apalagi jembut kamu juga lebat", katanya sambil
mengelus tanganku. "Sejak liat kamu pertama kali, aku dah pengen banget
ngentotin kamu, skarang baru kesampaen". "Mangnya aku dah bilang mau
dientot mas?" Jawabku mengganggunya. Berhasil, dia jadi penasaran
sampe menghiba2, "Mau ya Nes, aku dah lama nunggu kesempatan ini,
masak mo dilewatkan bgitua aja. Kamu mo apa, aku beliin deh". "aku gak
mo apa2 kok mas, aku mau kon tol mas ajah". "Na gitu dong". Tangan
lainnya mulai mengelus2 pundakku. "mangnya kalo jembutnya lebat
kenapa mas", tanyaku. "Prempuan yang jembutnya lebat, napsunya besar,
kalo maen gak puas kalo cuma seronde, mesti berkali2 baru puas, iya
kan", jawabnya. Aku tidak menjawab, kepalaku kusenderkan dipundaknya.
"Nes pahamu mulus sekali ya", katanya. "Ah., ma ngegombal
neh".balasku. Kurasakan tangannya mengelus dan mengusap pahaku, aku
diam saja, aku menikmatinya, napsuku makin lama makin berkobar. Aku
menggelinjang ketika jari tangannya mulai menggosok pangkal paha dekat
memekku. Kelihatan sekali selangkangannya menggembung, rupanya dia
juga sudah napsu sekali. Dia menciumku, kurasakan bibirnya yang hangat
menyentuh bibirku dengan lembut. Kurasakan lidahnya mencari-cari
lidahku dan maka kusambut dengan lidahku pula, aku melayani hisapan-
hisapannya dengan penuh napsu. Separuh tubuhnya sudah menindih
tubuhku, terasa gembungan di selangkangannya menempel di pahaku
sedangkan tangan kirinya telah berpindah ke toketku. Dia meremas toketku
dengan lembut sambil menghisap bibirku. Tanpa canggung lagi kurengkuh
tubuhnya, kuusap
punggungnya. Dadaku berdesir enak sekali, remasan jarinya sangat ahli,
kadang pentilku dipelintir sehingga menimbulkan sensasi yang luar biasa.
Nafasku makin memburu ketika dia melepas ciumannya. Kutatap
wajahnya, dia tersenyum dibelainya wajahku. "Nes kamu cantik" dia
memujaku. "Bagaimana Nes? kita teruskan?" tangannya masih mengusap
rambutku. "Ya iyalah mas, dah nanggung gini". ,dia juga melepaskan
semua yang melekat dibadannya, sehingga telanjang utuh. Seluruh
tubuhnya mengkilat karena keringat, kontolnya panjang dan besar berdiri
tegak. "Wow, jembutmu dah basah ya, kamu pasti sudah napsu banget ya
Nes", katanya tersenyum. Kubiarkan tangannya membuka selangkanganku
lebar-lebar. Kulihat memekku telah merekah kemerahan bibirnya mengkilat
lembab, itilku terasa sudah membesar dan memerah, memekku telah
terbanjiri oleh lendir yang siap melumasi setiap barang yang akan masuk.

Dia membungkuk, menyingkirkan jembutku dan mulai menjilat bagian kiri


dan kanan memekku, terasa nikmat sekali aku menggeliat, lidahnya
menggeser makin ke atas ke arah itilku, kupegang kepalanya dan aku
mulai merintih kenikmatan. Beberapa lama dia menggeserkan lidahnya
diatas itilku yang makin membengkak. Karena kenikmatan tanpa terasa
aku telah menggoyang pantatku, kadang kuangkat kadang ke kiri dan ke
kanan. Tiba-tiba dia melakukan sedotan kecil di itilku, kadang disedot
kadang dipermainkan dengan ujung lidah. Kenikmatan yang kudapat luar
biasa,
gerakanku makin tak terkendali, "Mas, aduh.. mas, aku mau keluar".
"Bukannya waktu ngilik ndiri kamu dah kluar Nes". Aku gak menjawab,
kuangkat tinggi tinggi pantatku, aku sudah siap untuk bucat, tapi pada saat
yang tepat dia melepaskan ciumannya dari memekku. Dia menarikku
bangun dan menyorongkan kontolnya kemulutku. "Gantian ya Nes. aku
ingin kamu ngisep kontolku". Kutangkap kontolnya, terasa penuh dan keras
dalam genggamanku. Dia sudah terlentang disofa dan posisiku
membungkuk siap untuk mengulum kontolnya. Napsuku sudah sampai
puncak. Kutelusuri kontolnya dengan lidahku dari pangkal sampai ke
kepalanya yang mengkilat berkali-kali. "Ahhh, Enak sekali Nes" dia
berdesis. Kemudian kukulum dan kusedot-sedot dan kujilat dengan lidah
sedangkan pangkal kon tolnya kuelus dengan jariku. Suara desahannya
membuatku tidak tahan menahan napsuku.

