Você está na página 1de 30

Hypnosis itu Haram !

Asep Haerul Gani, Pondok Pesantren Hypnotherapy Ciputat

Pembaca yang bijak. Ada email yang disampaikan melalui jalur pribadi, komentar di Portal NLP, layanan pesan singkat dan
pertanyaan langsung sebagai berikut,

“Kang Asep, bagaimana hukumnya mempelajari Hypnosis? “

“Apakah mempelajari NLP dan Hypnosis itu dapat dibenarkan sesuai Syariah , Kang ?

“Bukankah dalam Hypnosis itu digunakan kekuatan Jin sehingga ini bagian dari praktek kuasa kegelapan?”

“Pondok pesantren kok mengajarkan Hypnosis sih? Kok kontradiksi sih harusnya kan mengajarkan kebaikan lha kok malah
mengajarkan kesesatan? “

Pertanyaan-pertanyaan senada baik tidak langsung maupun langsung sudah biasa saya dapatkan, khsusnya saat
menyampaikan kuliah, ceramah, workshop mengenai Hypnosis. Rupanya benar kata orang bijak bahwa manusia seringkali
takut akan hal yang belum diketahuinya. Hal ini tidak hanya menerpa pada orang awam. Sebagian ilmuwan pun yang
dididik untuk menghindari apriori dan melakukan aposteriori kadang terjebak dalam memberikan judgment sebelum
mengetahui dan mendalami fenomenanya.

Tahun 2007, panitia seminar ilmiah dan workshop yang semula menyatakan senang saat saya bersedia sharing tentang
Hypnotherapy, suatu kali menelpon “Mohon maaf kang Asep, kayaknya kegiatan sharingnya bisa batal, ada kolega saya
yang menentang dan berkata bahwa belajar hypnosis itu haram. Sekarang ini saya sedang ketemu dengan Majlis Ulama
Indonesia di kota propinsi untuk menanyakan fatwa mengenai hal ini”. Menjelang kegiatan saya tiba-tiba ditelepon, “Kang
Asep ternyata tidak ada fatwa MUI yang mengatakan Hypnosis itu Haram, jadi workshopnya dapat dilanjutkan“.
_______________
Saya hadir di hari pertama sebagai penyampai makalah hasil penelitian “Hypnotherapy Effect Of Ibadah”. Baru saja saya
menyampaikan pengantar, pemakalah lain yang kebetulan tampil sebelum saya menyatakan “Hypnosis itu Haram ,
memperdaya pikiran orang, memperlakukan orang lain seperti budak yang tidak punya kehendak, dan memanipulasi orang
lain, karena itu tidak perlu Anda membahas hasil penelitian Anda”.

Pernyataan ini ditimpali oleh audiens lain “Hypnosis itu haram, melibatkan setan di dalamnya, dan hanya dilakukan dengan
kekuatan khadam atau jin”.

Karena moderator terhipnosis oleh hujatan-hujatan yang cenderung memanas dan tidak sempat menengahi, saya dengan
suara lantang menyampaikan “ Hadirin sekalian, bila kita sepakat ini adalah forum ilmiah, berikan saya kesempatan untuk
menguraikan hasil penelitian saya secara lengkap, kemudian silakan sanggah dan bantah bila secara metodologi ilmiah ada
kekeliruan”.

Untunglah sang kolega juga hadirin mau mengikuti saran saya. Saat saya paparkan dasar kajian, definisi, fenomena, proses,
langkah hypnotherapy serta efek hypnotherapy dari kegiatan ibadah, alih-alih mendapatkan sanggahan dan hujatan, malah
yang terlihat audience anggukan kepala tanda setuju dan mendengar komentar“Ohhhh gitu tohhh!”. Bahkan pemakalah-
pemakalah berikutnya yang kebanyakan menampilkan rancangan-rancangan penelitian menjadikan hasil penelitian saya
sebagai rujukan, ”Masya Allah”.
_______________
Di luar seminar, saya menemui kolega dan audiens yang menyatakan Hypnosis itu Haram dan bertanya, “Apakah anda
pernah mempelajari Hypnosis secara akademik? Apakah anda pernah mempelajari Hypnosis di laboratorium? Apakah anda
pernah mempelajari Ericksonian hypnosis? “

“Tidak…. Tidak pernah…!"

“Apakah pendapat Anda ‘Hypnosis itu memperdaya pikiran orang, memperlakukan orang lain seperti budak yang tidak
punya kehendak, dan memanipulasi orang lain’ adalah akibat penemuan sendiri? Atau hasil dari pembuktian ilmiah? “

“Tidak …"

“Lalu bila demikian atas dasar apa Anda mengatakan Haram ?"

“Karena Tokoh X , yang saya pandang sebagai Guru mengatakan demikian..”.


“Baiklah. Seminar ini adalah seminar hasil penelitian. Tentu saja pendapat dari otoritas dapat kita gunakan sejauh itu
berdasarkan hasil amatan, kajian dan penelitian dan daya kritisi kita terhadap pendapat Otoritas, serta Otoritas memang
adalah orang yang dipandang ahli dalam bidang tersebut. Menurut pendapat saya, tokoh X yang Anda katakan tadi, maaf
bukanlah otoritas dalam bidang Hypnosis , bahkan jangan-jangan belum pernah mempelajari mengenai Hypnosis dan tidak
pernah tahu apa fenomena Hypnosis dan tidak pernah tahu persis bagaimana proses Hypnosis terjadi. Bila demikian halnya
bagaimana bisa pendapatnya dipakai. Bukankah dengan demikian kita melakukan false logic?"

“Lalu kalau begitu, apa dong langkah yang harus saya lakukan agar tidak terpeleset dalam kekeliruan logika tadi? “

“Karena forum ini adalah forum ilmiah, yang memerlukan aposteriori, sebuah pandangan yang muncul akibat pembuktian,
bukan apriori, pandangan yang muncul sebelum ada bukti, ada baiknya Anda semua yang belum pernah belajar megenai
Hypnosis secara akademik dan belum pernah belajar mengenai Ericksonian Hypnosis, saya undang untuk hadir di workshop
besok. Silakan anda amati, dan setelah itu barulah anda jatuhkan putusan apakah mempelajari Hypnosis itu Wajib, Sunat,
Mubah, Makruh atau Haram seperti yang Anda tuduhkan.”.
_______________
Hari kedua, workshop dibuka. Ruangan disiapkan untuk 20 orang peserta. Atas permintaan rekan ilmuwan yang menjadi
audiens di seminar hasil penelitian pada hari pertama, akhirnya disesaki 35 orang. Uniknya 15 orang ini menempatkan diri
menjadi pengamat, tidak mau menjadi peserta aktif.

Pada waktu awal workshop, saya katakan kepada mereka “Selama workshop ini, perlahan atau cepat, pandangan Anda
terhadap Hypnosis dapat berubah, termasuk keterlibatan Anda, bisa jadi saat ini Anda hanya menjadi pengamat, lambat
atau cepat Anda akan menjadi peserta aktif”.

Peserta-peserta yang menjadi pengamat cengar-cengir saja bahkan ada yang nyeletuk “Nggak mungkin”. Saya timpali
langsung “Mari kita buktikan, atas kesediaan Anda sendiri, apapun menjadi mungkin”.

Kegiatan workshop berlangsung lancar. Dengan memanfaatkan keunikan peserta, kekhasan dari hal yang diyakini peserta,
dan kebiasaan peserta dalam melakukan kegiatan peribadatan dan mengakses state khusyuk, membuat workshop menjadi
lebih cair, gayeng, seru dan membuat pengamat bersedia mengubah status menjadi peserta aktif..
_______________
Usai workshop, saya mengajukan pertanyaan kepada salah satu pengamat eh peserta aktif, yang mempunyai pemahaman
mengenai fikih, yurisprudensi Islam

“Setelah Anda mengamati dan mengalami pembelajaran mengenai Hypnosis, menurut Anda apakah Anda menemukan apa
yang Anda tuduhkan kemarin dalam mempelajari Hypnosis?”

“Tidak tuh! Tidak ada memperdayai pemikiran orang lain. Saya tetap mempunyai kemerdekaan mau mengikuti atau
menolak pembelajaran dan pemrograman sang terapis. Tidak ada juga memanipulasi kesadaran, saya merasa sadar penuh,
bahkan sangat sadar dan focus!”

“Jangan-jangan anda rasakan bahwa ada kekuatan Jin…?”

“Ah… sebagai orang yang mempelajari Ruqyah… saya tidak menemukan JIN ikut-ikutan dalam proses ini, murni semuanya
atas kendali diri sendiri”

“Bila demikian halnya, menurut Anda saat ini ustadz apa hukum mempelajari Hypnosis?”

“Mempelajari Hypnosis menurut yang saya rasakan, bagi diri saya, sama seperti menuntut ilmu hukumnya fardu alias
WAJIB”

“Ati-ati lho ustadz, menjatuhkan putusan!” kata saya “Saya jadi bingung nih, kemarin mengatakan HARAM sekarang
katanya WAJIB?”

“Lho, kemarin kan saya mendasarkan putusan baru pada KATANYA. Saya bicara bukan karena pembuktian terlebih dahulu.
Saya apriori saja. Sekarang saya bicara gini kan aposteriori, mengamati sendiri, membuktikan sendiri dan mengalami
sendiri, dan ternyata apa yang saya tuduhkan itu, tidak terbukti, malah saya dapat bukti lain!”

“Apa yang anda maksudkan dengan bukti lain?

“Saya menjadi mengetahui bagaimana struktur mind, cara memanfaatkannya yang benar dan cara membuat diri lebih
berdayaguna dan lebih bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi orang lain”.
Apa iya hukumnya WAJIB, dilakukan mendapat pahala ditinggalkan berdosa ?”

“Ya , bukankah mensyukuri dan memanfaatkan apa yang diberikan Allah adalah WAJIB?”

“Ustadz, karena Anda belajar ilmu fikih, hukumnya belajar Hypnosis itu jadinya bagaimana?”

“Ya tergantung?

“Maksudnya….?

“Tergantung apa materi yang dipelajarinya, maksud dari yang belajarnya , dan efeknya terhadap orang lain?

“Jadi dapat beda-beda dong hukumnya ?”

“ Betul! Bisa jadi HARAM atau DILARANG, bila memang terbukti misalnya ada pemanfaatan Jin di dalamnya, untuk tujuan
buruk atau memberikan efek buruk bagi orang lain”

“ Apakah bisa hukumnya SUNAH atau UTAMA ustadz ?’

“Ya tentu, bila ternyata yang dipelajarinya adalah berkaitan dengan pemanfaatan kesadaran manusia yang dapat
memberikan efek maslahat dan manfaat pada dirinya dan meningkatkan peluang untuk lahirnya kebaikan dan keutamaan”.

“Apakah bisa hukumnya MAKRUH atau BAIK DIHINDARI ustadz ?”

“Ya! Bila saja ternyata yang dipelajarinya adalah hampir nyerempet ke Syirik , atau si yang belajar bertujuan untuk
ngisengin atau memanfaatkan kelemahan orang lain!”

“Terima kasih ustadz, namun setelah ustadz sama-sama belajar dengan peserta lain, secara umum apa sih hukumnya
belajar Hypnosis ?”

“Ya, kalau itu sih kembali ke kaidah usul fikih, yang menyatakan hukum awal segala sesuatu itu adalah MUBAH atau BOLEH,
sampai ada yang melarangnya”.

“Lalu, atas dasar apa dong kemarin ustadz mengatakan HARAM?”

“Kemarin itu, saya teringat kaidah usul fikih yang menyatakan “Mencegah kemunkaran itu harus lebih diutamakan daripada
melakukan kebaikan”. Karena saya belum tahu persis mengenai manfaat dan mudorotnya belajar hypnosis, kan lebih aman
bila kita menghindari keburukan yang dapat ditimbulkannya. Namun demikian sebagai ilmuwan, harusnya saya mengambil
sikap tersebut setelah melakukan pembuktian, bukan sekedar percaya begitu saja”.

“Jadi setelah ini, apa yang akan ustadz lakukan ?”

“Ya , lebih kurang seperti Anda.”

“ Boleh dijelaskan?

“Meluruskan pendapat yang keliru pada ummat, mengajarkannya untuk pemberdayaan ummat, dimulai dengan
membangkitkan dirinya, sesuai pesan Nabi “ibda binafsika”, mulailah dari dirimu, juga selaras dengan ajakan ayat “Quw
Anfusakum wa ahliykum Naaron” Jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa neraka”.

“Apa sudah siap dihujat seperti saya kemarin? Di depan banyak orang lagi? Bahaya lho!”

“Saya sudah siap…"

“Caranya menjadi siap ?"

“Model saja Nabi Muhammad yang saat dihujat oleh ummatnya dan berdo’a “ Ya Tuhan, maafkanlah mereka, karena
mereka belum mengetahui”.
_______________
WalLahu A’lam bis Showab.
Jangan Remehkan Pre Induksi
M. Zein Hidayat S.Psi. CH

Mungkin tahap inilah yang sering kali dilupakan bagi pembelajar hypnosis. Dan mungkin juga, karena tahap ini sering
kurang dikupas dalam pelatihan – pelatihan hypnosis. Padahal, tahap inilah yang menjadi titik tolak keberhasilan proses
hypnosis. Tahap tersebut adalah tahap awal dari sebuah proses hypnosis yaitu Pre Induksi atau Pre Talk interview. Pre-
Induction atau pre talk interview merupakan tahapan yang sangat penting. Seringkali kegagalan proses hipnosis diawali dari
proses Pre-Induction / pre talk yang kurang tepat.
Berkaitan dengan hal tersebut, saya ingin berbagi tentang apa yang seharusnya kita dapat dari pre induksi dalam sebuah
proses hypnotherapy. Penjelasan ini saya urai berdasar dari eksplorasi pengalaman dan pemikiran saya. Yang perlu
diperhatikan adalah apabila kita melakukan pre induksi hendaknya kita dapat memaksimalkan proses tersebut dengan
telah memuat fungsi – fungsi pre induksi sebagai berikut :

Building and Maintaining Rapport


Dalam proses hipnosis, mendasarkan pada kerja sama antara terapist dan klien. Sehingga kesiapan dan kesediaan subyek
menjadi pra syarat keberhasilan hipnosis dapat berjalan dengan baik. Seperti prinsip “Every Hypnosis is self hypnosis”
sehingga terapist hanya berfungsi sebagai fasilitator agar klien dapat menghipnotis dirinya sendiri, dengan panduan
terapist. Berpijak dari hal tersebut, kedekatan dan kepercayaan antara klien dan terapist sangat dibutuhkan. Hal ini dapat
dilakukan dengan membangun hubungan & komunikasi yang baik sebelum proses hipnosis dilakukan. Jika klien sudah
dekat dan percaya pada anda, maka otomatis apapun yang anda sugestikan mau diterima dan akan dilaksanakannya.

Allaying Fears
Dalam pandangan orang awam, hipnosis masih dinilai sebagai hal yang mistik, klenik, hanya digunakan untuk kejahatan,
bila dikuasai pengaruh hipnotis tidak bisa mengendalikan diri, semua rahasia pribadi kita terungkap dan mitos – mitos lain
yang berkembang. Sehingga, dengan pemahaman yang salah pada klien terhadap hipnosis membuatnya menolak dan
membuat pertahanan diri agar tidak dapat terhipnosis. Sehingga otomatis proses hipnosis tidak akan berjalan.

Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab terapist untuk meluruskan dan memberi pemahaman yang benar tentang
hipnosis dan proses yang akan dilakukannya. Dengan pemahaman yang benar, sehingga ketakutan klien akan teratasi dan
membuat klien merasa aman untuk melakukan proses hipnosis.

Building Mental Expectancy


Apabila dalam proses hypnotherapy, seorang terapist lebih baik untuk mengkondisikan klien terlebih dahulu pada bagian
mana seorang klien merasa nyaman. Kenapa ? Dalam proses terapi yang membutuhkan itu bukan terapistnya tetapi klien.
Sehingga tugas terapist adalah menumbuhkan sugesti positif bahwa dengan hipnotis permasalahan yang dialami dapat
diselesaikan atau disembuhkan. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan testimony atau cerita – cerita keberhasilan
klien yang telah kita tangani, Kalaupun kita belum pernah menangani kasus tersebut, kita dapat menceritakan bahwa
permasalahan dapat diselesaikan dengan hipnosis, walaupun memakai referensi dari terapist lain. Intinya membuat klien
memiliki harapan dan keyakinan bahwa dengan melakukan proses ini, dia akan sembuh. Keyakinan klien itulah yang
menjadi modalitas sangat penting bagi keberhasilan terapi apapun.

