Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
3-2008
PEDOMAN TEKNIS
PENGEMBANGAN IRIGASI BERTEKANAN
(IRIGASI SPRINKLER & IRIGASI TETES)
Pedoman teknis ini dimaksudkan untuk memberikan Dr. Ir. S. Gatot Irianto
panduan (manual rancangan) bagi pelaksana lapangan, agar NIP. 080 085 357
dengan mudah dapat menyusun rancangan irigasi bertekanan
baik sprinkler maupun tetes (khususnya pada lahan petani),
untuk menunjang pengembangan komoditas hortikultura dan
perkebunan. Disamping menyajikan kriteria rancangan
hidrolika perpipaan, pedoman ini juga menjelaskan beberapa
persyaratan penerapan irigasi bertekanan ditinjau dari aspek
komoditas, iklim, sumber air dan sosial ekonomi.
i ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i 16
III. INDIKATOR KINERJA
DAFTAR ISI iii
A. Keluaran (Output) 16
DAFTAR GAMBAR v B. Hasil (Outcome) 16
C. Manfaat (Benefit) 17
v
DAFTAR LAMPIRAN
D. Dampak (Impact) 17
1 IV. MONITORING DAN EVALUASI 18
I. PENDAHULUAN
A. Monitoring 18
1
A. Latar Belakang
4 B. Evaluasi 18
B. Tujuan dan Sasaran
5
C. Istilah C. Laporan Akhir 19
8
II. PELAKSANAAN
v KETENTUAN FISIK IRIGASI BERTEKANAN 20
A. Lokasi 8
A. Irigasi Sprinkler 20
B. Penentuan Calon Lokasi dan Calon Petani 10
B. Irigasi Tetes 33
C. Pelaksanaan Desain Sederhana 11
D. Pelaksanaan Pengadaan Bahan dan Peralatan 12
E. Pelaksanaan Konstruksi 13
F. Operasional & Pemeliharaan 13
G. Pembinaan 14
H. Pelatihan 14
I. Pembiayaan 14
iii iv
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
v vi
I. PENDAHULUAN hujan dan penyebarannya yang dilaksanakan belakangan
ini umumnya kurang efektif dan efisien, karena
A. Latar Belakang intensitas, frekuensi dan durasi anomali iklim cenderung
meningkat. Apalagi pola penyebaran produksi biasanya
Tujuan Pembangunan pertanian yang ingin dicapai pada
akan seirama dengan pola curah hujan (musiman) tetapi
tahun 2005-2009 antara lain adalah peningkatan
seringkali tidak seirama dengan permintaan pasar yang
kesejahteraan petani melalui peningkatan nilai tambah
relatif tetap sepanjang tahun. Untuk dapat mencukupi
dan pemilihan produk yang berdaya saing, tangguh dan
kebutuhan air pada fase pertumbuhan tanaman,
berkelanjutan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut
sehingga dapat menyesuaikan antara waktu panen dan
Departeman Pertanian memfasilitasi sarana dan
permintaan pasar, maka pelaksanaan pengelolaan air
prasarana fisik untuk pengembangan usaha agribisnis
melalui irigasi sangat dibutuhkan khususnya untuk
pedesaan di sentra produksi komoditas unggulan.
memenuhi kebutuhan air di musim kemarau atau di luar
Dalam pengembangan komoditas unggulan tanaman
musim.
maupun ternak, air merupakan faktor determinan
Berdasarkan sumber air irigasi, maka irigasi dibagi dalam
keberhasilan sistem budidaya. Argumennya, air
dua kategori yaitu irigasi permukaan dan irigasi air
merupakan komponen utama (lebih dari 80%) penyusun
tanah, yang biasanya dengan memakai pompa. Dalam
tanaman maupun ternak sekaligus berperan penting
implementasinya di lapangan, oleh karena air irigasi yang
dalam proses metabolisme. Itulah sebabnya mengapa
bersumber dari air tanah memerlukan biaya investasi
kekurangan atau kelebihan air untuk tanaman dapat
relatif mahal, maka pendayagunaan air yang dihasilkan
berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan atau
dari pompa perlu diarahkan kepada Tanaman Bernilai
perkembangan tanaman dan ternak bahkan berdampak
Ekonomi Tinggi (TBET ).
langsung terhadap kualitas produk yang dihasilkan.