Kusudahi permainan di kon tolnya, aku sudah setengah jongkok di atas


tubuhnya, kontolnya persis di depan memekku. "Mas, aku masukin ya, aku
pengen sekali". Dia hanya tersenyum. Kupegang kontolnya, kutempelkan
pada bibir memekku, kusapu-sapukan sebentar di itilku dan kepala
kontolnya kumasukan ke memekku, aku hampir terbang. Beberapa detik
aku tidak bergerak, tanganku masih memegangi kontolnya, ujung
kontolnya masih menancap dalam me mekku. Kurasakan kedutan-kedutan
kecil dalam memekku. Kuangkat sedikit pantatku, dan gesekan itu ujung
kontolnya yang sangat besar terasa menggeser bibir dalam dan itilku.
Kudorong pinggulku ke bawah makin dalam kenikmatan makin dalam,
separuh kontolnya sudah melesak dalam memekku. Kukocokkan kontolnya
naik-turun, kujepit kontolnya dengan otot dalam, kusedot ke dalam, kulepas
kembali berulang-ulang. "Oh.. Nes kamu hebat, jepitanmu nikmat sekali",
dia mendesis-desis, toketku diremas-remas dan membuat aku merintih-
rintih. Dia mengocokkan kon tolnya dari bawah. Aku merintih, mendesis,
mendengus, dan akhirnya kehilangan kontrolku. Kudorong pinggulku ke
bawah, terus ke bawah sehingga kon tolnya masuk semua ke me mekku.
Luar biasa nikmatnya. Dari posisi duduk, kurubuhkan badanku di atas
badannya, toketku menempel didadanya, perutku merekat pada perutnya.
Kudekap dia erat-erat. Tangan kirinya mendekap punggungku, sedang
tangan kanannya mengusap-usap pantatku.. Aku makin kenikmatan.
Sambil merintih-rintih kukocok dan kugoyang pinggulku, sedang kurasakan
kon tol besarnya meyodok-nyodok dari bawah.Tiba-tiba aku tidak tahan
lagi, kedutan tadinya kecil makin keras dan akhirnya meledak. Kutekan me
mekku ke kontolnya, kedutannya keras sekali, nikmat sekali. Dan hampir
bersamaan dari dalam me mek terasa cairan hangat, menyemprot dinding
rahimku. Beberapa menit aku terdiam di atasnya, dan kontolnya masih
menyesaki memekku. Kurasai me mekku masih berkedut dan makin
lemah. Disentuh bibirku dengan bibirnya. Aku tidak menyia-nyiakannya.
Dengan cekatan pula kujulurkan lidah kecilku untuk dinikmati dan kami
saling berpagutan ketat. Kuhisap mulutnya dia juga membalas tangkas
sampai aku hampir kehabisan nafas. "Mas, nikmat banget deh kon tol mas,
besar, panjang, keras lagi, memekku sampe sesek rasanya", kataku
setelah dia menyudahi ciumannya.

"Aku belum ngecret Nes", jawabnya. Kemudian dia meremas2 toketku.