Gathering Informations
Seringkali klien memiliki sudut pandang dan persepsi yang tidak benar tentang masalahnya. Sehingga, seorang terapist
harus benar – benar memahami dinamika klien dan permasalahan klien. Sebagai contoh, ada orang yang datang dan bilang
bahwa dirinya tidak percaya diri. Apakah klien langsung menghipnotis dan memberi sugesti agar percaya diri. Saya kira
tidak semudah dan sesederhana itu. Kenapa? Kita harus tahu dinamika apa yang sebenarnya terjadi pada diri klien dan apa
yang sebenarnya dibutuhkan oleh klien. Dengan pengetahuan ini, akan sangat berguna dalam proses hypnotherapy yang
akan berjalan.

Bagi saya, sah – sah saja therapist berbekal dengan pengalaman dan pengetahuan memiliki asumsi tentang dinamika
permasalahan klien . Asumsi tersebut, sebagai dasar bagi therapist untuk menanyakan lebih lanjut tentang permasalahan
klien secara lebih spesifik. Bagi therapist yang berpengalaman, dapat lebih mudah mengarahkan pertanyaannya untuk
menggali permasalahan klien. Apalagi saya secara pribadi memiliki background psikologi, sehingga lebih mudah untuk
memahami dinamika psikologis klien. Bahkan sering kali, saya memadukan dengan analisis tulisan tangan atau tanda
tangan (grafologi), menggambar orang (DAP), pohon berkayu (BAUM), menggambar pohon, orang dan rumah (HTP), atau
assessment psikologis secara lengkap. Sehingga saya jadi paham karakteristik psikologis klien. Untuk artikel selanjutnya,
saya akan sampaikan tentang panduan menggali informasi sehingga kita mendapat data yang lebih lengkap tentang
permasalahan klien.

Memotivasi Anak Untuk Belajar


Anak usia sekolah tentunya perlu untuk belajar, entah mengulang kembali pelajaran yang sudah diberikan di sekolah,
mengerjakan pekerjaan rumah (PR) ataupun mempelajari hal-hal lain di luar pelajaran sekolah. Pentingnya belajar tanpa
harus dibicarakan panjang lebar pasti sudah disadari oleh seluruh orangtua.

Keluhan yang datang dari orangtua pada umunya lebih banyak menyangkut anaknya terlalu banyak bermain daripada
orangtua yang anaknya terlalu banyak belajar. Bahkan kalau anak sangat rajin belajar, pastilah orangtua memamerkannya
ke orang-orang dengan nada bangga, "Iya loh Pak Dani, anak saya itu belajarnya rajin sekali. Pulang sekolah belajar, bangun
tidur siang belajar, terus malam kalau bapaknya sudah pulang ya belajar lagi. Makanya anak saya itu pintar sekali, apa-apa
tahu. Kadang-kadang malah saya yang nggak tahu".

Lain lagi kalimatnya jika anak terlalu banyak bermain, "Aduuuuuuh Pak Dani, anak saya ini kerjanya main melulu.... Siang
main, sore main, malam juga main. Saya dan bapaknya kalau mau menyuruh dia belajar, harus teriak-teriak dulu,
mengancam dulu, baru dia mau belajar. Pusing saya jadinya. Sudah begitu perkalian saja tidak hafal".

Penyebab
Kalau anak enggan belajar, tentunya perlu dicari tahu sebab-musababnya, baru kemudian diambil suatu tindakan.
Beberapa sebab mengapa anak enggan belajar, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya waktu yang tersedia untuk bermain
2. Sedang punya masalah di rumah (misalnya suasana di rumah sedang "kacau" karena ada adik baru).
3. Bermasalah di sekolah (tidak suka/phobia sekolah, sehingga apapun yang berhubungan dengan sekolah jadi
enggan untuk dikerjakan).
4. Sedang sakit.
5. Sedang sedih (bertengkar dengan teman baik, kehilangan anjing kesayangan)
6. Tidak ada masalah atau sakit apapun, juga tidak kurang waktu bermain (malahan kebanyakan), hanya memang
MALAS.

Malas
Dalam Kamus Bahasa Indonesia oleh Muhammad Ali, malas dijabarkan sebagai tidak mau berbuat sesuatu, segan, tak suka,
tak bernafsu. Malas belajar berarti tidak mau, enggan, tak suka, tak bernafsu untuk belajar.

Kalau anak-anak tidak suka belajar dan lebih suka bermain, itu berarti belajar dianggap sebagai kegiatan yang tidak menarik
buat mereka, dan mungkin tanpa mereka sadari juga dianggap sebagai kegiatan yang tidak ada gunanya/untungnya karena
bagi ana-anak tidak secara langsung dapat menikmati hasil belajar. Berbeda dengan kegiatan bermain, jelas-jelas kegiatan
bermain menarik buat anak-anak, dan keuntungannya dapat mereka rasakan secara langsung (perasaan senang yang
dialami ketika bermain adalah suatu keuntungan).

Motivasi
Dalam dunia psikologi, dorongan yang dirasakan seseorang untuk melakukan sesuatu disebut sebagai motivasi. Motivasi
tersebut dapat berasal dari dalam maupun dari luar diri seseorang.

Morgan (1986) dalam bukunya Introduction To Psychology, menjelaskan beberapa teori motivasi:
1. Teori insentif
Dalam teori insentif, seseorang berperilaku tertentu untuk mendapatkan sesuatu. Sesuatu ini disebut sebagai insentif dan
adanya di luar diri orang tersebut. Contoh insentif yang paling umum dan paling dikenal oleh anak-anak misalnya jika anak
naik kelas akan dibelikan sepeda baru oleh orangtua, maka anak belajar dengan tekun untuk mendapatkan sepeda baru.
Insentif biasanya hal-hal yang menarik dan menyenangkan, sehingga anak tertarik mendapatkannya. Insentif, bisa juga
sesuatu yang tidak menyenangkan, maka orang berperilaku tertentu untuk menghindar mendapatkan insentif yang tidak
menyenangkan ini. Dapat juga terjadi sekaligus, orang berperilaku tertentu untuk mendapatkan insentif menyenangkan,
dan menghindar dari insentif tidak menyenangkan.

2. Pandangan hedonistik
Dalam pandangan hedonistik, seseorang didorong untuk berperilaku tertentu yang akan memberinya perasaan senang dan
menghindari perasaan tidak menyenangkan. Contohnya: anak mau belajar karena ia tidak ingin ditinggal ibunya ke
pasar/supermarket.

Dari uraian di atas, dapat diasumsikan anak yang malas tidak merasa adanya insentif yang menarik bagi dirinya dan ia pun
tidak merasakan perasaan menyenangkan dari belajar.

Memberikan Dorongan Agar Anak Mau Belajar


Sehubungan dengan teori motivasi di atas tentunya bisa dikatakan dengan mudah, ayo kita berikan dorongan agar anak
mau belajar. Tapi dorongan seperti apa yang dapat diberikan kepada anak?

Berikut ini adalah beberapa saran:


1. Berikan insentif jika anak belajar.
Insentif yang dapat diberikan ke anak tidak selalu harus berupa materi, tapi bisa juga berupa penghargaan dan
perhatian. Pujilah anak saat ia mau belajar tanpa mesti disuruh (peristiwa ini mungkin jarang terjadi, tapi jika saat
terjadi orangtua memperhatikan dan menunjukkannya, hal tersebut bisa menjadi insentif yang berharga buat anak).
Pujian selain merupakan insentif langsung, juga menunjukkan penghargaan dan perhatian dari orangtua terhadap anak.
Anak seringkali haus perhatian dan senang dipuji. Jadi daripada memberikan perhatian ketika anak tidak mau belajar
dengan cara marah-marah, dan ketika belajar tanpa disuruh orangtua tidak memberikan komentar apapun, atau hanya
komentar singkat tanpa kehangatan, akan lebih efektif perhatian orangtua diarahkan pada perilaku-perilaku yang baik.
2. Terangkan dengan bahasa yang dimengerti anak, bahwa belajar itu berguna buat anak.
Bukan sekedar supaya raport tidak merah, tapi misalnya dengan mengatakan "Kalau Ade rajin belajar dan jadi pintar,
nanti kalau ikut kuis di tv bisa menang loh, dapat banyak hadiah. Kan kalau anak pintar, bisa menjawab pertanyaan-
pertanyaannya".
3. Sering mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang diajarkan di sekolah pada anak.
Bukan dalam keadaan mengetes anak, tapi misalnya sembari mengisi TTS atau ikut menjawab kuis di TV. Jika anak bisa
menjawab, puji dia dengan menyebut kepintarannya sebagai hasil belajar. Kalau anak tidak bisa, tunjukkan rasa kecewa
dan mengatakan "Yah Ade nggak bisa jawab, nggak bisa bantu Mama deh. Ade, di buku pelajarannya ada nggak sih
jawabannya? Kita lihat yuk sama-sama". Dengan cara ini, anak sekaligus akan merasa dipercaya dan dihargai oleh
orangtua, karena orangtua mau meminta bantuannya.
4. Banyak lembaga pra-sekolah yang mengajarkan kepada anak pelajaran-pelajaran dengan metode active learning atau
learning by doing, atau learning through playing, salah satu tujuannya adalah agar anak mengasosiasikan belajar
sebagai kegiatan yang menyenangkan. Tapi seringkali untuk anak-anak SD, hal ini agak sulit dipraktekkan, karena mulai
banyak pelajaran yang harus dipelajari dengan menghafal. Untuk keadaan ini, hal minimal yang dapat dilakukan adalah
mensetting suasana belajar. Jika setiap kali pembicaraan mengenai belajar berakhir dengan omelan-omelan, ia akan
mengasosiasikan suasana belajar sebagai hal yang tidak memberi perasaan menyenangkan, dengan demikian akan
dihindari.

Membuat Suasana Belajar Lebih Menyenangkan


Selain tidak sering-sering memarahi anak ketika belajar, ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan agar suasana belajar
lebih menyenangkan dan anak mau belajar. Hal-hal tersebut adalah:
1. Anak cenderung meniru perilaku orangtua, karena itu jadilah contoh buat anak. Ketika menyuruh dan mengawasi anak
belajar, orangtua juga perlu untuk terlihat belajar (misalnya membaca buku-buku). Sesekali ayah-ibu perlu berdiskusi
satu sama lain, mengenai topik-topik serius (suasana seperti anak sedang kerja kelompok dan diskusi dengan teman-
teman, jadi anak melihat kalau orangtuanya juga belajar). Dengan demikian, anak melihat bahwa orangtuanya sampai
tua pun tetap belajar.
2. Pilih waktu belajar terbaik untuk anak, ketika anak merasa segar. Mungkin sehabis mandi sore. Anak juga bisa diajak
bersama-sama menentukan kapan waktu belajarnya.
3. Anak butuh suatu kepastian, hal-hal yang dapat diprediksi. Jadi jadikan belajar sebagai rutinitas yang pasti. Misalnya
ketika sudah ditentukan, waktu belajar adalah 2 jam setiap hari, pukul 17.00-19.00, maka pada jam tersebut harus
digunakan secara konsisten sebagai waktu belajar. Kecuali disebabkan hal-hal yang mendesak, misalnya anak baru
sampai rumah pukul 16.30, tentunya tidak bijaksana memaksa anak harus belajar pukul 17.00, karena masih lelah.
4. Anak punya daya konsentrasi dan rentang perhatian yang berbeda-beda. Misalnya ada anak yang bisa belajar terus-
menerus selama 1 jam, ada yang hanya bisa selama setengah jam. Kenali pola ini dan susunlah suatu jadwal belajar
yang sesuai. Bagi anak yang hanya mampu berkonsentrasi selama 30 menit, maka berikan waktu istirahat 5-10 menit
setelah ia belajar selama 30 menit. Demikian untuk anak yang mampu belajar lebih lama.
5. Dalam artikel di Tabloid Nova edisi Maret 2002, disarankan agar orangtua menemani anak ketika belajar. Dalam hal ini
orangtua tidak perlu harus terus-menerus berada di samping anak karena mungkin Anda sebagai orangtua memiliki
pekerjaan. Namun paling tidak ketika anak mengalami kesulitan, Anda ada di dekatnya untuk membantu.

Demikian hal-hal yang dapat disarankan untuk membantu orangtua memberikan motivasi anak agar mau belajar. Semoga
berguna dan dapat berhasil diterapkan. Orangtua senang, tidak lelah berteriak-teriak dan marah-marah, anak pun senang
tidak dimarahi dan merasa menyukai kegiatan belajar.

Kenapa saya TIDAK BISA SUKSES?


Antonius Arif, IBH Certified Instructor

Sejak saya mempelajari dan mempraktekan ilmu Neuro Lingustic Programming dan Hypnotherapy, saya terus terang
penasaran dan semakin penasaran mengenai kekuatan dari pikiran. Apalagi setelah mengetahui bahwa subconscious
mempunyai peran penting dalam kehidupan semua orang termasuk saya.

Dan ada beberapa artikel dan buku yang menyebutkan bahwa kehidupan kita sekarang ini baik dengan segala kesuksesan
atau kegagalan, tidak lepas dari pengaruh masa lalu kita. Bahkan saya sendiri sempat merasakan sulitnya untuk menapak
karir selama beberapa tahun hingga akhirnya saya menemukan dan berusaha sedikit demi sedikit untuk menapakinya
sehingga bisa mencapai impian yang tidak pernah saya impikan sebelumnya.

Ibaratnya anda seperti nahkoda sebuah kapal layar yang sedang berlayar menuju ke suatu tempat. Dimana anda sebagai
nahkoda kapal berusaha mengarahkan agar kapal berlayar sesuai dengan tujuan yang ingin diraih. Dan yang seperti juga
anda tahu, pada sebuah kapal juga terdapat anak buah kapal yang bekerja untuk mengatur dan membantu sang Nahkoda
untuk mencapai tujuan. Coba anda imaginasikan bila sang anak buah kapal (ABK) yang mengurus layar memberontak dan
tidak menuruti perintah sang Nahkoda pada saat terjadi badai, apa yang akan terjadi? Kapal mungkin saja terdampar
bukan? Bagaimana bila ABK bagian bersih2 tidak melakukan pekerjaannya dengan baik, apakah tidak akan berpengaruh
terhadap yang lain? Pasti terpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung. Jadi bagaimana caranya agar sang ABK
mau bekerjasama dengan sang Nahkoda kapal tersebut? Yang pasti, kita harus mendamaikan atau menetralisir keadaan
seperti seorang manager terhadapa anak buahnya bukan?

Kalau dengan kondisi tubuh kita seperti sebuah kapal layar, apakah anda bisa mencapai tujuan dengan selamat bahkan
gemilang seperti COLOMBUS yang menemukan benua amerika? Hmm…. Menarik bukan?

Jadi caranya bagaimana agar mereka mau bekerjasama dengan baik? Banyak cara, salah satunya adalah dengan
hypnotherapy.

Dan saya tertarik untuk mengulas salah satu kasus yang pernah saya tangani. Ada seorang gadis yang cukup menarik datang
kepada saya meminta untuk dibantu karena dia merasa seperti orang yang selalu kalah, baik kalah dalam kehidupan dan
juga kalah dalam percintaan. Kita namakan saja Ani.

Ani telah bekerja diberbagai perusahaan yang baik kecil maupun perusahaan besar. Dalam semua pekerjaan yang dia
lakukan sebenarnya dia sangat bersemangat tetapi selalu berakhir dengan tragis yaitu selalu berakhir dengan pengunduran
diri dia atau dipecat dari tempat kerja. Dia menanyakan kepada saya, kenapa ini bisa terjadi?

Saya akhirnya menggunakan teknik2 Hypnosis dan NLP untuk mencari akar masalahnya. Ternyata akar permasalahannya
adalah dia sering menerima perlakukan yang tidak enak dari orang tuanya. Baik secara fisik dan secara verbal. Dan ini
benar2 masuk kedalam pikiran dia bahkan subconscious dia. Setelah saya melakukan beberapa teknik terapi, akhirnya dia
bisa merelease hal2 yang buruk terhadap dirinya dengan baik. Yang anehnya, pada saat dia merelease emosi negative dari
dirinya, salah satu orang tuanya mengirimkan sms menanyakan kabar dirinya. SMS ini benar2 menyentuh dirinya karena
seakan-akan seluruh masalahnya hilang begitu saja. Seakan-akan semua pikiran terhubung satu sama lain walaupun
berbeda jarak.

