Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
R/ Fenobarbital 150 mg
Saccharum latis q.s.
m.f.pulv No. X
S 3 dd pulv. p.c
(t.i.d)
-----------------//-----------------
Homogen :
- Besar partikel
- Warnanya
--> Oleh karenanya dicampur sedikit demi
sedikit
Contoh :
R / Borraginol N supp No. V
S supp. 2 dd post defac
-----------//----------
Ovulae
- Vaginal supp / vaginal tablet
- Komposisi :
1. Bahan dasar
2. Zat berkhasiat
Vaxilla --> uretra
- Bentuk : ovum
- Bobot : antara 3 dan 6 gram (5 gram)
- Contoh : obat paten :
- Albothyl ovulae :
Isi : hasil polimerisasi dan kondensasi dari
asam metakresol sulfon dan metanal
I : vaginitis
- Contoh :
R / Gyno. travogen vaginal tab. No. IV
S vesp. vag. tab. I
SEDIAAN 1/2 PADAT - Hidrofiliik
Contoh : emulsida
Bentuk 4. Dasar salep yang larut dalam air
- Salep Sifat :
- Krip - Tidak mengandung lemak
- Pasta - Larut dan tercuci oleh air
- Jelly - Hidrofilik
- Linimentae Contoh : PEG, gelatin, pectin, carbowax,
dll
Salep
- Ointment / unguenta - Kualitas dasar salep
- Adalah sediaan 1/2 padat yang mudah - Lembut, mudah dipakai
dioleskan dan digunakan sebagai obat luar - Stabil, bebas dari inkompatibilitas, tidak
- Bahan obat harus larut atau terdispersi dalam terpengaruh oleh suhu dan kelembaban
dasar salep yang cocok - Indifferent
- Terdiri dari : - Mudah melepaskan zat berkhasiat pada
- Bahan obat kulit
- Dasar salep - Mempunyai daya absorbsi
- Klasifikasi : - Reaksi netral dan tidak menimbulkan iritasi
Pembagian menurut F.I. --> berdasarkan pada kulit
affinitasnya terhadap air - Contoh :
1. Dasar salep senyawa hidrokarbon / dasar Salep hitam, Scabisid untuk anak --> harus
salep berlemak dibuat di apotik
Sifat fisika : Salep hitam tidak ada dipasaran
- Hidrofobik Scabisid untuk anak tidak boelh ada
- Tidak mengandung air Gamexan karena merangsang SSP, oleh
- Tidak tercuci oleh air --> untuk kaki / karenanya butuh scabisid yang dibuat
tangan sendiri (obat paten tidak ada yang tanpa
Contoh : scabisid gamexan)
- Vaselin album / flavum - Klasifikasi berdasarkan penetrasi obat :
- Paraffinum solidum / liquidum 1. Salep epidermik
- Cera album / flavum - Bekerja pada permukaan kulit
- Cetaceum (epiderm)
- Campuran vaselin dan cera - Zat berkhasiat yang ditambahkan :
- Antiseptik
Fungsi : - Anti infeksi
- Sebagai vehiculum - Parasitid
- Sebagai emolient (pendingin) - Dasar : senyawa hidrokarbon
- Sebagai protektan 2. Salep endodermik (endodermic ointment)
- Bekerja pada lapisan yang lebih dalam
Keburukan : dari kulit (subkutis)
Karena merupakan lemak, sukar - Berkhasiat bekerja sebagai emolient,
dibersihkan dari permukaan kulit atau stimulant, lokal iritant dan anodynum
pakaian, lambat melepaskan zat berkhasiat, - Dasar salep yang dipakai : adeps lanae,
menyumbat saluran berkeringat dan lanolin, minyak lemak
menghalangi penguapan dan pernafasan 3. Salep diadermic
kulit - Zat berkhasiat dari salep ini mengalami
2. Dasar salep serap / absorbsi penetrasi melalui kulit dan memberikan
Membentuk emulsi air dalam lemak (A/M) efek sistemik