Pentilku tak luput dari jarinya dan kurasakan pentilku mulai mengeras lagi.
"Mas, enjot lagi dong". Dia membalikkan posisi sehingga dia sekarang
diatas. Perlahan dia menggerakkan pantatnya kebelakang dan kedepan,
aku mulai kegelian dan nikmat. Kubantu dengan ikut menggerakkan
pantatku berputar, Dia mengerang menahan laju perputaran pantatku,
rupanya dia juga kegelian kalau aku menggerakkan pantatku. Ditahannya
pantatku kuat-kuat agar tidak berputar lagi, justru dengan menahan
pantatku kuat-kuat itulah aku menjadi geli dan berusaha untuk
melepaskannya dengan cara bergerak berputar lagi tapi dia semakin kuat
memegangnya. Kulakukan lagi gerakanku berulang dan kurasakan bijinya
menyentuh pantatku, licin dan geli. Rupanya dia termasuk kuat juga
berkali-kali kontolnya mengocek memekku masih tetap saja tidak
menunjukkan adanya kelelahan bahkan semakin meradang. Kucoba
mempercepat gerakan pantatku berputar semakin tinggi, kakiku mengamit
pinggangnya dia semakin tidak leluasa untuk bergerak sehingga aku bisa
mengaturnya, tetapi dia belum ngecret juga. memekku berbunyi kecepek2
saat kontolnya mengucek habis didalamnya aku kegelian hebat, tiba-tiba
aku merasakan getaran hebat dalam tubuhku, Aku mengerang, aku
menyerah aku tidak dapat menahan segala kenikmatan ini, "Terus.mas,
aku mau bucat lagi" ucapku, gerakanku semakin kencang dan toketku
bergoncang membuat dia tambah bernafsu mengentotiku. Pinggulku
terangkat saat merasakan puncaknya, memekku terasa becek sekali,
nafasku tersengal-sengal, badanku terasa lemas.

Belum lagi reda rasa nikmatku dia manarik kontolnya keluar dari memekku.
Melihat kontolnya yang besar itu membuat napsuku bangkit kembali lalu
dengan reflek kugenggam dan dengan lincah kumasukkan kepalanya
kedalam mulutku, kukocok lagi, sambil kuhisap kuat-kuat dan dengan
cepat mulutku maju mundur untuk mencoba merangsang agar air maninya
cepat ngecret. Mulutku mulai payah tapi air mani yang kuharapkan tak juga
keluar. Aku tersentak merasakan dia menarik kontolnya agak keras
menjauh dari mulutku dan dengan sigap dibukanya memekku dengan
tangan kiri dan tangan kanan menuntun kontolnya yang gede menuju
memekku. Didorongnya perlahan, dia melihatku sambil tersenyum dan
bleeesssss, digenjotnya kuat pantatnya kedepan hingga kontolnya kembali
menghunjam semuanya kedalam memekku. Aku menjerit. Aku berusaha
mengejan sehingga kontolnya merasa kupijit pijit. Dia mengenjotkan
kontolnya keluar masuk dengan keras dan cepat. Tidak lama kemudian
dipeluknya tubuhku sambil mengerang. "Nes, .. aku mau ngecret".
"Keluarin aja mas didalem" pintaku agar kenikmatan yang kurasakan
bertambah dan akhirnya air maninya menyemprot didalem memekku,
kurasakan ada semburan hangat dimemekku. Dia memelukku erat
demikian pula aku. Dia tersenyum puas. "Nes, . enak banget deh me mek
kecil seperti punyamu ini, memijit kontolku sampai nggak karuan rasanya,
aku puas Nes. Kamu?". Aku diam saja, dia juga tau kalo aku mendapatkan
kenikmatan luar biasa dari permainannya.