Saya yakin pada perjalanan kehidupan dia, kehidupan dia akan jauh lebih baik dan kesuksesan sudah ada di tangan tinggal
bagaimana kita menggunakannya dengan baik.

Jadi untuk bisa mencapai sukses, dengan kita menghilangkan factor-faktor penghambat bukankah kehidupan kita menjadi
lebih mudah?

Pacing dan Utilisasi Neurological Level dalam Terapi


Gunawan, dr., IBH Certified Instructor
Dear Hypnotherapist,
Karena beberapa waktu ini saya mendapatkan banyak pertanyaan tentang ericksonian, utilisasi dsb..izinkan saya share
sedikit pengalaman mentherapy klien beberapa waktu lalu, kurang lebih november 2008 silam saya dpt client special, saya
ingin sharing disini, klien tadi adalah seorang pengajar di mahad sekaligus seorang ustadz, dia punya trauma selama 30 thn,
kalo lagi ngajar atau ceramah, jika beliau ingat almarhum ibunya maka dia langsung blank/bete bahkan sering dia
meninggalkan jamaah atau santrinya begitu saja ketika ceramah hanya karena ingat dengan ibunya, hal ini dibenarkan oleh
temannya yang saat itu juga hadir mengantar dia.

Setelah interview dan anamnesa ternyata sebelum ibunya meninggal di mekah ktika naik haji, si klien tadi sangat badung
waktu mudanya, dan pesan2 ibunya ketika berangkat haji tidak ada yang ia laksanakan, singkat cerita ktika ibunya tidak
kembali ke tanah air tapi kembali ke pangkuan yang kuasa, singkat cerita ia bertobat dan jadi guru agama, tp rasa sesal dan
bersalah tidak bisa hilang sampai sekarang walaupun ia telah jadi guru agama, jika ingat ibunya ia langsung bete dan sedih,
dan tidak dapat melakukan aktivitas nya dengan sempurna.

nah eng ing eng.. proses terapi di mulai:

Karena beliau seorang ustadz maka saya coba praktekan induksi neo ericksonian dengan mencoba menggali kondisi dia
ketika sedang khusyu shalat (Pacing believe system dia, krn dalam neurological level spritual mempunyai kedudukan yg
paling tinggi) waktu itu saya tanyakan adakah bacaan khusus atau dzikir yang biasa dia pakai, beliau jawab “ya...” maka saya
persilahkan beliau untuk mencoba menhadirkan suasana shalat khusunya dengan membaca dzikir favoritnya... (utilisasi)

Catatan
Neurological level yg dikembangkan oleh Robert Dilts :
1. SPIRITUAL
2. IDENTITY
3. VALUE/BELIEF
4. COMPETENCE/CAPABILITY/SKILL
5. BEHAVIOR
6. ENVIRONMENT
Saya tidak akan panjang lebar menerangkan ini, silahkan googling tentang ini untuk lengkapnya..

Nah kembali ke cerita awal. Ketika dibimbing masuk dalam kondisi trance lewat kebiasaannya apalagi shalat, ini relatif lebih
mudah krn brainwave klien sudah terbiasa turun dengan sendirinya ketika melakukan ibadah....

Nah petikannya kurang lebih spt ini :

GN (Gunawan):
“Coba bapak sekarang hayati dalam setiap nafas dan dzikir bapak, rasakan secara perlahan cepat atau lambat kalimah “Ar-
Rahman Ar-Rahim” (dzikir si bapak;red) mulai mengalir bersama aliran darah bapak, rasakan Ya Rahman Ya Rahim perlahan
menjalar di ujung kepala bapak, dan sekarang perhatikan kedua otot-otot sekitar mata bapak mulai mengendur dan terasa
rileks, rasakan kalimat zikir itu membuat kelopak mata bapak semakin nyaman... Semakin tenang... Semakin damai...
Sedamai Ya Rahman Ya Rahim... (Saya coba mulai modifikasi induksi, mix elman&progresive relaxation dan utilisasi ala
mbah erickson) rasakan dan hayati semakin bapak berzikir maka mata bapak semakin rileks, sehingga walaupun bapak
berusaha membuka mata bapak tapi tarikan kalimah Ya Rahman Ya Rahim semakin menarik otot mata bapak kedalam
kondisi lebih nyaman sehingga mata bapak pun enggan terbuka....”

[Nah disini sudah mulai terlihat REM (rapid eye moving) pupilnya bergerak ke atas terlihat dari kelopak mata yang sedikit
terbuka berwarna putih smua, artinya si bapak mulai masuk dlm trance]

[Singkat cerita saya utilisasi Ya Rahman Ya Rahim sampai ujung kaki mengikuti alur progresive relaksasi]

[Untuk teknik deepening saya pakai ball of light, dengan me-utilisasi cahaya Ilahi sesuai dengan believe klien...dan ketika
cahaya Ilahi tadi sudah memenuhi seluruh tubuhnya, saya blow up compulsion dengan menyatukan cahaya tersebut
dengan raga si klien]

[Saat itu jari klien bergerak aritmis cataleptic, spt renjatan2 listrik.... Namun nafasnya ritmis nafas perut dan saya tetap
kontrol kedalaman agar tidak bablas ke delta dengan arahan menarik nafas panjang]
Nah disini mulai proses hypnotherapeutic, saya coba pake objek imagery dan menghadirkan si klien di depan kabah (tempat
favorit hasih wawancara) Saya bimbing dia seolah thawaf dan sujud di sana... Labaikallah huma labaik dst. Dibantu oleh
teman yg hadir lainnya melafalkan itu, ternyata membuat suasana semakin vivikasi, klien mulai menangis dan mengatakan
Allah... Berulang....

GN:
“Sekarang bapak sedang berdiri di hadapan baitullah, bersujudlah dan syukuri segala nikmat atas hidup bapak”
(klien bersujud dan terisak2)

“Rasakan kedamaian baitulah ini membuat bapak merasakan kenikmatan dan kedamaian luar biasa, semakin bapak
merasakan hembusan dan sinar ilahiah di sekitar bapak, maka bapak akan semakin tenang...”

[luar biasa Si bapak mulai tenang dan tidak terisak2 lagi tangisnya, namun bibirnya tetep menyebut Allah... Allah... terus
menerus]

“Jika bapak sekarang sudah benar2 berada di depan kabah dan merasakan kedamaian luar biasa dari kabah, maka saya
minta bapak menjentikan telunjuk kanan bapak....”
[Dan si bapak menjentikan jarinya, teknik ini disebut ideo motor response untuk mengecek kedalaman trance si bapak]

“Bapak sekarang berada di mana?”

Bpk : “Bersimpuh depan Babah”

GN :
“Jika bapak ada disana dan merasakan kedamaian kabah yang begitu luar biasa nyamannya, dimanakah letak pusaran rasa
damai dan nyaman ini dalam tubuh bapak, silahkan tangan bapak untuk menunjukannya pada saya!”
(saya pake teknik Self Relation Psychotherapy mbah Gilligan sekalian untuk setting anchor kedamaian/safety place jika
suatu saat si bapak abreactionnya yg berlebihan, maka saya akan kembalikan ke pusat nyamannya tadi)

Bpk : [tangannya bergerak dan mendekap dadanya, untuk menunjukan pusatnya]

GN :
”Bapak jika nanti saya mohon bapak untuk memegang dan mendekap pusat rasa damai tsb, maka dengan cepat bapak akan
kembali ke dalam kondisi sangat damai dan nyaman di depan kabah”

[set anchor, dilakukan persistence berulang dengan marking tonality]

“Bapak sekarang bayangkan & rasakan, lihat apa yang bapak lihat, dengar apa yang bapak dengar dan rasakan apa yang
bapak rasakan, sekarang tepat di depan bapak hadir sosok ibunda...”

[Si bapak menjerit dan tersedu]

“Bapak... 30 thn bapak menanti saat seperti ini, kendalikan diri bapak, gunakan kesempatan ini sebaik mungkin, karena
surga berada di telapak kaki ibunda, berdirilah hampiri dia, mhn maaf dan mohon diiklaskan smuanya... Raih tangannya dan
cium lah tangannya sebagai tanda bapak melepaskan semua trauma masa lalu, dan tanda bahwa ibunda dan bapak telah
saling mengikkhlaskan...”
[Teknik forgiveness sederhana]

[Si bapak tanpa saya duga beranjak dan menciumi kedua tangganya seperti seolah2 dia mencium tangan seseorang, dan
terdengar bunyi muah...muah... Si bapak menciumi kedua genggaman tangannya]

Bpk : “Ampunnn... Ampuuuun...”


[terdengar lirihan si bapak sambil menciumi tanganya, nafasnya naik turun dan air matanya berderai]

GN :
“Bapak... lihatlah sekarang ibunda telah mengiklaskan semuanya, telah memaafkan bapak, lihatlah ibunda tersenyum dan
bangga krn bapak telah menjadi guru agama yang mengajarkan kebaikan kepada semua orang......ucapkan alhamdulillah...!
syukuri dan berjanjilah untuk menjadi anak kebanggaaan orang tua, mulai sekarang jika bapak ingat ibunda maka bapak
akan merasakan pancaran senyum ibunda dan pancaran kedamaian ilahiah, yang akan membuat bapak semakin damai dan
semangat dalam dakwah dan ibadah....”

Bpk : Alhamdulillah...4x [sambil terisak-isak]


GN :
“Sekarang ibunda meminta bapak untuk menyentuh titik pusat kedamaian bapak dan kembali ke depan kabah dalam
keadaan nyaman dan luar biasa damai membawa semua emosi positif dari iklahsnya dan dimaafkannya bapak oleh
ibunda....”

[Si bapak mulai menggerakan tangannya dan menjadi tenang walaupun air mata masih berderai tapi nafasnya sudah ritmis
kembali, disini saya deepening kenyamanan dan memberikan PHS (Post Hypnotic Sugestion dengan metaphor script ala
ericksonian]

[Singkat cerita setelah PHS selesai, ada cerita lucu dan buat saya agak bingung juga diawalnya, setelah saya pandu
termination si bapak tidak mau bangun!! Dia tersenyum terus sambil memegang pusat titik kedamaiannya di depan dada
dengan kedua tangannya]

[Sampai tiga kali saya bimbing bangun dengan hitungan dia tetep tdk mau bahkan menggeleng2kan kepalanya sambil
tersenyum]

Akhirnya saya ada insight

GN :
[Saya ulang PHS dan menekankan]
“Marilah kita bersyukur dan berdoa bersama-sama sebagai tanda kita mensyukuri dan benar-benar merasakan
keberlimpahan iman, ilmu, dan rezeki yg Allah berikan... Marilah sama-sama kita membaca Al-Fatihah...”

[nah ini akal saya, setelah berdoa dengan bimbingan saya, saya bimbing si bapak]

"Coba usapkan kedua tangan bapak pada wajah bapak sebagai simbol rasa syukur dan ketaatan pada ibunda dan Ilahi...”

[Dengan mengusap tangan ke wajah, otomatis si bapak melepas anchor di dadanya]

”Sambil bapak mengusap wajah ucapkanlah Alhamdulillah, dan mata bapak akan terbuka dengan semua perasaan positif
dari pengalaman ruhani barusan...”

Begitu si bapak bangun dia langsung dipeluk sama dua orang anaknya yang remaja yang menyaksikan proses ini, satu
persatu sahabat si bapak memeluk dan menyalami si bapak dengan penuh takjub dan haru...suasana yang luar biasa, saya
hanya duduk terpana di kursi therapist sambil melihat pemandangan mengharukan ini...

Beberapa minggu lalu setelah sekian lama tidak berjumpa, saya bertemu dengan si bapak tadi dan saya cek future pacing yg
dulu pernah di set pada waktu therapy, alhamdulillah dia malah jadi semangat jadi seorang therapist krn pengalaman
therapy yang dia alami, bahkan sekarang dia berniat ingin belajar NLP dan Hypnotherapy lebih dalam... mantaap pak :)

Catatan
Inti dari ericksonian adalah PACING dan UTILISASI, dan yg perlu dilakukan sebelum kita intervensi adalah membangun
connectedness dengan klien baik secara concious dan unconcious, caranya dengan menghadirkan seluruh empati dan energi
positif kita secara ikhlas untuk membantu atau menolong sesama. bukan hanya asal matching dan miss matching, atau
building rapport asal gugur kewajiban...
Rasakan dulu oleh kita seluruh cognitif dan somatic mind kita mengalirkan empati dan cinta pada klien..

Ini adalah contoh terapi sederhana yang mudah-mudahan dapat bermanfaat buat kita semua..

Hypnotherapist Sebagai Fasilitator


Fadli Nur Haq, IBH Certified Instructor
”Wah padahal Saya sudah ikut Kelas Advance Hypnotherapy, tapi Kok saya nggak bisa menyembuhkan Pasien Ya..?? Terus
apa gunanya CHt (Certified of Hypnotherapist) Saya...”

Itu lah pertanyaan dan pernyataan yang sempat terlintas di benak saya ketika kali pertama saya membantu menyelesaikan
permasalahn klien, setelah mengikuti kelas Advance Hypnotherapy.

Lalu pikiran sadarpun mulai mencoba menganalisa “sebetulnya siapa yang salah..??” dan akhirnya menghasilkan beberapa
”Ilmu Pasti” sebagai berikut :
1. Pasti, karena saya belum benar-benar menguasai ilmu hypnotherapy.
2. Pasti, karena pasiennya yang sulit unutk di hypnosis.
3. Pasti, Saya tidak berbakat untuk menjadi hypnotherapis.
4. Pasti, karena saya belum punya ruangan yang represntatif untuk melakukan therapy
5. Dan beberapa “ilmu Pasti” yang lain..

Ya begitulah..terkadang jika kita tidak mampu dalam satu hal, lalu mencoba mencari pembenaran untuk memenangkan dan
menenangkan diri sendiri, sehingga beberapa “ilmu pasti” yang saya sebutkan DI ATAS, SEBENARNYA tidaklah PASTI, yang
“PASTI” itu adalah bentuk dari PEMBENARAN diri sendiri.

Apalagi setelah saya di tilang oleh “Polisi Meta Model” dan di ceramahi oleh Mr. SOM (Sleight Of Mouth) bertemulah saya
dengan “Tuan Bijak” dari dalam hati, yang menyampaikan kata-kata bijak sebagai berikut :
1. Apakah yang membuat kamu merasa berhak bisa merubah/menyembuhkan orang lain, apakah karena secarik kertas
yang berstuliskan “Certified of Hypnotherapist”?
2. Kamu tidak akan bisa mengubah siapapun kecuali dirinya sendiri yang menginginkan perubahan itu.
3. Bukankah apa yang Kamu pelajari hanyalah salah satu alat dari bebagai alat yang diharapakn bisa membantu ang lain.
4. Dan seharusnya apa yang kamu alami bisa menjadi motivasi diri kamu untuk terus belajar.
5. Kamu merasa sulit mungkin karena kamu belum mendapatkan cara yang tepat untuk melakukannya.
6. Tentunya keikhlasan dari dalam hati akan banyak membantu diri kamu, karena hati hanya akan tersentuh oleh hati.
7. Serahkan semuanya kepada Allah ketika sebelum, sedang dan sesudah berusaha/berikhtiar karena hanya Allah lah yang
berhak membolak balikan hati seseorang.
8. Kamu hanyalah FASILITATOR dalam membantu seseorang memecahkan permasalahannya.

Demikianlah akhirnya saat ini saya berusaha menjadi seorang hypnotherapist yang terus berusaha belajar lebih baik lagi
dalam menemukan cara yang tepat dan efektif dalam membantu sesorang keluar dari permasalahannya, dan tentunya
selalu berdo’a”Semoga Allah selalu memberikan jalan yang terbaik, Amien...”

SCRIPT 'NYAWA’
Fachrudin Arif, SP, MSi, IBH Certified Instructor
“'Rasakan dan hayati setiap kali anda menarik nafas dan menghembuskan nafas, setiap kali anda menarik nafas berarti
menarik ketenangan, kenyamanan, dan kedamaian, dan setiap kali anda mengembuskan nafas berarti anda membuang
kendala dalam diri anda.”

“Rasakan bahwa kedua tangan anda sekarang kaku dan keras bagaikan besi yang sangat lurus...tidak seorangpun yang
dapat membengkokkan tangan anda... termasuk anda. Dan rasakan bahwa kedua jari jemari telapak tangan anda saling
mengunci satu dengan lainnya, sangat rapat, dan sangat kuat, sehingga tidak ada kekuatan apapun pun yang dapat
membuka telapak tangan anda termasuk anda sendiri.”