Sifat fisik : - Contoh hormon, vitamin, obat
- Tidak mengandung air antirematik
- Tidak tercuci oleh air, hidrofilik sedikit - Faktor yang mempengaruhi penetrasi :
Contoh : Adeps Lanae 1. Sifat fisis dari obat yang berkhasiat
3. Dasar salep yang dicuci dengan air 2. Sifat dan komposisi dasar salep
Membentuk emulsa minyak dalam air (vehiculum)
(M/A) 3. Segi fisiologi antara lain :
Sifat fisik : - Keadaan kulit
- Mudah dicuci / dibersihkan dengan air - Cara pemakaian
- Jumlah dan lama pemakaian exzema subakut dan kronis
4. Temperatur kulit
5. Keadaan kesehatan pasien Pastae
- Syarat salep : - Adalah sediaan berupa massa lembek yang
- Homogen dimasudkan untuk pemakaian luar (tidak pekat
- Stabil daripada salep)
- Contoh : - Komposisi :
1. Salep epidermik - Bahan padat
a. Resep standar - Bahan cair / lembek
Unguentum Ichtioli (salep bisul) - Tujuan :
R/ Lehtiol 10 1. Menyerap eksudat
Vas. flav ad 100 2. Menghilangkan / menurunkan rasa gatal
m.f.ung 3. Memfixer obat ke kulit
S. u. e. 4. Mendinginkan permukaan kulit
----------//---------- - Beda dengan salep :
- Pasta lebih padat daripada salep karena zat
Unguentum oleijekoris aselli (salep padat lebih banyak (4 macam)
minyak ikan) --> salep luka bakar Untuk salf 2 macam
R/ Ol. jekor aselli 40 - Penetrasi obat kecil
Cera flava 10 - Daya serap terhadap eksudat besar
Vas. flav 50 - Tidak berapa berlemak
m.f.ung. Contoh pasta zinc
----------//----------
Cream
2. Salep endodermik - Sediaan 1/2 padat, berupa emulsi mengandung
a. Resep standart air 60% dan dimaksudkan untuk u.e.
Unguentum Contra Hemorroids (salep - Tipe :
wasir) 1. Tipe M/A
R/ Benzocain 0,200 Bahan dasar : yang larut dalam air dan
Tannin 10 dapat dicuci dengan air
Adeps lanae 20 2. Tipe A/M --> berlemak
Vas. flav. ad 100 Bahan dasar : dasar salep serap dan minyak
m.f. ung lemak
S u.e. - Fungsi :
----------//---------- - Emolient
- Protektant
Unguentum Methyllis salisilat (Balsem - Vehiculum
putih) - Dalam bahan dasar krim, zat berkhasiat lebih
R/ Metholum I mudah penetrasi ke dalam lapisan kluit, antara
Methilis salicilas I lain : antibiotik, hormon, vitamin, fungiside,
b. Obat paten antiseptik, antiacne, antirematik
- Locasalen ointment - Karena banyak mengandung air, cream mudah
I : radang kulit sub akut s/d tercemar oleh mikroba, sehingga harus
hiperkronis ditambah pengawet contoh Nipagin
- Gentacortin Ointment - Contoh :
I : antibakteri / jamur; eksim 1. Penergan cream
Isi :Gentamisin SO4 0,1% 2. Dexatopic cream
Quinolon Clorhidroxi 0,5% 3. Vitaquin cream
Jelly
- Adalah suatu sediaan cairan kental yang
berlendir (gelatinous) yang dibuat dari bahan-
bahan gelling agent yang dilarutkand alam air
- Jenis :
- Gelatin
- Amilum
- tragacantha
- cellulose
- Cara pakai : dioleskan sehingga mendapatkan
lapisan yang tipis pada kulit
- Contoh obat paten :
- Vitacid jelly (untuk jerawat)
- Synalar jelly (untuk radang, pruritus)
- Hyrudoid jelly (untuk peradangan varises,
trombosis vena)
ad.1.Bahan obat
- Contoh kecepatan penyerapan
Aminophiliin --> injeksi > solutio > pulvis
> kapsul