Sehubungan dengan jumlah air relatif terbatas,
Model pengusahaan tanaman dengan menyesuaikan
sementara permintaan air terus meningkat, maka secara
karakteristik iklim khususnya jumlah curah hujan, hari
1 2
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008
alamiah akan terjadi kompetisi penggunaan air antar awal diperlukan model percontohan pengembangan
sektor (pertanian, air minum, domestik dan industri), irigasi bertekanan menunjang tanaman hortikultura dan
antar wilayah dan antar waktu. Untuk mengantisipasi perkebunan dengan bimbingan secara
kompetisi dalam distribusi dan alokasi air antar sektor, berkesinambungan.
maka pemanfaatan air yang efisien mutlak diperlukan.
Salah satu cara adalah dengan penerapan sistim irigasi B. Tujuan dan Sasaran
bertekanan. Meskipun awalnya membutuhkan investasi 1. Tujuan
yang relatif tinggi, namun dengan perhitungan dan a. Memberi contoh pembangunan dan pengelolaan
penentuan desain yang akurat, operasional dan air yang efisien dan efektif melalui pemanfaatan
pemeliharaan harus tepat, pemanfaatan air untuk sektor teknologi irigasi bertekanan pada areal yang
pertanian dapat ditingkatkan daya saingnya terhadap selama ini mengalami keterbatasan air.
sektor kompetitornya. b. Menyebarluaskan cara pengembangan irigasi
bertekanan kepada petani di daerah sentra
Apabila penerapan irigasi bertekanan seperti
produksi hortikultura/perkebunan
sprinkler/tetes diterapkan maka seluruh faktor
pendukung harus mengikutinya, seperti jenis, waktu,
2. Sasaran
kondisi pola tanam, jumlah, kesinambungan produksi dan
Sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan ini antara
lain-lain harus disesuaikan. Dengan demikian
lain:
pengetahuan, pengalaman terhadap penentuan desain,
a. Tersedianya air untuk mengusahakan tanaman
pelaksanaan, permintaan pasar mutlak dibutuhkan.
hortikultura/ Perkebunan sepanjang waktu di
Sementara itu Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan
lokasi percontohan.
petani di sentra produksi tentang pengelolaan air irigasi
b. Terbangunnya percontohan pengelolaan air
bertekanan relatif masih rendah karena hal ini
yang efektif dan efisien.
merupakan hal baru bagi mereka, sehingga untuk tahap
3 4
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008
C. Istilah 6. Menunjang tanaman hortikultura dan
perkebunan adalah sistem irigasi ini digunakan
Beberapa istilah yang dipergunakan dalam Buku
untuk mengairi tanaman hortikultura dan
Pedoman Teknis ini mempunyai pengertian sebagai
perkebunan.
berikut :
7. Pengembangan adalah upaya peningkatan
1. Air Permukaan adalah air yang berasal dari
pemanfaatan fungsi tanpa merusak keseimbangan
sumber air permukaan.
lingkungan.
penguapan melalui mulut daun tanaman. pelaksanaan kegiatan berikutnya di lokasi lain.
4. Irigasi bertekanan adalah sistim pemberian air ke 9. Suction lift adalah perbedaan antara elevasi sumber
5. Koefisien keseragaman/coefficient of
11. Tanaman Bernilai Ekonomi Tinggi (TBET) adalah
uniformity adalah keseragaman penyebaran air dari
suatu jenis tanaman yang mempunyai produksi
sprinkler/tetes.
dengan nilai jual tinggi.
5 6
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008
12. Volumerious adalah sifat produk hortikultura yang II. PELAKSANAAN
memakan tempat /besar walaupun relatif ringan dan
banyak mengandung air. A. Lokasi
A1. Lokasi pengembangan irigasi bertekanan harus
didelinasi dengan menunjukkan posisi koordinatnya
(LU/LS dan BT/BB).
A2. Persyaratan lokasi
Secara umum persyaratan lokasi tersebut meliputi:
persyaratan penentuan lokasi, persyaratan petani
dan kelompok tani, persyaratan ekonomi dan
kewajiban Dinas Pertanian/Dinas Perkebunan
Prov/Kab/Kota pelaksana. Uraian ringkasnya
disajikan sebagai berikut :
7 8
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008
3. Tersedia infrastruktur yang baik dari dan ke 3. Bersedia mengoperasikan, memelihara irigasi
lokasi misalnya jalan, telekomunikasi, listrik dan bertekanan secara berkelompok dan
sarana transportasi. menanggung seluruh biaya operasional dan
pemeliharaan.