Ini adalah sebuah sricpt dari Locking The Hand, perhatikan kata yang tergaris bawahi. Beberapa uji sugestibiltas yang kita
lakukan di berbagai event kalimat ini bereaksi kepada audiens sangat mantab dan JOSS. Namun tidak seperti event-event
yang lain Ketika Fundamental Hypnosis bath ke-3 28 Juni 2009 tepatnya di Hotel Dynasty Purwokerto room Cendrawasih
saya pribadi mendapatkan introduksi yang sangat berarti. Dikarenakan peserta kali ini memiliki tingkat heterogenitas tinggi
serta analitik yang cukup tajam dari dokter, dosen, ustadz, trainer, marketer, bankir.

Apaan tuch....?

Ketika script ini meluncur bebas dari kedua bibir-ku, lantunan intonasi yang berirama memiliki makna di setiap ujar kata
yang ku lantunkan. Karena saya yakin kata-kata yang tersusun dalam kalimatku memilik 'nyawa' agar apa yang saya
transformasikan kepada peserta pelatihan masuk ke ranah memory bank secara kuat.

Mengapa hanya sebuah bait kecil kalimat ini menjadikan 'reject' (istilah kita di Focus ,adalah penolakan halus dalam diri),
yang semula mengikuti sugesti kita dengan begitu nyaman, damai, namun secara cepat adanya penolakan dari bait 'TIDAK
ADA KEKUATAN APAPUN'.

Apa yang terjadi....

'Ach... sombong amat sang hypnotist, apakah memang sehebat itu seorang hypnostist mengaplikasi ilmunya untuk
mendapatkan pengaruh sugestinya'

Apakah tidak ada kalimat yang lebih asertif lagi untuk membangun efek sebuah bahasa hypnotic?. Apakah sudah
melampuai kekuatan batas-batas kekuasaan Illahi ?. Apakah ini tidak menjadikan syirik belajar hypnosis? (ini yang lebih
ekstrem lagi)

Alhamdullilah ada yang menyadarkan saya melalui pelatihan bath ke-3 ini. Dengan lapang dada dan setulus-tulusnya saya
ucapkan terima kasih yang tak terhingga. Perenungan semalam setelah Fundamental Hypnosis bath ke-3 ini telah
melahirkan bentuk lantunan sugesti yang telah saya sisipkan di memoriku.

Sebagaimana 'waler' atau aturan sugesti yang telah hafal di luar kepala ini, sekarang lebih kupertegas lagi dengan rangkaian
kata yang membentuk kalimat yang tak bertentangan wilayah Maha Agung. Kalimat ini pun lebih bijak bila ku ucapkan
“Tiada kekuatan seorang pun yang mampu.....”

Positive, Repetition, Present tense, Personal, Sentuhan Emosional, Imajinasi, Progresive: Merupakan rumus yang dapat kita
'ejawantahkan' secara rinci, detail, tanpa harus menyentuh wilayah sensitivitas seseorang dalam belief-nya.

* Terima kasih peserta, sayalah yang belajar dari Anda semua....

Weight Loss Therapy


Timothy Wibowo, S.Psi., IBH Certified Instructor
Catatan ini adalah sedikit cuplikan pengalaman saya menangani kasus "weight loss", semoga memberi pemahaman baru
bagi teman2 sekalian.

Nia (nama samaran), datang menemui saya, setelah sebelumnya kita sering share tentang hipnoterapi. dalam kesempatan
kali ini nia meminta bantuan saya untuk diterapi masalah berat badannya. Nia, cukup aktif dalam kegiatan menguruskan
badan, senam 3x seminggu, jogging, minum susu diet, dan yang terakhir kunjungan rutin ke dokter untuk suntik membuang
lemak dan sebagainya. hasilnya, masih membuat nia belum sepenuhnya puas. sudah lebih dari 2 tahun dia melakukan
aktivitas ini.

Setelah wawancara sesaat akhirnya kita mulai proses terapi, setelah masuk kondisi Somnambulisme, saya menggunakan
Part therapy, disana saya menemukan ada 4 part yang saling menyalahkan (satu sama lain berkaitan) Saya jelaskan 2 part
terakhir karena ini bagian yang terpenting. Part "perut" ini harus di isi sampai penuh, "KENAPA?? tanya saya. "Iya agar
penyakit saya tidak kambuh..." “Oh, ada penyakit lain?? boleh saya tahu penyakit apa??" tanya saya. ”Ada bagian di kepala
saya yang sakit jika perut tidak diisi sampai penuh." “Baiklah, terima kasih anda (perut) mau berkomunikasi dengan saya,
sekarang bolehkah saya berkomunikasi dengan bagian yang membuat kepala sakit??" tanya saya. Akhirnya ada jawaban
“ya...” “Coba jelaskan apa fungsimu??" tanya saya. “Menjaga supaya Nia tidak sakit”. "Kapan ini terjadi pertama kalinya??"
tanya saya. “Sewaktu sekolah di luar kota selepas SMA...”

Nia ternyata sempat sekolah diluar kota, selepas SMA, dia tidak tinggal dengan orang tuanya, dia ikut saudara dari ibunya.
kebetulan tingkat ekonomi keluarga saudara ibunya (om nya) ekonomi lemah. Pada suatu saat, Nia tidak disediakan makan
pagi (terjadi beberapa kali), tapi khusus hari yang ini kepalanya sangat sakit sekali. "Seperti mau pingsan, rasanya",
Menurut pengakuan Nia, nah dari kejadian tersebut maka terjadilah peraturan baru/hukum baru di bawah sadar Nia, jika
perut terisi penuh tidak terjadi sakit kepala yang menyiksa. Sakit kepala yang dialami Nia tujuannya baik, melindungi Nia
yaitu supaya Nia tidak sakit (itulah sifat bawah sadar manusia: melindungi).

Akhirnya saya mendamaikan serta memaknai ulang apa yang terjadi pada saat itu, singkatnya pusing hilang dan Nia
bersedia menerapkan aturan baru yang berkaitan dengan pencapaian mengenai berat badan ideal, sekaligus saya cek
kemungkinan yang layak bagi tubuhnya (sebaiknya dibuat pencapaian yang mungkin, tidak muluk2 dulu), berapa Kg nia
ingin capai dalam berapa bulan. Lalu sempat saya gunakan tehnik mirror untuk melihat diri idealnya, serta berkomunikasi
dengannya.

Selesai terapi, Nia terdiam sejenak sambil tertawa kecil.."Mau sampe kapan, saya bisa kurus kalo ternyata masalahnya ini"
kata Nia, "Mau disuntik, mau olah raga/senam, kalo inti masalahnya ngga ketahuan ya pasti berputar di situ saja".

Sempat setelah terapi saya terima kabar dari Nia, dia enjoy dengan gaya hidupnya, "Tim, dari tadi aku bawa roti terus, tapi
kok belum dimakan ya? Saya mulai bisa mengurangi jatah porsi makan saya...", kutipan kata yang Nia ucapkan pada saya.
Sehari-harinya Nia jika berpergian dia selalu membawa bekal untuk makan dijalan.

Ini adalah sekilas pemahaman yang saya peroleh dari pengalaman memberikan terapi, semoga hal ini dapat memperkaya
rekan-rekan semua.

Bawahnya "Bawah Sadar"


Timothy Wibowo, S.Psi., IBH Certified Instructor
Pengalaman dalam memberikan terapi sangatlah membantu dalam menganalisis suatu kasus psikologis. Ternyata hidup
manusia itu memiliki pola, jika kita dapat memperhatikan dengan seksama maka kita dapat mengetahui hal-hal yang tidak
diketahui oleh banyak orang.

Pernah satu kali saya memberikan terapi kepada seorang bapak muda, dia merasa hubungannya dengan istri (maksud saya
komunikasinya), tidak berjalan dengan baik. Sering terjadi kekacauan dalam komunikasinya. Singkatnya dia merasa
hidupnya “tidak enak ". Merasa ada banyak hal yang salah dalam hidupnya.

Akhirnya proses terapi terjadi, saya akhirnya menemukan akar permasalahan utamanya saat dia berusia 3 bulan... Eit
jangan salah ini 3 bulan dalam kandungan. Yah anda tidak salah baca. Apa yang terjadi?? Dia tahu saat itu, ibunya sudah
menolak dia. Dia bercerita lebih jelas lagi bahwa ibunya sedang bertengkar dengan ayahnya, dan ibunya tidak menghendaki
anak yang ada di dalam kandungannya. Rupanya sebelum lahir dia telah ditolak & merasa tidak berharga.

Singkat cerita, setelah saya menetralkan gejolak emosi yang terjadi disana (masa lalu) saya membawanya kembali ke masa
sekarang, perasaan yang muncul adalah “bahagia dan plong...” kata bapak tersebut.

Yang ingin saya bagikan sebenarnya adalah...


Sadarilah bahwa kehidupan di dalam kandungan sudah terbentuk dengan sempurna, apa yang dirasakan dan dipikirkan
oleh seorang ibu hamil juga berpengaruh ke bayi yang dikandungnya. Sangat disarankan bahwa ibu yang sedang hamil
selalu berbahagia everytime, sebab dari sini pun dapat mempengaruhi kehidupan masa depan sang bayi kelak.

Detak jantung yang berlebihan, biasanya diakibatkan cemas, takut, marah, sangat menganggu bayi yang ada didalam. Kira-
kira analoginya begini, coba bayangkan anda sedang asyik tidur kemudian di dekat anda dinyalakan tape audio dengan
music heavy metal, apa yang anda rasakan?? Itulah yang terjadi di dalam perut jika ibu hamil sering cemas, marah, dll. Jadi
bisa anda simpulkan sendiri kan??

Semoga bermanfaat.

Hypno Parenting: Hipnosis untuk Anak


M. Andri Hakim A., M.Ak., C.H., C.I.
Hipnosis untuk anak-anak sebenarnya telah dikenal sejak masa lampau, banyaknya tradisi-tradisi dan budaya-budaya yang
ada sebenarnya telah menerapkan metode hipnosis dalam menumbuh kembangkan anak, seperti tembang-tembang para
orang tua yang dinyanyikan pada saat menidurkan anak, secara otomatis dapat menciptakan sebuah fenomena hipnosis
(trance) khusunya pada anak-anak (Child Trance Condition).

Di era modern ini, metode hipnosis untuk anak-anak telah lama dilakukan oleh Dr Franz Mesmer dengan teknik
magnetismenya, walaupun hasil penelitian yang dilakukan oleh Franklin tentang Mesmer pada tahun 1784 menyimpulkan
bahwa “efek klinis” yang ada pada teknik magnetisme bukanlah karena magnetisme itu sendiri, namun efek klinis tersebut
dihasilkan dari ”imajinasi”, yang dilakukan oleh pasien.

Inilah yang sebenarnya menjadi kunci sukses pada metode hipnosis untuk anak-anak. Di Amerika, penggunaan hipnosis
terhadap anak-anak masih dikatakan belum menjadi perhatian serius hingga pada akhir dekade 1950-an penggunaannya
mulai dilirik oleh terapis. Hal ini dikarenakan adanya sosialisasi hipnosis oleh Dr. Milton Erickson dan Erik Wright sebagai
metode efektif yang terbukti secara klinis dalam mengatasi berbagai gangguan/permasalahan pada anak-anak. Hingga pada
tahun 1960 krontibusi hipnosis untuk anak-anak telah membawa seorang ahli seperti Dr Franz Baumann menjadi “dokter
anak-anak pertama” sekaligus menjadi presiden dari Association Society Clinical Hypnosis (ASCH).

Hipnosis pada anak-anak merupakan sebuah keadaan yang ada pada gelombang pikiran Alpha dan Theta yang
fenomenanya seperti perasaan melamun atau imajinasi. Didalam keadaan hipnosis seseorang secara selektif menjadi fokus,
mengasyikkan dan berkonsentrasi atas idea utama atau gambaran (dengan atau tanpa relaksasi), dengan tujuan spesifik,
yaitu pencapaian beberapa tujuan atau menyadari beberapa potensi-potensi dalam dirinya.

Dalam keadaan hipnosis inilah, seorang anak mudah menerima saran-saran positif yang dapat berguna pada
perkembangan dan tumbuh kembang anak mulai dari masa kanak-kanak hingga remaja. Saran-saran positif tersebut akan
terus tersimpan pada pikiran bawah sadar mereka, mengisi rekaman-rekaman dalam pikiran mereka tentang segala
sesuatu yang bersifat positif yang berguna dalam mengisi sisi kejiawaan dan emosional mereka.

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan secara berkelanjutan perlu terus mendefinisikan dan mengidentifikasikan
hypnosis berdasarkan kelemahan-kelemahan yang sering dialami oleh anak-anak dalam menangkap sebuah ide/informasi
ataupun perintah yang akan ia tangkap dan lakukan, seperti :
 Ringkas/rumitnya sebuah informasi yang akan ia tangkap
 Seberapa menarik dan mengasyikan informasi yang akan ia terima
 Bagaimana sensitivitas anak saat menerima informasi
 Gaya penyampaian informasi kepada anak
 Teknik multisensori yang diberikan kepada anak
 Pengaruh budaya-budaya yang tertanam pada jiwa anak

Kelemahan-kelemahan tersebut selayaknya dapat dijadikan bahan masukan pada para orang tua guna mendidik dan
mengasuh putra putrinya sekaligus menambah kualitas jati diri putra putrinya untuk tumbuh kembang menjadi penerus
bangsa yang memiliki mental dan pemikiran yang handal.

Aplikasi Hipnoterapi untuk Anak-anak

Metode hipnoterapi tidaklah selalu identik dengan terapi terhadap permasalahan–permasalahan yang biasanya terjadi
pada anak-anak, seperti gangguan emosional pada anak, dll. Tetapi hipnoterapi pada anak-anak juga dapat ditekankan
untuk mempersiapkan potensi-potensi yang ada pada diri anak-anak yang sangat berguna pada proses tumbuh kembang
anak-anak.

Metode hipnoterapi dikatakan berhasil jika terciptanya sebuah fokus, keputusan dan kontrol dari anak-anak dengan tetap
memperhatikan kesukaan dari anak dalam menggunakan kemampuan imajinasi mereka. Sehingga seorang hipnoterapis
yang paling tepat dalam melakukan terapi pada anak adalah orang tuanya.

Orang tua memiliki peranan yang sangat penting pada proses tumbuh kembang anak. Sebuah komunikasi efektif dan
efesien merupakan kunci sukses pembentukan pola pikir dan emosional anak. Komunikasi inilah yang perlu dibangun bukan
hanya pada saat anak mulai bisa diajak berkomunikasi, tetapi komunikasi efektif dan efisien mulai dikenalkan pada saat
anak masih didalam kandungan.

Seorang ibu yang sedang mengandung sebenarnya dapat memulai sebuah komunikasi sederhana kepada bayi yang sedang
dikandungnya. Misalnya saat ibu tersebut melihat hal-hal buruk, maka ibu tersebut langsung menyebutkan kata-kata
“Amit-amit jabang bayi”. Kalimat-kalimat tersebut sebenarnya sebuah komunikasi untuk memutuskan tali emosional
negatif dari seorang ibu kepada janin yang sedang dikandungnya yang berarti bahwa “apa yang sedang ibu lihat, tidaklah
mempengaruhi anak yang dikandungnya”.

Seiring dengan perkembangan zaman, kalimat-kalimat seperti “Amit-amit jabang bayi” mungkin hampir hilang dari
kebiasaan-kebiasaan seorang ibu, hal ini mungkin dikarenakan budaya-budaya tradisional telah punah termakan zaman
sehingga digantikan dengan budaya modern yang lebih menitik beratkan pada logika berpikir.

Dalam konsep hipnosis kalimat-kalimat sederhana seperti “Amit-amit jabang bayi” merupakan sebuah bentuk bahasa
pilihan yang mudah diterima oleh pikiran bawah sadar ibu maupun bawah sadar janin. Kalimat yang terucap dari seorang
ibu yang dikeluarkan secara emosional dengan intensitas yang tinggi, dengan mudah diterima dan difahami oleh pikiran
bawah sadar janin. Maka, berhati-hatilah bagi seorang ibu yang mulai mengandung dalam bertutur kata serta bertingkah
laku karena pikiran bawah sadar janin siap menerima pesan kapanpun dan di manapun.