Dia memelukku lama sekali sambil beristirahat, terus dia mengajakku


kekamar. "Terusin diranjang ya Nes", katanya sambil mencabut kontolnya
dari memekku. Lemes saja kontolnya sudah besar, gak heran kalo
ngaceng menjadi besar banget dan panjang lagi. Dia masuk ke kamar
mandi, sedang aku tergolek diranjang. Keluar dari kamar mandi, dia
berbaring disebelahku. Kembali dia mengulum bibirku kuat- kuat.
Kupegang kontolnya sambil kukocok pelan2. Gak lama kemudian,
kontolnya mulai mengeras lagi. Luar biasa orang ini, baru ngecret sudah
bisa ngaceng lagi. Aku jilati kontolnya lagi, dia mulai menggelinjang dan
melenguh.
Mulai dari ujung kugerakkan masuk dan keluar dengan mulutku dia
semakin tidak karuan juga geraknya. Semakin cepat dan semakin cepat.
Kuhisap semakin kuat dan kuat, dia pun semakin keras erangannya. Dia
mulai mengelus memekku sehingga mulai basah kembali. Mulutku masih
penuh kontolnya dengan gerakan keluar masuk. Sesekali diremasnya
toketku saat dia merasa geli yang hebat. Kulepas mulutku dan kukocok
kontolnya naik turun. Kuhisap lagi berulang-ulang. Aku terus berusaha,
mulutku mulai payah, kugoyang-goyang bijinya, dia kegelian dan
mengucek memekku dalam dalam. "ahh, mas, geli", kataku sambil
melepaskan kontolnya dari mulutku. Kelihatannya dia sudah pengen
mengentoti aku lagi. Dimainkan pentilku, aku mendesah keenakan, setiap
ciuman ditubuhku membuatku geli dan membuat napsuku kembali
meningkat. Kurasakan jarinya bergerak makin liar di dalam memekku,
membuatku juga semakin liar, desahan dan eranganku makin keras.
Pantatku sedikit-sedikit terangkat karena jarinya, sedangkan toketku
sedang di lahapnya, dicium, di jilat, dan dikulum pentilnya, ah nikmat sekali
rasanya, beberapa kali dia mengecup daerah sekitar dada dan leherku,
"Mas, aku udah nggak tahan nih", erangku pengen segera dientot. "Nes,
sekal sekali pantatmu". katanya sambil meremas pantatku. Aku tersenyum
"suka kan". aku menggerakkan pantatku seperti meledeknya agar dia lebih
bernafsu, lalu dia menindihku, kurasakan sedikit demi sedikit kontolnya
masuk kememekku. "Mas, besarnya", aku menyukainya, kontolnya yang
besar dapat membuatku terlena, "ah enak banget mas". Dia terus
menggoyangkan pantatnya dan aku berusaha menandingi gerakannya,
tetapi aku merasa kewalahan. Satu tangannya meremas toketku, membuat
nafsuku terus memuncak hingga keubun-ubun. "Enak mas, terus mas"
kurasakan aku hampir bucat, aku tidak bisa menahan lagi, pantatku makin
naik, "Mas, aku nggak tahan ahhhh" aku mendesis seiring dengan
gerakanku yang melemah, aku lemas sekali rasanya tulangku hampir
lepas, akan tetapi segalanya bercampur rasa nikmat.
"Kenapa capek yah". aku mengangguk, nafasku terengah-engah dadaku
turun naik. "tapi aku belum ngecret, sebentar lagi yah", perlahan tapi pasti
kontolnya kembali disodok2an kedalam memekku. Goyanganku makin liar
membuat dia juga mendesah-desah keenakan. Kedua tangannya
meremas-remas kedua toketku, napsuku sudah benar-benar tinggi,
nafasku juga sudah makin tak teratur, dia begitu lihai dalam bercinta. Aku
merasa tidak dapat bertahan lebih lama lagi, frekuensi goyanganku
kutambah, lalu aku mencium bibirnya. Tubuh kami terus berpacu sambil
bermain lidah dengan liarnya sampai ludah kami menetes-netes di sekitar
mulut, eranganku teredam oleh ciumannya. Mengetahui aku sudah mau
bucat lagi, dia menekan-nekan bahuku ke bawah sehingga kon tolnya
menghujam makin dalam dan me mekku makin terasa sesak. Tubuhku
bergetar hebat dan jeritanku terdengar, perasaan itu berlangsung selama
beberapa saat sampai akhirnya aku terkulai lemas dalam pelukannya.

Aku hanya bisa pasrah saja ditindihnya. Dengan lembut dia mengecup
keningku, dari sana kecupannya turun ke pipi, hingga berhenti di bibir,
mulut kami kembali saling berpagutan. Saat berciuman itulah, kenikmatan
ini pun berlanjut, aku sangat menikmati gesekan-gesekan pada dinding
memekku. Toketku saling bergesekan dengan dadanya yang sedikit
berbulu, kedua pahaku kulingkarkan pada pinggangnya. Aku mendesah tak
karuan sambil mengigiti jariku sendiri. Sementara pinggulnya dihentak-
hentakkan diatasku, mulutnya tak henti-hentinya melumat atau menjilati
bibirku, wajahku jadi basah bukan saja oleh keringat, tapi juga oleh liurnya.