4. Di lokasi pengembangan terdapat kelompok tani
4. Berdedikasi tinggi dan mempunyai track record
yang cukup baik aktif dan berdedikasi tinggi.
yang baik.
5. Lokasi contoh lahan milik petani dan sekaligus
5. Berkomitmen terhadap peraturan yang
penggarap berdasarkan kesepakatan kelompok.
disepakati bersama antar petani dan Dinas yang
6. Luas layanan untuk irigasi sprinkler minimal 1 berkompeten.
hektar per 1 unit, sedangkan untuk irigasi tetes
6. Penempatan lokasi tidak menyebabkan
minimal ½ hektar per 1 unit.
kecemburuan sosial bagi petani sekitarnya.
A3. Persyaratan Petani dan Kelompok Tani
7. Petani atau kelompok tani belum pernah
Ada 7 (tujuh) persyaratan petani dan kelompok tani
mendapatkan bantuan peralatan sejenis.
yang diperlukan dalam pengembangan irigasi
bertekanan.
B. Penentuan Calon Lokasi dan Calon Petani
1. Membutuhkan teknologi irigasi bertekanan dan
Penentuan Calon Petani dan Calon Lokasi (CP CL)
bersedia menerapkan teknologi ikutannya dan
merupakan langkah awal dari kegiatan ini yang
bersedia menanam tanaman bernilai ekonomi
didasarkan pada persyaratan lokasi yang diinginkan,
tinggi.
dengan tahapan sebagai berikut:
2. Relatif maju dalam penguasaan teknologi,
1. Koordinasi dengan Dinas Pertanian terkait
pengusahaan yang berorientasi pasar dan
mengenai penentuan prioritas lokasi
bisnis.
pengembangan, termasuk jenis tanaman prioritas
yang akan dikembangkan di lokasi tersebut.
9 10
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008
2. Menentukan persyaratan CP/CL baik dari segi dengan sosialisasi desain sederhana di lokasi yang akan
teknis, ekonomis, sosial, lingkungan dan termasuk dibangun.
non teknis dan hubungannya dengan kesiapan
Dinas Kabupaten / Kota membantu kegiatan. D. Pelaksanaan Pengadaan Bahan dan Peralatan
Kegiatan pelaksanaan pengadaan bahan dan peralatan
C. Pelaksanaan Desain Sederhana
meliputi:
Desain sederhana dilaksanakan dengan melakukan
1. Pengadaan bahan dan peralatan serta pemasangan
pemilihan lokasi sesuai kriteria ditinjau dari aspek teknis,
instalasi irigasi bertekanan dilaksanakan segera
sosial dan budaya, ekonomis dan lingkungan.
setelah desain sederhana selesai dilaksanakan. Bila
Laporan Desain Sederhana minimal melampirkan : elevasi sumber air lebih tinggi dibandingkan lahan
1. Keadaan umum lokasi percontohan yang diairi sehingga memungkinkan dapat
2. Cakupan luasan, desain dalam bentuk peta detail beroperasinya sistem irigasi bertekanan
(skala 1: 5.000) (sprinkler/tetes), maka pengadaan pompa air tidak
3. Perhitungan rencana anggaran biaya (RAB) secara diperlukan.
terinci / detail. RAB dihitung sampai jaringan irigasi 2. Pelaksanaan pengadaan irigasi bertekanan
bertekanan (sprinkler/tetes) terpasang dan siap berpedoman kepada Kepres No. 80 tahun 2003
beroperasi. tentang Pengadaan Barang dan Jasa beserta
4. Permasalahan dan penanggulangannya serta perubahan-perubahannya.
rencana pengembangan.
5. Letak lokasi ditentukan dengan koordinat LU/LS
dan BT/BB.