Metode Berkomunikasi pada Bayi dalam Kandungan

Walaupun masih di dalam kandungan, janin telah memiliki rekaman-rekaman di pikiran bawah sadarnya. Karenanya
seorang ibu sebaiknya mulai mengenalkan konsep-konsep kebaikan dan budi pekerti kepada bayi yang sedang
dikandungnya. Metode hipnosis merupakan teknik jitu untuk memberikan sugesti positif secara jelas dan tepat kepada bayi
sehingga maksud dan tujuan dari ibu dapat dengan mudah dimengerti oleh bayi. Ada beberapa metode yang dapat
dilakukan oleh seorang ibu dan bapak kepada bayi yang dikandungnya, antara lain:

1. Visual Method

Metode visual dilakukan pada saat seorang ibu melakukan relaksasi dalam terlebih dahulu. dengan cara ibu tersebut
melakukan imajinasi seolah-olah bayi yang dikandungnya benar-benar dapat melihat ibunya.
Dalam imajinasi tersebut seorang ibu dapat melakukan beberapa langkah antara lain:

a. Introduction of Imagination
Lakukan pengenalan-pengenalan kepada bayi yang dikandung, bahwa: “Anda adalah anak dari saya”, sebutkan nama
ibunya dan bapaknya. Setelah itu lakukan perbincangan-perbincangan hangat dalam pikiran seorang ibu. Lihatlah dalam
benak ibu tersebut bagaimana bayi yang dikandungnya mengangguk atau berekspresi terhadap setiap perbincangan-
perbincangan yang sedang dilakukannya, buat senyaman mungkin agar bayi yang dikandung tersebut seakan-akan
tersenyum dan menyambut setiap perkataan-perkataan yang seolah-olah diucapkan dalam pikiran sang Ibu.

b. Future Tense of Imagination


Seorang ibu dapat berekspektasi tentang anak yang sedang dikandungnya. Ibu tersebut dapat mengatakan kata-kata
seperti: “ Jika engkau lahir maka engkau merupakan penerus generasi bangsa yang berbudi luhur sekaligus menjadi
cendekiawan”, imajinasikan bahwa saat anak tersebut lahir maka ia tumbuh dan besar menjadi seorang yang sukses
dan berguna bagi nusa dan bangsa, rasakan bagaimana bahagianya ibu tersebut jika anak yang dikandungannya benar-
benar terwujud menjadi putra-putri bangsa penerus generasi muda berbakat dan berprestasi.

c. Present Tense of Imagination


Setelah ibu tersebut melakukan Future Tense of Imagination, maka lakukan Present Tense Of Imagination dengan
melihat bagaimana seorang bayi tersebut menatap dengan penuh tanggung-jawab dan siap mejadi seorang generasi
penerus bangsa, dan perhatikan bagaimana senyum bayi tersebut membuat perasaan sang ibu semakin sayang dan
cinta kepada anak yang sedang dikandungnya.

d. Control of Imagination
Lakukan control secara berkesinambungan, pastikan setiap imaginasi yang dilakukan benar-benar membuat bayi
menjadi lebih nyaman dan hindari pikiran-pikiran negatif yang tiba-tiba muncul pada saat Future Tense of Imagination
dan Present Tense of Imagination.

2. Audio Method

Metode audio ini dilakukan dengan memberikan suara-suara positif kepada bayi yang sedang dikandungnya. Seorang ibu
dapat berbicara langsung kepada bayi yang sedang dikandungnya dengan kalimat-kalimat positif dan hindari kalimat
negatif. Seringkali orang tua melayangkan tembang-tembang pilihannya untuk membuat bayi yang dikandungnya menjadi
lebih tenang dan nyaman.
Bayi di dalam kandungan tersebut dapat pula diperdengarkan kepada musik-musik klasik, spiritual, dll yang pada intinya
membuat sang bayi tersebut menjadi lebih tenang.
Intonasi dan penekanan-penekanan kalimat yang dilakukan oleh ibu/bapaknya secara emosional tententu merupakan kunci
dari penerimaan bayi terhadap maksud dan tujuan seorang ibu kepada bayi yang dikandungnya.

3. Kinesthetic Method

Metode kinestetik atau sentuhan ini sering dilakukan oleh ibu/bapak kepada anak saat masih dalam kandungan yaitu
berupa usapan-usapan ringan yang menandakan sebuah kasih sayang /cinta kasih yang diberikan orang tua kepada
anaknya dimulai pada saat anak masih dalam kandungan.

Kinethetic method jika benar-benar dilakukan secara totalitas dengan intensitas tertentu diiringi oleh rasa, secara otomatis
diterima oleh bayi sebagai bentuk kasih sayang dari orang tuanya kepada dirinya.

Imajinasi , Penerawangan Atau Berkhayal?

Selama ini istilah hypnosis memang banyak mengundang perhatian, pergunjingan bahkan pertentangan. Padahal banyak
metode-metode yang digunakan pada teknik hypnosis sebenarnya merupakan sebuah kebiasaan, adat istiadat yang sering
dilakukan oleh berbagai kalangan, bahkan mungkin kita sendiri seringkali bersinggungan serta merasakan hypnosis. Namun
dikarenakan kata-kata hypnosis lebih disalahartikan sebagai hal yang bersinggungan dengan mistis, magis dan negatif maka
penggunaan kata hypnosis cederung “tabu” untuk digunakan.

Tulisan kali ini mencoba untuk mengenalkan penggunaan metode hypnosis yang dapat diaplikasikan kepada seorang ibu
yang sedang mengandung, namun perlu ditekankan bahwa hypnosis bukan hal yang “ajaib”, hypnosis merupakan sebuah
proses yang terencana dan bertahap. Nah, pada tulisan sebelumnya , kita telah mengetahui bagaimana hypnosis pada
anak-anak dapat dimulai sejak “anak masih dalam kandungan”, tetapi banyak pertanyaan yang berkenaan dengan
bagaimana penggunaan teknik imajinasi yang seringkali sulit untuk diterapkan. Hal ini wajar-wajar saja karena masih
bimbangnya seorang ibu seperti bagaimana berimajinasi/membayangkan apakah bayi yang dikandungnya itu seorang laki-
laki atau perempuan.

Pada tulisan inilah, penulis berupaya untuk menerangkan sekali lagi bahwa hypnosis bukanlah hal yang bersifat magis
seperti yang digunakan “ahli nujum”, “penerawangan” , dll tapi bagaimana mengimplementasikan metode “berimajinasi
yang tepat dan efektif”, sehingga pembaca dapat dengan mudah mempraktekkan bagaimana sebuah imajinasi benar-benar
dapat diyakini sebagai sebuah proyeksi/masa depan yang hampir mendekati kenyataan.

Baiklah, sebelum anda melakukan imajinasi maka pastikan anda telah berada dalam kondisi hypnosis (hypnosis state). Ingat
kondisi hypnosis merupakan suatu kondisi dimana manusia cenderung lebih ”sugestif”, sehingga dapat menerima saran-
saran yang merubah seseorang untuk memiliki nilai-nilai baru positif yang berguna bagi kehidupannya. Hypnosis state
bervariasi untuk setiap situasi & kondisi, dari mulai tingkatan sugestif ringan (Light Hyposis) hingga sugestif ekstrim (Deep
Hypnosis).

Teknik melakukan hypnosis dengan diri sendiri sering disebut dengan ”Self Hypnosis”, yaitu sebuah proses yang dilakukan
oleh diri kita dengan cara merubah konsentrasi, dari fokus eksternal ke fokus internal. Bagi anda yang telah memiliki kondisi
kejiwaan yang relatif tenang, atau terbiasa berkonsentrasi ke internal seperti rajin melakukan meditasi, doa, sholat, tafakur,
dll cenderung untuk lebih mudah memasuki kondisi hypnosis (Hypnosis State).

Nah, jika seseorang sudah mencapai hypnosis state, maka ego, emosi negatif dan pikiran-pikiran negatif perlahan-lahan
berkurang, dan yang muncul adalah pikiran bawah sadar yang bersifat netral, damai dan tenang. Nah saat inilah anda
dengan mudah dapat melakukan imajinasi-imajinasi berkaitan dengan bayi yang sedang dikandung tersebut, sehingga
dengan berlatih berulang-ulang maka seorang ibu dapat mencapai sebuah titik hening atau ”Zero Mind Situation”, di
kondisi/titik inilah maka terjadi locatan-loncatan energi di dalam otak yang menyebabkan terjadinya lompatan waktu /
future of imagination sehingga proyeksi yang diimajinasikan seorang ibu terkadang menjadi sebuah pengalaman baru
(somatic experience), dimana seolah-olah sang ibu benar-benar telah merasakan persis apa yang ia
proyeksikan/imajinasikan.

Posisi imajinasi dalam keadaan hypnosis state tidaklah sama dengan kondisi pada saat anda berkhayal. Seringkali orang
melakukan khayalan pada kondisi non hypnosis state sehingga hasil khayalannya cenderung tidak menjadi sesuatu hal yang
terealisasi. Seorang ahli ”nujum” atau peramal boleh jadi dapat menerapkan teknik imajinasi di saat ia dalam keadaan
hypnosis state, hal ini dikarenakan tingkat emosi-emosi negatif seseorang yang biasa muncul pada kondisi normal state
(pikiran sadar) telah mengalami penurunan secara signifikan.
Berhasil atau belum berhasilnya proses imaginasi tersebut sebenarnya tergantung dari masing-masing pribadi seseorang.
Sikap skeptis, ego (sombong, iri, dengki) dan takabur seringkali menghambat anda dalam menuju kondisi hypnosis. Untuk
itu, seorang ibu yang sedang mengandung sebaiknya mulai berlatih untuk memasuki hypnosis state, selain untuk relaksasi
dapat pula mengurangi pikiran-pikiran negatif sehingga anda dengan mudah dapat berimaginasi kondisi bayi yang sedang
anda kandung memiliki kualitas kesehatan dan kepribadian yang maksimal.

Self Hypnosis Untuk Ibu Mengandung


M. Andri Hakim A., M.Ak., C.H., C.I.
Pada tulisan sebelumnya, sudah dijelaskan bagaimana proses imajinasi harus dilakukan pada saat seseorang dalam keadaan
hypnosis. Tulisan berikut ini merupakan sebuah panduan teknik self programming (self hypnosis) menuju hypnosis state
yang dapat diaplikasikan oleh seorang ibu kepada bayi yang dikandungnya. Dalam self hypnosis struktur waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan self hypnosis ini adalah sebagai berikut:

1. Set Up & Relaxation : 5-10 menit (tergantung kondisi)


2. Tes Critical Area : 15-20 menit (tergantung kondisi)
3. Programming : 10-15 menit (tergantung imajinasi)
4. Ending : 5-10 menit (tergantung kondisi)

Waktu total yang dibutuhkan adalah sekitar 35-55 menit. Semakin sering Anda melakukannya maka semakin sedikit waktu
yang dibutuhkan.

Langkah 1: Set Up & Relaxation

Pertama-tama seorang ibu dapat mempersiapkan diri (Set Up), yaitu mempersiapkan diri menuju kondisi santai/rileks.

Atur posisi tubuh Anda, Anda dapat memilih untuk duduk maupun berbaring dan pastikan seluruh tubuh dalam keadaan
nyaman tanpa memaksakan diri.

Anda dapat berdoa terlebih dahulu, dapat pula memutar musik relaksasi.

Perlahan-lahan atur nafas anda, anda dapat mengambil nafas panjang dari hidung dan perlahan-lahan anda dapat
menghembuskannya.

Saat seorang ibu sedang melakukan set-up dan relaksasi terdapat beberapa hal yang perlu menjadi perhatian antara lain:

 Pastikan kondisi ruangan tidak terlalu panas maupun dingin. Jika Anda memakai AC maka pastikan temperatur
ruangan benar-benar dalam keadaan sejuk.
 Jika terdapat bunyi-bunyian yang dapat mengganggu ketenangan, maka sebaiknya dapat Anda sikapi seperti
menggunakan headphone sambil Anda mendengarkan musik relaksasi.
 Pastikan selama Anda melakukan imajinasi nantinya, Anda benar-benar tidak diganggu oleh sapaan orang lain.
 Pastikan segala macam aktivitas rumah tangga seperti memasak, memompa air, menjemur pakaian, dll. telah Anda
bereskan terlebih dahulu, hal ini sangat mempengaruhi kinerja bawah sadar dalam melakukan proses aktivasinya.

Set Up & Relaksasi ini dimaksud untuk menurunkan aktifitas gelombang pikiran, yaitu dari gelombang Beta, menuju ke
Gelombang pikiran Alpha maupun Theta.

Langkah 2 : Test Critical Area (dengan Self Suggestibility Test)

Setelah Anda merasa yakin bahwa Anda telah benar-benar merasakan rileks dan tenang, langkah kedua yang harus Anda
lakukan adalah melakukan serangkaian tes untuk mengetahui apakah Anda telah benar-benar memasuki area hypnosis
state atau belum.

Adapun tes yang dapat Anda lakukan antara lain :

* Mata Terkunci

Tes mata terkunci dapat Anda lakukan dengan cara memastikan apakah pemograman yang Anda buat kepada organ
mata Anda, yaitu dengan memberikan sugesti kepada mata dapat diterima dan dirasakan secara efektif atau belum.

Coba tutup mata Anda, anda dapat mengatakan: “Wahai mata, aku minta engkau untuk dapat tenang, nyaman dan
damai, sehingga mulai sekarang aku perintahkan engkau untuk diam dan terkunci secara rapat sekali, sehingga tidak ada
seorangpun yang dapat membuka engkau."

Kemudian lanjutkan dengan afirmasi dalam hati: “Mata diam, mata terkunci, mata diam mata terkunci, mata terkunci,
mata terkunci, mata terkunci." Terus lakukan afirmasi tersebut sambil mencoba untuk menggerakkan kedua mata Anda.

Jika Anda telah benar-benar memasuki kondisi hypnosis maka kedua mata Anda secara otomatis benar-benar terkunci,
sehingga semakin Anda ingin membuka kedua belah mata Anda, mata Anda memilih untuk tetap diam dan terkunci dengan
sangat rapat.
Inilah sebuah kondisi yang disebut dengan kondisi hypnosis, yaitu sebuah keadaan yang sangat tenang dan nyaman
dimana seorang manusia mudah sekali menerima sugesti positif yang berdampak pada perubahan pola-pola dalam tubuh
dan pikiran manusia. Setelah Anda sudah dapat merasakan sensasi seperti mata terkunci maka Anda boleh kembali ke
posisi normal kembali dengan mengatakan: “Wahai kedua belah mata, aku minta engkau untuk normal kembali sehingga
mudah aku buka kembali."

Note:
Jika Anda masih belum bisa merasakan kedua mata Anda terkunci, maka Anda sebenarnya belum memasuki kondisi
hypnosis.
Cobalah terus berlatih untuk lebih tenang lagi hingga Anda benar-benar dapat merasakan bagaimana kedua mata Anda
benar-benar merapat, walaupun sebenarnya dengan keinginan Anda kedua mata tersebut dapat saja terbuka tetapi mata
memilih untuk diam tidak bergerak.

* Tangan dan Kaki Terkunci

Setelah Anda dapat merasakan bagaimana mata memilih untuk diam, tidak bergerak dan terkunci maka lanjutkan
dengan membuat program tangan dan kaki terkunci.

Tes ini dilakukan untuk memastikan apakah Anda benar-benar telah memasuki kondisi hypnosis. Anda dapat
memberikan kata-kata seperti: “Wahai tangan/kaki, aku minta engkau untuk diam dan terkunci, sehingga tidak ada
seorangpun yang dapat menggerakkkan kedua tangan/kakiku ini."

Kemudian lanjutkan dengan afirmasi dalam hati: "Tangan/kaki terkunci, tangan/kaki terkunci, tangan/kaki terkunci."
Terus lakukan sambil mencoba untuk menggerakkan kedua tangan/kaki Anda.

* Seluruh tubuh terkunci

Setelah Anda dapat merasakan bagaimana mata dan kedua tangan/kaki terkunci, maka lakukan tes sugestivitas kepada
seluruh tubuh Anda, katakan dalam hati: “Wahai seluruh tubuhku, aku minta engkau untuk dapat beristirahat penuh
seutuhnya, seiring dengan tarikan dan hembusan nafas membuat seluruh tubuhku menjadi semakin diam dan terkunci, dan
tidak ada seorangpun yang dapat mengganggu tubuh saya.”