Telinga dan leherku pun tak luput dari jilatannya, lalu dia angkat lengan
kananku ke atas dan dia selipkan kepalanya di situ. Aahh..ternyata dia
sapukan bibir dan lidahnya di ketiakku yang halus tak berbulu itu sehingga
desahanku bercampur dengan ketawa geli. Aku kembali bucat. memekku
terasa semakin banjir, namun tak ada tanda-tanda dia akan segera
ngecret, dia terlihat sangat menikmati mimik wajahku yang sedang bucat.
Suara kecipak cairan terdengar jelas setiap kali dia menghujamkan
kontolnya. Tanpa melepas kontolnya, dia bangkit berlutut di antara kedua
pahaku dan menaikkan kedua betisku ke pundaknya. Tanpa memberiku
istirahat dia meneruskan mengocok memekku, aku sudah tidak kuat lagi
mengerang karena leherku terasa pegal, aku cuma bisa mengap-
mengap."Aku udah mau ngecret Nes", desahnya dengan mempercepat
enjotannya. Enjotannya makin cepat sampai akhirnya dia mengerang keras
dan air maninya menyemprot deras didalam me mekku. "Mas enak benget
deh", kataku lemes. "Iya Nes, aku juga nikmat banget ngecret dimemek
kamu", jawabnya. Dia mencabut kon tolnya dan terkapar disebelahku.
Tak lama kemudian aku tertidur kecapaian.Ketika aku terbangun hari
sudah gelap'
dia sudah tidak ada di ranjang. Aku bangun dan ke kamar mandi untuk
membersihkan diri. Keluar dari kamar mandi, dengan bertelanjang bulat,
aku keluar kamar. Dia sedang duduk di meja makan, hanya dengan
menggunakan celana pendek. Rupanya dia menyiapkan makan malam
buat kami berdua. Makanan yang ada dilemari es diangetin di microwave,
demian pula denga nasinya. DIa mengajakku makan, aku duduk
disebelahnya sambil menyantap makanan yang telah disediakan. "aku
pengen gelutin kamu pakai bikini Nes, bawa gak", rupanya dia belum puas.
"Mas belum puas?" tanyaku. "Puas sih puas", jawabnya, "tapi pengen lagi,
boleh kan". Dia masuk ke kamar mandi dan terdengar shower dinyalakan.
Aku bisa mendengarnya karena pintu kamar mandi tidak ditutup. Tak lama
kemudian, shower terdengar berhenti dan dia keluar hanya bercelana
pendek. Ganti aku yg masuk ke kamar mandi, aku hanya membasahi
tubuhku dan dalam keadaan basah dalemanku yang berupa bikini tipisku
kupakai. Keluar dari kamar mandi, dia berbaring diranjang dan melotot
melihat bodiku. Karena basah, maka apa yang ditutupi bikini tipis menjadi
tranparan. "Nes, kamu memang napsuin", katanya. Aku duduk
disebelahnya diranjang. Langsung saja kutarik celana pendeknya. Dia
sudah tidak memakai CD lagi. Begitu celananya kutarik, kontolnya
langsung melonjak berdiri. Tanganku bergerak menggenggam kontolnya.
Dia melenguh seraya menyebut namaku. Aku mendongak melirik
kepadanya. Nampak wajahnya meringis menahan remasan lembut
tangannku pada kontolnya. Aku mulai bergerak turun naik menyusuri
kontolnya yang sudah teramat keras. Sekali-sekali ujung telunjukku
mengusap kepala kontolnya yang sudah licin oleh cairan yang meleleh dari
liangnya. Kembali dia melenguh merasakan ngilu akibat usapanku.
Kocokanku sudah semakin cepat. Kurasakan tangannya menggerayang ke
arah toketku yang masih dilapisi bra tipis. Dengan lembut dia mulai
meremas-remas toketku di balik bra. Remasan tangannya langsung terasa
karena kain bra yang sangat tipis.