Hasil akhir dari desain sederhana dijadikan sebagai dasar
untuk dokumen pengadaan bahan, peralatan dan
pemasangan instalasi irigasi bertekanan, yang diikuti
11 12
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008
E. Pelaksanaan Konstruksi G. Pembinaan
Pelaksanaan konstruksi mencakup: Pembinaan terhadap penerima manfaat dilakukan oleh
1. Pemasangan jaringan irigasi bertekanan Dinas teknis terkait. Pembinaan antara lain terhadap
dilaksanakan oleh pihak ke III (rekanan) yang telah teknik operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi
ditunjuk / ditetapkan sebagai pelaksana. bertekanan, pemilihan komoditi, teknik budidaya dan
2. Pemasangan dilakukan berdasarkan hasil desain lain-lain.
yang telah disusun
3. Penyiapan sumber air dan sistem salurannya. H. Pelatihan
4. Penyaluran air ke pertanaman melalui irigasi Pelatihan dilakukan agar investasi irigasi bertekanan
bertekanan. yang biayanya mahal dapat dijaga keberlanjutannya.
5. Ujicoba (running test) pemanfaatan sistem irigasi Peserta pelatihan meliputi:
bertekanan.
1. Petani atau penerima manfaat, bidang yang
diberikan pada pelatihan terutama dalam hal
F. Operasi dan Pemeliharaan
operasional dan pemeliharaan.
Ketentuan tentang operasional dan pemeliharaan
2. Pelaksana, bidang yang diberikan pada pelatihan
jaringan irigasi bertekanan adalah sebagai berikut:
terutama dalam hal pengadaan dan pemasangan
1. Operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi jaringan irigasi bertekanan.
bertekanan diserahkan kepada petani/kelompok
tani atau penerima manfaat I. Pembiayaan
2. Biaya operasional dan pemeliharaan menjadi beban 1. Dana tugas pembantuan dari Ditjen PLA
/ tanggung jawab petani / kelompok tani penerima disediakanan dalam bentuk belanja modal irigasi.
manfaat.
13 14
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008
Digunakan untuk pengadaan bahan, peralatan dan III. INDIKATOR KINERJA
konstruksi sistem irigasi bertekanan (sprinkler /
Beberapa indikator kinerja yang dipergunakan sebagai
tetes).
ukuran untuk menilai kinerja kegiatan pengembangan
2. Dana pendukung dari APBD I / II.
irigasi sprinkler/tetes adalah sebagai berikut :
Digunakan untuk CP CL, pembuatan desain
sederhana, pembinaan, monitoring dan pengawasan. A. Keluaran (Output) :
B. Hasil (Outcome) :
15 16
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008
IV. MONITORING DAN EVALUASI
C. Manfaat (Benefit) :
a. Meningkatnya kuantitas, kualitas dan A. Monitoring
kontinyuitas hasil komoditas hortikultura dan Monitoring dilakukan terhadap pelaksanaan
perkebunan. Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008.
b. Meningkatnya luas lahan pertanaman
1. Monitoring dilaksanakan secara swakelola oleh
hortikultura/ perkebunan yang diairi dengan
Dinas yang menangani kegiatan ini di tingkat
sistem irigasi bertekanan.
kabupaten/kota.
17 18
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008
C. Laporan Akhir
V. KETENTUAN FISIK IRIGASI BERTEKANAN
1. Setelah pelaksanaan / percontohan pengembangan
irigasi bertekanan selesai, Kepala Dinas Lingkup Mengingat pengembangan irigasi bertekaan relatif padat
Pertanian Kabupaten yang bersangkutan selaku modal dan teknologi serta sangat bersifat spesifik lokasi, maka
pelaksana kegiatan wajib menyiapkan dan dipandang perlu adanya pedoman teknis kegiatan fisik.
menyampaikan laporan akhir pelaksanaan Pedoman ini disusun sangat umum, yang dalam penerapan di
pengembangan irigasi bertekanan, baik dari segi lapangan hendaknya menyesuaikan dengan kekhususan lokasi
fisik maupun keuangan. (specific site). Dalam pedoman ini akan dikemukakan tentang:
(1) irigasi sprinkler dan (2) irigasi tetes.
2. Agar lebih informatif dan komunikatif, Laporan
Akhir dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi
A. Irigasi Sprinkler
pada kondisi awal pekerjaan, sedang dalam
Bagian ini akan mengemukakan: (a) komponen irigasi
pelaksanaan dan setelah pekerjaan selesai 100%.
sprinkler (b) kelebihan dan kekurangan irigasi sprinkler (c)
3. Laporan akhir tersebut disampaikan kepada
tahapan desain (d) prosedur irigasi sprinkler.