Kemudian lanjutkan dengan afirmasi dalam hati: “Tubuh nyaman, tubuh tenang, tubuh diam, tubuh beristirahat.”
Lakukan berkali-kali sambil mencoba untuk menggerakkan bagian-bagian tubuh Anda. Saat Anda benar-benar merasakan
bahwa tubuh anda benar-benar telah dalam keadaan sangat tenang dan nyaman, maka anda telah memasuki kondisi
hypnosis.

Langkah 3 : Relaksasi Pendalaman (sekitar 3 menit)

Setelah Anda dapat merasakan dan memasuki kondisi hypnosis, maka langkah ketiga yang perlu Anda lakukan adalah
relaksasi pendalaman (deepening). Ini Anda lakukan untuk memasuki kondisi hypnosis Anda dari light hypnosis menuju
deep hypnosis.

Anda dapat menggunakan pembayangan/imajinasi seperti Anda dapat membayangkan berada di tempat yang paling indah
menurut versi Anda:

* Affect Imagination (Light Hypnosis)

Walaupun Anda mungkin menyadari bahwa tubuh Anda sedang berada di rumah, namun bayangkanlah seolah-olah
Anda benar-benar melihat pemandangan alam ataupun tempat yang indah di depan Anda.

Lakukan dengan sangat nyaman sekali, lakukan dengan penuh senyuman, lihat dan rasakan secara mendalam
bagaimana gambaran keindahan ada di pikiran ada dan Anda melihatnya dengan penuh kegembiraan dan ketenangan.

Ciptakan sebuah gambaran indah secara jelas dan nyata di pikiran Anda. Terus lakukan hingga Anda benar-benar
merasakan ketenangan dan kedamaian.
* Somatic Imagination (Deep Hypnosis)

Saat Anda berada dalam kondisi yang sangat tenang dan damai, maka ciptakan sebuah kondisi yaitu rasakan bahwa
Anda benar-benar telah berada di tempat yang Anda bayangkan tersebut.
Rasakan bagaimana hembusan udaranya, rasakan bagaimana sejuknya kondisi tersebut, lihat dan perhatikan baik-baik
sekeliling Anda, hirup udara yang ada di tempat yang sedang Anda bayangkan tersebut. Somatic Imagination banyak
disebut orang sebagai perpindahan tubuh eterik seseorang ke suatu dimensi yang lain.

Secara tradisional orang sering mengatakan adanya perpindahan / transedental, yaitu proses melepaskan badan fisik
(pikiran sadar) menuju ke dimensi eterik (bawah sadar).

Perlu menjadi perhatian bahwa tidak setiap orang mau melakukan ini, artinya hanya orang-orang tertentu saja yang
mau melakukan hal ini. Namun di dalam proses pemograman ini, somatic imagination sebenarnya proses alamiah
seseorang dimana pada saat seseorang telah memasuki kondisi hypnosis, maka secara alamiah terjadi pergeseran
gelombang pikir orang tersebut (dapat dilihat melalui alat EEG) yaitu dari kondisi Beta (normal) menuju ke kondisi Alpha
(fokus) hingga ke kondisi Theta (trance).

Perlu ditekankan bahwa dalam kondisi pikiran Alpha dan Theta manusia memiliki sebuah potensi yang terpendam dan
belum teraplikasikan selama hidupnya, sehingga dalam kondisi inilah pemograman-pemograman pikiran dengan mudah
dapat dilakukan untuk membentuk sebuah pola-pola baru yang dapat merubah setiap sel-sel di seluruh tubuh manusia
membentuk suatu tatanan baru, sesuai dengan kaidah-kaidah alam semesta.

Langkah 4 : Programming

Langkah inilah yang merupakan inti dari rangkaian proses imajinasi pada seorang ibu kepada anak yang sedang ia kandung.
Pemrograman yang dimaksud dapat dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) metode antara lain:

* Menerima Program Alam

Metode ini dilakukan tanpa seseorang melakukan sebuah effort yang membuat sebuah keinginan benar-benar ingin
Anda wujudkan, tetapi dengan metode ini seseorang cukup menunggu apa yang tergambar dalam gambaran pikirannya.

Sebagai contoh, saat seorang ibu benar-benar telah berada dalam kondisi hypnosis maka setelah ia melakukan
deepening, maka teknik pemrogramannya adalah menunggu apa yang terlintas di dalam pikirannya.
Jika yang terlintas adalah seorang anak laki-laki maka jangan langsung membuat sebuah judgement bahwa anak yang
sedang dikandungnya adalah seorang laki-laki, karena kemungkinan hal tersebut merupakan halusinasi akibat keinginan
yang menggebu-gebu / emosional semata dari seorang ibu.

Note:
Pastikan bahwa saat Anda menerima program alam, semuanya dalam keadaan netral, artinya kondisi saat menerima
program dari alam benar-benar dalam keadaan hypnosis.
Jika Anda belum menerima program dari alam, maka Anda cukup mensyukuri kenikmatan Tuhan YME atas rahmat dan
anugerah yang telah diberikan kepada Anda.

* Membuat Program agar Selaras dengan Alam

Saat membuat program sebenarnya seorang ibu tidak dapat memaksakan apakah bayi yang dikandungnya perempuan
atau laki-laki. Pembuatan program yang dimaksud adalah proyeksi tentang kondisi kesehatan bayi yang sedang
dikandungnya dan pada saat bayi tersebut lahir.

Seorang ibu harus memiliki pikiran-pikiran yang positif dalam membuat program, jika kondisi ibu sedang dalam
keadaan kurang stabil, maka sebaiknya hindari metode ini, karena dikhawatirkan adanya faktor-faktor emosional tertentu
yang menyebabkan sang ibu secara otomatis membuat program-program negatif walaupun sang ibu tidak menyadarinya
secara langsung.

Contoh ekstrim yang biasa terjadi antara lain seperti: ”Jangan-jangan anak saya kurang sehat, jangan-jangan anak saya
cacat, jangan-jangan ia tumbuh menjadi anak nakal, jangan-jangan ia membebani hidup saya, dll.”

Kalimat-kalimat di atas jika terlontarkan dalam hati dapat berdampak negatif terhadap proses pembuatan program
pikiran yang sedang dilakukan oleh ibu, sehingga berhati-hatilah terhadap semua pikiran-pikiran negatif yang bisa saja
datang secara tiba-tiba.
Untuk memberikan hasil maksimal, maka pada saat pemrograman disarankan untuk ditambahkan dengan imajinasi
(visualisasi) disertai oleh emosi positif dalam benak ibu tersebut. Kalimat-kalimat afirmasi yang disertai dengan
pengulangan merupakan cara terbaik yang dapat dilakukan guna membuat program terbaik sesuai dengan keinginan.

Langkah 5 : Pengakhiran.

Langkah terakhir dalam proses pembuatan program dengan self hypnosis adalah dengan mengakhirinya secara perlahan-
lahan (self termination). Saat Anda telah merasa cukup melakukan imajinasi dalam self hypnosis ini maka lakukan
penghitungan maju misalnya dari hitungan 1 hingga hitungan 3. Atau Anda dapat mengakhiri proses self hypnosis ini
dengan meneruskan kondisi hypnosis Anda yaitu memasuki kondisi tidur nyenyak.

Hypno-Selling: (1) - Sebuah Pengantar


oleh: Willy Wong, C. Ht. (C. H.), C. I., EFT-CC

Hypno Selling, sebagaimana saat ini sangat marak dijumpai sebagai topik di berbagai pelatihan di bidang penjualan,
sebenarnya merupakan penerapan teori-teori hipnosis (hipnotis) modern dalam bidang penjualan (selling).

Seperti halnya pemahaman awal hipnosis pada umumnya hingga saat ini, masih banyak pula terdapat persepsi awal yang
keliru dari sebagian masyarakat berkaitan dengan Hypno-Selling. Pernah seorang rekan bercerita kepada saya bahwa ia
sempat berdebat keras dengan keluarganya saat hendak mengikuti sebuah pelatihan Hypno-Selling, karena persepsi yang
salah dari pihak keluarga tentang hipnosis.

Kejadian hampir serupa sempat saya alami pula. Dalam suatu pelatihan internal yang saya rencanakan kepada tenaga
penjualan di perusahaan, pihak atasan sempat meminta saya untuk mengganti istilah Hypno-Selling karena tidak ingin
mendapat stigma sebagai perusahaan yang mengajarkan hipnotisme kepada tenaga penjualannya!

Sebagaimana kegiatan hipnosis modern yang menggunakan pemahaman teknik yang murni ilmiah, maka demikianlah pula
sebenarnya yang diterapkan dalam Hypno-Selling. Ini merupakan teknik yang sangat masuk akal pula dalam memanfaatkan
komunikasi kepada pikiran bawah sadar manusia.

Meskipun terdapat beberapa pihak yang menyatakan bahwa Hypno-Selling tidak serta-merta dapat diklaim sebagai bagian
langsung dari keilmuan hipnosis (seperti halnya Stage Hypnosis atau Hypnotherapy), namun bagaimanapun juga terdapat
relevansi yang kuat dari kedua sisi ilmu hipnosis dan ilmu penjualan, sehingga pemanfaatan teori-teori hipnotisme untuk
melakukan penjualan akan sangat efektif untuk digunakan. Mengapa? Karena kedua-duanya menitikberatkan pada
pemberdayaan kualitas komunikasi manusia!

Telah diketahui bahwa bidang penjualan sendiri merupakan bidang profesi paling tua dan paling dasar di dunia yang
melibatkan komunikasi. Bidang penjualan sudah jauh lebih dulu hadir sebelum dikenal profesi lain yang menggunakan
komunikasi pula seperti trainer, MC, komedian, dan sebagainya.

Terlebih lagi, bidang penjualan juga menjadi unsur dasar segala jenis profesi. Seorang trainer, misalnya, sebelum ia
melakukan pekerjaannya dalam memberikan pelatihan bagi pesertanya, ia “menjual” dirinya terlebih dahulu beserta
manfaat pelatihannya. Profesi lain yang jarang melibatkan interaksi sosial, seperti sekretaris, akuntan, ataupun
programmer, bagaimanapun juga tetap melakukan unsur penjualan dalam kegiatannya, yaitu menjual kapabilitas ilmunya
kepada pihak lain.

Faktor utama yang menjadikan proses penjualan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan profesi lainnya adalah pemanfaatan
komunikasi kepada pihak lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Faktor komunikasi ini bersifat mutlak, dalam
kaitannya untuk menyampaikan ide/gagasan kepada pihak lain untuk disetujui/dipercayai. Seorang penjual yang baik akan
dapat disimpulkan sebagai seorang komunikator yang kompeten, yang mampu menyampaikan informasi manfaat dari
barang/jasa yang dijualnya kepada pihak lain.

Hal inilah yang sebenarnya mendasari adanya suatu persamaan faktor dari kegiatan penjualan dengan ilmu hipnosis, yaitu
komunikasi, karena hipnosis sendiri adalah ilmu komunikasi yang menitikberatkan pada pikiran bawah sadar manusia
(subconscious mind). Jadi pada prinsipnya Hypno-Selling memanfaatkan kaidah-kaidah hipnotisme dalam berkomunikasi
dengan pikiran bawah sadar untuk diterapkan dalam bidang penjualan.

Menurut teori hipnosis, pikiran bawah sadar merupakan pikiran yang lebih banyak memegang kendali terhadap tindakan
dan perilaku manusia, yang persentasenya berkisar 88% dibanding dengan pikiran sadar yang hanya 12%. Maka
penyampaian suatu ide/gagasan dalam komunikasi akan lebih dapat diterima secara efektif apabila mampu mencapai
pikiran bawah sadar lawan bicara.

Jadi apabila diaplikasikan dalam kegiatan penjualan, penyampaian ide secara persuasif (bujukan) agar calon pembeli /
prospek setuju dan membeli dari kita akan lebih mudah dilakukan apabila komunikasi kita mampu menjangkau pikiran
bawah dari calon pembeli / prospek. Oleh karena itu penerapan pola-pola bahasa hipnosis dalam teknik menjual menjadi
hal yang perlu dipelajari dan diterapkan oleh si penjual.

Pola-pola bahasa hipnotis yang digunakan dalam Hypno-Selling akan mengacu pada prinsip bagaimana cara menyampaikan
sugesti (pesan kepada pikiran bawah sadar) dengan gaya Permissive (himbauan), yaitu secara tidak langsung, bukannya
sugesti secara langsung yang bertipe Authorian (perintah).
Penggunaan gaya Authorian seperti yang digunakan pada Hipnosis Pertunjukan (Stage Hypnosis) tidak akan berjalan secara
efektif dalam Hypno-Selling. Mengapa? Karena dalam kegiatan penjualan kecil sekali kemungkinan untuk dapat melakukan
tes sugestibilitas (mencari tahu apakah seseorang sangat responsif terhadap sugesti dari orang lain atau tidak).

Jadi Hypno-Selling bukanlah mengajarkan agar Anda melakukan perintah kepada calon pembeli / prospek untuk secara
serta-merta membeli dari Anda. Atau lebih jauh lagi dengan menggunakan rapid induction (induksi cepat) seperti menarik
lengan lawan bicara secara tiba-tiba dan langsung diberikan sugesti.

Hypno-Selling lebih banyak mengaplikasikan penyampaian sugesti secara Permissive atau tidak langsung. Teknik
penyampaian sugesti secara tidak langsung ini diperkenalkan oleh ahli hipnotis jenius yang bernama Milton Erickson (1901-
1980). Kini metode penyampaian secara tidak langsung ini oleh kalangan hipnotis disebut sebagai Ericksonian Hypnosis.

Bagi Anda yang mempelajari NLP (Neuro Linguistic Programming) pasti mengenal sosok Milton Erickson ini. Ya, ia adalah
salah satu figur yang dipelajari dan dimodel oleh John Grindler dan Richard Bandler, penemu kaidah cara berpikir dan
berkomunikasi secara efektif yang dinamakan Neuro Lingustic Programming (NLP) tersebut. Oleh karenanya, sebagian
besar cara berkomunikasi dalam Hypno-Selling pada dasarnya mengacu pada prinsip Ericksonian Hypnosis, yang akan
sangat serupa pula dengan kaidah NLP.

Selain digunakan untuk mempengaruhi lawan bicara dengan Permissive, Hypno-Selling juga memanfaatkan aspek self-
hypnosis (hipnosis diri) untuk memperkuat motivasi dan pengembangan diri bagi si penjual. Sebuah kepercayaan diri dalam
menjual menjadi faktor kunci, sebagaimana juga sebuah kepercayaan diri yang mutlak diperlukan dari seorang
penghipnosis untuk dapat menghipnosis subjeknya.

Kaidah hipnosis berprinsip bahwa semua orang dapat dihipnosis, asalkan seseorang tersebut memahami komunikasi,
bersedia secara sukarela, dan memiliki kemampuan fokus. Prinsip yang sama berlaku pada Hypno-Selling, bahwa
sebenarnya semua orang dapat dibujuk secara persuasif atau diprospek, dengan syarat-syarat yang sama seperti di atas.

Lebih lanjut lagi, dengan memiliki kemampuan komunikasi, semua orang dapat menghipnosis orang lain. Kemampuannya
boleh jadi telah tumbuh sebagai bakat, sebagaimana halnya orang yang memiliki bakat berkomunikasi, namun dapat pula
ditumbuhkan dan dipelajari. Maka, sama halnya pula dalam kegiatan penjualan, pada prinsipnya semua orang dapat
melatih kompetensi dalam menjual.

Teknik-teknik dalam Hypno-Selling akan dapat Anda baca dan kita pelajari bersama-sama dalam pembahasan berikutnya!

Sebelumnya telah dibahas bagaimana Hypno-Selling mengacu pada pemberian sugesti secara tidak langsung dan bersifat
Permissive (ajakan/bujukan). Penggunaan teknik komunikasi yang mengacu pada prinsip-prinsip Ericksonian diterapkan
saat calon pembeli / prospek dalam kondisi sadar sepenuhnya ini disebut sebagai waking hypnosis (hipnosis secara sadar).

Penggunaan istilah waking hypnosis pertama kali dicetuskan oleh Wesley Wells tahun 1924 dan dimuat dalam buku
tulisannya yang terbit lima tahun sesudahnya dan berjudul “An Outline of Abnormal Psychology”. Ia berpendapat bahwa
meskipun seseorang masih dalam keadaan membuka mata, ia masih tetap dapat terhipnosis.
Lewat berbagai riset ditemukan adanya perubahan gelombang otak saat kondisi trance mulai dicapai. Perubahan tersebut
dapat diukur dengan menggunakan EEG (electroencephalograph), dan secara garis besar gelombang otak tersebut
dibedakan dalam 4 jenis, yaitu Beta (14-30 Hertz), Alpha (8-14 Hz), Theta (4-8 Hz), dan Delta (0-4 Hz).