Tanganku menggenggam kontolnya dengan erat. Dia menarik ikatan braku


yang dipundak dan dipunggung sehingga bagian atas tubuhku terbuka.
"Nes, kamu memang cantik banget", Pentilku dipilin2nya. Aku masukan
kontolnya kedalam mulutku dan mengulumnya. Tangannya dengan leluasa
menggerayang ketoketku, kurasakan bibirnya mulai menciumi toketku.
Napsuku semakin berkobar. Jilatan dan kulumanku pada kontolnya
semakin mengganas sampai-sampai dia terengah-engah merasakan
kelihaian permainan mulutku. Dia kemudian menarik ikatan CDku. Aku
sudah telanjang. Dia membalikkan tubuhku hingga berlawanan dengan
posisi tubuhnya. Kepalaku berada di bawahnya sementara kepalanya
berada di bawahku. Kami sudah berada dalam posisi enam sembilan! Tak
lama kemudian kurasakan sentuhan lembut di seputar memekku. Tubuhku
langsung bereaksi dan tanpa sadar aku menjerit lirih. Tubuhku meliuk-liuk
mengikuti irama permainan lidahnya di memekku. Kedua pahaku
mengempit kepalanya seolah ingin membenamkan wajah itu ke dalam m
mekku. Kuakui ia memang pandai membuat napsuku memuncak.
kontolnya kemudian dikempit dengan toketku dan digerakkan maju
mundur, sebentar. "Nes, kamu sungguh cantik. Bodimu yahud", katanya
sambil menciumi bibirku, mencoba membuka bibirku dengan lidahnya.
Kurasakan tangannya mengelus paha bagian dalam. Aku mendesis dan
tanpa sadar membuka kedua kakiku yang tadinya merapat.

Dia menempatkan diri di antara kedua kakiku yang terbuka lebar.


Kurasakan kontolnya ditempelkan pada bibir memekku. Digesek-gesek,
mulai dari atas sampai ke bawah. Naik turun. Aku merasa ngilu bercampur
geli dan nikmat. me mekku yang sudah banjir membuat gesekannya
semakin lancar karena licin. Aku terengah-engah merasakannya.
Kelihatannya ia sengaja melakukan itu. Apalagi saat kepala kontolnya itu
menggesek-gesek itilku yang juga sudah menegang. "Mas.." panggilku
menghiba. "Apa Nes", jawabnya seraya tersenyum melihatku tersiksa.
"Cepetan.." jawabku. Ia sengaja mengulur-ulur dengan hanya menggesek-
gesekan kontolnya. Sementara aku benar-benar sudah tak tahan lagi
mengekang birahiku. "Aku sudah pengen dientot lagi mas", kataku. Aku
melenguh merasakan desakan kontolnya yang besar itu. Aku menunggu
cukup lama gerakan kontolnya memasuki diriku. Serasa tak sampai-
sampai. Maklum aja, selain besar, kontolnya juga panjang. Aku sampai
menahan nafas saat kontolnya terasa mentok di dalam, seluruh kontolnya
amblas di dalam. Dia mulai menggerakkan pinggulnya pelan2. Satu, dua
dan tiga enjotan mulai berjalan lancar. Semakin membanjirnya cairan
dalam memekku membuat kontolnya keluar masuk dengan lancarnya. Aku
mengimbangi dengan gerakan pinggulku. Meliuk perlahan. Naik turun
mengikuti irama enjotannya. Gerakan kami semakin lama semakin
meningkat cepat dan bertambah liar. Gerakanku sudah tidak beraturan
karena yang penting bagiku enjotan itu mencapai bagian-bagian peka di
me mekku. Dia tahu persis apa yang kuinginkan. Dia bisa mengarahkan
kontolnya dengan tepat ke sasaran. Aku bagaikan berada di surga
merasakan kenikmatan yang luar biasa ini. kontolnya menjejal penuh
seluruh memekku, tak ada sedikitpun ruang yang tersisa hingga gesekan
kon tol itu sangat terasa di seluruh dinding memekku. Aku merintih,
melenguh dan mengerang merasakan semua kenikmatan ini. Aku
mengakui keperkasaan dan kelihaian dia di atas ranjang. Yang pasti aku
merasakan kepuasan tak terhingga ngen tot dengannya. Dia bergerak
semakin cepat. kontolnya bertubi-tubi menusuk daerah-daerah sensitive.
Aku meregang tak kuasa menahan napsuku, sementara dia dengan
gagahnya masih mengayunkan pinggulnya naik turun, ke kiri dan ke kanan.
Eranganku semakin keras. Melihat reaksiku, dia mempercepat gerakannya.
kontolnya yang besar dan panjang itu keluar masuk dengan cepatnya.
Tubuhnya sudah basah bermandikan keringat. Aku pun demikian. Aku
meraih tubuhnya untuk mendekapnya. Kurengkuh seluruh tubuhnya
sehingga menindih tubuhku dengan erat. Kubenamkan wajahku di samping
bahunya. Pinggul kuangkat tinggi-tinggi sementara kedua tanganku
menggapai pantatnya dan menekannya kuat-kuat. Kurasakan semburan
demi semburan memancar kencang di dalam memekku. Aku meregang.
Tubuhku mengejang-ngejang. "Mas..", hanya itu yang bisa keluar dari
mulutku saking dahsyatnya kenikmatan yang kualami bersamanya. Dia
menciumi wajah dan bibirku. Kurasakan ciumannya di bibirku berhasil
membangkitkan kembali napsuku.