Direktur Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air c.q
Direktur Pengelolaan Air dengan alamat: Direktorat
1. Komponen Irigasi Sprinkler
Pengelolaan Air Jl. Taman Margasatwa No. 3
Irigasi sprinkler disebut juga sebagai overhead
Ragunan, Pasar Minggu Jakarta Selatan 12550 dan
irrigation karena pemberian air dilakukan dari bagian
kepada Dinas Lingkup Pertanian Provinsi .
atas tanaman terpancar menyerupai curah hujan.
Komponen penyusun sistem irigasi sprinkler adalah
sebagai berikut:
19 20
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008
a. Sumber Air Irigasi
Sumber air irigasi dapat berasal dari mata air,
sumber air yang permanen (sungai, danau, dsb),
sumur, atau suatu sistem suplai regional. Idealnya
sumber air terdapat di atas hamparan, bersih (tidak
keruh) dan tersedia sepanjang musim. Contoh
sumber air irigasi dapat dilihat pada gambar 1 Gambar 2. Energi penggerak (pompa) irigasi sprinkler
berikut ini:
c. Jaringan Pipa yang terdiri dari :
• Lateral, merupakan pipa tempat diletakkannya
sprinkler
• Manifold, merupakan pipa dimana pipa-pipa
lateral dihubungkan.
• Valve line, merupakan pipa tempat diletakkan
Gambar 1. Sumber air irigasi sprinkler katup air.
b. Sumber Energi untuk Pengairan • Mainline, merupakan pipa yang dihubungkan
Sistem irigasi dapat dioperasikan dengan dengan valve line.
menggunakan sumber energi yang berasal dari • Supply line, merupakan pipa yang menyalurkan
gravitasi (jauh lebih murah), pemompaan pada air dari sumber air.
sumber air, atau penguatan tekanan dengan Skema jaringan irigasi sprinkler dan contoh jaringan
menggunakan pompa penguat tekanan (booster pipa dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini:
pump). Contoh sumber air irigasi dapat dilihat pada
gambar 2 berikut ini:
21 22
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008
c. Incomplete Farm System, sistem dirancang untuk
dapat diubah dari Farm System menjadi Field
Stasiun Pompa
System atau sebaliknya.
23 24
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008
c. Perhitungan rancangan hidrolika sub-unit dengan maupun jenis dan diameter pipa yang sangat beragam,
mempertimbangkan karakteristik hidrolika pipa dan maka tahapan rancangan hidrolika sub unit harus
spesifikasi sprinkler. Apabila persyaratan hidrolika dilakukan dengan metoda coba-ralat.
sub-unit tidak terpenuhi, alternatif
langkah/penyelesaian yang dapat dilakukan adalah
(a) modifikasi tata letak, (b) mengubah diameter pipa
dan atau (c) mengganti spesifikasi sprinkler.
25 26
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008
Menyusun Nilai Faktor-faktor 3. Prosedur Desain Irigasi Sprinkler
Rancangan
Perhitungan Rancangan
penyiraman dan spesifikasi pompa.
Spesifikasi sprinkler
Hidrolika pipa : Hidrolika Sub Unit :
Nomogram Hazen 1. Lateral
qa, Ha a. Letak
Radius penyiraman
William Panjang
Laju penyiraman
Faktor Reduksi (outlet) Jml sprinkler per lateral
2. Manifold
Coefficient of Uniformity Dalam penentuan tata letak jaringan irigasi sprinkler,
K minor Losses (CU)
a.Panjang
b.Jml lateral per manifold
Jarak spasi terdapat beberapa kriteria yang perlu diperhatikan
antara lain :
Perhitungan TDH dan Kapasitas Sistem (Qs) • Saluran utama atau manifold dipasang naik turun
atau sejajar dengan lereng.
Penentuan :
Jenis dan Ukuran Pompa
Jenis dan Kekuatan Tenaga • Apabila memungkinkan saluran utama dipasang
Penggerak
di suatu tempat, sehingga saluran lateral dapat
dipasang di sekelilingnya.
