Você está na página 1de 1

Memutus Penyebaran HIV di Kalangan Pengguna Narkoba di Sumut

Oleh Syaiful W. Harahap*

“60% terjangkit AIDS dari jarum suntik.” Ini judul berita di waspada online (2/9-
2010).

Sekretaris Pelaksana Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Sumut, Achmad


Ramadhan, mengatakan: ‘ ... dari survey terpadu biologi-perilaku (STBP) pada kelompok
resiko tinggi di Indonesia tahun 2007 prevalensi HIV pada komunitas pengguna narkoba
suntik di kota Medan mencapai 56%.”

Kasus HIV/AIDS banyak terdeteksi di kalangan pengguna narkoba (narkotik dan bahan-
bahan berbahaya) dengan jarum suntik bergantian terjadi karena pengguna narkoba wajib
menjalani tes HIV ketika akan menjalani rehabilitasi. Inilah salah satu faktor yang
membuat banyak kasus HIV/AIDS terdeteksi di kalangan pengguna narkoba. Selain itu
probabilitas penularan HIV melalui darah, dalam hal ini medianya jarum suntik pada
pengguna narkoba, lebih tinggi daripada melalui hubungan seksual.

Sebaliknya, kasus infeksi HIV di kalangan dewasa melalui jarum suntik narkoba dan
hubungan seks yang tidak aman justru tidak banyak terdeteksi karena tidak ada
mekanisme untuk mendeteksi kasus AIDS di masyarakat. Kasus HIV/AIDS di kalangan
dewasa akan menjadi ‘bom waktu’ ledakan AIDS.

Salah satu program yang sudah dijalankan di banyak negara untuk menurukan insiden
penularan HIV melalui jarum suntik di kalangan pengguna narkoba adalah melalui harm
reduction. Program ini bertujuan untuk mengurangi dampak buruk pada penggunaan
narkoba dengan jarum suntik, seperti pemberian jarum suntik dan tabung yang steril,
rumatan metadhon, dan perubahan perilaku.

Melalui pemberian jarum suntik dan tabung yang steril pengguna narkoba tidak lagi
memakai jarum yang tercemar HIV secara bergantian. Ini memutus mata rantai
penyebaran HIV di kalangan pengguna narkoba.

Pemberian narkoba cair sintetis yang dikenal sebagai rumatan metadon pengguna
narkoba tidak lagi menyuntik tapi meminum narkoba sintetis. Ini memutus mata rantai
penyebaran HIV dan menurunkan ketagihan terhadap narkoba.

Celakanya, program ini ditentang mati-matian oleh banyak kalangan dengan balutan
moral. Ironisnya lagi para penentang ini tidak bisa memberikan jalan keluar yang realistis
untuk memutus mata rantai penyebaran HIV di kalangan pengguna narkoba suntikan. ***

* Penulis pemerhati masalah HIV/AIDS melalui LSM (media watch) ”InfoKespro”


Jakarta (E-mail: infokespro@yahoo.com).

Você também pode gostar