- Tablet / kapsul “sustained release” -->
kerja lebih lama daripada tablet / kapsul
biasa
4. Keadaan umum penderita
a. Penderita tidak sadar --> inejksi,
suppositoria
b. Rawat inap
- Semua bentuk sidiaan bisa karena ada
pengawasan dokter
- Rawat jalan --> oral
c. Hiperemesis post operasi --> injeksi / rectal
5. Bentuk terapeutik optimal dan efek samping
minimal
a. Emetin HCl ; morphin HCl --> injeksi
b. Vitamin C --> tablet, bentuk sediaan cair
tidak stabil
6. Bentuk sediaan yang paling cocok / enak
a. Rasa pahit contoh kina, cloramphenicol,
anti histamin --> tablet, kapsul yang salut
gula (dragee)
b. Rasa amis contoh tablet besi (tablet,
kapsul, dragee)
PR II
1. Beri 2 contoh obat standart / obat patent / obat
jadi beserta komposisinya dari bentuk sediaan
solutio, mixtura, suspensi, emulsi, elixir
2. Beri 5 contoh obat narkotika (obat bius) +
komposisinya
PENENTUAN OBAT DAN DOSISNYA - Perjalanan penyakit
Tujuan : - Gejalanya
1. Pencegahan / profilaksis - Untuk obat kausal berdasarkan
2. Diagnostik penelitian
3. Terapi (terbanyak) 7. Jumlah obat, tergantung :
- Dosis obat
ad.1. - Jangka waktu
- Vaksinasi, antibiotik (terhadap infeksi - Frekuensi pemberian
sekunder) contoh pada morbilii dimana
keadaan umum pasien kurang baik Penggunaan obat rasional :
- Diagnosis tepat
ad.2. - Pilihan obat tepat
- Test Mantoux, glucose (untuk glukose - Dosis obat cukup selama waktu yang cukup
toleransi test), Barium (Ba enema)
Memilih obat terbaik :
ad.3. - Efektivitas
a. Curatif - Keamanan
b. Paliatif (simtomatik) --> mengurangi - Biaya / harga
penderitaan Terutama kalau untuk jangka panjang dan orang
c. Suportif --> membantu kerja obat utama banyak
d. Substitutif contoh oralit untuk mengganti
cairan pada orang diare Penggunaan obat irasional
- Boros (pakai obat baru yang mahal, padahal
Diagnose (patofisiologi) : ada obat lama yang sama efektifnya, tetapi
- Perlu obat jika obat baru lebih baik --> dipakai)
- Tidak perlu obat Obat baru m ahal supaya biaya / modal
kembali
Pemilihan obat berdasarkan : - Berlebihan (obat tersebut tidak diperlukan,
1. Golongan obat secara farmakologis dosis terlalu besar, terlalu lama, jumlah obat
Contoh antimikroba, anti hipertensi yang diberikan lebih besar)
2. Pilihan obat dari golongan tersebut - Memilih obat yang salah (obat tidak
berdasarkan : diindikasikan untuk penyakit tersebut)
- Studi pengobatan pilihan (efektivitas) - Berganda (multipel prescribing)
- Efek samping kurang Memakai beberapa obat untuk keadaan yang
3. Tentukan cara pemberian dapat ditanggulangi dengan 1 obat
- Peroral - Kurang cukup (under prescribing)
- Enterik - Dosis kurang
- Parenteral - Jumlah obat kurang
- Topikal - Lama pemberian kurang
- Inhalasi
Tergantung keadan umum pasien, usia pasien Dosis
dan obat yang dipilih - Adalah takaran pemberian obat
4. Bentuk sediaan yang dipilih : - Merupakan salah satu faktor yang sangat
Tergantung : mempengaruhi khasiat obat
- Cara pemberian - Macam :
- Usia - Dosis toksis
- Kondisi pasien - Dosis fatal
- Obat itu sendiri contoh asetosal tidak dapat - Dosis letal