Dalam kondisi normal saat kita melakukan pekerjaan sehari-hari, gelombang otak yang dominan adalah Beta. Saat
seseorang dalam keadaan rileks dan mulai terhipnosis, gelombang otak yang dominan mulai bergeser dari Beta ke Alpha
(trance ringan / light trance). Trance merupakan kondisi dimana pikiran sadar (conscious mind) kita tidak lagi memegang
kendali seutuhnya dan mulai digantikan oleh pikiran bawah sadar (subconscious mind). Semakin dalam orang masuk dalam
kondisi hipnosis, semakin rendah gelombang otaknya, mulai ke Theta (medium trance), dan Delta (deep trance).

Joe Vitale, salah seorang kontributor dari film dokumenter dan buku fenomenal “The Secret”, menulis dalam bukunya yang
berjudul “Hypnotic Writing” (2007) bahwa trance dapat pula dicapai dalam kondisi waking hypnosis, seperti halnya yang
terjadi saat kita menonton film dengan asyik atau larut membaca buku yang bagus. Trance dalam kondisi waking hypnosis
yang demikian ini dinyatakan sebagai konsentrasi perhatian. Dan pada saat trance yang seperti inilah penawaran
barang/jasa dilakukan.

Hal ini diperjelas dalam bukunya yang lain yang berjudul “Buying Trances” (2007). Trance dalam penjualan terjadi saat
calon pembeli / prospek mulai mencapai keadaan rileks, tenang, dan menaruh perhatian kepada si penjual. Dalam hal ini
trance yang dicapai dalam penjualan adalah light trance (pada kondisi Alpha), karena dalam proses penjualan tidak
diperlukan tindakan hipnosis untuk membawa ke kedalaman yang lebih rendah seperti Theta dan Delta.
Seperti seorang penghipnosis yang haruslah membawa subjeknya menuju ke keadaan trance terlebih dahulu sebelum
memasukkan sugesti, demikian pulalah seharusnya seorang penjual bertindak. Dengan konsep Hypno-Selling, penjual yang
baik selayaknya mampu membawa calon pembeli / prospek untuk dibawa ke kondisi ‘trance', yang berarti calon pembeli /
prospek telah memberikan perhatian kepada barang/jasa yang ditawarkan penjual tersebut.
Apabila calon pembeli / prospek telah berada dalam kondisi ‘trance’, akan sangat mudah bagi penjual untuk menutupnya
(close the sales).

Sebenarnya inilah hakikat dari konsep Hypno-Selling sebagai suatu teknik penjualan dengan pola-pola hipnosis.
Sebagaimana misalnya dalam hipnosis panggung (stage hypnosis), sebelum subjek terhipnotis belum dibawa ke dalam
kondisi trance, akan sangat mustahil subjek disugesti untuk menghilangkan angka 6 dalam pikirannya, melupakan namanya
sendiri, dan hal-hal menarik lainnya! Tentu saja perilaku yang sama akan ditunjukkan oleh calon pembeli / prospek,
sebelum ia memusatkan perhatiannya kepada perkataan Anda, saran-saran persuasif akan sulit diterima.

Sering kali dalam pelatihan penjualan yang saya selenggarakan, beberapa tenaga penjual yang telah cukup mumpuni
berdiskusi kepada saya tentang teknik penutupan penjualan yang efektif. Rata-rata dari mereka telah menguasai teknik
penutupan dengan asumsi (assumption close), alternatif (alternate close), dan lain sebagainya. Namun tidak jarang hasil
yang mereka terima malahan berkebalikan dari apa yang diharapkan.

Setelah kalimat-kalimat yang sarat akan muatan teknik penutupan dilontarkan, bukannya calon pembeli / prospek secara
serta-merta menyetujui penawaran, namun langsung bereaksi secara kurang lebih demikian: “Tunggu, tunggu! Bukankah
saya belum memutuskan untuk membeli?”, atau pula setidaknya mereka mengisyaratkan penolakan (resistensi) secara
tersirat.

Teknik-teknik penjualan yang seperti ini bukannya tidak efektif, Pembaca, justru malahan teknik ini sangat powerful sekali
untuk digunakan. Dari diskusi yang kami lakukan, sebagian besar dari tenaga penjual menyetujui pemecahan masalah
bahwa teknik ini tidak berjalan karena digunakan sebelum calon pembeli / prospek mencapai kondisi ‘trance’!

Dengan kata lain, seperti halnya sugesti akhir yang hanya bisa diterima apabila subjek telah mencapai kondisi trance,
demikian pula closing techniques yang selayaknya dilakukan hanya sesudah calon pembeli / prospek mencapai ‘trance’.
Tanpa membawa calon pembeli / prospek kepada ‘trance’, hampir mustahil penjualan terjadi.

Maka, sebelum sebuah penjualan dimulai, upaya-upaya untuk menciptakan 'trance' bagi calon pembeli / prospek mutlak
diperlukan. Hal yang nampaknya sepele tetapi memegang pengaruh yang sangat dominan terhadap peluang keberhasilan
penjualan.

Bagaimana melakukan ‘trance’ kepada calon pembeli / prospek? Tindakan ini dapat dilakukan dengan menerapkan konsep
hipnosis pada umumnya, mulai dari membina Rapport hingga penggunaan bahasa-bahasa sugestif, yang kemudian
diintegrasikan secara khusus untuk kegiatan penjualan. Penjelasan mengenai ini akan saya bahas lebih lanjut lewat artikel
berikutnya.

“Rapport”, yang maknanya adalah kedekatan hubungan atau keakraban merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan
proses hipnosis yang dilakukan oleh penghipnosis terhadap subjek terhipnosis. Kegagalan penghipnosis membina
keakraban dengan subjeknya akan menyebabkan pikiran bawah sadar (subconscious mind) si subjek tetap resisten
terhadap langkah-langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh penghipnosis.

Demikian pula halnya dengan Hypno Selling. Berhasil tidaknya sang penjual membina “Rapport” kepada calon pembeli akan
sangat menentukan hasil akhir yang terjadi. Ini dimungkinkan karena manusia cenderung lebih menerima informasi yang
disampaikan oleh pihak lain yang dirasa handal dan akrab dengannya dibanding informasi yang disampaikan oleh figur yang
terasa asing dan tidak kompeten. Saat keakraban terbentuk, saran-saran sugestif dari si penjual akan mudah diterima
pikiran bawah sadar (subconscious mind) dari calon pembeli.

Bagaimana caranya membentuk sebuah Rapport dengan calon pembeli? Dalam hipnosis, ada 2 (dua) buah faktor yang
perlu diperhatikan untuk terciptanya sebuah Rapport, yaitu aspek fisiologi (physiology) dan psikologi (psychology).

Aspek fisiologi, merupakan aspek yang berhubungan erat dengan kesan awal yang diterima panca indera dari subjek
terhipnosis terhadap penghipnosis itu sendiri. Sehingga, seorang penghipnosis haruslah mampu menimbulkan gambaran
sebagai seorang yang kompeten, memiliki pengetahuan yang baik dan mumpuni, serta dapat memberikan kenyamanan
secara menyeluruh bagi panca indera subjek terhipnosis, yang meliputi: penglihatan (visual), pendengaran (auditory),
perasaan (kinesthetic), penciuman (olfactory), dan pengecap (gustatory).
Dalam kaitannya dengan penjualan, seorang penjual tentulah harus mampu menimbulkan gambaran sebagai seorang
profesional yang mampu diandalkan untuk bekerja sama, memiliki pengetahuan yang baik tentang produk/jasa yang
ditawarkan, dan mampu memberdayakan penampilan yang diterima oleh panca indera calon pembeli.
Sebagai contoh misalnya: berpenampilan baik dan pantas sesuai dengan profesinya (visual), memiliki teknik dan kualitas
nada bicara yang baik (auditory), menimbulkan kesan nyaman, jujur, dan hangat (kinesthetic), serta tidak menimbulkan
nuansa bau yang tidak sedap (bau mulut, bau badan, maupun atribut yang lain).

Aspek berikutnya, yaitu psikologi, meliputi teknik-teknik yang secara psikologis mampu menimbulkan kesan akrab dan
nyaman bagi subjek terhipnosis. Aspek ini meliputi: Verbal / Non Verbal Agreement, Mirroring & Matching, Language
Pacing, dan Eye Contact & Eye Allignment Technique.

Dalam tinjauan psikologis sering disebut bahwa manusia menyukai orang yang serupa atau sependapat dengan dirinya.
Demikian pulalah teknik Verbal / Non Verbal Agreement ini terjadi. Sebuah hubungan akan terjalin saat seseorang
bersependapat dan berkesesuaian dengan orang lain. Dengan memberikan “clue” persetujuan secara Verbal seperti
penggunaan kata “Ya”, “Saya mengerti”, dll. terlebih dahulu sebelum menyampaikan argumen / pendapat yang berbeda
akan lebih memudahkan pikiran bawah sadar (subconscious mind) merasa lebih nyaman. Bahasa tubuh yang menunjukkan
persetujuan sangat diperlukan pula, yang meliputi anggukan, sorotan mata persetujuan, ekspresi wajah, dan postur tubuh
condong ke depan.

Mirroring & Matching adalah teknik membangun Rapport terhadap lawan biara dengan cara meniru dan menyamakan
bahasa tubuhnya. Teknik ini dikenal juga secara populer dalam Neuro Linguistic Programming (NLP). Teknik ini akan
membuat pikiran bawah sadar (subconscious mind) subjek terhipnosis merasa nyaman karena adanya kesamaan bahasa
tubuh tersebut. Jenis bahasa tubuh yang dapat ditirukan adalah: postur dan gerakan tubuh, ekspresi wajah, aksen dan
kecepatan bicara, serta pola nafas dari subjek terhipnosis.

Language Pacing merupakan teknik dalam Neuro Linguistic Programming (NLP) pula yang membentuk Rapport dengan cara
menganalisa kecenderungan pemilihan kata yang digunakan subjek terhipnosis untuk kemudian diadaptasi dan
dipergunakan kembali oleh kita. Pemilihan kata yang serupa sesuai dengan kecenderungan subjek terhipnosis akan
menyebabkan pikiran bawah sadarnya (subconscious mind) menjadi lebih nyaman karena adanya kesamaan dan mudah
menyerap informasi yang diberikan.

Lebih lanjut lagi, dipahami bahwa tiap-tiap manusia mempunyai kecenderungan idera yang dominan dalam menerima
informasi yang diberikan kepadanya, apakah secara visual (penglihatan), auditory (pendengaran), atau kinesthetic
(perasaan). Dengan melakukan analisa terhadap kecenderungan sistem inderawi yang digunakan oleh subjek terhipnosis,
seorang penghipnosis dapat pula melakukan Language Pacing dengan pemilihan kata berdasarkan dominansi indera
tertentu dari subjek terhipnosis, misalkan: “kelihatannya”, “nampaknya”, (visual), “kedengarannya” (auditory), ataupun
“rasanya” (kinesthetic).

Eye Contact & Eye Allignment Technique merupakan teknik kontak mata dan sudut pandang yang menimbulkan kondisi
lebih nyaman bagi subjek terhipnosis. Apabila sekarang ini Anda diumpamakan sedang bercakap-cakap dengan seseorang,
di sudut kiri atau kanankah sebaiknya posisi lawan bicara itu berada sehingga akan terasa lebih nyaman bagi Anda? Bagi
Anda yang bukan kidal, sebagian besar akan menjawab sisi kanan. Demikian pulalah yang seharusnya terjadi dalam
interaksi penghipnosis dan subjek terhipnosis. Pengambilan posisi di sudut kanan subjek dalam berkomunikasi akan
menimbulkan suasana yang lebih nyaman bagi pikiran bawah sadar (subconscious mind) lawan bicara.

Adanya kontak mata yang cukup juga memegang peranan penting dalam menciptakan Rapport. Tidak terjadinya kontak
mata antara penghipnosis dan subjek terhipnosis berarti tidak terjalinnya hubungan antara penghipnosis dan pikiran bawah
sadar (subconscious mind) dari subjek penghipnosis. Sebaliknya, kontak mata yang berlebihan, tidak wajar, dan terlalu
dipaksakan akan menyebabkan resistensi / penolakan dari pikiran bawah sadar (subconscious mind) subjek terhipnosis.
Lantas, bagaimana caranya memberikan kontak mata yang cukup dan menyenangkan kepada subjek terhipnosis? Kuncinya
adalah memberikan sugesti kepada pikiran bawah sadar (subconscious mind) kita sendiri untuk secara tulus, akrab, dan
terbuka menjalin komunikasi dengan lawan bicara.
HYPNOSLIMMING

Kenapa seringkali diet gagal untuk menurunkan berat badan ? Kadang memang diet berhasil menurunkan berat badan,
namun suatu waktu ketika yang bersangkutan lalai maka dia akan melampiaskannya untuk makan sebanyak – banyak.
Kenapa ? Karena dalam pikirannya terdapat dua program, yaitu berhenti makan banyak dan makan sebanyak – banyaknya.
Sehingga, apabila seseorang kurang dapat mengontrol dirinya justru efeknya akan berbalik ketika dorongan untuk makan
ditekan sekuat – kuatnya. Padahal, dorongan bawah sadar semakin ditekan maka dorongannya semakin kuat di kemudian
hari.

Atau ketika seseorang membeli produk tertentu untuk menurunkan berat badan. Atau mencoba mengikuti program -
program tertentu untuk menurunkan berat badan. Namun kenapa, seringkali tidak berhasil ? Karena walaupun produk dan
program apapun dilakukan, namun ketika pola hidup, pola makan, pola tidur dan pola olah raga masih sama seperti
sebelumnya, maka perubahan secara permanen membentuk tubuh ideal akan sulit untuk dilakukan.

Menariknya, dengan hipnosis pola makan, pola tidur, pola olah raga maupun pola hidup seseorang yang kurang sehat akan
di program ulang, menjadi program baru untuk menuju pada apa yang diharapkan. Sehingga tidak heran apabila setelah
proses hypnoslimming dilakukan maka pola makan seseorang akan berubah. Seseorang menjadi tidak muat untuk makan
banyak, atau makanan yang dikonsumsi dapat dikontrol oleh tubuhnya hanya makanan yang sehat. Atau ketika seseorang
tiba – tiba memiliki dorongan dalam dirinya untuk olah raga, dan pola hidup lainnya yang lebih sehat dan teratur.

Hal yang pertama kali dilakukan sebelum melakukan hypnoslimming adalah instrospeksi diri terhadap pola hidupnya yang
kurang sehat. Seseorang harus mencari pola hidup, pola makan, pola tidur, pola olah raga atau pola aktifitas apapun yang
salah pada dirinya. Sebagai contoh kebiasaan suka ngemil waktu malam hari, suka makan – makan yang berlemak, jarang
olah raga, tidur kurang teratur, ketika dia stress maka pelampiasannya ngemil dan makan yang banyak, sering diajakin
teman makan fastfood, dan lain sebagainya. Apapun itu, semakin kita mengetahui pola hidup yang salah maka semakin baik
bagi kita untuk memberikan sugesti yang tepat dalam memprogram pola hidup yang lebih baik.

Dengan kita dapat menginstrospeksi dan menyadari kesalahan pola hidup kita, selanjutnya kita dapat merancang pola
hidup sehat seperti apa yang seharusnya kita lakukan, sesuai dengan kemampuan dan pengalaman hidup kita. Kita tidaklah
harus “memaksa” pikiran dan tubuh kita untuk tidak ngemil sedikitpun. Namun, kita cukup menyadari saja, dan biarkan kita
memprogram pikiran bawah sadar kitalah yang mengatur. Bahkan kita juga dapat membuat program yang cocok untuk diri
kita, yang sebelumnya ‘sulit’ dilakukan, misalnya olah raga, makan sayur mengurangi ngemil (bukan ‘mengharamkan’
ngemil lho…) dan lainnya. Dengan memprogram pikiran bawah sadar, kita jadi lebih mudah melakukannya. Jadi tugas Anda
cukup visualisasikan pola hidup Anda yang sehat sehari – hari beserta program yang kita buat, selanjutnya biarkan pikiran
dan tubuh kita yang melakukannya.