Kudorong tubuhnya hingga terlentang. Aku langsung menindihnya dan


menciumi wajah, bibir dan sekujur tubuhnya. Kembali kuemut kontolnya
yang masih tegak itu. Lidahku menjilat-jilat, mulutku mengemut-emut.
Tanganku mengocok-ngocok kontolnya. Kulirik dia kelihatannya menyukai
tindakan ini. Belum sempat ia akan mengucapkan sesuatu, aku langsung
berjongkok dengan kedua kaki bertumpu pada lutut dan masing-masing
berada di samping kiri dan kanan tubuhnya. memekku berada persis di
atas ko tolnya. "Akh" pekiknya tertahan ketika kontolnya kubimbing
memasuki memekku. Tubuhku turun perlahan-lahan, menelan seluruh
kontolnya. Selanjutnya aku bergerak seperti sedang menunggang kuda.
Tubuhku melonjak-lonjak. Aku terus berpacu. Pinggulku bergerak turun
naik. "Ouugghh.. Nes.., luar biasa" jeritnya merasakan hebatnya
permainanku. Pinggulku mengaduk-aduk lincah, mengulek liar tanpa henti.
Tangannya mencengkeram kedua toketku, diremas dan dipilin-pilin. Ia lalu
bangkit setengah duduk. Wajahnya dibenamkan ke atas dadaku. Menciumi
pentilku. Menghisapnya kuat-kuat sambil meremas-remas. Kami berdua
saling berlomba memberi kepuasan. Kami tidak lagi merasakan panasnya
udara. Tubuh kami bersimbah peluh, membuat tubuh kami jadi lengket satu
sama lain. Aku berkutat mengaduk-aduk pinggulku. ia menggoyangkan
pantatnya. Kurasakan tusukan kontolnya semakin cepat seiring dengan
liukan pinggulku yang tak kalah cepatnya. Permainan kami semakin
meningkat dahsyat. Sprei ranjang sudah tak karuan bentuknya, selimut dan
bantal serta guling terlempar berserakan di lantai akibat pergulatan kami
yang bertambah liar dan tak terkendali. Kurasakan dia mulai
memperlihatkan tanda-tanda. Aku semakin bersemangat memacu
pinggulku untuk bergoyang. Tak selang beberapa detik kemudian, akupun
merasakan desakan yang sama. Aku tak ingin terkalahkan kali ini. Kuingin
ia pun merasakannya. Tekadku semakin kuat. Aku terus memacu sambil
menjerit-jerit histeris. Kurasakan tubuhnya mulai mengejang. Ia mengerang
panjang. Tubuhnya menghentak-hentak liar. Tubuhku terbawa
goncangannya. Aku memeluknya erat-erat agar jangan sampai terpental
oleh goncangannya. Mendadak aku merasakan semburan dahsyat
menyirami memekku. Semprotan air maninya begitu kuat dan banyak
membanjiri memekku. Akupun rasanya tidak kuat lagi menahan desakan
dalam diriku. Sambil mendesakan pinggulku kuat-kuat, aku berteriak
panjang saat mencapai puncak kenikmatan berbarengan dengan dia.
Tubuh kami bergulingan di atas ranjang sambil berpelukan erat. "Mas..,
nikmaat" jeritku tak tertahankan. Tulang-tulangku serasa lolos dari
persendiannya. Tubuhku lunglai, lemas tak bertenaga terkuras habis dalam
pergulatan yang ternyata memakan waktu lebih dari 1 jam! Gila! Jeritku
dalam hati. Belum pernah rasanya aku ngen tot sampai sedemikian
lamanya. Aku hanya bisa memeluknya menikmati sisa-sisa kepuasan. Aku
merasa lelah setelah sekian kalinya dien tot, dan akhirnya kembali
tertidur dalam pelukannya. Ini baru malem pertama, padahal kami masih
semalem lagi sebelon dia menjemput keluarganya. kebayang kan
kenikmatan luar biasa yang akan aku nikmati.

Você também pode gostar