diberikan dalam bentuk cair karena tidak - Dosis minimal
stabil - Dosis maksimal
5. Waktu dan frekuensi pemberian - Ratio terapi --> LD 50 : terapi / dose
Waktu : berhubungan dengan efek dan tujuan (makin tinggi terapi ratio --> obat makin
pemberian obat aman)
Frekuensi : tergantung lama kerja obat
Contoh diuretik jangan diberi malam hari Faktor yang mempengaruhi respon penderita
6. Dosis terapi, jangka waktu terhadap obat :
- Untuk dosis yang sudah ada penelitiannya Dosis yang diberikan (resep)
- Jangka waktu, berdasarkan : - Kepatuhan penderita
- Kesalahan medikasi
Acetaminophenum (PCT)
- 6 - 12 bulan 50 mg 4 x sehari
Dosis yang diminum - 1 - 5 tahun 50 - 100 mg 4 x sehari
Faktor farmakokinetik - 5 - 10 tahun 100 - 200 mg 4 x sehari
- Absorbsi - > 10 tahun 250 mg 4 x sehari
- Distribusi
- Biotransformasi Kodein
- Ekskresi 1 mg /tahun/kali, 3 - 4 x sehari
Dosis dewasa terkecil : 10 mg
Kondisi pasien Harus tahu dosis terapi dewasa
Kadar di tempat kerja obat Kondisi patologis
Faktor farmakodinamik Genetik Ampicillin
- Interaksi obat - reseptor Interaksi obat 50 - 100 mg/kg/hari, dibagi 4 dosis
- Keadaan fungsi jaringan Toleransi Biasanya diambil dosis terkecil
- Mekanisme homeostatik Dewasa : 250 - 500 mg
Fenobarbital
Intensitas efek farmakologi Dosis terapi berdasarkan tujuan
(respon penderita) - Sedatif
0 - 3 bulan 5 mg 3 - 4 x sehari
3 - 7 bulan 7,5 mg 3 - 4 x sehari
Faktor yang mempengaruhi dosis terapi : 7 - 12 bulan 10 mg 3 - 4 x sehari
1. Umur > 1 tahun 15 - 20 mg 3 - 4 x sehari
- Anak lebih sensitif terhadap obat daripada - Anti konvulsan
dewasa 0 - 3 bulan 0,5 mg/kgBB
- Pada orang tua --> fungsi organ menurun
- Beberapa rumus dosis terapi anak : Rumus dosis terapi anak yang sering dipakai : BB,
a. Rumus Clark : umur
BB (pon) x dosis terapi dewasa Contoh :
150 PCT untuk dewasa : 500 mg, 3x sehari
Untuk anak 1 tahun (10 kg)
b. Rumus Young : Clark : 20/150 x 500 = 67 mg --> 60 mg
Umur anak (tahun) x dosis terapi Berdasarkan FI : 50 mg
dewasa Young : 1/13 x 500 = 40 mg
Umur + 12 --> jadi hanya untuk pegangan dan harus
ditambah pembulatan
c. Rumus Coweing :
Umur anak YAD x dosis terapi dewasa Eritromisin untuk oral
24 < 1 tahun 50 mg diberikan tiap 6 jam
1 - 5 tahun 100 mg diberikan tiap 6 jam
d. Surface Area Rule --> sulit karena 6 - 12 tahun 200 mg diberikan tiap 6 jam
pakai tabel
Surface area of patient (m 2) x DT Fenobarbital antikonvulsan oral, IM
dewasa sekali sehari
1,7 0 - 6 bulan 15 mg max 200 mg jika
perlu
--> pada umumnya pada obat sudah ada 6 - 12 bulan 20 mg max 200 mg dapat
ketentuan untuk anak 1 - 5 tahun 30 - 100 mg diulangi
2. Berat badan > 5 tahun 100 mg
3. Seks (wanita lebih sensitif terhadap obat)
4. Waktu pemberian obat Asetosal oral
(Yang sebelum makan, absorbsinya lebih baik) sekali sehari
5. Cara pemberian < 1 tahun 10 mg/bulan 30 - 40 mg/bulan
- Dosis IV < subkutan max 60 mg/bulan
- Parenteral < oral 1 - 3 tahun 50 - 60 mg/tahun 150 - 240
6. Kecepatan ekskresi ~ fungsi ginjal mg/thn.
- Bahaya intoksikasi
3 - 6 tahun 40 - 50 mg/tahun 120 - 200
mg/thn.