Pompa/mesin tersedia Tidak
di pasaran/lapangan • Apabila memungkinkan lokasi sumber air berada
di tengah-tengah areal rancangan.
Ya
27 28
Selesai
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008
• Pressure head adalah perbedaan ketinggian yang tertinggi diambil sebagai outlet manifold pada
memberikan nilai static head maksimum dan ΔHl = 0,55 ΔPs ± Z lateral
• Velocity head, kecepatan aliran dalam suatu ΔHl = kehilangan head yang diijinkan pada lateral
29 30
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008
ΔHm = kehilangan head yang diijinkan pada digunakan apabila debit dan tekanan yang
manifold (m) dibutuhkan relatif besar.
Z lateral = perbedaan elevasi sepanjang lateral (m)
Karakteristik suatu pompa biasanya ditunjukkan oleh
Z manifold = perbedaan elevasi sepanjang manifold (m)
suatu kurva karakteristik pompa yang menyatakan
hubungan antara kemampuan menaikkan air (H),
c. Laju Penyiraman
besarnya debit (Q), efisiensi (E), jumlah putaran per
menit (N), dan besarnya tenaga (P).
Dalam rancangan desain irigasi sprinkler, diameter
curahan/penyiraman nozel mempengaruhi nilai laju Besarnya tenaga yang diperlukan untuk pemompaan
penyiraman dan penentuan jarak nozel pada dan air tergantung pada debit pemompaan, total head
antar lateral, serta menentukan luas lahan yang dan efisiensi pemompaan yang secara matematis
dapat terairi. ditunjukkan pada persamaan berikut :
BHP = (Q x TDH) / (C x Ep)
Laju penyiraman adalah laju jatuhnya air ke
dengan :
permukaan tanah yang disemprotkan dari lubang
BHP = tenaga penggerak (kW)
nozel. Nilai laju penyiraman ini tidak boleh melebihi
Q = debit pemompaan (l/detik)
dari laju infiltrasi, untuk menghindari terjadinya
TDH = total dynamic head (m)
kehilangan air berupa limpasan (run off).
C = faktor konversi sebesar 102,0
d. Spesifikasi Pompa
Ep = efisiensi pemompaan (%)
31 32
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008
B. Irigasi tetes b. Pompa dan tenaga penggerak, berfungsi mengangkat
air dari sumber selanjutnya dialirkan ke lahan melalui
Bagian ini akan mengemukakan: (a) komponen irigasi jaringan-jaringan perpipaan. Pompa sebagai sumber
sprinkler, (b) kelebihan dan kekurangan irigasi sprinkler, (c) energi penggerak dapat dilihat pada gambar 6 berikut
tahapan desain dan (d) prosedur irigasi sprinkler. ini:
1. Komponen Sistim Irigasi Tetes (Drip Irrigation)
Irigasi tetes merupakan cara pemberian air pada tanaman
secara langsung, baik pada permukaan tanah maupun di
dalam tanah melalui tetesan secara kontinu dan perlahan
pada areal perakaran tanaman.
Komponen sistem irigasi tetes terdiri atas:
a. Sumber Air Irigasi
Gambar 6 . Energi Penggerak (pompa) irigasi
Sumber air irigasi dapat berasal dari mata air, sumber
tetes
air yang permanen (sungai, danau, dsb), sumur, atau
suatu sistem suplai regional. Contoh sumber air
c. Jaringan Perpipaan terdiri dari:
dapat dilihat pada gambar 5 berikut ini:
1) Emiter atau penetes, merupakan komponen yang
menyalurkan air dari pipa lateral ke tanah sekitar
tanaman secara kontinu dengan debit yang rendah
dan tekanan mendekati tekanan atmosfer.
2) Lateral, merupakan pipa dimana emiter
ditempatkan. Bahan yang digunakan untuk lateral
biasanya terbuat dari pipa PVC atau PE dengan
Gambar 5. Sumber air irigasi tetes diameter antara ½ inci - 1 ½ inci.
33 34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008
3) Pipa sub utama atau manifold, merupakan pipa source orifice, vortex dan pressure compensating.
yang mendistribusikan air ke pipa-pipa lateral. Pipa Sedangkan penetes yang termasuk tipe line-source
sub utama atau manifold biasanya dari bahan pipa diantaranya porous pipe, double walled pipes, soaker
PVC dengan diameter 2 inci - 3 inci. hose dan porous plastics tubes.