Selanjutnya, sugesti terapist lebih mudah menjadi kenyataan dengan cara visualisasi. Maksudnya, klien diminta
menggambarkan sejelas – jelasnya tubuhnya yang ideal. Klien diminta membayangkan bagian tubuh mana yang ingin
dibentuk menjadi lebih ideal. Misalnya perutnya, lengannya, betisnya dan lain sebagainya. Atau bisa klien diminta
membayangkan bentuk tubuh idolanya. Namun akan lebih baik ketika klien diminta membawa foto dirinya waktu muda
dan memiliki tubuh lebih ideal. Semakin jelas gambaran tubuh ideal, maka semakin mudah pikiran bawah memprogram
tubuh, pikiran, sikap dan perilaku untuk menuju pada gambaran tubuh ideal yang diinginkannya.

Dari pada diet ketat yang menyiksa diri kita dan tubuh kita, hypnoslimming dapat membentuk tubuh kita dengan lebih
santai. Karena memang pada dasarnya pikiran bawah sadar sudah cukup cerdas mengatur tubuh kita sendiri. Selain itu,
dengan hypnosis kita dapat menjadi ideal luar – dalam. Atau memperbaiki citra diri dan konsep diri kita menjadi lebih
positif. Sehingga Inner Beauty yang akan membuat kita menjadi lebih menarik & percaya diri.
Lupa...Lupa Lupa Lupa... Lupa lagi namanyaaa...
oleh: Angga Prasetya, dr., C.Ht.

Apakah anda menyayangi diri anda?


Anda mau ngga masa depan anda lebih sukses dari saat ini?
Kira-kira menurut anda, anda punya pikiran ngga?
Mau tahu rahasia tentang kekuatan pikiran anda?
Karena anda adalah orang yang luar biasa, maka anda pasti ingin mengetahui potensi apa yang dimiliki pikiran anda
sesungguhnya…Baca dengan santai, klo anda sedang letih, ambil air segelas, terus, siramkan ke kepala anda, eh, ngga ding
becanda…ya diminum airnya, rileks dan lanjutkan membaca perlahan, dan nikmati setiap kata-kata yang lezat ini...
Pikiran manusia dibagi dua, Pikiran Sadar (PS) dan Pikiran Bawah Sadar (PBS). PS hanya mengontrol 12% kemampuan dan
memory kita, sedangkan PBS mengontrol 88% tubuh kita. Alias 9 kali lebih kuat lho…

Pernah dengar yang namanya EEG?


EEG (ElectroEncephaloGraphy) adalah alat untuk mengukur gelombang otak manusia.

Ketika aktivitas otak kita tinggi, frekuensi tinggi maksudnya, alias “mikir” secara sadar, maka gelombang otak kita memiliki
frekuensi minimal 14-40 getaran perdetik. Jadilah gelombang otak kita di beta. Nah inilah gelombang otak sadar manusia,
cirinya klo kita mengerutkan alis kita, makin nempel tuh alis, makin beta jadinya, efeknya makin capek dan puyeng kepala
kita. Kenapa? Ya iyalah, kan kerjanya makin berat, wong frekuensinya makin tinggi. Pada kondisi ini, kita berada dalam
keadaan sadar total dan sedang melakukan sebuah pekerjaan yang menuntut konsentrasi yang tinggi, memakai pemikiran
yang logis, serta percakapan aktif, misalnya: mengajar, memberi presentasi, berdebat, memberi pidato, maupun olah raga.

Pernah ngga, ketemu temen lama, inget mukanya, tapi lupa namanya? Trus, kita inget-inget namanya, makin diinget, makin
ga inget. Udah “di ujung lidah” padahal… tetep ga inget juga. Sampe capek ngingetnya, akhirnya anda nyerah deh… “Ah,
lupa ah…udahlah, tar juga inget!”
Sambil nyanyi " Lupa...Lupa Lupa Lupa... Lupa lagi namanyaaa... Ingat.... Ingat Ingat Ingat...cuma ingat mukanyeee...."

Nah besoknya, pas lagi nonton tivi eh, tiba-tiba…”Ah, iya iya iya…inget…namanya si Parmin…” (bukan nama sebenarnya).
Lho? Kok bisa tiba-tiba ingat?

Gelombang otak alpha, theta, delta adalah gelombang otak “selain sadar” (Erickson, Milton), jadi informasi yang ada disini,
88%. Ketika kita lagi santai, nonton tivi, gelombang otak kita, alias frekuensinya menurun jadi kondisi alpha. Kenapa bisa
tiba-tiba ingat? Ya karena pas santai, gelombang otak turun, maka terakses informasi yang 88% itu. Nah, makanya jadi
ingat. Kalau kita konsentrasi, malah ga inget, karena informasinya cuma terakses 12%.

Banyak teori tentang PS dn PBS ini. Teori yang paling mendukung -menurut saya- adalah, otak kanan meng-organize
pikiran, memory, ataupun semua informasi, untuk di-save di tempat yang sesuai. Tapi yang jelas bukan di kepala kita lho…
dimana aja dia mau, bisa di sel usus, bisa di sel paru-paru, sel otot paha, bisa di ligamen lutut, dimana aja dia mau…Nah
itulah sebabnya, kadang kita denger suatu lagu, eh tiba-tiba nafas jadi berat, teringat suatu kejadian yang, menyedihkan,
dan dada kita serasa diiris-iris…(nyanyi lagii.... pliiiiis deh…jangan lebay.... by T2).
Sedangkan otak kiri, fungsinya “cuma” gitu-gitu doang, cuma 12%, otak kanan meng-organize yang 88%. That’s why….

Frekuensi gelombang Alpha berkisar 9-14 getaran perdetik (Hz). Kalau kita berada dalam gelombang Alpha ini, maka kita
dalam keadaan sadar tetapi rileks. Kalau pada gelombang Beta, kita akan membangkitkan dan mengaktifkan daya kerja
otak, sebaliknya pada gelombang Alpha, kita tidak mengaktifkan otak, alias “gak pake otak”, kita membuat otak dalam
rileks dan tenang. Gelombang Alpha memiliki amplitudo tinggi dengan kecepatan yang lebih rendah daripada gelombang
Beta. Bila Anda sudah menyelesaikan tugas, lalu duduk santai sambil membaca, maka gelombang otak Anda dalam keadaan
Alpha. Atau pada jam rehat, Anda berjalan-jalan pelan sendirian di taman, maka gelombang otak Anda dalam keadaan
Alpha. Membaca, belajar, mendengarkan, melihat dan mengamati sesuatu juga dalam keadaan Alfa. Jadi apabila ada
seorang murid sulit berkonsentrasi dalam belajar, boleh jadi dia butuh program relaksasi karena otaknya terlalu aktif
(sering dalam keadaan Beta, padahal belajar membutuhkan gelombang Alpha).

Gelombang Theta memiliki amplitudo yang lebih besar lagi dan frekuensi yang lebih rendah, yaitu: 5-8 Hz. Bila Anda telah
menyelesaikan tugas, dan duduk lalu pikiran mulai melayang-layang, berkelana entah kemana, melamun sambil mata
tertutup sehingga terlepas dari keadaan di sekeliling Anda, maka Anda dari gelombang Alfa rendah mulai memasuki
gelombang Theta. Atau Anda mandi di bawah air pancuran, atau berendam dalam bathtub, atau sedang berayun-ayun
dalam ayunan/hammock di bawah sebuah pohon, di mana Anda merasa sangat relaks dan Anda melepaskan diri dari
keadaan di sekitar Anda, maka Anda mulai berada di gelombang Theta.
Pada gelombang Theta, selain relaks dan tenang, biasanya akan lebih produktif. Insiprasi dan ilham muncul dalam
gelombang Theta. Orang yang melakukan meditasi dan dalam keadaan khusyuk, maka gelombang otaknya dalam keadaan
Theta. Bila Anda sedang asyik melamun di ayunan dan dibuai angin yang semilir, tiba-tiba diserang kantuk, maka Anda
sudah mulai di gelombang Theta terendah dan sedang memasukit gelombang yang frekuensinya paling rendah yaitu
gelombang Delta.

Gelombang yang paling tinggi amplitudonya tetapi paling rendah frekuensinya adalah gelombang Delta, berkisar 1,5-4
Hz/detik. Gelombang otak tidak pernah mencapai titik nol, karena titik nol artinya otak anda gak ada aktifitas, alias, di
bawah pohon kamboja, alias mati. Tapi emang di Delta, gelombangnya lambat banget, krn anda di delta tidur beneran, ga
heran dikatakan “Tidur itu saudaranya mati”. Pada titik ini maka Anda sudah terlelap tidur, tidak sadar pada keadaan di
sekeliling Anda. Tiba-tiba bangun “Eh, udah pagi, ga kerasa tidurnya…”

Keadaan ketika Anda belum terlelap, dan sedang berbaring membaca sebuah buku, maka Anda berada di titik rendah Beta.
Setelah itu, Anda meletakkan buku, mematikan lampu, dan menutup mata Anda, maka Anda dari Beta pindah ke Alfa, lalu
ke Theta, dan akhirnya jatuh tertidur memasuki gelombang Delta. Gitu lho ceritanya.
Tips untuk anda: Ketika anda sholat, lemaskan rilekskan tubuh dan pikiran anda, maka anda menjadi semakin khusyu.
Jangan konsentrasi, melainkan de-konsentrasi, dan biarkan tubuh serta pikiran anda berkomunikasi dengan Tuhan apa
adanya.

Ini mah hanya sekedar guratan iseng-iseng berhadiah...semoga bisa menambah manfaat untuk anda, berbagi ilmu=berbagi
kebaikan. Dengarkan baik-baik setiap kata-katanya, Mohon diluruskan klo ada tulisan yang keseleo...

Perubahan
oleh: Angga Prasetya, dr., C.Ht.

Beberapa hari yang lalu saya kedatangan tamu di klinik, seorang pasien lebih tepatnya. Berdasarkan anamnesis dan analisis
gelaja yang ada, akhirnya beliau saya diagnosis gangguan afektif tipe campuran, karena kadang manik, kadang depresif
(kode etik kedokteran Indonesia nama dirahasiakan). Penurunan minat jelas ada, tetapi maniknya menyebabkan berat
badannya naik terus dan terus. Dua kutub yang berbeda dalam satu individu. Beliau memiliki latar belakang pendidikan
yang cukup baik, yaitu sedang studi S2 di salah satu perguruan tinggi negeri di Bandung. Beliau datang ke klinik dengan
keluhan sulit berkonsentrasi, menyebabkan hidupnya tidak teratur, studinya ngalor-ngidul, gak kelar2. Setelah ngobrol
cukup lama, akhirnya terungkaplah latar belakang keluhan tersebut, yaitu masalah di tempat tinggalnya, pendek cerita
beliau ini suka memendam masalah, klo ada masalah diem aja. Akhirnya depresi deh, tapi memendam masalah ini ternyata
–menurut beliau- lama-lama menjadi bukit, eh gunung meletus ding... Jadi pernah beberapa kali beliau marah-marah
(baca:mengamuk) nggak karuan di rumahnya. Akhirnya datanglah beliau ke klinik Avasina, jalan Padasuka no.33, di daerah
Cicaheum, Bandung untuk menemukan solusi atas masalah yang beliau alami.

Sesi pertama berlangsung cepat, 1,5 jam. Untungnya beliau sangat kooperatif. Banyak lho, pasien saya yang kurang
kooperatif pada awalnya, maklum saya masih culun dibanding guru-guru saya. Saya bawa beliau menuju masa depan
menikmati ketenangan hati, perasaan damai, teknik self-image sederhana. Tujuannya sederhana: dengan merasakan
langsung goal yang ingin dicapai maka orang tersebut tahu “WHY”-nya, sehingga pasti orang tersebut menjadi mau
melakukan “HOW”-nya, demikian yang saya pelajari dari guru saya dr.Andhyka.

Setelah beliau merasakan goal-nya tersebut, lalu sesuai dengan ilmu yang diajarkan guru saya dr.Gunawan, “pacing dan
utilisasi” saya utilisasi Neurological Level-nya dengan bersyukur atas proses yang sudah dilalui untuk mencapai kondisi
seperti “sekarang ini”. Mudah sekali, yaitu memanggil Allah dengan segenap hatinya, dengan penuh keikhlasan dan
ketulusan hati, Lalu beliau mulai terisak, nafasnya menjadi lebih cepat, rahangnya bergetar, Abreaction, ya... beliau
mengalami abreaction yang sangat kuat, tubuhnya mulai bergoncang. Terinspirasi dengan dr.Gunawan, saya bimbing beliau
untuk membaca Al-Fatihah, seayat demi seayat. Yang terjadi beliau semakin lama semakin tenang, masih menangis, tetapi
tubuhnya sudah tidak berguncang lagi. Saya Anchor dengan “tangan kiri di atas dada.

Pertemuan kami yang kedua, wajahnya berubah, saya pangling, jauh lebih segar, kulitnya wajahnya bersih, cerah. Dari
anamnesis kontrol dibanding pertemuan sebelumnya, banyak menunjukkan perubahan positif yang signifikan. Akhirnya
saya memutuskan untuk menutup terapi beliau. Dengan Timeline Therapy semuanya beres, selesai terapi selama 3 jam,
beliau heran, senyum lebar sekali (untung sudah sikat gigi, hehe...), dan bertanya kepada saya “Kok bisa gini ya dok? Saya
pinginnya ketawa terus...”, “wow...” dalam hati saya, tapi saya tetap cool... Jaga sikap... Spontan saya stacking Anchor yang
sebelumnya sudah saya pasang. “Letakkan tangan kiri anda di atas dada anda, hayati perasaan yang anda rasakan sekarang,
dan syukuri dengan penuh kegembiraan”. Setelah itu di luar, saya minta beliau untuk timbang berat badannya, Amazing...
berat badannya “hilang” dua kilogram. Beliau pun semakin bingung, namun senyumnya semakin lebar “Wah, dok, klo gini
mah lama-lama saya bisa langsing lagi” katanya. Saya jawab “yaa...itu mah bonus dari Allah karena anda sudah
memutuskan untuk berubah, dan menolong diri anda sendiri”’, “Saya berterimakasih pada anda karena telah memberikan
kepercayaan kepada saya untuk membantu diri anda menemukan apa yang ingin anda temukan”

Beliau datang bersama seorang temannya, yang sampai berjalan pulang, keluar dari pintu klinik, masih terbengong-
bengong, “kok bisa?”, mungkin itu yang temannya pikirkan.

Bapak ibu, Saat pikiran telah memutuskan untuk menerima sesuatu sebagai ”kebenaran” maka ia akan konsisten dengan
”kebenaran” itu. ”Kebenaran” ini belum tentu sejalan dengan ”kebenaran” yang kita setujui sebelumnya. ”Kebenaran”
menurut pikiran, sejalan dengan pemikiran pikiran itu sendiri, yang didukung dengan berbagai pengalaman yang pernah
kita alami.

”Kebenaran” ini dikenal dengan istilah belief. Jadi, setelah pikiran mengadopsi suatu belief maka selanjutnya belief ini yang
mengendalikan pikiran. Tanpa intervensi yang dilakukan secara sadar maka hidup kita sepenuhnya dikendalikan oleh
berbagai belief yang telah kita adopsi dan yakini kebenarannya.

Saat kita percaya/believe akan kebenaran sesuatu maka kita tidak akan lagi mempertanyakan keabsahan data atau
landasan pijak berpikir yang digunakan sebagai dasar penerimaan suatu belief. Belief kita selalu benar menurut kita. Yang
benar menurut kita belum tentu benar menurut orang lain. Kita akan mati-matian mempertahankan belief kita karena kita
yang memutuskan bahwa ”sesuatu” itu adalah hal yang benar. Anda luar biasa, atau anda biasa-biasa saja, dua-duanya
benar, pertanyaannya, anda yang mana?

Lagi-lagi, pikiran saya sangat ingin berbagi dengan anda semua, melalui jari-jemari yang menari lincah di atas keyboard
laptop saya. Ini guratan iseng saya yang kelima. Berbagi ilmu = berbagi berkah, insyaAllah menjadi tabungan di akhirat
kelak. Saya sangat mengharapkan opini anda terhadap tulisan ini, agar semakin banyak yang bisa kita pelajari bersama,
mudah sekali, cukup reply tulisan ini. Terima kasih kepada guru-guru saya, dr.Andhyka, Mrs.Issa, dr.Gunawan, Mbak
Endang Fouriana, dan anda semua...

Wass.
dr.Angga Prasetya
Clinical Hypnotherapist

Klinik Avasina
Jl.Padasuka 33, Bandung
022-7202259

Você também pode gostar