6 - 12 tahun 30 - 40 mg/tahun 90 - 160 mg/thn
Asetaminofen
sekali sehari
6 - 12 tahun 50 mg 200 mg
1 - 5 tahun 50 - 100 mg 200 - 400 mg
5 - 10 tahun 100 - 200 mg 400 - 800 mg
> 10 tahun 250 mg 1 gram
SENI MENULIS RESEP 2. Surat izin praktek
3. Alamat dokter
Pedoman : 4. No. telp dan jam praktek
- Memberi obat yang tepat 5. Tempat, tanggal, resep, R/
- Dengan dosis yang tepat
- Dalam bentuk yang tepat Prescriptio :
- Kepada penderita yang tepat 1. Nama
- Dengan waktu yang tepat 2. Bentuk
3. Jumlah
Dengan dasar : 4. Cara menyerahkan
- Aman (tidak terjadi interaksi)
- Bermutu Signatura :
- Berkhasiat 1. Aturan pakai
- Murah 2. Pro :
- Penderita mau memakai - Nama
- Umur
Resep - Alamat
- Adalah permintaan tertulis dari dokter kepada
apoteker (bukan asisten) agar membuatkan / Subscriptio :
menyerahkan obat dalam bentuk sediaan - Tanda tangan / paraf
tertentu kepada penderita
- Sejarah : Kertas Resep :
- Y : simbol Yupiter (Yunani) --> dewa - Ukuran (10 - 12 cm) x (12 - 18 cm)
penyembuh - Warna putih
- Tulisan : hitam / biru, tulisan yang berupa
- : simbol mata / RA (Mesir) --> dewa promosi tidak ada
matahari (kehidupan)
- Akhirnya R/ : Resipe : ambillah Penyimpanan di apotik selama 3 tahun dengan
- Resep bagi dokter adlaah finish in touch tujuan :
- Pasien mengharapkan dari resep didapatkan 1. Barang bukti, bila ada intoksikasi
obat dari apotik yang membawa kesembuhan 2. Untuk menjawab pertanyaan dokter bila
- Bagi dokter masih timbul pertanyaan besar : penulis resep menanyakan kembali
- Betulkah diagnosis saya 3. Untuk menjawab pertanyaan penderita bila
- Betulkah dosis obat yang saya berikan penderita minta ulangan resep (obat khusus /
- Bagan dari resep : obat bebas)
4. Setelah 3 tahun dimusnahkan
dr. H
jl........... Bdg Inscriptio Salinan resep : turunan resep, kopi resep,
Sip : apograph
- Adalah bukan resep tetapi suatu turunan resep
Jakarta, tanggal asli
R/ Tab A 500 mg No. XII Prescriptio
S 4 dd tab I Signatura Guna kopi resep :
--------//-------- tanda tangan 1. Dokter menginginkan obat diulang harus
Subscriptio dikerjakan :
- Itcrctur yang keberapa
Pro : - Resep asli dimana
Umur : - Nomor resep
Alamat : 2. Jika di apotik I hanya ada sebagian obat
- Tanda tangan --> untuk obat bius (daftar O) 3. Untuk dokumen penderita
Paraf --> untuk bukan obat bius - Obat yang sudah diberikan ditulis det
- Obat bius akan dilaporkan ke Ditjen POM, (detur, sudah diberikan)
kalau dibuat di bawah ancaman --> buat tanda - Yang belum diberikan ditulis nedet
tangan palsu, nanti akan ditolak apotik 4. Dengan kopi dokter lain dapat melanjutkan
- Alamat ditulis kalau obat bius terapi
5. Untuk bukti pengadilan
Inscriptio : 6. Untuk bukti pada instansi yang menanggung
1. Nama dokter pembayaran obat
- Berat badan (70 kg)
Resep cito : adalah resep bila keadaan pasien - Luas permukaan tubuh (permukaan tubuh
sedemikian rupa sehingga memerlukan pemberian dewasa = 1,73 m2)
obat secepat mungkin 2. Didasarkan atas ukuran fisik anak secara
Cito : statim = PIM = urgens = segera individual