4) Pipa utama, merupakan komponen yang Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan penetes
menyalurkan air dari sumber air ke pipa-pipa adalah lebar pembasahan, kebutuhan air tanaman, debit
distribusi dalam jaringan. Bahan pipa utama penetes dan kualitas air irigasi.
biasanya dipilih dari pipa PVC atau paduan antara
semen dan asbes. 2. Tahapan Desain
5) Komponen pendukung, terdiri dari katup-katup, Tahapan desain yang harus dilakukan sama dengan
saringan, pengatur tekanan, pengatur debit, tangki tahapan desain untuk irigasi sprinkler (gambar 4) adalah
bahan kimia, sistem pengontrol dan lain-lain. sebagai berikut :
a. Menyusun nilai faktor-faktor rancangan, yang meliputi
sifat fisik tanah, air tanah tersedia, laju infiltrasi,
evapotranspirasi tanaman, curah hujan efektif dan
kebutuhan air irigasi.
b. Menyusun rancangan pendahuluan, mencakup
pembuatan skema tata letak (lay-out) serta penetapan
gambar 7. Jaringan perpipaan irigasi tetes jumlah dan luas sub-unit dan blok irigasi.
c. Perhitungan rancangan hidrolika sub-unit dengan
Berdasarkan cara penempatannya pada lateral, penetes mempertimbangkan karakteristik hidrolika pipa dan
dapat dibedakan atas dua bagian, yaitu penetes line- spesifikasi emiter. Apabila persyaratan hidrolika
source dan penetes point-source. Termasuk dalam tipe sub-unit tidak terpenuhi, altematif langkah
penetes point-source diantaranya penetes long-path,
35 36
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008
/penyelesaian yang dapat dilakukan adalah: perpipaan, (3) penentuan kebutuhan pompa air dan (4)
• Modifikasi tata letak pemeliharaan alat.
• Mengubah diameter pipa a. Rancangan Tata Letak
• Mengganti spesifikasi emiter Tata letak sub unit tergantung pada jarak penetes,
d. Finalisasi (optimalisasi) tata letak jarak tanaman, debit penetes rata-rata, variasi head
e. Perhitungan total kebutuhan tekanan (total tekanan yang diinginkan, jumlah stasiun operasi yang
dynamic head) dan kapasitas sistem, berdasarkan dibutuhkan, panjang baris tanaman, topografi dan
desain tata letak yang sudah final serta dengan batas lahan. Sedangkan tata letak akhir sub unit yang
mempertimbangkan karakteristik hidrolika pipa ideal memiliki beberapa kriteria diantaranya jumlah sub
yang digunakan. unit dan titik pengontrol debit/tekanan yang
e. Penentuan jenis dan ukuran pompa air beserta seminimum mungkin, tata letak saluran utama yang
tenaga/mesin penggeraknya. ergonomis dan ekonomis, keseragaman pada debit
Perhitungan rancangan hidrolika sub unit merupakan aliran sistem, konfigurasi sub unit yang seragam serta
tahapan kunci dalam proses desain irigasi tetes. variasi head yang diijinkan.
persyaratan hidrolika jaringan perpipaan harus dipenuhi b. Hidrolika perpipaan
untuk mendapatkan penyiraman yang seragam (nilai Kehilangan head pada sub unit dibatasi tidak lebih dari
koefisien keseragaman harus > 95%). Mengingat jumlah 20 % tekanan operasi rata-rata sistem, yaitu :
dan spesifikasi emiter maupun jenis dan diameter pipa
yang sangat beragam, maka tahapan rancangan hidrolika Δ Ps ≤ 20% x Ha
sub unit harus dilakukan dengan metoda coba-ralat. Δ Hl = 0,55 x 6Pe ± ΔZ lateral
3. Prosedur Desain Irigasi Tetes Δ Hm = 0,45 x 6Pe ± ΔZ manifold
Beberapa hal yang harus diperhitungkan dalam desain
irigasi tetes: (1) rancangan tata letak, (2) hidrolika dimana :
37 38
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008
Ha = head operasi rata-rata (m) adalah pompa sentrifugal. Besarnya tenaga yang
Δ Hl = kehilangan head yang diperlukan dapat dihitung dengan persamaan:
diijinkan pada lateral (m)
Δ Ps = kehilangan head yang
TDH × Q
diijinkan pada sub unit (m) WP =
102
Z lateral = beda elevasi sepanjang
lateral (m)
Δ Hm = kehilangan head yang diijinkan pada Ep
BP =
manifold (m) (WP × 100 )
Z manifold = beda elevasi sepanjang
Dimana :
manifold (m)
WP = Output tenaga pemompaan (kW)
Untuk menjaga keseragaman air irigasi secara lateral,
TDH = Total Dinamic Head (m)
maka pemilihan dimensi pipa diupayakan menghasilkan
Q = Debit sistem (I/detik)
variasi debit 10% dan variasi tekanan akibat kehilangan
BP = Input brake power (kW)
head tekanan dan perbedaan elevasi 20% dari tekanan
Ep = Efisiensi pompa (%)
operasi rata-rata emiter.
5. Pemeliharaan Alat
c. Penentuan Kebutuhan Pompa Air
Penerapan suatu teknologi yang menggunakan alat dan
Sistem irigasi tetes membutuhkan energi untuk
mesin tidak akan berhasil baik tanpa adanya perawatan
memindahkan air melalui jaringan pipa-pipa distribusi yang
yang intensif. Pada irigasi tetes diperlukan perawatan-
selanjutnya dikeluarkan melalui emiter. Energi tersebut
perawatan agar peralatan dapat berfungsi dengan baik.
diperoleh dari pompa yang dirangkaikan dengan mesin
Perawatan tersebut antara lain meliputi:
pembangkit tenaga. Tipe pompa yang sering digunakan
39 40
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008
a. Perawatan pompa air menggunakan khlorine yang dapat dicampurkan /
Dalam pemakaian pompa air, maka yang perlu diberikan bersamaan dengan pemupukan / puriasi.
diperhatikan adalah bahan bakar jangan sampai Dosis khlorine yang dianjurkan adalah 2 ppm, dan bila
terlambat pemberiannya. Disamping itu, pompa perlu mikroorganisme sudah menjadi masalah yang serius,
diservis agar mesinnya dapat tetap berjalan dengan maka dosis yang digunakan adalah 30 ppm.
baik. Pemeliharaan lain adalah dengan cara "Flushing", yaitu
b. Perawatan filter menggunakan aliran bertekanan tinggi, sehingga dapat
Filter perlu dibersihkan dari kotoran-kotoran yang mengikis dan membawa partikel-partikel atau
melekat, yaitu dengan cara pembilasan. Filter mikroorganisme keluar dari pipa.
hendaknya diperiksa setiap hari dan kalau perlu
dibersihkan. Untuk menghindari terjadinya
penyumbatan, maka filter dibersihkan dengan sikat
yang bulunya tegak dan kuat/kaku, atau dengan
merendamnya dalam air.
c. Perawatan Jaringan perpipaan
Pipa-pipa pada sistim irigasi tetes ini perlu diperiksa
secara intensif. Daerah pembasahan yang luas pada
lahan menandakan adanya kebocoran pada pipa.
Endapan mineral yang terlalu banyak pada pipa-pipa,
dapat dilarutkan dengan asam, terutama asam
phospat.
Bakteri, alga dan mikroorganisme lain dapat
dihilangkan dari jaringan perpipaan, dengan
41 42
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2008
Lampiran 1
JADWAL PELAKSANAAN
KEGIATAN PENGEMBANGAN IRIGASI BERTEKANAN
TA. 2008
No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Terima Pedoman
1 Teknis dari pusat
Juklak diterima dari
2 propinsi
3 Juknis oleh Kabupaten
4 Sosialisasi
Survey Investigasi (CP
5 / CL)
6 Desain sederhana
Kontrak Pengadaan
7 Alat
8 Pengadaan Alat
9 Pemasangan Alat
Pembuatan laporan
10 bulanan
Pembuatan laporan
11 akhir
12 Pembinaan
Lampiran 2
FORM LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN KEGIATAN DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR T.A. 2008
Dinas : ……………………..
Kab./Kota : ……………………..
Provinsi : ……………………..
Subsektor : ……………………..
Program : ……………………..
Bulan : ……………………..