Resep cito pembuatannya didahulukan - Sesuai dengan berat badan anak (kg)
- Sesuai dengan LPT anak (LPT anak
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penulisan dihitung dari tinggi dan berat badan anak
resep : menurut rumus Dubois dan Dubois)
1. Tulisan tidak harus baik tetapi harus terbaca
oleh apotek Perhitungan dosis terapi dasar :
2. Ingat keadan sosio ekonomi penderita agar n = ukuran anak (tahun)
tidak dibeli separuhnya Dewasa = 20 - 24 tahun
3. Sertakan kemasan / ukuran / takaran obat
dengan jelas - Young : Da = n x Dd (mg) --> n < 8
R/ Salep Garamycin 10 gram Pulv I tahun
4. Aturan pakai harus jelas, dalam bahasa latin / n + 12
singkatan latin jelas
S 4 dd caps I ih.p.c. - Dilling : Da = n x Dd (mg)
Jika perlu terangkan pada pasien 20
5. Beritahu efek samping yang kurang
menyenangkan. - Cowling : Da = n + 1 x Dd (mg)
Contoh : CTM --> efek samping mengantuk 24
Dosis obat : jumlah obat yang diberika pada - Fried : Da = n x Dd (mg) m --> dalam
penderita dalam satuan berat (gram = g, miligram bulan
= mg), ml atau I.u. 150
Kecuali dinyatakan lain maka yang dimaksud
dengan dosis obat adalah dosis lazim = dosis - Augsberger : Da = 4n + 20 x Dd
terapi = dosis medicinalis. 100
1. Dosis maksimal
Dosis optimum yang maish dapat diberikan Dasar :
kepada orang dewasa sehat tanpa memberikan W = BB (kg)
gejala intoksikasi BB dewasa = 70 kg
2. Dosis terapeutik
Dosis obat yang dalam keadaan biasa yang - Clark : Da = W anak x Dd
dapat menyembuhkan pasien W dewasa
--> dosis umum
3. Dosis toksik - Augsberger : Da = 1,5 W + 10 x Dd
Dosis yang menyebabkan keracunan (tanpa 100
menyebabkan kematian)
4. Dosis lethal Dasar :
Dosis yang jika dilampaui besarnya akan n = LPT (m2)
menyebabkan kematian LPT dewasa = 1,73 m2
Dosis terapi < dosis maksimal < dosis toksik < - Crawford - Terry Rourke :
dosis letal Da = LPT anak x Dd (mg)
Obat-obat luar yang punya dosis maksimal : 1,73
- Kreosol (antiseptik)
- Beta napthol - Gabhius Method :
- Gauicol < 1 tahun 1/12 Dd
- Iodoform 2 tahun 1/8 Dd
- Sublimat 3 tahun 1/6 Dd
4 tahun 1/4 Dd
Cara menghitung dosis terapi untk anak 7 tahun 1/3 Dd
1. Didasarkan perbandingan dengan dosis obat 14 tahun 1/2 Dd
untuk dewasa 20 tahun 2/3 Dd
- Umur (20 - 24 tahun) >= 21 tahun 1 Dd
--> dipakai jika dosis obat tidak diketahui
R/ Ampicillin 200 mg
- Pincus Cattell Formula S.L q.s.
1 tahun 1/4 m.f.pulv dtd No. XX
1,5 tahun 1/3 S 4 dd pulv. I
5 0,4 ----------//----------
7 0,5
12 0,75 R/ Tetracyclin
>18 1
Contoh soal :
1. Hitung DM anak 9 tahun, BB 24 kg dengan
rumus Dillus
- Codein : Dalam suatu kasus harus diobati :
DM 1x = 60 mg 1. Kausal --> antibiotik No. XII
DM 1 hari = 225 mg 2. Simptomatik --> bebas No. I --> p.c.
- Aminophilin
DM 400 mg/12 gram Antibiotik --> absorbsi terbaik sebelum makan
- Asetosal (asam)
DM 1 gram / 8 gram S 1/2 / 1hari a.c.
Contoh :
R/ Sulfas Atropin 0,5 mg
Ekstraktum Belladone 15 mg
S.L q.s
m.f. pulv dtd No. X
S. t.d.d p I
Diketahui :
DM 1x SA = 1 mg
DM 1 hari SA = 3 mg
DM 1x Ext. Bell = 20 mg/80 mg
Penyelesaian :
DM SA 1x = 0,5 / 1 x 100% = 50%
DM EB 1x = 15/20 x 100% = 75% +
125%